Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan:
Hemoroid telah merupakan “penyakit yang menyebar” sepanjang sejarah
kemanusiaan, kemungkinan terjadi sejak evolusi homo erectus.Hippocrates, (400
SM), bahkan telah memiliki resep terapi hemoroid yang cukup rumit ..
Hampir semua penderita yang mengunjungi dokter spesialis bedah yang
mengalami problem di anus, mengeluh hemoroid, meskipun ternyata kemudian
penyakitnya adalah pruritus ani, abses anal, fissura ani, kondiloma
akuminata,fistula in ano,bahkan inkontinensia..Ternyata setelah diperiksa
dengan cermat,.hanya sedikit yang benar-benar menderita hemoroid. Karena itu
perlu dihayati bahwa “hemoroid perlu diobati setelah menimbulkan gejala-gejala”
Banyak mitos yang berhubungan dengan ertiologi & pafofisiologi
hemoroid.,a.l.terlalu lama mengemudi, duduk pada kursi yang dingin,makan
makanan pedas,dan bekerja terlalu berat.Aktivitas ini jarang sebagai penyebab
problem anal. Bila pada kaum awam sedemikian besar salah kaprah tetntang
etiologi hemoroid, pada kaum medik pun banyak salah kaprah tentang
patofisilogi hemoroid.
Hemoroid interna pada awalnya dianggap akibat hipertensi portal,dan
dianggap sebagai varikositas yang mendekompressi system portal via koneksi
portosistemik di distal regio anorektal..Memang benar bahwa pada hipertensi
portal terjadi varikosis v.v anorektal, tetapi penyakit hemorroids bukanlah akibat
varikosis venae tsb.
Namun demikian, banyak peneliti yang menghubungkan etiologi hemoroid
dengan faktor keturunan/herediter dan kehamilan sebagai faktor risiko.
Anatomi ano-rektal.
1
Hemorroid bukanlah suatu varikosis, tetapi merupakan penimbunan/
pengelompokan dari jaringan vaskuler (arterioles,venule,koneksi arterio-venosa,)
otot polos (mis.otot lig.Treitz) dan jaringan ikat yang melapisi epitelium
normal.Kelompok ini dikenal sebagai “fibrovascular cushion”/bantalan
fibrovaskuler.Jaringan fibrovaskuler tsb.telah ada sejak bayi in utero dan tetap
ada sepanjang hidup.
Patofisiologi
Hemoroid dianggap terjadi akibat kongesti dan pembesaran “fibrovasculer
cushion” (bantalan fibrovaskuler) sepanjang mukosa anus. Dalam keadaan
normal, bantalan fibrovaskuler ini berfungsi mempertahankan mekanisme
kontinens defekasi. pada saat tekanan intrarektal meningkat. Apabila seseorang
batuk,bersin,mengedan, kelompok fibrovaskuler ini mengalami kongesti dan
membesar, untuk turut menahan muncratnya feses bersama mekanisme
sfingter. Bantalan fibrovaskuler ini juga perlu dalam menerima sensasi massa
rektal yang melewatinya, apakah cair, solid, atau gas
.Telah disepakati bahwa keseringan mengedan /chronic straining akibat
konstipasi , diare, tenesmus , merupakan penyebab patologis hemoroid.Akibat
keseringan mengedan yang kronik, daya lekat bantalan fibrovaskuler tsb dengan
dinding anorektal dibawahnya (-) sehingga terjadi prolaps.jaringan hemoroid
interna melalui kanalis ani.Sementara itu, kongesti hemoroid juga .menyebabkan
2
penipisan/perapuhan mukosa di atasnya sehingga vaskularisasi
meningkat.Secara anatomis,koneksi arteriovenosa, adalah normal tejadi di
bantalan hemoroid tsb.Dengan semakin menipisnya mukosa di atas bantalan
fibrovaskuler disertai kongesti, jaringan vaskuler pecah dan menimbulkan
perdarahan yang segar (hematoskesia).pada saat defekasi yang disertai feses
keras / mengedan.Sebagian peneliti menemukan regangan dan disrupsi pada
hemoroid yang prolaps tsb Sebagian penulis masih menganggap bahwa gejala-
gejala hemoroid terjadi karena kongesti & delatasi v.v. plexus hemoroidalis
superior & infeerior. Namun gambararn mikroskopis mendukung teori
“mengedan dan putusnya hubungan dengan dinding rektal bantalan
fibrovaskuler hemoroid yang menjadi penyebab gejala gejala & tanda-
tanda hemoroid tsb.”
Varices anorektal..
3
Hemoroid pada kehamilan:
I. Hemoroid eksterna.
II.Hemoroid interna .
4
Grade –I: perdarahan pada saat mengedan/defekasi tanpa prolaps.
Grade 1 + perdarahan.
