Vous êtes sur la page 1sur 17

HEMOROID

Pendahuluan:
Hemoroid telah merupakan “penyakit yang menyebar” sepanjang sejarah
kemanusiaan, kemungkinan terjadi sejak evolusi homo erectus.Hippocrates, (400
SM), bahkan telah memiliki resep terapi hemoroid yang cukup rumit ..
Hampir semua penderita yang mengunjungi dokter spesialis bedah yang
mengalami problem di anus, mengeluh hemoroid, meskipun ternyata kemudian
penyakitnya adalah pruritus ani, abses anal, fissura ani, kondiloma
akuminata,fistula in ano,bahkan inkontinensia..Ternyata setelah diperiksa
dengan cermat,.hanya sedikit yang benar-benar menderita hemoroid. Karena itu
perlu dihayati bahwa “hemoroid perlu diobati setelah menimbulkan gejala-gejala”
Banyak mitos yang berhubungan dengan ertiologi & pafofisiologi
hemoroid.,a.l.terlalu lama mengemudi, duduk pada kursi yang dingin,makan
makanan pedas,dan bekerja terlalu berat.Aktivitas ini jarang sebagai penyebab
problem anal. Bila pada kaum awam sedemikian besar salah kaprah tetntang
etiologi hemoroid, pada kaum medik pun banyak salah kaprah tentang
patofisilogi hemoroid.
Hemoroid interna pada awalnya dianggap akibat hipertensi portal,dan
dianggap sebagai varikositas yang mendekompressi system portal via koneksi
portosistemik di distal regio anorektal..Memang benar bahwa pada hipertensi
portal terjadi varikosis v.v anorektal, tetapi penyakit hemorroids bukanlah akibat
varikosis venae tsb.
Namun demikian, banyak peneliti yang menghubungkan etiologi hemoroid
dengan faktor keturunan/herediter dan kehamilan sebagai faktor risiko.

Anatomi ano-rektal.

1
Hemorroid bukanlah suatu varikosis, tetapi merupakan penimbunan/
pengelompokan dari jaringan vaskuler (arterioles,venule,koneksi arterio-venosa,)
otot polos (mis.otot lig.Treitz) dan jaringan ikat yang melapisi epitelium
normal.Kelompok ini dikenal sebagai “fibrovascular cushion”/bantalan
fibrovaskuler.Jaringan fibrovaskuler tsb.telah ada sejak bayi in utero dan tetap
ada sepanjang hidup.

Menurut penelitian, perdarahan pada hemoroid adalah bersifat arterial


dan bukan venosa.Hal ini didukung oleh warna darah hemoroid yang merah
terang, dan pH.darah tsb.yag sesuai dengan pH. darah arterial di tempat
lain.Pendapat lain, darah dari vena-vena yang terdelatasi & pecah akibat
kongesti plexus hemoroidalis media dan atau plexus hemoroidalis inferior.

Patofisiologi
Hemoroid dianggap terjadi akibat kongesti dan pembesaran “fibrovasculer
cushion” (bantalan fibrovaskuler) sepanjang mukosa anus. Dalam keadaan
normal, bantalan fibrovaskuler ini berfungsi mempertahankan mekanisme
kontinens defekasi. pada saat tekanan intrarektal meningkat. Apabila seseorang
batuk,bersin,mengedan, kelompok fibrovaskuler ini mengalami kongesti dan
membesar, untuk turut menahan muncratnya feses bersama mekanisme
sfingter. Bantalan fibrovaskuler ini juga perlu dalam menerima sensasi massa
rektal yang melewatinya, apakah cair, solid, atau gas
.Telah disepakati bahwa keseringan mengedan /chronic straining akibat
konstipasi , diare, tenesmus , merupakan penyebab patologis hemoroid.Akibat
keseringan mengedan yang kronik, daya lekat bantalan fibrovaskuler tsb dengan
dinding anorektal dibawahnya  (-) sehingga terjadi prolaps.jaringan hemoroid
interna melalui kanalis ani.Sementara itu, kongesti hemoroid juga .menyebabkan

