Vous êtes sur la page 1sur 6

Aplikasi Kombinatorial dalam Sintesis Kimia

1)
Christian Hadiwinoto
1) Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132, email:
if17081@students.if.itb.ac.id

Abstract – Makalah ini membahas salah satu aplikasi menjadi diperlukan.


kombinatorial pada bidang ilmu kimia. Kimia
kombinatorial telah berkembang dan mempercepat 2. KOMBINATORIAL
proses sintesis bahan-bahan kimia. Dalam kimia
kombinatorial, zat-zat kimia tidak direaksikan satu
Proses enumerasi, atau pencacahan semua pengaturan
per satu sebagaimana dilakukan pada awalnya (cara yang mungkin dari sekumpulan objek berjumlah
tradisional), tetapi direaksikan secara bersamaan dan tertentu secara satu per satu merupakan cara untuk
menghasilkan molekul baru hasil sintesis dalam
mendapatkan jumlah pengaturan yang mungkin dibuat
jumlah besar yang meningkat secara eksponesial. dari sekumpulan objek tersebut[19]. Cara ini
Penggunaan kaidah menghitung memungkinkan merupakan cara paling sederhana. Akan tetapi, dalam
analisis terhadap kemungkinan jumlah yang dapat
kasus jumlah objek yang banyak, enumerasi dapat
dihasilkan melalui suatu proses sintesis. Kimia menjadi sangat lama dan mustahil untuk dapat
kombinatorial paling besar manfaatnya di bidang dilakukan dengan tepat.
farmasi. Ilmu komputer juga berpengaruh terhadap
kimia kombinatorial di bidang ini.
Proses enumerasi yang kurang mangkus, terutama
Kata Kunci: fase padat, kimia, kombinatorial, dalam menangani objek dalam jumlah besar, dapat
larutan, screening, sintesis diatasi dengan pendekatan secara kombinatorial.
“Kombinatorial adalah cabang matematika untuk
1. PENDAHULUAN memperoleh jumlah cara pengaturan objek-objek
tertentu dalam himpunannya”[19]. Dengan
menghitung secara kombinatorial, dapat diperoleh
Sintesis kimia amat bermanfaat dalam setiap aspek jumlah kemungkinan pengaturan dari sejumlah objek
kehidupan manusia. Bahan pangan dan obat-obatan dalam suatu himpunan tanpa harus mengenumerasi
masa kini banyak yang dibuat melalui proses kimia
kemungkinan tersebut secara satu per satu. Meskipun
dalam industri. Selain itu, industri material juga kombinatorial tidak meniadakan keharusan melakukan
banyak yang memanfaatkan proses kimia untuk enumerasi pada semua kasus, kombinatorial menjadi
menghasilkan bahan yang kuat, elastis, tahan lama,
sangat membantu dalam pemecahan masalah, seperti
atau rendah biaya sementara dapat diproduksi dalam menghitung jumlah kemungkinan sandi lewat
jumlah besar (mass-produced)[11]. (password) yang harus dicoba untuk menyusup ke
dalam sistem atau menghitung kombinasi yang
Seiring berkembangnya industri kimia dan ilmu kimia, memungkinkan dari nomor seri yang unik.
banyak bahan kimia baru yang ditemukan oleh para Kombinatorial juga berkaitan dengan ilmu peluang
ilmuwan dan insinyur. Penemuan senyawa baru ini dan statistika[1] untuk menghitung peluang
dapat berlangsung secara sengaja, yaitu melalui diskrit[19].
kegiatan ilmiah, yakni penelitian dan pengembangan
(litbang)[12]. Namun, ada pula penemuan yang terjadi
2.1 Kaidah-Kaidah Menghitung dalam
secara tidak sengaja, seperti yang terjadi pada
Kombinatorial
penemuan polimer karet.
Dalam menghitung semua kemungkinan pengaturan
Semua pembentukan senyawa kimia berlangsung
objek secara kombinatorial, ada dua kaidah dasar
melalui suatu atau serangkaian reaksi kimia. Reaksi penghitungan, yaitu[20]
kimia ini melibatkan satu atau lebih macam molekul
(molekul unsur atau molekul senyawa) menjadi zat
yang sifat fisisnya berbeda[13]. Proses ini dibuat 1. Kaidah perkalian (rule of product): Misalnya ada
dengan mereaksikan unsur atau senyawa pereaksi dua buah percobaan yang dilakukan secara
dalam kondisi tertentu hingga terbentuk hasil reaksi bersamaan, yaitu percobaan 1 dengan hasil
yang diinginkan. Yang menjadi permasalahan adalah sejumlah N1 dan percobaan 2 dengan hasil
jika ada beberapa bahan pereaksi yang akan sejumlah N2, jumlah seluruh kemungkinan adalah
direaksikan dalam beberapa reaksi kimia yang
berbeda. Secara konvensional, ini harus dilakukan N 1 × N 2 (1)
dengan mereaksikan satu per satu pereaksi-pereaksi
yang diperlukan. Hal ini dapat membutuhkan waktu 2. Kaidah penjumlahan (rule of sum): Sama seperti
yang sangat lama, sehingga cara yang lebih cepat
contoh sebelumnya, dimisalkan ada dua buah Karena hasil reaksi, yaitu air, bersifat netral
percobaan, percobaan 1 dan percobaan 2, dengan (keasamannya), reaksi ini disebut reaksi netralisasi.
hasil masing-masing sejumlah N1 dan N2, tetapi Karena asam dan basa mengion seluruhnya, dalam hal
hanya salah satu dari kedua percobaan yang ini, ion natrium (Na+) dan klorida (Cl-) berperan
dilakukan. Dalam hal ini, jumlah seluruh sebagai ion pengamat (spectator ions), sehingga dapat
kemungkinan adalah diabaikan.