5
Grade-IV. Prolaps, tidak tereduksi.; inkorserasi ( sering + hemoroid eksterna)
Komplikasi hemoroid
1. Trombosis hemoroid.
6
2. Hemoroid dengan Fissura Ani.
Hemoroid yang disertai oleh fissura ani tidak jarang ditemukan pada
berbagai gradasi hemoroid, karena robekan mukosa pada saat defekasi
konstipatif disertai feses yang cukup keras.
7
Fistula enterokutan
GEJALA-GEJALA.
Pemeriksaan Fisik:
Penderita harus dipersiapkan sehari sebelum pemeriksaan, dengan
minum katarsis malam sebelum pemeriksaan, dan defekasi pagi harinya ,
kemudian diperiksa setelah kompartemen anorektal relatif bersih..dari feses.
Penderita sebaiknya dalam posisi LLD, dengan pantat di pinggir tempat
tidur, dan kedua tungkai ditekuk sampai ke perut.(Posisi litotomi lebih jelas untuk
inspeksi tetapi kurang nyaman bagi penderita) Kemudian dilakukan pemeriksaan
dengan cermat & seksama,yakni:
Inspeksi:
• Dapat terlihat kelainan kelainan lain selain hemoroid ( skin tag, kondiloma
akuminata, fistula, dermatitis, abses dll).Apabila telah terjadi hemoroid
prolaps dan atau inkorserata, dapat dipastikan diagnosa hemoroid grade
8
IV. Penderita disuruh mengedan seperti pada defekasi sehingga , dapat
terlihat hemoroid grade II (tereduksi spontan) atau grade -3, (yang harus
direduksi manual). Hemoroid grade-1 tidak tampak pada inspeksi.biasa,
tetapi pada saat disuruh mengedan, kemungkinan darah menetes karena
perdarahan.Dengan inspeksi setelah anus dilebarkan, fissura ani telah
dapat ditampilkan. Demikian pula hemoroid eksterna.
Colok dubur:
• Dengan cermat dan lembut/gentle, jari yang sudah dilumasi pelicin
dimasukkan ke lobang anus penderita sementara penderita diminta
mengedan .Dengan colok dubur saja, tidak dapat ditentukan keberadaan
hemoroid interna.Bila teraba massa pada colok dubur, harus dievaluasi
lebih lanjut..Evaluasi tonus kanalis anal saat istirahat, dan kontraksi otot
iskhiorekatalis dan sfingter dapat dirasakan pada pemeriksaan colok
dubur. Evaluasi mukosa rektum dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan
daerah daerah nyeri, dan adanya massa untuk evaluasi lanjutan.
Anoskopi:
• Secara berturutan dilakukan observasi bagian anterior kanan, posterior
kanan, kemudian lateral kiri lalu seluruh lapangan rektum sesuai arah
putaran jam. Bantalan hemoroid dapat terlihat sebagai mukosa dan
anoderm yang membengkak..Apabila terlihat bantalan hemoroid,
penderita diminta mengedan agar dapat ditentukan apakah terdapat
prolaps.
LABORATORIUM:
TERAPI .
9
1. Dietetik dan kebiasaan defekasi “ yang sehat”.
• Mengingat bahwa hemorroid terjadi karena kebanyakan mengedan
secara kronik, maka upaya utama adalah mencegah konstipasi &
diare .Hal ini dapat dicapai dengan memakan makanan yang
berserat dan bercairan tinggi, kalau perlu dengan suplemen a.l.
psyllium. Psyllium bekerja sama dengan air mengencerkan feses
dan menurunkan konstipasi. Apabila masih diperlukan, dapat
ditambahkan dengan pelunak feses. Bagi banyak orang, psyllium
juga berfungsi mencegah diare.
• Banyak orang yang biasa berlama-lama defekasi sambil duduk
membaca koran, merupakan kebiasaan yang buruk karena turut
menjadi penyebab hemoroid. Motto: “ Anda tidak defekasi di
perpustakaan karena itu jangan membaca di toilet”
2. Rawat Jalan:
a. Sclerotherapy.
Cara ini dilakukan pada hemoroid grade I, dan grade II. Kadang
kadang dilakukan juga pada grade III. Menurut beberapa penulis,
keberhasilan cara ini ± 80% pada hermoroid grade I & II.