2
penipisan/perapuhan mukosa di atasnya sehingga vaskularisasi
meningkat.Secara anatomis,koneksi arteriovenosa, adalah normal tejadi di
bantalan hemoroid tsb.Dengan semakin menipisnya mukosa di atas bantalan
fibrovaskuler disertai kongesti, jaringan vaskuler pecah dan menimbulkan
perdarahan yang segar (hematoskesia).pada saat defekasi yang disertai feses
keras / mengedan.Sebagian peneliti menemukan regangan dan disrupsi pada
hemoroid yang prolaps tsb Sebagian penulis masih menganggap bahwa gejala-
gejala hemoroid terjadi karena kongesti & delatasi v.v. plexus hemoroidalis
superior & infeerior. Namun gambararn mikroskopis mendukung teori
“mengedan dan putusnya hubungan dengan dinding rektal bantalan
fibrovaskuler hemoroid yang menjadi penyebab gejala gejala & tanda-
tanda hemoroid tsb.”

Varices anorektal..

Komunikasi portosistemik terdiri dari berbagai lokasi intra abdominal,


seperti pada pertemuan esofagogastrik , tetapi juga melalui ligamentum
falsiformis pada umbilikus, retropertoneum via venae Retzion,dan pada daerah
anorektal. Komunikasi portosistemik terjadi pada anorektal bila venae hemorroid
mengalami dekompresi via plexus venosus hemoroid media dan inferior dari
sirkulasi vena sistemik. Varises ini tidak menyebabkan perdarahan hemoroid,
tetapi kadang-kadang menyebabkan perdarahan gastrointestinal bawah.
Beberapa peneliti menemukan bahwa perdarahan gastrointestinal bawah
akibat varises anorektal e.k. sirrosis hepatis hanya 1,5-2,5 % (sangat jarang )

3
Hemoroid pada kehamilan:

Banyak wanita yang menderita hemoroid untuk pertama kalinya pada


saat hamil, terutama pada semester ketiga.Perubahan hormonal,tekanan uterus
pada vaskuler vena, dan pengedanan kronik akibat konstipasi, potensial menjadi
penyebab hemoroid pada kehamilan..Etiologi sebenarnya belum dapat
dipastikan, tetapi dengan mengatasi konstipasi, menghilangkan gejala-gejala
hemoroid via perbaikan diet (tinggi serat), perobahan kebiasaan duduk berlama
lama di toilet, disertai kelahiran sang bayi, hemoroid menghilang pada sebagian
besar penderita.Hanya sebagian kecil yang gagal diteraqpi konservatif dan
memerlukan hemoridektomi.

Klasifikasi anatomis hemoroid.

Secara anatomis topografis, hemoroid diklasifikasi atas hemoroid eksterna


dan interna sbb:

I. Hemoroid eksterna.

Hemoroid eksterna adalah hemoroid yang ditutupi oleh epitel, di bawah


linea dentata.. Hemoroid eksterna dipersyarafi oleh syaraf kulit perineal yg
berasal dari nervus .pudendus, dan plexus sakralis. Pasokan darah berasal dari
vaskuler peri anal yang merupakan cabang-cabang pleksus hemoroidalis inferior
Tidak jarang hemoroid interna & eksterna ditemukan pada seorang penderita
hemoroid.

II.Hemoroid interna .

Hemoroid interna berjajar dengan epitelium kolumnar dari atas linea,


dentata dan terdapat pada 3 kelompok/bantalan utama yakni, lateral sinistra.
posterior dextra, dan anterior dextra. Hemoroid interna dipersyarafi pleksus
simfatis non somatik, yang tidak memiliki sensasi nyeri.Pada level linea dentata,
hemoroid interna dipantek ke otot d ibawahnya oleh ligamentum suspensorium
Hemoroid interna disubklasifikasi atas dasar riwayat, bukan dari penemuan
pemeriksaan fisik,yakni:

4
Grade –I: perdarahan pada saat mengedan/defekasi tanpa prolaps.

Grade 1 + perdarahan.

