Vous êtes sur la page 1sur 8

Analisis Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan pada Instalasi Rawat

Inap di RSUD Kabupaten Muna Barat

1
Nur Indah Sagala, 2Asriati, 3Syamsiah Pawennei

1
Program Studi Kedokteran
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari

ABSTRACT

Background :Patient satisfaction is the first indicator of a hospital's standard and a measure of service quality.
Low patient satisfaction will have an impact on the number of hospital visits, while the employee's attitude
towards the patient will also have an impact on patient satisfaction. Health care itself is basically a form of
service to the interests of many people and cannot be interpreted as an element to seek personal or group
benefits. This study aims to determine patient satisfaction with the quality of health services in inpatient
installations in West Muna District Hospital. Research Methods :The type of this study used was observational
analytic with a cross sectional design with a sample of inpatients who were registered in the National Health
Insurance and general patients at the West Muna District General Hospital. The sampling technique uses
accidental sampling techniques with instruments using questionnaires.Research Result:Data is processed using
test independent samples T-Test.Statistically, the calculated P-value obtained was the difference in satisfaction
between JKN patients and the general health service at the inpatient installation at the West Muna District
Hospital with a value (P = 0,000).Conclusion:The conclusion of this study is that there is a difference in patient
satisfaction according to the type of payment for health services in inpatient installations in West Muna District
Hospital in terms of physical evidence, reliability, responsiveness, assurance and empathy.

Keywords: Patient satisfaction, health services.

