Vous êtes sur la page 1sur 8

1

ASPEK FINANSIAL

Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang


dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh disemua
pihak dalam perusahaan. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat dan
pengorbanan dari sudut pandang perusahaan tersebut sebagai analisis keuangan atau
analisis finansial (Muhammad dan Suad Husnan, 2000).
Metode-metode penilaian investasi pada umumnya ada 5 metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode-metode tersebut
adalah:
1. Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh suatu
investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan
dengan total atau average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam
persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan dengan tingkat keuntungan
yang disyaratkan. Apabila lebih besar daripada tingkat keuntungan yang
disyaratkan maka proyek dikatakan menguntungkan.apabila lebih kecil daripada
keuntungan yang disyaratkan maka proyek ditolak. Metode ini memiliki
kelemahan. Yang pertama adalah diabaikannya nilai waktu uang padahal ini
sangat penting. Kedua digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan bukan
kas.
2. Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepatinvestasi bisa kembali. Karena itu
satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dsb).
Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek
dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama maka proyek ditolak.
Problem utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode payback
maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding.
Secara normatik, memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk
menentukan payback maksimum ini. Dalam praktiknya yang dipergunakan
adalah payback umum. Kelemahan dari metode ini adalah diabaikannya nilai
uang dan aliran kas setelah periode payback.
2

3. Metode Net Present Value


Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun cash flow) dimasa yang
akan datang. Untuk menhitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih
dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Pada dasarnya tingkat bunga
tersebut adalah tingkat bunga pada saat keputusan investasi masih terpisah dari
keputusan pembelanjaan ataupun pada saat kita mulai mengaitkan keputuan
investasi dengan keputusan pembelanjaan. Apabila nilai sekarang penerimaan
kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi
maka proyek ini dikatakan menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil (NPV
negatif) proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.
4. Metode Internal Rate of Return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa-masa mendatang. Apabila
tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan, maka investasi
dikatakan menguntungkan. Kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
5. Metode Profitability Index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau
profitability indexnya lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan,
tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan. Sebagai mana metode
NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang
akan dipergunakan.
Proses produksi selalu digambarkan sebagai proses perubahan bentuk atau
transformasi (transformasi dari bahan baku menjadi produk jadi), bisa pula digambarkan
dalam bentuk aliran uang atau cashflow (Wignjosoebroto, 1993).
Dari analisis cashflow terlihat jelas bahwa sistem produksi harus mampu
mengkonversikan dana yang diinvestasikan baik dalam bentuk longterm assets ataupun
modal kerja menjadi produk jadi ataupun jasa pelayann yang mampu memuaskan
permintaan (demand) yang ada. Kelancaran proses produksi yaitu diukur berdasarkan
efektivitas, efisiensi maupun produktifitas kerja akan mampu memperlancar siklus
perputaran aliran uang yang ada.
3

Dalam dunia usaha, bagan break-even merupakan alat yang amat penting untuk
menyatakan hubungan antara biaya, besarnya hasil dan rugi laba. Jika dalam grafik kita
gambarkan garis penjualan dan garis biaya total yang merupakan jumlah dari biaya tetap
dan biaya variabel, maka titik perpotongan antara garis penjualan dan garis biaya total
tersebut dinamakan titik break-even. Dinamakan demikian karena pada titi tersebut
perusahaan tidak mengalami untung atau rugi. Selain untuk melihat rugi-laba ini, analisa
break-even juga bisa dimanfaatkan untuk (Joyowiyono, 1983):
1. Membuat rencana.
2. Menilai meningkatnya kapasitas penjualan.
3. Pengendalian biaya
4. Untuk menguji langkah-langkah yang telah diusulkan atau keputusan-keputusan
yang bersifat alternatif tentang masalah-masalah yang menyangkut manajemen.
Perhitungan biaya itu sangat penting karena berhasil atau gagalnya suatu
perusahaan tergantung kepada produksi dan mutu barang-barang bersama dengan
pemeliharaan sistem accounting dan management. Pemakaian bahan mentah yang baik,
proses pengolahan yang serba mutakhir dan pengiklanan yang efektif dan politik dagang
tidak mencapai sukses tanpa dibarengi efisiensi dalam bidang produksi dan penjualan.
Pengolahan, penjualan dan tata laksana yang dilakukan secara tepat guna berarti
memperkecil kerugian dan tidak mungkin tanpa suatu pengawasan (Anonim, 1981).
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh tingkat
kegiatan diatas jangkauan pengoperasian yang layak untuk kapasitas atau kemampuan
yang tersedian. Sedangkan biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dihubungkan
terhadap pengoperasian yang secara total berubah-ubah sesuai dengan banyknya
keluaran (output) atau ukuran-ukuran tingkat kegiatan lain (Deyarmo dkk, 1999).
Biaya variabel (variable cost) dapat juga diartikan sekelompok biaya yang
berubah-ubah mengikuti perubahan level aktivitas operasional. Pengeluaran variabel
dapat diperkirakan akan meningkat mengikuti pola bertingkat (Thuesen dan Fabrycky,
2002).
4