Grade -II: Prolaps saat mengedan/defekasi yang tereduksi spontan.

Grade -III. Prolaps pada saat mengedan/defekasi , dapat direduksi manual.

5
Grade-IV. Prolaps, tidak tereduksi.; inkorserasi ( sering + hemoroid eksterna)

Hemoroid eksterna & interna grade IV

Proses hemoroid interna grade I s/d grade IV

Komplikasi hemoroid

1. Trombosis hemoroid.

Dapat terjadi pada hemoroid interna dan hemoroid eksterna.dengan


konsekuensi rasa nyeri yang intens.

6
2. Hemoroid dengan Fissura Ani.

Hemoroid yang disertai oleh fissura ani tidak jarang ditemukan pada
berbagai gradasi hemoroid, karena robekan mukosa pada saat defekasi
konstipatif disertai feses yang cukup keras.

3. Hemoroid dengan fistula ani

Biasanya fistula terjadi setelah hemoroid mengalami


peradangan/proktitis,abses yang pecah ke submukosl dan menembus s/d kujlit
( ano kutan )

Inflamasi hemoroid  abses  erupsi  fistula (gambar berrikut ) 

7
Fistula enterokutan

GEJALA-GEJALA.

Defekasi berdarah.segar/merah terang,(hematoskesia) bersamaan atau setelah


keluarnya feses. Sering menetes ke toilet, atau berdarah pada saat di
dibersihkan dengan tissue. Kadang-kadang darah menempel ke celana
dalam bila telah terjadi prolaps massa anal
1. Nyeri / rasa tidak enak saat defekasi, sering bersamaan dengan hemato-
skesia.
2. Pengeluaran cairan mukus
3. Prolaps massa anal. Prolaps terjadi pada saat peristaltik defekasi atau
saat mengedan atau mengangkat beban berat.Prolaps disertai rasa ridak
enak dan ano-rektal terasa penuh pada saat reduksi. Bila terjadi
inkorserasi melanjut dengan strangulasi, penderita mengeluh sangat
nyeri, perdarahan, kadang kadang disertai tanda-tanda penyakit
sistemik.Keadan ini memerlukan hemorroidektomi segera (urgent).

Pemeriksaan Fisik:
Penderita harus dipersiapkan sehari sebelum pemeriksaan, dengan
minum katarsis malam sebelum pemeriksaan, dan defekasi pagi harinya ,
kemudian diperiksa setelah kompartemen anorektal relatif bersih..dari feses.
Penderita sebaiknya dalam posisi LLD, dengan pantat di pinggir tempat
tidur, dan kedua tungkai ditekuk sampai ke perut.(Posisi litotomi lebih jelas untuk
inspeksi tetapi kurang nyaman bagi penderita) Kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan cermat & seksama,yakni:

Inspeksi:
• Dapat terlihat kelainan kelainan lain selain hemoroid ( skin tag, kondiloma
akuminata, fistula, dermatitis, abses dll).Apabila telah terjadi hemoroid
prolaps dan atau inkorserata, dapat dipastikan diagnosa hemoroid grade

8
IV. Penderita disuruh mengedan seperti pada defekasi sehingga , dapat
terlihat hemoroid grade II (tereduksi spontan) atau grade -3, (yang harus
direduksi manual). Hemoroid grade-1 tidak tampak pada inspeksi.biasa,
tetapi pada saat disuruh mengedan, kemungkinan darah menetes karena
perdarahan.Dengan inspeksi setelah anus dilebarkan, fissura ani telah
dapat ditampilkan. Demikian pula hemoroid eksterna.