PENDAHULUAN jaminan sosial nasional bagi seluruh rakyat


Kepuasan pasien merupakan Indonesia. Oleh sebab itu, dibentuklah
indikator pertama dari standar suatu rumah BPJS berdasarkan Undang-Undang
sakit dan suatu ukuran mutu pelayanan. Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Kepuasan pasien yang rendah akan Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
berdampak terhadap jumlah kunjungan Sosial yang mulai beroperasi ditahun
dirumah sakit, sedangkan sikap karyawan 2014.
terhadap pasien juga akan berdampak Pelayanan kesehatan sendiri pada
terhadap kepuasan pasien dimana dasarnya merupakan suatu bentuk
kebutuhan pasien dari waktu ke waktu pengabdian kepada kepentingan
akan meningkat, begitu pula tuntutannya masyarakat banyak dan tidak dapat
akan mutu pelayanan yang diberikan diartikan sebagai suatu unsur untuk
(Arifin M, 2013) mencari keuntungan pribadi atau
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan golongan. Oleh karena itu, mutu pelayanan
Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 kesehatan di rumah sakit harus berkualitas
Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan untuk mewujudkan suksesnya program
Sosial Nasional (SJSN) harus dibentuk JKN. Indikator keberhasilan program JKN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah tingkat kepuasan masyarakat
(BPJS) dengan Undang-Undang yang (Depkes RI, 2014).Kepuasan dinilai dari
merupakan transformasi keempat Badan pelayanan.Rumah sakit dan para dokter
Usaha Milik Negara (BUMN) untuk yang menjadi subyeknya.Oleh sebab itu,
mempercepat terselenggaranya sistem pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu
dilakukan secara berkala, teratur, akurat, menunjukkan bahwa dari 127 responden,
dan berkesinambungan (Tahir dan Balqis, responden yang menyatakan baik tentang
2014). Pengukuran kepuasan peserta JKN kepuasan di RSUD Kota kendari yaitu
(customer satisfaction measurement) perlu pasien JKN 40 orang (61%.5) dan pasien
dilakukan terus menerus secara konsisten umum 37 orang (59.7%) dan yang
dan valid paling tidak setiap enam bulan menyatakan tidak puas yaitu pasien JKN
(Depkes RI, 2014) 25 orang (38.5%) dan pasien umum 25
Rumah sakit adalah sebagai salah orang (40.3%). JKN 29 orang (44.6%)
satu fasilitas pelayanan kesehatan dan pasien umum 25 (40.3%).
mempunyai peranan penting dalam Berdasarkan penjelasan diatas
mencapai tujuan Jaminan Kesehatan maka peneliti tertarik untuk melakukan
Nasional (JKN) yang diharapkan dapat penelitian dengan judul “Analisis
memberikan pelayanan yang efisien, Kepuasan Pasien Terhadap Mutu
efektif, dan dituntut untuk memberikan Pelayanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat
informasi kesehatan yang tepat dan Inap di Rumah Sakit umum Daerah
menghasilkan data yang akurat dalam Kabupaten Muna Barat”.
pelayanan kesehatan (Yuniarti, 2015)
RSUD Kabupaten Muna Barat METODE
merupakan rumah sakit umum daerah Penelitian ini merupakan penelitian
berorientasi sosial dengan tetap analitik observasional dengan metode
memberikan pelayanan kesehatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di
paripurna yang berkualitas dan Instalasi Rawat Inap Kelas I, II dan III di
memuaskan kepada pasien.RSUD RSUD Kabupaten Muna Baratpada bulan
Kabupaten Muna Barat merupakan rumah November 2018.Teknik pengambilan
sakit yang diselenggarakan oleh sampel pada penelitian ini menggunakan
pemerintah kabupaten yang dibangun pada teknik accidental samplingdengan total
tahun 2016 dengan menggunakan sampel sebanyak 132 pasien.
anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Pengumpulan data primer
Pemda Mubar. (RSUD Kabupaten Muna diperoleh dengan menggunakan kuesioner
Barat, 2017) pada responden dengan menggunakan
Berdasarkan data dari RSUD skala Likert.Analisis data dengan
Kabupaten Muna Barat pada tahun 2018 menggunakan uji statistik Independent
terdapat 194 pasien rawat inap, terdiri dari Samples T-Test, keputusan uji Independent
89 pasien JKN (45,8%) dan 105 pasien Samples T-Test adalah dengan kriteria uji
umum (54,2%). (RSUD Kabupaten Muna tolak hipotesis nol (H0) jika nilai signifikan
Barat, 2018) p-value (≤ 0,05) dan p-value (>0,05) maka
Penelitian Rezki (2017) H0 diterima. Jika data tidak terdistribusi
menyimpulkan terdapat perbedaan normal maka menggunakan uji alternatif
kepuasan pasien JKN dengan pasien menggunakan uji Mann-Whitney U dengan
umum terhadap lima dimensi mutu kriteria uji tolak hipotesis nol (H0) jika
pelayanan kesehatan yaitu bukti fisik, nilai signifikan p-value (≤ 0,05) dan p-
kehandalan, daya tanggap, jaminan dan value (> 0,05) maka H0 diterima.
empati di RSUD Kota Kendari.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini HASIL
Penelitian ini dilakukan di RSUD pasien Umum sebanyak 66 orang yang
Kabupaten Muna Barat. Sampel dalam sudah mendapatkan pelayanan rawat inap
penelitian ini berjumlah 132 responden di RSUD Kabupaten Muna Barat pada
dimana pasien JKN sebanyak 66 orang dan tahun 2018.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Instalasi Rawat Inap di
RSUD Kabupaten Muna Barat
No. Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentasi (%)

1. Perempuan 67 50.8

2. Laki-laki 65 49.2

Total 132 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasaarkan tabel1. sebanyak 67 orang (50,8%) dan


menunjukan bahwa dari 132 orang yang berjenis kelamin laki-laki
responden, responden yang adalah sebanyak 65 orang (49,2%).
berjenis kelamin perempuan adalah
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia pada Instalasi Rawat Inap di RSUD
Kabupaten Muna Barat
No. Usia Jumlah (n) Persentasi (%)

1. 17-25 tahun 12 9,1

2. 26-35tahun 25 18,9

3. 36-45 tahun 34 25,8

4. 46-55 tahun 38 28,8

5 56-65 tahun 23 17,4

Total 132 100

Sumber: Data Primer 2018

Table 2. menunjukan bahwa dari 132 sebanyak 38 orang dan yang paling sedikit
responden, usia responden terbanyak adalah responden yang berusia 17-25
adalah berumur 46-55 tahun yaitu tahun sebanyak 12 orang (9,1%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan pada Instalasi Rawat Inap di RSUD
Kabupaten Muna Barat
No. Pekerjaan Jumlah (n) Persentasi (%)