Penderita dipersiapkan semalam sebelum tindakan untuk
meminum obat katarsis atau pembersihan rekto-anal dengan katarsis
enema (mikrolaks, dulcolaks dll). Kemudian diidentifikasi dengan
anoskope.Hemoroid yang berpangkal di atas linea dentata menjadi
target karena daerah tsb. relatif bebas nyeri/discomfort karena tidak
mengandung syaraf syaraf somato-sensorik. Pangkal hemoroid
kemudian di cengkeram dengan klem Ellis atau ligator khusus,
kemudian ditanyakan apakah penderita merasa nyeri / tidak. Bila
masih nyeri , cengkeraman digeser ke proksimal sampai penderita
merasa nyaman, kemudian pangkal hemoroid tsb. diligasi dengan
rubber band. Saat ini telah ada alat yang berupa anoskop merangkap
“suction banding” yang lebih canggih. Setelah hemoroid diisap dengan
alat tsb., kemudian diputar untuk mengetes rasa nyer.Bila rasa nyeri
(-),“rubber band ditembakkan”. Ligasi dengan rubber band sebaiknya
10
dilakukan satu demi satu berselang 3 (tiga) minggu dan dimulai pada
yang paling nyaman/bebas nyeri..
Komplikasi komplikasi yang mungkin terjadi a.l. adalah
perdarahan,nyeri,trombosis dan sepsis. Perdarahan (jarang )
biasanya terjadi hari ke 7-10, dan membutuhkan intervensi bedah
untuk menghentikan perdarahan. Rasa nyeri (dull ache) biasanya
menetap selama 1-2 hari pasca ligasi, kemudian menghilang.. Bila
rasa nyeri terjadi segera setelah ligasi , mungkin ligasi terlalu dekat ke
linea dentata, band harus dilepas / disayat dengan pisau beaver.
Kemuidian ligasi digeser ke proksimal, atau ke hemoroid lain terlebih
dahulu. Bila rasa nyeri muncul setelah agak lanjut, biasanya cukup
diterapi dengan rendam antiseptik (sitz baths), analgetik , dan kalau
perlu dengan antispasmodik. Trombosis hemoroid interna dan
eksterna sangat jarang terjadi, dan memerlukan tindakan bedah.
Sepsis pasca ligasi dicegah dengan pemberian antibiotik profilaksis
serta menghindari tindakan ligasi pada penderita yang keadaan
umum / imunitasnya tidak adekuat.Bila terjadi sepsis, segera diterapi
intensif sesuai prosedur standard. Hal ini jarang terjadi.
Bagi para penderita yang mengalami kegagalan terapi ligasi
atau tidak toleran “banding”, sebaiknya menjalani hemoroidektomi
Cara ligasi di pangkal hemoroid dengan panduan ultrasound,
dikembangkan oleh Keysock (l998), belum populer di Indonesia,
meskipun cukup banyak peminatnya di U.S.A.
l
11
Gambar-gambar sclerotherapy dan rubber banding
d. Elektrtokoagulasi Bicap.
Teknik koagulasi bipolar sering dilakukan di ruang operasi apabila
dibutuhkan penetrasi yang kurang dari kauter monopolar standard. Alat ini
12
juga telah digunakan pada rawat jalan.Cara bekerjanya secara teori
serupa dengan fotokoagulasi dan rubber banding.Sonde yang dialiri
muatan listrik ditancapkan pada pangkal hemoroid dan ditinggalkan
selama 10 menit. Teknik ini kurang nyaman bagi banyak pasien sehingga
tidak banyak peminatnya. Elektrodesikasi dengan muatan elektrosatik
menggunakan monopolar probe kurang populer di Indonesia karena
cukup mahal dan harus berulang-ulang., satu hemoroid satu kali datang.
3. Terapi Bedah .
13
Milligan Morgan, bagian anoderm yang dieksisi sangat minimal agar tidak
menyebabkan nyeri hebat pasca operasi dan dalam jangka panjang tidak
metimbulkan stenosis ani.
Pada teknik Park, terlebih dahulu dilakukan insisi menyilang dari
apeks ke anodermal secara longitudinal. Kemudian mukosa disingkap
dari jaringan dibawahnya, pleksus hemoroidalis disisihkan dari dasarnya,
pedikel dijahit-ikat kemudian dieksisi. Mukosa kiri dan kanan kemudian
sebagian dijahit. Pda ketiga teknik tsb. selalu diusahakan supaya eksisi
anoderm seminimal mungkin agar nyeri post operatif minimal.
14
Pisau harmonik/ harmonic scalpel
15
Komplikasi hemoroidektomi dengan tindakan bedah.
1. Komplikasi awal::
a. Rasa nyeri pasca operasi, berlangsung s/d 2-3 minggu.Hal ini
terutama karena insisi dan ligasi pedikel hemooid.
b. Infeksi luka jarang; dapat timbul abses (1%),Infeksi nekrotikans
berat jarang ditemukan
c. Perdarahan pasca operasi.
d. Pembengkakan jembatan-jembatan kulit.
e. Inkontinesia berat jangka pendek
16
hari ke 7-16 pasca operasi.Tidak ada tindakan sepesifik yang dapat
dilakukan untuk mencegah komplikasi ini. Biasanya penderita
harus menjalani “operasi ulangan “ untuk beberapa ligasi / jahitan
hemostasis dengan di ruang operasi..
17