Colok dubur:
• Dengan cermat dan lembut/gentle, jari yang sudah dilumasi pelicin
dimasukkan ke lobang anus penderita sementara penderita diminta
mengedan .Dengan colok dubur saja, tidak dapat ditentukan keberadaan
hemoroid interna.Bila teraba massa pada colok dubur, harus dievaluasi
lebih lanjut..Evaluasi tonus kanalis anal saat istirahat, dan kontraksi otot
iskhiorekatalis dan sfingter dapat dirasakan pada pemeriksaan colok
dubur. Evaluasi mukosa rektum dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan
daerah daerah nyeri, dan adanya massa untuk evaluasi lanjutan.

Anoskopi:
• Secara berturutan dilakukan observasi bagian anterior kanan, posterior
kanan, kemudian lateral kiri lalu seluruh lapangan rektum sesuai arah
putaran jam. Bantalan hemoroid dapat terlihat sebagai mukosa dan
anoderm yang membengkak..Apabila terlihat bantalan hemoroid,
penderita diminta mengedan agar dapat ditentukan apakah terdapat
prolaps.

Evaluasi perdarahan rektal.


• Pada penderita yang masih berusia muda dengn hemoroid dan
hematoskesia, tanpa gejala-gejala lain yang mengarah ke tumor
kolorektal, pemeriksaan cukup dilakukan dengan anoskopi , kalau perlu
dengan sigmoidoskopi rigid.
• Pada penderita yang lebih tua, yang disertai riwayat keluaraga penderita
kanker kolorektal atau gangguan/perobahan kebiasaan defekasi, perlu
dilanjutkan dengan kolonoskopi lengkap untuk memastikan keberadaan
neoplasia.

LABORATORIUM:

Tidak ada tanda-tanda laboratorium spesifik pada hemoroid, kecuali tanda


tanda anemia pada perdarahan berat / kronik.

TERAPI .

Terapi hemoroid simtomatis, bervariasi dari menenangkan pasien agar percaya


diri, hingga operasi. Terapi diklasifikasi atas 3 kategori yakni:

9
1. Dietetik dan kebiasaan defekasi “ yang sehat”.
• Mengingat bahwa hemorroid terjadi karena kebanyakan mengedan
secara kronik, maka upaya utama adalah mencegah konstipasi &
diare .Hal ini dapat dicapai dengan memakan makanan yang
berserat dan bercairan tinggi, kalau perlu dengan suplemen a.l.
psyllium. Psyllium bekerja sama dengan air mengencerkan feses
dan menurunkan konstipasi. Apabila masih diperlukan, dapat
ditambahkan dengan pelunak feses. Bagi banyak orang, psyllium
juga berfungsi mencegah diare.
• Banyak orang yang biasa berlama-lama defekasi sambil duduk
membaca koran, merupakan kebiasaan yang buruk karena turut
menjadi penyebab hemoroid. Motto: “ Anda tidak defekasi di
perpustakaan karena itu jangan membaca di toilet”

2. Rawat Jalan:

a. Sclerotherapy.

Terapi ini masih banyak penganutnya, dengan indikasi utama


pada hemoroid interna grade I dan II. Ke dalam submukosa pangkal
hemoroid disuntikkan zat sklerotik, a.l. fenol dalam minyak, kinin,
aethoxy sclerol, yang menyebabkan fibrosis vaskuler pemasok darah
ke bantalan hemoroid. Fibrosis menyebabkan bendungan vaskuler
sehingga pasokan darah ke bantalan hemoroid   (-),dan terjadi
hipoksia s/d.nekrosis hemoroid bantalan mengempis /sembuh.

b..Ligasi dengan rubber band.