N 1 + N 2 (2) Sementara menurut teori Brønsted-Lowry, asam dan


basa bereaksi masing-masing menjadi bentuk
konjugatnya. Persamaan umumnya[17]
Kaidah menghitung ini dapat diperluas untuk lebih
dari dua percobaan yang saling lepas, yaitu dengan
perkalian atau penjumlahan berulang sebanyak jumlah asam1 + basa 2 → asam 2 + basa1 (7)
percobaan yang dilakukan, yaitu
Sebagai contoh, reaksi amonia (NH3), basa lemah,
N 1 × N 2 × ... × N n (3) dalam air, merupakan reaksi asam-basa, yaitu[17]

untuk kaidah perkalian, dan NH 3 (aq ) + H 2 O(l ) → NH 4 + (aq ) + OH − (aq ) (8)

N 1 + N 2 + ... + N n (4) Pada reaksi ini, air bertindak sebagai asam, yang
kehilangan proton, sementara itu ion amonium (NH4+)
untuk kaidah penjumlahan. adalah asam konjugat dari amonia dan hidroksil
adalah basa konjugat dari air.
3. BERBAGAI REAKSI KIMIA
Dan menurut teori Lewis, reaksi asam-basa juga dapat
tidak memerlukan medium air untuk terjadinya reaksi.
Sintesis kimia berawal dari reaksi-reaksi kimia. Ada
Contoh reaksi ini adalah
berbagai reaksi kimia berdasarkan jenisnya, seperti
misalnya
NH 3 (aq ) + BF3 (aq ) → BF3 NH 3 (9)
3.1 Reaksi Asam-Basa
Pada persamaan 9, amonia (NH3) bersifat sebagai basa
Reaksi ini melibatkan senyawa dengan dua sifat yang sementara BF3 bersifat asam, hal ini terjadi karena
berlawanan, yakni asam dan basa. Ada tiga teori untuk adanya transfer pasangan elektron.
menjelaskan perbedaan antara asam dan basa, yaitu[8]
3.2 Reaksi Reduksi-Oksidasi
Tabel 1. Perbandingan Teori Asam-Basa
Reaksi ini melibatkan perpindahan elektron pada
Asam Basa
pereaksinya, dari reaksi ini, dari pertukaran elektron
Teori Senyawa dengan Senyawa dengan ini, dapat terbentuk (beberapa) zat baru. Reaksi
Arrhenius ion hidrogen (H+) ion hidroksil (OH-) reduksi adalah reaksi yang melibatkan penerimaan
Teori Donor (pemberi) Penerima proton elektron pada suatu atom atau senyawa, sementara
Brønsted- proton (atom ion (atom ion positif) reaksi oksidasi adalah reaksi yang melibatkan
Lowry positif) pelepasan elektron. Reaksi reduksi dan oksidasi selalu
Teori Penerima Donor pasangan berlangsung bersamaan[15].
Lewis pasangan elektron
elektron
Ada beberapa reaksi redoks, antara lain[16]
Menurut teori Arrhenius, reaksi asam-basa
berlangsung di dalam air (H2O). Persamaan secara
umumnya 1. Reaksi kombinasi: dua atau lebih zat membentuk
satu zat baru
2. Reaksi dekomposisi: suatu senyawa terurai
asam + basa → garam + H 2 O (5)
menjadi dua atau lebih zat baru
3. Reaksi pembakaran: reaksi suatu zat (unsur atau
Sebagai contoh, reaksi antara asam hidroklorida, HCl, senyawa) dengan oksigen menghasilkan air dan
dengan natrium hidroksida (NaOH), yang bersifat panas, biasanya menimbulkan api
basa, dituliskan sebagai[11] 4. Reaksi pendesakan: reaksi antara molekul unsur
(atomnya sejenis) dan ion, molekul unsur berubah
HCl (aq ) + NaOH (aq ) → NaCl (aq ) + H 2 O(l ) (6) bentuk menjadi ion, sementara ion menjadi
bentuk unsurnya. Reaksi pendesakan banyak
dimanfaatkan dalam sintesis kimia, misalnya Perbandingan antara proses sintesis kimia secara
pendesakan logam dalam pemurnian logam tradisional dan kombinatorial dapat diilustrasikan
dengan elektrolisis, atau pendesakan halogen sebagai berikut
sintesis gas halogen. Pereaksi dapat tereduksi atau
teroksidasi tergantung pada potensial reduksi
standarnya; senyawa dengan potensial yang lebih
tinggi akan tereduksi sementara yang lebih rendah
akan teroksidasi.

3.3 Reaksi Polimerisasi

Polimer adalah senyawa dengan massa molekul besar


dan terdiri atas bagian-bagian yang berulang. Bagian
yang berulang ini disebut monomer. Polimer dapat
dibentuk secara sintetik dari monomer-monomernya.
Ada dua jenis cara pembentukan polimer, yakni[18]

1. Adisi, yaitu pemutusan ikatan kimia (ikatan yang


dibentuk dari pemakaian-bersama elektron)
rangkap menjadi ikatan tunggal dari monomer-
monomer, kemudian membentuk ikatan baru Gambar 1: Perbandingan Metode Sintesis Kimia
antara monomer-monomernya, sehingga Secara Tradisional dan Kombinatorial
menjadikan rantai monomer yang lebih panjang. Pada sintesis secara tradisional, sesuai pada contoh di
2. Kondensasi, terjadi setelah ada pelepasan gugus atas, dimisalkan senyawa A direaksikan dengan
ion hidrogen dan ion hidroksil dari masing- senyawa B membentuk senyawa AB. Reaksi
masing monomer, sehingga membentuk rantai dilakukan satu demi satu. Sementara itu, pada sintesis
polimer dari monomer-monomer yang telah secara kombinatorial, dimungkinkan untuk membuat
kehilangan gugus hidrogen dan hidroksil tersebut. setiap kombinasi yang memungkinkan, mulai dari A1
Air (H2O) menjadi hasil sampingan dari reaksi hingga An, dengan B1 hingga Bn.
polimerisasi jenis ini.
Teknik sintesis kimia secara kombinatorial dapat
4. KIMIA KOMBINATORIAL dibuat dalam campuran (bersatu tetapi susunan
4.1 Pengertian dan Sejarah Singkat kimianya masih terpisah secara kimiawi) atau sintesis
fase padat.
Kimia kombinatorial merupakan suatu pendekatan
dalam ilmu kimia yang melibatkan sintesis berbagai 4.3 Analisis Kombinatorial
jenis molekul yang berjumlah banyak tetapi erat
terkait satu sama lain. Proses ini dibantu oleh simulasi Proses sintesis molekul-molekul secara kombinatorial
dengan komputer dan peralatan robotik[2][5]. dapat menghasilkan banyak ragam molekul. Kimia
kombinatorial berperan dalam penemuan beragam
Kimia kombinatorial mulai digunakan oleh industri molekul senyawa baru yang susunannya berbeda,
pada tahun 1990-an. Namun sebenarnya, tetapi serupa.
perkembangannya sudah dimulai pada tahun 1960-an,
pada penelitian tentang sintesis fase padat dari Melalui analisis kombinatorial, dapat diperoleh jumlah
peptida, komponen protein, oleh Robert Bruce molekul yang terbentuk melalui suatu proses kimia
Merrifield dari Rockfeller University. Kemudian, kombinatorial. Perhitungannya menggunakan aturan
teknik sintesis ini dikembangkan lebih lanjut oleh H. perkalian. Misalnya, terdapat tiga kelompok molekul,
Mario Geysen pada tahun 1980-an[2]. yaitu R1, R2, dan R3[1]. Jika diasumsikan tiga
kelompok molekul tersebut tidak bereaksi membentuk
4.2 Proses Tradisional dan Proses Kimia senyawa baru dengan sesama kelompoknya, yaitu
Kombinatorial molekul R1 tidak bereaksi dengan molekul R1 lainnya,
demikian juga R2 dan R3, jumlah molekul baru yang
Yang membedakan proses sintesis kimia secara dapat terbentuk adalah
tradisional dengan proses secara kombinatorial adalah
bahwa dalam proses dengan kimia kombinatorial, N R1 × N R2 × N R3 (10)
pereaksi (reaktan) direaksikan bersama-sama, dan
membentuk banyak hasil reaksi dari reaksi kimia yang
berbeda-beda[10]. dengan N adalah jumlah molekul yang direaksikan
dalam tiap-tiap kelompoknya.
4.4 Proses Sintesis Kombinatorial pada Fase Padat berbeda tetapi mirip.

Sintesis fase padat dianggap sebagai awal 4.5 Proses Sintesis Kombinatorial dengan Larutan
perkembangan kimia kombinatorial. Hal ini telah
berkontribusi dalam penemuan bahan-bahan baru di Selain sintesis fase padat, ada pula sintesis
bidang obat-obatan, katalisator (pemercepat reaksi), kombinatorial yang dilakukan pada larutan. Hal ini
atau penemuan bahan-bahan alam[3]. Sintesis ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pada sintesis
merupakan sintesis organik dengan menggunakan fase padat. Keterbatasan/kekurangan sintesis fase
bahan pendukung dalam wujud padat. padat untuk sintesis secara kombinatorial, antara lain
bahan kimia yang berwujud padat terbatas dan
Agar dapat berlangsung, sintesis fase padat terdapat kesulitan pada saat memantau sejauh mana
memerlukan beberapa komponen, yaitu reaksi berlangsung ketika substrat (bagian yang
menjadi perhatian dari reaktan) dan hasil reaksi terkait
1. Bahan polimer yang inert (tidak tergantung) pada bahan berfase padat. Kelebihan lain dari sintesis
terhadap kondisi sintesis dengan larutan adalah tidak diperlukannya bahan-
2. Pengait substrat (zat-zat yang direaksikan) bahan yang menjadi prasyarat untuk melakukan
3. Strategi perlindungan untuk dapat melakukan sintesis pada fase padat.
proteksi atau deproteksi secara selektif terhadap
gugus-gugus reaktif Proses sintesis secara tradisional melibatkan reaksi
secara bertahap. Hasil reaksi dikarakterisasi dan
Sintesis kimia secara kombinatorial pada fase padat dimurnikan terlebih dahulu, kemudian melalui proses
memanfaatkan suatu proses yang dinamakan sebagai screening (pemisahan)[9]. Setelah pemisahan, tahap
sintesis “campur dan pisahkan”[21]. Proses ini ini dapat dilakukan lagi secara berulang untuk
dilakukan dengan membagi bahan pendukung reaksi membangun senyawa analog (senyawa yang berbeda
berupa resin ke dalam beberapa porsi. Setelah itu, jenis tetapi serupa) lainnya.
tiap-tiap porsi dimasukkan ke dalam masing-masing
pereaksi untuk mengaktifkan pereaksi. Setelah reaksi
pengaktifan selesai, dilakukan pencucian untuk
membersihkan sisa-sisa pereaksi sisa berlebih.
Kemudian, porsi-porsi tersebut dicampurkan secara
merata. Setelah proses pencampuran, hasil reaksinya
kemudian boleh jadi dipisah-pisahkan lagi ke dalam
sejumlah porsi. Reaksi dalam sintesis ini
menghasilkan jumlah yang lengkap dari senyawa-
senyawa dimer (senyawa yang strukturnya merupakan
gabungan dari dua buah komponen penyusun) yang Gambar 2: Sintesis dalam Larutan Secara
mungkin terbentuk. Tradisional[9]
Sementara itu, pada sintesis secara kombinatorial,
Jika dimisalkan terdapat X buah komponen (senyawa) yang berlangsung secara paralel, substrat bereaksi
yang direaksikan melalui proses yang telah disebutkan dengan sejumlah reaktan lainnya membentuk hasil
sebelumnya, jumlah dimer yang terbentuk adalah reaksi sejumlah tertentu. Kumpulan ini kemudian
melalui proses screening, pemisahan molekul-
X × X (11) molekulnya, umumnya tanpa melalui proses
pemurnian. Karakterisasi juga dilakukan, tetapi secara
Jumlah tersebut sesuai dengan aturan perkalian, yang lebih minimum. Saringan yang digunakan untuk
telah disebutkan sebelumnya. Jika proses diulangi screening ini memiliki keluaran lebih besar daripada
sebanyak n kali dengan mereaksikan hasil reaksi yang digunakan pada sintesis secara tradisional.
sebelumnya dengan komponen satuannya (yang
berjumlah X), hasil reaksi yang terbentuk meningkat
secara eksponensial, yaitu

X n (12)

Rumus pada persamaan 12 tersebut sebenarnya


merupakan perluasan dari kaidah perkalian, yang juga
telah disebutkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa hanya dengan beberapa langkah reaksi, dapat
Gambar 3: Sintesis dalam Larutan Secara
terbentuk banyak ragam molekul yang susunannya
Paralel[9]
Seperti pada sintesis kombinatorial pada fase padat, belum pernah disintesis tanpa harus melakukan
sintesis larutan secara kombinatorial juga pengujian secara eksperimen langsung
mempercepat pembentukan senyawa-senyawa baru.
Terlihat dari gambar, bahwa pada saat yang Meskipun pengujian dapat dilakukan secara maya,
bersamaan, dapat dihasilkan tiga macam hasil reaksi. tetap dibutuhkan eksperimen secara nyata agar suatu
Setelah terbentuknya hasil reaksi, karena yang senyawa hasil uji dapat dimanfaatkan secara nyata.
bereaksi pada tahapan selanjutnya adalah kumpulan Pengujian secara maya menggunakan simulasi
substrat, hasil reaksi pada tahap berikutnya juga komputer tetap tidak dapat menggantikan proses
meningkat jumlahnya secara eksponensial. pengujian dengan eksperimen secara sepenuhnya [6].

4.6 Aplikasi dan Perkembangan Kimia Selain dalam bidang farmasi, produksi bahan obat-
Kombinatorial obatan, kimia kombinatorial juga berperan dalam
bidang material. Bahan-bahan baru, seperti misalnya
Manfaat terbesar dari kimia kombinatorial adalah bahan yang dapat menghasilkan cahaya tanpa panas
penemuan bahan-bahan baru, khususnya di bidang (luminescent) dengan substrat silikon[2].
farmasi[2]. Proses pembuatan bahan obat-obatan dapat
melibatkan proses pemisahan maya (virtual 5. KESIMPULAN
screening), yaitu menggunakan simulasi dengan
bantuan komputer, juga pemisahan secara nyata (real), Bidang ilmu kombinatorial dapat menyederhanakan,
yang dilakukan secara eksperimen[6].
terutama dalam hal waktu, pemecahan masalah dalam
berbagai bidang, salah satunya adalah sintesis kimia.
Metode komputasi pada virtual screening dalam Dengan kimia kombinatorial, proses sintesis kimia
pembuatan obat-obatan dapat dimanfaatkan sebagai dapat menjadi lebih cepat dan mangkus untuk dapat
alat bantu prediksi atau simulasi bagaimana suatu melakukan sintesis bahan-bahan baru dalam jumlah
senyawa tertentu bereaksi dengan protein sasaran besar. Analisis kombinatorial menjadi berguna dalam
tertentu. Simulasi dengan komputer ini berguna, menentukan jumlah hasil dari suatu sintesis. Selain itu,
khususnya dalam membuat hipotesis atau perbandingan antara menghitung semua kemungkinan
merencanakan penyempurnaaan terhadap bahan obat- hasil secara enumerasi dengan secara kombinatorial
obatan yang sudah ada. juga mirip dengan perbandingan antara sintesis
tradisional dengan sintesis kombinatorial.
Perkembangan ilmu komputer juga menjadi faktor
yang berpengaruh terhadap kimia kombinatorial,
sehingga proses sintesis dapat dilakukan dengan lebih
cepat, murah, dan mangkus.

DAFTAR REFERENSI

[1] B. Hochfelder, “Speeding Up Drug Discovery


with Imaging”, Advanced Imaging Magazine,
URL:
http://www.advancedimagingpro.com/print/Adva
nced-Imaging-Magazine/Speeding-Up-Drug-
Discovery-with-Imaging/1$4503, 2008, Waktu
akses: Sabtu 03-01-2008 pukul: 21.18 WIB.
[2] “Combinatorial Chemistry”, Wikipedia the free
encyclopedia, URL:
http://en.wikipedia.org/wiki/Combinatorial_chemi
stry, 2008, Waktu akses: Jumat, 26-12-2008 pukul:
21.23 WIB.
Gambar 4: Contoh pemodelan komputer untuk [3] “Combinatorial Synthesis in Solution”,
pengujian sintesis senyawa baru[1] Combinatorial Chemistry Review, URL:
http://www.combichemistry.com/solution_phase_
Penggunaan pemisahan secara maya memiliki
synthesis.html, 2008, Waktu akses: Jumat, 02-01-
beberapa keunggulan dibandingkan dengan
2009 pukul: 21.43 WIB.
eksperimen secara langsung, antara lain
[4] “Combinatorial Synthesis on Solid-Phase”,
Combinatorial Chemistry Review, URL:
1. biaya yang lebih rendah, karena tidak perlu http://www.combichemistry.com/solid_phase_syn
membeli senyawa uji thesis.html, 2008, Waktu akses: Jumat, 02-01-2009
2. dimungkinkan untuk meneliti senyawa yang pukul: 21.43 WIB.
[5] D. K. Brandvold, “Molecule”, Microsoft®
Encarta® 2006 [DVD], Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.
[6] “Introduction to Drug Discovery”, Combinatorial
Chemistry Review, URL:
http://www.combichemistry.com/drug-
discovery.html, 2008, Waktu akses: Sabtu, 03-01-
2008 pukul: 15.38 WIB.
[7] Microsoft, “Encarta Dictionary Tools”, Microsoft
Encarta 2006, Redmond, WA: Microsoft
Corporation, 2005.
[8] P. L. Gaus, “Acids and Bases”, Microsoft®
Encarta® 2006 [DVD], Redmond, WA:
Microsoft Corporation, 2005.
[9] “Parallel Solution Phase Synthesis”,
Combinatorial Chemistry Review, URL:
http://www.combichemistry.com/parallel_synthes
is.html, 2008, Waktu akses: Sabtu, 03-01-2008
pukul: 15.02 WIB.
[10] “Principle of Combinatorial Chemistry”,
Combinatorial Chemistry Review, URL:
http://www.combichemistry.com/principle.html,
2008, Waktu akses: Jumat, 26-12-2008 pukul:
21.34WIB.
[11]R. Chang, Chemistry - Ninth Edition, New York:
McGraw-Hill, 2007, pp. 4 – 7.
[12]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, pp. 8 – 9.
[13]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, p. 92.
[14]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, p. 130.
[15]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, pp. 131 – 132.
[16]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, pp. 137 – 138.
[17]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, p. 646.
[18]___________, Chemistry - Ninth Edition, New
York: McGraw-Hill, 2007, p. 1040 - 1045.
[19]R. Munir, Diktat Kuliah IF2091 Struktur Diskrit,
Bandung: Departemen Teknik Informatika Institut
Teknologi Bandung, 2008, hlm. VI-1.
[20]___________, Diktat Kuliah IF2091 Struktur
Diskrit, Bandung: Departemen Teknik
Informatika Institut Teknologi Bandung, 2008,
hlm. VI-2.
[21]“Synthesis of Combinatorial Library”,
Combinatorial Chemistry Review, URL:
http://www.combichemistry.com/synthesis_combi
natorial_library.html, 2008, Waktu akses: Sabtu,
03-01-2008 pukul: 12.03 WIB.

Vous aimerez peut-être aussi