1. PNS 43 32,6

2. Wiraswasta 43 32,6

3. Petani 30 22,7

4. Tidak bekerja 16 12,1


Total 132 100

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 3. menunjukan bahwa dari 132 yang paling sedikit adalah responden yang
responden, pekerjaan responden terbanyak tidak bekerja yaitu sebanyak 16 orang
adalah PNS dan wiraswasta masing- (12,1%).
masing sebanyak 43 orang (32,6%) dan

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Instalasi Rawat Inap di
RSUD Kabupaten Muna Barat
No. Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentasi (%)

1. SMP 20 15,2

2. SMA 54 40,8

3. S1 41 31,1

4. Tidak Sekolah 17 12,9

Total 132 100

Sumber: Data Primer 2018

Tabel 4. menunjukan bahwa dari 132 yaitu sebanyak 54 orang (40,8%) dan yang
orang responden, pendidikan terakhir paling sedikit adalah yang tidak sekolah
terbanyak adalah responden yang yaitu sebanyak 17 orang (12,9).
mempunyai pendidikan terakhir SMA
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat
Inap di RSUD Kabupaten Muna Barat
No Mutu Pelayanan Kesehatan n %

1. Baik 68 51,5
2. Kurang baik 64 48,5
Jumlah 132 100
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 5. menunjukan bahwa dari 132 yang baik dan terdapat 64 orang (48,5%)
responden, terdapat 68 orang (51,5%) yang kurang baik.
yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien Instalasi Rawat Inap
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat
No Kepuasan Pasien n %

1. Puas 60 45,5
2. Tidak puas 72 54,5
Jumlah 132 100
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 6.menunjukan bahwa dari 132 dari kepuasan pasien terhadap