Cara ini dilakukan pada hemoroid grade I, dan grade II. Kadang
kadang dilakukan juga pada grade III. Menurut beberapa penulis,
keberhasilan cara ini ± 80% pada hermoroid grade I & II.
Penderita dipersiapkan semalam sebelum tindakan untuk
meminum obat katarsis atau pembersihan rekto-anal dengan katarsis
enema (mikrolaks, dulcolaks dll). Kemudian diidentifikasi dengan
anoskope.Hemoroid yang berpangkal di atas linea dentata menjadi
target karena daerah tsb. relatif bebas nyeri/discomfort karena tidak
mengandung syaraf syaraf somato-sensorik. Pangkal hemoroid
kemudian di cengkeram dengan klem Ellis atau ligator khusus,
kemudian ditanyakan apakah penderita merasa nyeri / tidak. Bila
masih nyeri , cengkeraman digeser ke proksimal sampai penderita
merasa nyaman, kemudian pangkal hemoroid tsb. diligasi dengan
rubber band. Saat ini telah ada alat yang berupa anoskop merangkap
“suction banding” yang lebih canggih. Setelah hemoroid diisap dengan
alat tsb., kemudian diputar untuk mengetes rasa nyer.Bila rasa nyeri
(-),“rubber band ditembakkan”. Ligasi dengan rubber band sebaiknya

10
dilakukan satu demi satu berselang 3 (tiga) minggu dan dimulai pada
yang paling nyaman/bebas nyeri..
Komplikasi komplikasi yang mungkin terjadi a.l. adalah
perdarahan,nyeri,trombosis dan sepsis. Perdarahan (jarang )
biasanya terjadi hari ke 7-10, dan membutuhkan intervensi bedah
untuk menghentikan perdarahan. Rasa nyeri (dull ache) biasanya
menetap selama 1-2 hari pasca ligasi, kemudian menghilang.. Bila
rasa nyeri terjadi segera setelah ligasi , mungkin ligasi terlalu dekat ke
linea dentata, band harus dilepas / disayat dengan pisau beaver.
Kemuidian ligasi digeser ke proksimal, atau ke hemoroid lain terlebih
dahulu. Bila rasa nyeri muncul setelah agak lanjut, biasanya cukup
diterapi dengan rendam antiseptik (sitz baths), analgetik , dan kalau
perlu dengan antispasmodik. Trombosis hemoroid interna dan
eksterna sangat jarang terjadi, dan memerlukan tindakan bedah.
Sepsis pasca ligasi dicegah dengan pemberian antibiotik profilaksis
serta menghindari tindakan ligasi pada penderita yang keadaan
umum / imunitasnya tidak adekuat.Bila terjadi sepsis, segera diterapi
intensif sesuai prosedur standard. Hal ini jarang terjadi.
Bagi para penderita yang mengalami kegagalan terapi ligasi
atau tidak toleran “banding”, sebaiknya menjalani hemoroidektomi
Cara ligasi di pangkal hemoroid dengan panduan ultrasound,
dikembangkan oleh Keysock (l998), belum populer di Indonesia,
meskipun cukup banyak peminatnya di U.S.A.
l

11
Gambar-gambar sclerotherapy dan rubber banding

c. Koagulasi degan sinar infra merah.


Dengan sinar infra merah pada pangkal hemoroid grade-I / II yang
kecil, terjadi koagulasi protein jaringan dan evaporasi air dari
sel.Kerusakan yang terjadi tergantung pada lama & jumlah penyinaran.
Dianjurkan pada setiap hemoroid diterapi sebanyak tiga kali, dengan lama
penyinaran selama 1,5 dtk .Teknik ini dilaporkan lebih nyaman / kurang
nyeri dibanding dengan rubber banding.

d. Elektrtokoagulasi Bicap.
Teknik koagulasi bipolar sering dilakukan di ruang operasi apabila
dibutuhkan penetrasi yang kurang dari kauter monopolar standard. Alat ini

12
juga telah digunakan pada rawat jalan.Cara bekerjanya secara teori
serupa dengan fotokoagulasi dan rubber banding.Sonde yang dialiri
muatan listrik ditancapkan pada pangkal hemoroid dan ditinggalkan
selama 10 menit. Teknik ini kurang nyaman bagi banyak pasien sehingga
tidak banyak peminatnya. Elektrodesikasi dengan muatan elektrosatik
menggunakan monopolar probe kurang populer di Indonesia karena
cukup mahal dan harus berulang-ulang., satu hemoroid satu kali datang.

e. Peregangan anal / Anal streching.