Perhitungan Finansial:

A. Rencana Biaya :

1. Biaya Variabel
Tabel 1. Biaya Variabel Produksi U Milk Selama 1 Bulan
Harga
Total Total Harga
No Kegiatan Jumlah Satuan Satuan
Jumlah (Rp)
(Rp)
Pengadaan Bahan        
susu sapi segar 40 l * 25 hari 1000 l 7.000.000 7.000.000
1 gula 1000 l * 0,05 kg 50 kg 9.000 450.000
essence 10 btl 10 btl 3.000 30.000
1000 l * 0,0025
2,5 kg
tapioka kg 10.000 25.000
Biaya Bahan
   
Pembantu    
2 cup 1000 l * 6,5 cup 6500 cup 100 650.000
  tutup cup 1000 l * 6,5 cup 6500 cup 75 487.500
  gas 1 tabung 1 tabung 110.000 110.000
3 Tenaga Kerja 2 0rg * 25 HOK     1.000.000
4 Pemasaran   1 bulan   500.000
Total 10.252.500

Perhitungan ini dengan asumsi produksi selama 1 bulan memperlukan bahan


baku susu sapi segar sebanyak 1000 liter. Setiap 1000 liter bahan baku susu sapi segar
menghasilkan 6500 cup U Milk. 1 cup (125 ml) U Milk akan di jual seharga Rp. 2.500,00.
Biaya produksi per cup = Rp. 10.252.500/ 6500 cup = Rp. 1.577,3/cup

2. Biaya Overhead
Tabel 2. Biaya Overhead Produksi U Milk Selama 1 Bulan
Harga Total Harga
No Kegiatan Jumlah Satuan Total Jumlah
Satuan (Rp) (Rp)
1 listrik 1 bulan 1 bulan 150.000 150.000
2 air 1 bulan 1 bulan 75.000 75.000
Total 225.000

Biaya variabel + Biaya overhead = Rp. 10.252.500,00 + Rp. 225.000,00


= Rp. 10.477.500,00

3. Biaya Tetap
5

Tabel 3. Biaya Tetap Produksi U Milk


Harga Total
No. Biaya Jumlah Harga (Rp)
(Rp)
Biaya Peralatan      
Kompor Gas 1 300.000 300.000
Tabung Gas 2 1.000.000 2.000.000
Panci 2 100.000 200.000
Pengaduk 2 10.000 20.000
Tapisan 4 2.500 10.000
1 Literan 1 40.000 40.000
Timbangan 4 125.000 500.000
Baskom 2 100.000 200.000
Alat Cup 4 500.000 2.000.000
Gunting 1 20.000 20.000
Alat Pendingin 1 200.000 200.000
Kulkas 1 2.000.000 2.000.000
2 Biaya Perizinan     1.500.000
Total 8.990.000

B. Kebutuhan Dana Investasi


1. Dana Investasi modal tetap: Rp. 8.990.000,-
2. Dana Investasi modal kerja Rp. 10.477.500,-
Jumlah Kebutuhan Dana Investasi Rp. 19.467.500,-

C. Sumber Dana Investasi


1. Modal Sendiri Rp. 9.467.500,-
2. Modal Investor Rp. 10.000.000,-

Penentuan MARR (Minimum Attractive Rate of Return)


Besarnya MARR minimal sama dengan bunga bank. Untuk itu dalam investasi ini
ditetapkan sebesar 15% per tahun.

D. Evaluasi Finansial
6

1. Break Even Point (BEP)


Diketahui:
 Biaya produksi (variable)/cup Rp. 1.577,3,-
 Biaya Overhead / tahun:
Rp. 225.000,- x 12 Rp. 2.700.000,-
 Biaya investasi awal Rp. 8.990.000,-
 Harga jual produk/cup Rp. 2.500,-
 Investasi direncanakan akan berumur 5 tahun

Misalkan X adalah jumlah produk (unit) yang harus diproduksi dalam waktu satu
tahun agar mencapai titik impas. Dengan menggunakan ongkos-ongkos tahunan (AC
=Annual Cost) dan penjualan tahunan (AR=Annual Revenue) maka kondisi impas akan
diperoleh apabila:
AC = AR
Dimana:
AC = 8.990.000 (A/P,15,5) + 2.700.000 + 1.577,3X
= 8.990.000 (0,2983) + 2.700.000 + 1.577,3X
= 5.381.717 + 1.577,3X
dan
AR = 2.500 X
Sehingga:
5.381.717 + 1.577,3X = 2.500 X
5.381.717 = 922,7 X
X = 5.832,57
X = 5.833 cup per tahun

Jadi kita harus memproduksi sebanyak 5.833 cup per tahun agar berada pada
kondisi impas. Dengan demikian maka kita harus memproduksi di atas 5.833 cup per
tahun agar kita berada pada kondisi untung.

2. Net Present Value (NPV)


7

 Biaya Investasi Awal Rp. 8.990.000,-


 Biaya variabel per tahun
Rp. 10.252.500,- x 12 = Rp. 123.030.000,-
 Biaya overhead per tahun = Rp. 2.700.000,- +
 Total biaya variabel dan overhead per tahun Rp. 125.730.000,-
Diasumsikan bahwa produk yang terjual adalah 90 % dari produk yang
diproduksi, yaitu: (0.90) (6500) = 5850 cup
 Penjualan per tahun
Rp. 2.500,- x 5850 x 12 = Rp. 175.500.000,-
 Pendapatan per tahun
Rp. 175.500.000 – Rp. 125.730.000 = Rp. 49.770.000,-
 Nilai sisa alat :
10% (8.990.000) = Rp. 899.000,-

NPV = -8.990.000 + 49.770.000 (P/A,15,5) + 899.000 (P/F,15,5)


= -8.990.000 + 49.770.000 (3,352) + 899.000 (0,4972)
= -8.990.000 + 166.829.040 + 446.982,8
= Rp. 158.286.022,8,- > 0 (layak dilaksanakan).

3. Payback Periode
Dengan MARR 15%:
Th 0 : 0 – 8.990.000 = -8.990.000
Th.1 : -8.990.000 (F/P,15,1) + 49.770.000 = 39.431.500
Th.2 : 39.431.500 (1,150) + 49.770.000 = 95.116.225
Th.3 : 95.116.225 (1,150) + 49.770.000 = 159.153.658,8
Th.4 : 159.153.658,8 (1,150) + 49.770.000 = 232.796.707,6
Th.5 : 232.796.707,6 (1,150) + 49.770.000 = 317.486.213,7
Jadi, payback periodnya terjadi pada tahun pertama

4. Proyeksi Cash Flow


8

Tabel 4. Proyeksi Cash Flow U Milk


Uraian 0 1 2 3 4 5
(bulan) (tahun) (tahun) (tahun) (tahun) (tahun)
1. Penerimaan
-Produksi - 175.500- 175.500- 175.500 175.500- 175.500-
-Modal awal 9.467,5 - - - - -
-Pinjaman 10.000 -
19.467,5 175.500 175.500 175.500 175.500 175.500
2. Pengeluaran
- Biaya tetap 8.990 - - - - -
- Biaya variabel 10.252, 123.030 123.030 123.030 123.030 123.030
- Biaya overhead 5 2.700 2.700 2.700 2.700 2.700
- Bunga 15% 225 1500 - - - -
- Pinjaman - 10.000 - - - -
19.467,5 137.230 125.730 125.730 125.730 125.730
3. Neraca 0 38.270 49.770 49.770 49.770 49.770

Vous aimerez peut-être aussi