responden, terdapat 60 orang (45,5%) mutu pelayanan kesehatan.
yang merasa puas dan terdapat 72 orang Penelitian lain yang juga
(54,5%) yang merasa puas. sejalan dengan penelitian yang
PEMBAHASAN dilakukan oleh Sri Lina (2014)
Penelitian ini merupakan dengan judul “Perbandingan
penelitian yang bertujuan untuk Kepuasan Pasien JKN dan Umum
mengetahui perbedaan kepuasan terhadap Pelayanan Perawat Rawat
pasien JKN dengan pasien umum Inap RSUD Syekh Yusuf”.
terhadap pelayanan kesehatan pada Penelitian tersebut menunjukan
Instalasi Rawat Inap di RSUD bahwa pada dimensi ketersediaan
Kabupaten Muna Barat. Penelitian informasi, kepuasan pasien JKN
ini menggunakan nilai uji yaitu 55,3% dan umum sebesar
Independent Samples T-Test yang 91,3%, pada dimensi perhatian
diperoleh nilai t hitung yaitu 9.841 perawat, kepuasan pasien JKN
dan ρ value yaitu 0,000 dengan sebesar 84% dan umum sebesar
nilai t tabel adalah 1,978 dengan 95,7%, pada dimensi keterampilan
menggunakan α 0,05 dimana jika t & kompetensi, kepuasan pasien
hitung > t tabel (9,841 > 1,978) JKN sebesar 73,4% dan umum
atau (ρ value 0,000 < α 0,05) sebesar 89,1%. Penelitian ini
berarti ada perbedaan jenis menyimpulkan bahwa terdapat
pembayaran JKN dan umum perbedaan kepuasan pasien JKN
terhadap pelayanan kesehatan. dan pasien umum terhadap
Hasil penelitian ini sejalan ketersediaan informasi, perhatian,
dengan penelitian yang dilakukan dan keterampilan & kompetensi
oleh Aisah (2016) berjudul perawat di instalasi rawat inap
“Analisis perbedaan kualitas RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa.
pelayanan pada pasien BPJS dan Pasien BPJS mempunyai
umum terhadap kepuasan pasien di kepuasan yang lebih rendah
rawat jalan RSUD Kota Surakarta” dibanding yang Umum. Hal ini
yang menunjukan bahwa ada dikarenakan adanya pelayanan
perbedaan yang signifikan antara yang kurang efektif dan
kualitas pelayanan kesehatan pada efisien.Kepuasan pasien
pasien BPJS dengan pasien umum. merupakan sesuatu yang sangat
Hal ini menjelaskan bahwa penting bagi penyedia jasa layanan
perbedaan kualitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit.Jika
kesehatan pada pasien BPJS rumah sakit ingin tetap bertahan
dengan pasien umum dapat dilihat dalam persaingan global, rumah
sakit milik pemerintah ataupun
rumah sakit milik swasta harus yang menyatakan kurang baik
semakin bersaing secara kompetitif terhadap kualitas pelayanan, pasien
guna meningkatkan kepuasan JKN lebih banyak dari pasien
pelanggan (Yuniati, 2015 dalam umum. Hal ini disebabkan oleh
Aisyah 2016). pasien umum akan lebih bebas
Selain itu, Penelitian ini menentukan jenis ruangan rawat
sejalan dengan penelitian yang inap selama di rumah sakit,
dilakukan oleh Edy Prabowo sedangkan pada pasien JKN jenis
(2014) dengan judul “Perbedaan ruang perawatan di rumah sakit
kepuasan antara pasien umum sudah ditentukan oleh pihak BPJS.
dengan pasien jaminan kesehatan Sebagai contoh pada pasien JKN
nasional penerima bantuan iuran yang mendapatkan ruang
(JKN–PBI) terhadap kualitas perawatan kelas III maka akan
pelayanan rawat jalan di bercampur dengan pasien yang lain
Puskesmas Nguter Sukoharjo” sehingga akan mempengaruhi
yang menemukan bahwa ada kenyamanan pasien. Petugas
perbedaan kepuasan antara pasien kesehatan juga biasanya akan lebih
pasien umum dan pasien tanggap pada pasien umum
JaminanKesehatan Nasional daripada pasien JKN. Keadaan
Penerima Bantuan Iuran (JKN- tersebut tentunya akan
PBI) terhadap pelayanan rawat mempengaruhi pandangan pasien
jalan di Puskesmas Nguter terhadap kebaikan pelayanan
Sukoharjo. Hasil signifikan 0,000 kesehatan yang diberikan oleh
(p= 0,000 < 0,05). pihak rumah sakit.
Untukmemperkuat hasil uji Mutu pelayanan merupakan
perbedaan kepuasan pelayanan suatuindikator pelayanan kesehatan
pegawai antara pasien JKN-PBI yang menjadisalah satu indikator
dengan pasien umum ditunjukkan penentu citra institusipelayanan
hasil mean untuk pasien JKN-PBI kesehatan di
sebesar 92,61 dan pasien umum masyarakat.KualitasRS dijadikan
dengan mean sebesar 70,41. Dari sebagai jasa kesehatan padakualitas