Dalam keadaan narkosa atau sedasi yang dalam, dilakukan
peregangan dengan menarik sisi sisi anus, s/d muat 4 jari. Setelah rawat
jalan, kepada penderita dianjurkan untuk memasukkan dilator ke dalam
anusnya selang seling beberapa hari di rumah. Metode ini berdasarkan
kenyataan bahwa tekanan intra rektal cukup tinggi, dan obstruksi kanalis
ani akan menyebabkan pengedanan kronik yang berakhir degan
terbentuknya hemoroid. Metode ini cukup populer dahulu di Inggeris
Raya, sekarang telah banyak yang meninggalkannya karena efek
samping berupa inkontinensia alvi tidak jarang terjadi.

f. Terapi kryo (Cryotherapy).


Pembekuan pangkal kanalis ani menyebabkan hipoksia vaskuler
dan nekrosis bantalan-bantalan hemoroid..Akan tetapi efek samping
berupa bau menusuk dari jaringan nekrotik bercampur cairan ≈ pus akibat
infeksi sekonder menyebabkan metode ini tidak lagi dipergunakan.

3. Terapi Bedah .

a.Hemoroidektomi tradisional/ konvensional.


Prinsip dasar tindakan bedah pada hemoroidektomi adalah
mengikat pangkal hemoroid dan mengangkat jaringan bantalan hemoroid.
Berbagai teknik dikembangkan dengan tujuan agar nyreri pasca operasi
minimal dan efek samping fase lanjut (striktur,inkontinensia) dapat
dihindarkan.Di Inggeris Raya teknik Milligan & Morgan (1937).cukup
populer Dengan teknik ini, hemoroid diligasi lalu di eksisi. Luka dibiarkan
terbuka dan dilakukan eversi di luar cincin anorektal. Hemoroid yang
berbentuk triangular/segitiga, dieksisi s/d dasarnya , yakni menampilkan
otot-otot sfingter. Pedikel kemudian dijahit. Luka dibiarkan terbuka dan
ditutup dengan pembalut tipis. Dapat dilakukan 1 s/d 3 hemoroidektomi
per sesi.
Teknik Ferguson (1952), lebih terkenal di U.S.A. Pada teknik ini,
dilakukan identifikasi hemoroid melalui anoskop. Hemoroid kemudian
dicengkeram dengan forsep, lalu dibawahnya mulai dari anodermal s/d
apex disuntikkan zat anestesi lokal. Kemudian jaringan hemoroid dieksisi
s/d bersih, di atas otot sfingter. Setelah itu pangkal / pedikel hemoroid
diligasi dan dijahit kemudian dieksisi. Luka dijahit dengan jahitan jelujur
mulai dari apex hingga anoderm. Baik pada teknik Ferguson, maupun

13
Milligan Morgan, bagian anoderm yang dieksisi sangat minimal agar tidak
menyebabkan nyeri hebat pasca operasi dan dalam jangka panjang tidak
metimbulkan stenosis ani.
Pada teknik Park, terlebih dahulu dilakukan insisi menyilang dari
apeks ke anodermal secara longitudinal. Kemudian mukosa disingkap
dari jaringan dibawahnya, pleksus hemoroidalis disisihkan dari dasarnya,
pedikel dijahit-ikat kemudian dieksisi. Mukosa kiri dan kanan kemudian
sebagian dijahit. Pda ketiga teknik tsb. selalu diusahakan supaya eksisi
anoderm seminimal mungkin agar nyeri post operatif minimal.

Gbr. Hemoroidektomi ā la Ferguson

Teknik Whitehead (1882), adalah dengan cara eksisi vena –vena


hemoroidalis dan mukosa mulai dari linea dentata kemudian ke proksimal,
secara sirkumferensial. Teknik ini telah ditinggalkan karena sering
menyebabkan ektropion dan sulit dilakukan.namun masih populer di
Inggeris Raya
Variasi variasi teknik hemoroidektomi yang pada dasarnya mirip
dengan Milligan Morgan a.l. adalah hemoroidektomi dengan Laser..
Fungsi Laser dalam hal ini adalah untuk eksisi bantalan fleksus hemoroid
sekaligus melakukan koagulasi pada perdarahan yang terjadi. Luka
dibiarkan terbuka setelah pedikel di bagian proksimal hemoroid
dijahit&ikat kemudian dieksisi dengan Laser tsb. Luka dapat dibiarkan
terbuka setelah bagian-bagian yang berdarah dikoagulasi dengan Laser.
Variasi lain adalah hemoroidektomi menggunakan pisau harmonik
(harmonic scalpel) yang menggunakan gelombang ultrasonik untuk efek
koagulasi dan evaporasi pada sel-sel jaringan yang dipotong. Eksisi
dengan Laser & pisau harmonik memuaskan 99% pemakai ,karena nyeri
relatif ringan, perawatan singkat dan cepat pulih untuk bekerja.

14
Pisau harmonik/ harmonic scalpel

b.Hemoroidektomi dengan stapling ( Stapled hemorrhoidectomy ).


Teknik stapling ini diperkenalkan oleh Pescatori dkk., kemudian
disempurnakan oleh Longo, sehingga dikenal sebagai teknik Longo.
Hemoroidektomi meliputi stapling transanal, sirkuler mukosa
anorektal yang “redundant” ( bantalan hemoroid ) di atas linea
dentata.Dengan stapling tsb. mukosa yang mengandung bantalan
fibrovaskuler ditarik sesuai kebutuhan lalu dieksisi dalam bentuk “stapled
doughnat”. Akibatnya vaskularisasi kearah hemoroid distal ditutup dan
pasokan darah (-) / sangat minimal. Dalam 10-14 hari, bantalan hemoroid
akan mengalami nekrosis dan jaringan fibrovaskuler menciut/kempis..
Keuntungan teknik ini apabila dilaksanakan dengan cermat sesuai
prosedur yang dianjurkan, adalah ;rasa nyeri yang relatif (-)/minimal,
dan masa rawat yang singkat (cukup satu hari). Komplikasi yang
mungkin terjadi adalah nyeri permanen (akibat teknik yang kurang
adekuat,inkontinensia alvi s/d fistula rekto vaginal/ rektouretral bila
jaringan yang dieksisi terlalu dalam.mengenai sfingter. . Oleh karena itu
indikasi penggunaan stapling adalah hemoroid interna grade III & IV.

15
Komplikasi hemoroidektomi dengan tindakan bedah.

1. Komplikasi awal::
a. Rasa nyeri pasca operasi, berlangsung s/d 2-3 minggu.Hal ini
terutama karena insisi dan ligasi pedikel hemooid.
b. Infeksi luka jarang; dapat timbul abses (1%),Infeksi nekrotikans
berat jarang ditemukan
c. Perdarahan pasca operasi.
d. Pembengkakan jembatan-jembatan kulit.
e. Inkontinesia berat jangka pendek

2. Komplikasi lanjut tdd . a l :


a. Stenosi ani
b. Terbentuknya skin tag
c. Kekambuhan
d. Fisura Ani.
e. Inkontinensia ringan
f. Impak feses,akibat penggunaan narkotika pasca operasi sebagai
anti nyeri.
g. Perdarahan akibat pernanahan / infeksi daerah pedikel. Biasanya
sehingga ikatan/ jahitan terlepas. Hal in dapat terjadi pada pada

16
hari ke 7-16 pasca operasi.Tidak ada tindakan sepesifik yang dapat
dilakukan untuk mencegah komplikasi ini. Biasanya penderita
harus menjalani “operasi ulangan “ untuk beberapa ligasi / jahitan
hemostasis dengan di ruang operasi..

17

Vous aimerez peut-être aussi