hasil mean tersebut ada perbedaan pelayanan medis dan
selisih sebesar 22,2. Setiap pasien keperawatanyang diberikan kepada
mempersepsikan kualitas pasien denganmenggunakan
pelayanan puskesmas antara strategi kegiatan jaminan mutu
individu satu dengan lainnya (Pertiwi, 2016).
berbeda, termasuk pasien JKN-PBI Dalam penelitian ini
dan pasien umum. didapatkan hasil bahwa responden
Dalam penelitian ini yang menyatakan puas terhadap
didapatkan hasil bahwa responden kualitas pelayanan, pasien umum
yang menyatakan baik terhadap lebih banyak daripada pasien JKN,
mutu pelayanan kesehatan, pasien sedangkan responden yang
umum lebih banyak daripada menyatakan kurang terhadap
pasien JKN, sedangkan responden kualitas pelayanan, pasien JKN
lebih banyak dari pasien umum.Hal Bagi peneliti selanjutnya
ini disebabkan oleh pelayanan yang disarankan sebelum penelitian
diberikan pada pasien umum lebih dimulai telah mengidentifikasi
baik daripada pasien JKN seperti berbagai sumber yang mungkin
pelayanan administrasi ataupun menyebabkan bias dan
pelayanan tindakan merencanakan upaya untuk
medis.Pemilihan obat pada pasien mencegah terjadinya
JKN didasarkan pada obat-obatan kesalahan.Bagi Rumah Sakit
yang sudah ada dalam daftar Umum Daerah Kabupaten Muna
tanggungan pihak BPJS, sedangkan Barat agar meningkatkan
pada pasien umum lebih bebas pelayanan kesehatan terhadap
dalam menentukaan jenis terapi kelima dimensi di Instalasi Rawat
untuk mendapatkan hasil yang Inap RSUD Kabupaten Muna
lebih baik.Selain itu, prosedur Barat.
pemeriksaan ataupun rujukan untuk
pasien JKN lebih rumit DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan pasien umum.
Setiap pengguna jasa tentu Arifin, M. Sumitri, Lestari, Yeni. 2013.
mengharapkanbahwa prosedur pelayanan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat
sederhana atau mudah.Semakin mudah Inap Terhadap Pelayanan
prosedur pelayanan maka Keperawatan. Pekalongan.
kualitaspelayanan akan semakin baik,
sehingga padaakhirnya kepuasan pasien Depkes RI, 2014. Jaminan Kesehatan
dalam menerima pelayananakan semakin Nasional.Jakarta : Depkes RI
tinggi. Kemudahan prosedur Firmansyah, RMNR., dkk. 2016.
pelayanansemakin penting bagi pasien Perbedaan Kepuasaan antara
karena mereka adalahorang-orang yang Pasien Peserta Jaminan Kesehatan
dalam kondisi sakit sehinggamembutuhkan Nasional dengan Umum
pelayanan dengan sesegera mungkindan Berdasarkan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Instalasi Rawat Inap
juga tidak berbelit-belit (Mukhadiono
RSD drSoebandi Jember. Artikel.
dalam Firmansyah dkk., 2016). Bagian Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Fakultas
SIMPULAN Kesehtan Masyarakat Universitas
Berdasarkan hasil Jember.
penelitian terdapat perbedaan
Safitri, Sri Lina, dkk. 2014. Perbandingan
antara kepuasan pasien JKN dan
Kepuasan Pasien JKN dan Umum
pasien umum terhadap mutu
terhadap Pelayanan Perawat
pelayanan kesehatan pada Instalasi
Rawat Inap RSUD Syekh Yusuf.
Rawat Inap di RSUD Kabupaten
Departemen Manajemen Rumah
Muna Barat tahun 2018 terhadap
Sakit FKM UNHAS
lima dimensi mutu pelayanan
kesehatan Pertiwi, Nur AA. 2016. Analisis
Perbedaan Kualitas Pelayanan
SARAN PadaPasien BPJS dan Pasien
Umum Terhadap KepuasanPasien
Di Rawat Jalan RSUD Kota
Surakarta. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya18 (2):
113-121
Setiawan, Edy Prabowo. 2014. Perbedaan
Kepuasan Antara Pasien Umum
Dengan Pasien Jaminan Kesehatan
Nasional Penerima Bantuan Iuran
(JKN–PBI) terhadap Kualitas
Pelayanan Rawat Jalan di
Puskesmas Nguter Sukoharjo.
Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Profil Rumah Sakit Umum Daerah


Kabupaten Muna Barat Tahun
2017
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Jakarta.
Yuniarti, Sri. 2015. Hubungan Antara
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
dan Tingkat Kepuasan Pasien BPJS
di Ruang Perawatan RSUD Sultan
Syarif Alkadrie Kota Pontianak.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Universitas Tanjungura, Pontianak,
Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi