Vous êtes sur la page 1sur 9

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA


SMA NEGERI 1 TANETE RILAU

A. Mushawwir Taiyeb dan Nurul Mukhlisa


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
Jl. Dg. Tata Raya, Makassar
e-mail: mtaiyeb333@gmail.com

Abstract: The Correlation between Learning Style and Learning Motivation with Students’
Biology Learning Outcome of Grade XI Science at SMA Negeri 1 Tanete Rilau. This research
aims to know the correlation between learning style and learning motivation with students’
biology learning outcome of grade XI Science at SMA Negeri 1 Tanete Rilau. This research is
included correlation research. Population and sample of this research were all of students of grade
XI Science at SMA Negeri 1 Tanete Rilau about 108 students. Data was analyzed descriptively
and inferentially. Research result showed each student had learning style, namely visual, auditory,
kinesthetic, visual-auditory, visual-kinesthetic, and auditory-kinesthetic. Students’ learning
motivation was good with average score 141,36. Students’ biology learning outcome was high
with average value 78,89. Result of inferential statistic analysis by SEM showed almost fit model
and significant, so the hypothesis was accepted. Based on this research result, it can be concluded
there is correlation between learning style and learning motivation with students’ biology learning
outcome of grade XI Science at SMA Negeri 1 Tanete Rilau.

Abstrak: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
gaya belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Tanete Rilau. Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Subjek penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau dengan jumlah 108 siswa. Data dianalisis secara
deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki
kecenderungan gaya belajar masing-masing, ada visual, auditorial, kinestetik, visual-kinestetik,
visual-auditorial, dan auditorial-kinestetik. Motivasi belajar siswa masuk dalam kategori baik
dengan skor rata-rata 141,36. Hasil belajar siswa masuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-
rata 78,89. Hasil analisis statistik inferensial dengan analisis SEM menunjukkan model hampir fit
dan signifikan, maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan gaya belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar biologi siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau.

Kata kunci: gaya belajar, motivasi belajar, hasil belajar

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan salah satu upaya yang dibutuhkan untuk
terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.
dan proses pembelajaran agar siswa mampu Pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki
mengembangkan potensi dirinya, sehingga agar mampu melahirkan generasi yang memiliki
output yang dihasilkan bukan hanya cerdas keunggulan dalam berbagai bidang supaya
secara ilmu pengetahuan tetapi lebih dari itu bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa
mereka mempunyai potensi diri yang dapat lain agar tidak semakin tertinggal karena arus
dikembangkan sebagai bekal untuk mendapatkan global yang berjalan cepat. Masa depan suatu
kehidupan yang layak. bangsa sangat tergantung pada mutu sumber
Pendidikan sangat penting bagi suatu daya manusianya dan kemampuan peserta
bangsa, tanpa adanya pendidikan maka bangsa didiknya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
tersebut akan tertinggal dari bangsa lain. Seperti teknologi. Hal tersebut dapat kita wujudkan
halnya bangsa Indonesia, pendidikan merupakan melalui pendidikan dalam keluarga, pendidikan

8
Taiyeb & Mukhlisa, Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar 9

dalam masyarakat maupun pendidikan dalam siswa belajar secara maksimal yang pada
sekolah. akhirnya akan berdampak pada hasil belajar
Masalah yang sering dihadapi dalam siswa.
proses pembelajaran adalah adanya hasil belajar Menurut Kementerian Pendidikan dan
yang kurang maksimal yang diperoleh oleh Kebudayaan distribusi jumlah siswa SMA yang
siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tidak lulus berdasarkan nilai akhir tahun
belajar terbagi atas faktor internal dan faktor pelajaran 2012/2013 di Indonesia ada 0,52 %
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dengan jumlah siswa 8.250 orang dan di
bersumber dari dalam individu. Faktor internal Sulawesi Selatan ada 0,88 % dengan jumlah
meliputi intelegensi, bakat, minat, motivasi, siswa 641 orang. Persentase nilai akhir rata-rata,
kesehatan jasmani, dan gaya belajar. Faktor yaitu 7,17. Pada tahun pelajaran 2011/2012
eksternal merupakan faktor yang bersumber dari persentase tingkat kelulusan di Sulawesi Selatan
luar individu. Faktor eksternal meliputi 99,91%, sedangkan pada tahun pelajaran
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2012/2013 99,12%. Jadi, ada penurunan tingkat
Ada beberapa faktor yang perlu kelulusan sebanyak 0,79%. Jika dilihat dari nilai
diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar rata-ratanya, walaupun telah mencapai standar
siswa, yaitu gaya belajar dan motivasi belajar. kelulusan, tapi tidak mencapai Krietria
Kadang siswa tidak memahami gaya belajarnya Ketuntasan Minimal (KKM) yang biasanya
sendiri dan guru juga tidak memahami gaya diterapkan di sekolah.
belajar siswanya, sehingga tidak tercipta Berdasarkan hasil observasi awal di
pembelajaran yang optimal. Begitu pula dengan SMA Negeri 1 Tanete Rilau, nilai rata-rata siswa
motivasi belajar, kadang siswa dan guru kurang kelas XI pada ulangan-ulangan harian
memperhatikan hal-hal yang bisa memotivasi sebelumnya belum maksimal dimana nilai rata-
siswa dalam belajar. Ketidaktahuan mengenai ratanya masih di bawah standar Kriteria
gaya belajar yang memicu pada ketidaktepatan Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria
cara belajar dan kurangnya motivasi belajar Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan
siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa. pada SMA Negeri 1 Tanete Rilau, yaitu 75. Pada
Bila keadaan ini terus menerus dibiarkan, maka tahun 2013, nilai rata-rata biologi kelas XI IPA
bukan hanya berdampak pada kurang SMA Negeri 1 Tanete Rilau, yaitu pada kelas XI
maksimalnya hasil belajar individu, tapi juga IPA 1 sejumlah 68,75, pada kelas XI IPA 2
akan berdampak pada hasil belajar kelas. sejumlah 52, dan pada kelas XI IPA 3 sejumlah
Gaya belajar seseorang adalah 55. Data nilai diolah dari nilai-nilai yang
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan diperoleh dari SMA Negeri 1 Tanete Rilau.
kemudian mengatur serta mengolah informasi. Berdasarkan penjelasan guru mata
Jika akrab dengan gaya belajar diri sendiri, maka pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Tanete Rilau,
dapat mengambil langkah-langkah penting untuk peneliti melihat bahwa masalah kurang
membantu diri belajar lebih cepat dan juga maksimalnya hasil belajar dikarenakan adanya
dengan memahami cara belajar orang lain maka beberapa faktor, yaitu ketidaktahuan oleh guru
dapat memperkuat hubungan dengan mereka dan siswa mengenai gaya belajar siswa dan
(DePorter, 2008). kurangnya motivasi belajar siswa. Jadi perlu
Menurut Dodge (dalam Hildayani, adanya perhatian dan usaha untuk mengatasi
2007) sekurang-kurangnya ada tiga gaya belajar masalah tersebut.
yang berbeda pada anak-anak didik yaitu: gaya Berdasarkan latar belakang di atas,
auditori, gaya visual, dan gaya kinestetik. penulis menyimpulkan bahwa diperlukan suatu
Motivasi belajar dan gaya belajar penelitian untuk mengetahui hubungan gaya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar siswa dengan hasil
hasil belajar. Motivasi belajar diperlukan untuk belajar biologi siswa. Hasil penelitian ini
menumbuhkan minat terhadap pelajaran, diharapkan akan menjadi bahan informasi bagi
sehingga siswa terdorong untuk belajar. Gaya guru dan siswa dalam usaha memahami gaya
belajar diperlukan untuk dipahami agar siswa belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar
dapat menentukan cara belajar yang baik dan siswa. Jadi, penulis berminat untuk mengangkat
guru dapat menentukan strategi pembelajaran permasalahan ini dengan bermaksud meneliti
yang sesuai dengan gaya belajar siswa, sehingga gaya belajar dan motivasi belajar dengan hasil
tercipta proses pembelajaran yang optimal dan belajar siswa dan menuangkannya dalam bentuk
10 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.8-16

skripsi sebagai sumbangsih pemikiran tertulis Tabel 2. Deskripsi Motivasi Belajar Biologi
dengan judul “Hubungan gaya belajar dan Siswa
motivasi belajar siswa dengan hasil belajar Statistik Deskriptif Motivasi Belajar
biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Jumlah Sampel 108
Tanete Rilau” dengan tujuan untuk mengetahui Nilai Maksimum 165
hubungan gaya belajar dan motivasi belajar Nilai Minimum 122
dengan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA Rata-rata 141,36
SMA Negeri 1 Tanete Rilau
Keseluruhan nilai motivasi belajar
B. METODE biologi siswa dikelompokkan dalam lima
Penelitian ini merupakan penelitian kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.
korelasional (Setyosari, 2012). Pada penelitian
ini, yakni variabel bebas adalah gaya belajar Tabel 3. Frekuensi dan Persentase Motivasi
(visual, auditori, dan kinestetik) siswa dan Belajar Biologi Siswa
No Rentangan Frekuensi Persentase Kategori
motivasi belajar (attention, relevance,
Skor
confidence, dan satisfaction) siswa kelas XI IPA
1. 36-64 0 0% Sangat
SMA Negeri 1 Tanete Rilau dan variabel terikat Kurang
adalah hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2. 65-93 0 0% Kurang
SMA Negeri 1 Tanete Rilau. 3. 94-122 1 1% Cukup
Penelitian ini dilaksanakan di SMA 4. 123-151 97 90% Baik
Negeri 1 Tanete Rilau pada semester genap 5. 152-180 10 9% Sangat
tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini Baik
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri Jumlah 108 100%
1 Tanete Rilau dengan jumlah 108 siswa.
Instrumen penelitian berupa angket yang Hasil analisis deskriptif hasil belajar
terdiri atas angket gaya belajar dan angket siswa disajikan pada Tabel 4.
motivasi belajar dan tes hasil belajar dengan
bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 25 soal Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Siswa
yang diberikan setelah proses pembelajaran Statistik Deskriptif Hasil Belajar
dengan menggunakan model Experential Jumlah Sampel 108
Learning pada materi sistem indera selesai. Data Nilai Maksimum 92
penelitian dianalisis dengan analisis SEM Nilai Minimum 56
meggunakan program AMOS 20.0. Rata-rata 78,89

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Keseluruhan nilai hasil belajar biologi


Hasil analisis deskriptif gaya belajar siswa dikelompokkan dalam lima kategori yang
siswa disajikan pada Tabel 1. dapat dilihat pada Tabel 5. Asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan
dan pengolahan data yang dianalisis dengan
Tabel 1. Deskripsi Gaya Belajar Siswa
No. Gaya Belajar Frekuensi Persen
permodelan SEM sebagai berikut: (1) Ukuran
Siswa tase Sampel. Ukuran sampel yang harus dipenuhi
1. Visual 28 26% dalam permodelan ini minimum 100. Pada
2. Auditorial 29 27% penelitian ini menggunakan 108 sampel, jadi
3. Kinestetik 41 38% asumsi ini terpenuhi. (2) Normalitas. Pada 108
4. Visual-Kinestetik 4 3,6% variabel terdapat 5 variabel yang berdistribusi
5. Visual-Auditorial 2 1,8% tidak normal, yang nilai c.r nya lebih besar dari
6. Auditorial- 4 3,6% 2.58 yaitu gaya belajar (Y1),hasil belajar (Y3),
Kinestetik gairah penyelidikan (X42), penyesuaian tujuan
Jumlah 108 100% (X52), dan control pribadi (X63), tapi pada
dasarnya asumsi normalitas untuk menggunakan
Hasil analisis deskriptif motivasi belajar analisis SEM tidak terlalu kritis bila data
siswa disajikan pada Tabel 2. observasi mencapai 100 atau lebih karena
berdasarkan Dalil Limit Pusat (Central Limit
Taiyeb & Mukhlisa, Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar 11

Tabel 5. Frekuensi dan Persentase Kategori Tabel 6. Evaluasi Kriteria Model Goodness
Hasil Belajar Biologi Siswa of Fit Index
Interval Frekuensi Persentase Kategori Goodness of Cut-off Hasil Ket.
fit index Value Model
≥ 40 0 0% Sangat
2 – Chi- Diharapkan Tidak
Rendah kecil
527,618
Baik
square
41-55 0 0% Rendah
Tidak
56-70 13 12% Sedang Probability  0.05 0,000
Baik
71-84 85 79% Tinggi
85-100 10 9% Sangat
CMIN/DF  2.00 2,006 Marginal
Tinggi RMSEA  0.08 0,097 Marginal
Jumlah 108 100% GFI  0.90 0,741 Marginal
AGFI  0.90 0,654 Marginal
Theorem) dari SEM tidak terlalu kritis bila data TLI  0.95 0,748 Marginal
observasi mencapai 100 atau lebih karena CFI  0.95 0,796 Marginal
berdasarkan Dalil Limit Pusat (Central Limit
Theorem) dari sampel yang besar dapat
0,002 yang berarti positif dan signifikan.
dihasilkan statistik sampel yang mendekati
Koefisien jalur attention (X4) ke
distribusi normal. Penelitian ini secara total
motivasi belajar (Y2) adalah 1,220 dan p-value
menggunakan 108 sampel, maka dengan
0,082 yang berarti positif dan tidak signifikan.
demikian data dapat diasumsikan normal. (3)
Koefisien jalur relevance (X5) ke motivasi
Evaluasi Outliers. Tampak dari hasil perhitungan
belajar (Y2) adalah 0,690 dan p-value *** yang
dengan menggunakan AMOS diperoleh nilai
berarti positif dan sangat signifikan pada taraf
mahalanobis distance-squared minimal 14,773
menghampiri 0. Koefisien jalur confidence (X6)
dan nilai maksimal sebesar 80,006. Kemudian
ke motivasi belajar (Y2) adalah 0,882 dan
dibandingkan dengan nilai Chi-square yang
p-value *** yang berarti positif dan sangat
diperoleh pada uji keseluruhan model yang
signifikan pada taraf menghampiri 0. Koefisien
sebesar 527,618, maka dapat disimpulkan tidak
jalur satisfaction (X7) ke motivasi belajar (Y2)
ada indikasi terjadinya multivariate.
adalah 0,891 dan p-value 0,009 yang berarti
Pada evaluasi model menunjukkan
positif dan signifikan.
bahwa delapan kriteria goodness of fit index
Koefisien jalur gaya belajar visual (X1)
yaitu Chi-square, Probability, CMIN/DF,
ke hasil belajar (Y3) adalah -0,030 dan p-value
RMSEA, GFI, AGFI, TLI, dan CFI memenuhi
0,713 yang berarti negatif dan tidak signifikan.
kriteria, maka dapat disimpulkan bahwa model
Koefisien jalur gaya belajar auditorial (X2) ke
telah sesuai dengan data dan dapat di analisis
hasil belajar (Y3) adalah 0,108 dan p-value
lebih lanjut. Tabel 6 menyajikan kriteria model
0,262 yang berarti positif dan tidak signifikan.
serta nilai kritisnya yang memiliki kesesuaian
Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke
data.
hasil belajar (Y3) adalah -0,700 dan p-value
Evaluasi kriteria model menunjukkan
0,450 yang berarti negatif dan tidak signifikan.
delapan kriteria di mana Chi-square dan
Koefisien jalur attention (X4) ke hasil
Probability tidak memenuhi kriteria, CMIN/DF,
belajar (Y3) adalah 0,210 dan p-value 0,802
RMSEA, GFI, AGFI, TLI, dan CFI pada
yang berarti positif dan tidak signifikan.
kategori marginal. Jadi, model ini hampir fit.
Koefisien jalur relevance (X5) ke hasil belajar
Model dianalisis sebanyak tiga kali, tapi tidak
(Y3) adalah -0,450 dan p-value 0,626 yang
ada dalam kategori baik. Mungkin ini
berarti negatif dan tidak signifikan. Koefisien
disebabkan oleh kurangnya sampel yang hanya
jalur confidence (X6) ke hasil belajar (Y3)
108. Koefisien jalur gaya belajar visual (X1) ke
adalah -0,360 dan p-value 0,672 yang berarti
gaya belajar (Y1) adalah 1,163 dan p-value
negatif dan tidak signifikan. Koefisien jalur
0,050 yang berarti positif dan signifikan.
satisfaction (X7) ke hasil belajar (Y3) adalah -
Koefisien jalur gaya belajar auditorial
0,760 dan p-value 0,404 yang berarti negatif dan
(X2) ke gaya belajar (Y1) adalah 0,960 dan p-
tidak signifikan.
value 0,010 yang berarti positif dan signifikan.
Koefisien jalur dari gaya belajar (Y1) ke
Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke
hasil belajar (Y3) adalah 0,508 dan p-value ***
gaya belajar (Y1) adalah 0,980 dan p-value
12 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.8-16

yang berarti positif dan sangat signifikan pada cukup dengan jumlah 1 siswa, motivasi belajar
taraf menghampiri 0. Koefisien jalur dari biologi kategori baik dengan jumlah 97 siswa,
motivasi belajar ke hasil belajar adalah 0,680 dan motivasi belajar biologi kategoi sangat baik
dan p-value *** yang berarti positif dan sangat dengan jumlah 10 siswa. Jadi dapat disimpulkan
signifikan pada taraf menghampiri 0. bahwa motivasi belajar biologi siswa kelas XI
Koefisien jalur dari gaya belajar visual IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau rata-rata dalam
(X1) ke hasil belajar (Y3) melalui gaya belajar kategori baik. Angket motivasi belajar biologi
(Y1) adalah 0,591. Koefisien jalur dari gaya dikembangkan berdasarkan model ARCS, yaitu
belajar auditorial (X2) ke hasil belajar (Y3) terdiri atas attention, relevance, confidence, dan
melalui gaya belajar (Y1) adalah 0,488. satisfaction, artinya keempat indikator tersebut
Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke yang menjadi tolak ukur suatu motivasi belajar.
hasil belajar (Y3) melalui gaya belajar (Y1) Hasil analisis hasil belajar biologi siswa
adalah 0,498. menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA
Koefisien jalur dari attention (X4) ke Negeri 1 Tanete Rilau yang memiliki hasil
hasil belajar (Y3) melalui motivasi belajar (Y2) belajar biologi kategori rendah dan sangat
adalah 0,830. Koefisien jalur dari relevance (X5) rendah dengan jumlah 0 atau tidak ada, hasil
ke hasil belajar (Y3) melalui motivasi belajar belajar biologi kategori sedang dengan jumlah
(Y2) adalah 0,469. Koefisien jalur dari 13 siswa, hasil belajar biologi kategori tinggi
confidence (X5) ke hasil belajar (Y3) melalui dengan jumlah 85 siswa, dan hasil belajar
motivasi belajar (Y2) adalah 0,600. Koefisien biologi kategoi sangat baik dengan jumlah 10
jalur dari satisfaction (X4) ke hasil belajar (Y3) siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
melalui motivasi belajar (Y2) adalah 0,606. belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri
Koefisien jalur dari gaya belajar visual 1 Tanete Rilau rata-rata dalam kategori tinggi.
(X1), auditorial (X2), dan kinestetik (X3) ke Hasil belajar yang digunakan dalam
gaya belajar (Y1) adalah 3,103. Koefisien jalur penelitian adalah hasil belajar dari materi sistem
dari attention (X4), relevance (X5), confidence indera. Model pembelajaran yang digunakan
(X6), dan satisfaction (X7) ke motivasi belajar adalah Experential Learning. Model
(Y2) adalah 3,683. Koefisien jalur dari gaya pembelajaran ini adalah model pembelajarn
belajar visual (X1), auditorial (X2), kinestetik berdasarkan pengalaman, jadi model
(X3), attention (X4), relevance (X5), confidence pembelajaran ini dapat mencakup ketiga gaya
(X6), satisfaction (X7), gaya belajar (Y1), dan belajar yang ada, yaitu visual, auditorial, dan
motivasi belajar (Y2) ke hasil belajar (Y3) kinestetik. Pembelajaran pada materi ini
adalah 5,141. dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pada
Hasil analisis SEM dari AMOS dapat pertemuan pertama, siswa membuat Mind Map
dilihat pada Gambar 1. secara berkelompok kemudian mempresentasi-
Hasil angket gaya belajar siswa kelas XI kannya dan melakukan diskusi. Pada pertemuan
IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau yang dianalisis kedua, siswa melakukan praktikum bintik buta,
dengan statistik deskriptif menunjukkan bahwa menyelesaikan LKS, dan melakukan diskusi.
siswa dengan gaya belajar visual dengan jumlah Pada pertemuan ketiga, siswa melakukan
28 siswa, siswa dengan gaya belajar auditorial pratikum mengenai kulit, menyelesaikan LKS,
dengan jumlah 29 siswa, dan siswa dengan gaya dan melakukan diskusi.
belajar kinestetik dengan jumlah 41 siswa. Siswa dengan gaya belajar visual akan
Selain itu ada siswa yang memiliki dua gaya lebih mudah menyerap dan memahami informasi
belajar, yaitu siswa dengan gaya belajar visual- jika disampaikan melalui demonstrasi dan
kinestetik dengan jumlah 4 siswa, siswa dengan latihan soal dan tugas, contohnya pada
gaya belajar visual-auditorial dengan jumlah 2 pertemuan pertama melalui pemberian tugas
siswa, dan siswa dengan gaya belajar auditorial- membuat Mind Map mata, hidung, dan lidah,
kinestetik dengan jumlah 4 siswa. pada pertemuan kedua melalui praktikum bintik
Hasil analisis angket motivasi belajar buta yang dilakukan oleh kelompok mereka dan
biologi siswa menunjukkan bahwa siswa kelas pengerjaan LKS mengenai bintik buta, dan pada
XI IPA SMA Negeri 1 Tanete Rilau yang pertemuan ketiga melalui praktikum kulit yang
memiliki motivasi belajar biologi kategori dilakukan oleh kelompok mereka dan pengerjaan
kurang dan sangat kurang dengan jumlah 0 atau LKS mengenai kulit dan telinga. Siswa yang
tidak ada, motivasi belajar biologi kategori cenderung menggunakan gaya belajar auditorial
Taiyeb & Mukhlisa, Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar 13

lebih mudah menyerap informasi melalui belajar visual harus melihat untuk memahami
ceramah dan diskusi, contohnya ceramah dan suatu hal, jika mereka tidak rajin untuk
diskusi pada pertemuan pertama dan ceramah mendapatkan sesuatu yang dapat mereka lihat,
pada pertemuan kedua dan ketiga. Siswa dengan maka mereka akan sulit dalam memahami dan
gaya belajar kinestetik akan lebih mudah mendapat hasil belajar yang tinggi. Siswa
menyerap informasi jika dalam kegiatan belajar dengan gaya belajar visual harus diberikan
mengajar banyak melibatkan kegiatan yang strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya
berhubungan dengan kegiatan fisik, contohnya belajar visual. Koefisien jalur gaya belajar
pada pertemuan pertama melalui tugas membuat auditorial (X2) ke hasil belajar (Y3) adalah
Mind Map mata, hidung, dan lidah, pada 0,108 dan p-value 0,262 yang berarti positif dan
pertemuan kedua melalui praktikum bintik buta, tidak signifikan. Jadi, jika gaya belajar auditorial
dan pada pertemuan ketiga melalui praktikum dipahami, maka hasil belajar akan tinggi.
kulit. Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke
Koefisien jalur gaya belajar visual (X1) hasil belajar (Y3) adalah -0,700 dan p-value
ke gaya belajar (Y1) adalah 1,163 dan p-value 0,450 yang berarti negatif dan tidak signifikan.
0,050 yang berarti positif dan signifikan. Jadi, Jadi, jika gaya belajar kinestetik dipahami, maka
jika gaya belajar visual dipahami, maka gaya hasil belajar akan rendah. Hal ini terjadi karena
belajar akan baik. Koefisien jalur gaya belajar jika siswa hanya memiliki gaya belajar
auditorial (X2) ke gaya belajar (Y1) adalah kinestetik, maka tidak akan mempengaruhi hasil
0,960 dan p-value 0,010 yang berarti positif dan belajarnya. Siswa harus memiliki gaya belajar
signifikan. Jadi, jika gaya belajar auditorial yang lain dan mengkombinasikannya. Siswa
dipahami, maka gaya belajar akan baik. (3) dengan gaya belajar kinestetik harus melakukan
Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke sesuatu untuk memahami suatu hal, jika mereka
gaya belajar (Y1) adalah 0,980 dan p-value tidak rajin untuk melakukan sesuatu tersebut,
0,002 yang berarti positif dan signifikan. Jadi, maka mereka akan sulit dalam memahami dan
jika gaya belajar kinestetik dipahami, maka gaya mendapat hasil belajar yang tinggi. Siswa
belajar akan baik. dengan gaya belajar kinestetik harus diberikan
Koefisien jalur attention (X4) ke strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya
motivasi belajar (Y2) adalah 1,220 dan p-value belajar kinestetik.
0,082 yang berarti positif dan tidak signifikan. Koefisien jalur attention (X4) ke hasil
Jadi, jika attention baik, maka motivasi belajar belajar (Y3) adalah 0,210 dan p-value 0,802
akan baik. Koefisien jalur relevance (X5) ke yang berarti positif dan tidak signifikan. Jadi,
motivasi belajar (Y2) adalah 0,690 dan p-value jika attention baik, maka motivasi belajar akan
*** yang berarti positif dan sangat signifikan baik. Koefisien jalur relevance (X5) ke hasil
pada taraf menghampiri 0. Jadi, jika relevance belajar (Y3) adalah -0,450 dan p-value 0,626
baik, maka motivasi belajar akan baik. Koefisien yang berarti negatif dan tidak signifikan.
jalur confidence (X6) ke motivasi belajar (Y2) Koefisien jalur confidence (X6) ke hasil belajar
adalah 0,882 dan p-value *** yang berarti (Y3) adalah -0,360 dan p-value 0,672 yang
positif dan sangat signifikan pada taraf berarti negatif dan tidak signifikan. Koefisien
menghampiri 0. Jadi, jika confidence baik, maka jalur satisfaction (X7) ke hasil belajar (Y3)
motivasi belajar akan baik. Koefisien jalur adalah -0,760 dan p-value 0,404 yang berarti
satisfaction (X7) ke motivasi belajar (Y2) adalah negatif dan tidak signifikan. Jadi, jika masing-
0,891 dan p-value 0,009 yang berarti positif dan masing relevance, confidence, dan satisfaction
signifikan. Jadi, jika satisfaction baik, maka baik, maka hasil belajar akan rendah. Siswa
motivasi belajar akan baik. harus memiliki aspek lain yang mempengaruhi
Koefisien jalur gaya belajar visual (X1) hasil belajar, seperti attention dan
ke hasil belajar (Y3) adalah -0,030 dan p-value mengkombinasikannya. Sekali siswa tertarik
0,713 yang berarti negatif dan tidak signifikan. pada suatu topik, mereka akan memberikan
Jadi, jika gaya belajar visual dipahami, maka waktunya, memberikan perhatian, dan mencari
hasil belajar akan rendah. Hal ini terjadi karena tahu lebih.
jika siswa hanya memiliki gaya belajar visual, Koefisien jalur dari gaya belajar (Y1) ke
maka tidak akan mempengaruhi hasil belajarnya. hasil belajar (Y3) adalah 0,508 dan p-value ***
Siswa harus memiliki gaya belajar yang lain dan yang berarti positif dan sangat signifikan pada
mengkombinasikannya. Siswa dengan gaya taraf menghampiri 0. Jadi, jika gaya belajar
14 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.8-16

dipahami, maka hasil belajar akan tinggi. sama karena siswa lebih mudah mengingat yang
Koefisien jalur dari motivasi belajar ke hasil telah mereka lihat. Pada proses pembelajaran,
belajar adalah 0,680 dan p-value *** yang siswa membuat Mind Map dengan warna dan
berarti positif dan sangat signifikan pada taraf gambar yang dapat meningkatkan daya ingat.
menghampiri 0. Jadi, jika motivasi belajar baik, Urutan kontribusi indikator gaya belajar
maka hasil belajar akan tinggi. auditorial adalah kebutuhan mendengar (0,494),
Koefisien jalur dari gaya belajar visual kesulitan dalam menulis dan membaca (0,371),
(X1) ke hasil belajar (Y3) melalui gaya belajar dan kesulitan dalam informasi tulisan (0,196).
(Y1) adalah 0,591. Koefisien jalur dari gaya Hal ini terjadi karena siswa lebih mudah
belajar auditorial (X2) ke hasil belajar (Y3) menyerap informasi yang mereka dengar. Pada
melalui gaya belajar (Y1) adalah 0,488. proses pembelajaran, siswa berdiskusi untuk
Koefisien jalur gaya belajar kinestetik (X3) ke belajar dengan mudah.
hasil belajar (Y3) melalui gaya belajar (Y1) Urutan kontribusi indikator gaya belajar
adalah 0,498. Jadi, gaya belajar visual, kinestetik adalah kegiatan fisik (0,447), tangan
auditorial, dan kinestetik akan mempengaruhi sebagai informan (0,318), tidak tahan duduk
hasil belajar jika mengkombinasikan semua gaya (0,282), dan gerak tubuh (0,248) dan koordinasi
belajar tersebut. tim (0,248). Hal ini terjadi karena siswa mudah
Koefisien jalur dari attention (X4) ke belajar dengan dibarengi aktivitas fisik. Pada
hasil belajar (Y3) melalui motivasi belajar (Y2) proses pembelajaran, siswa melakukan
adalah 0,830. Koefisien jalur dari relevance (X5) praktikum yang melibatkan fisik.
ke hasil belajar (Y3) melalui motivasi belajar Urutan kontribusi indikator attention
(Y2) adalah 0,469. Koefisien jalur dari adalah gairah persepsi (0,359), variabilitas
confidence (X5) ke hasil belajar (Y3) melalui (0,314), dan gairah penyelidikan (0,210). Hal ini
motivasi belajar (Y2) adalah 0,600. Koefisien terjadi karena menangkap perhatian siswa adalah
jalur dari satisfaction (X4) ke hasil belajar (Y3) bagian penting. Hal itu menginisiasi motivasi
melalui motivasi belajar (Y2) adalah 0,606. Jadi, siswa. Gairah pesepsi menggunakan kejutan dan
attention, relevance, confidence, dan satisfaction situasi yang tidak pasti sebagai penangkap
akan mempengaruhi hasil belajar jika pertama motivasi belajar siswa.
mengkombinasikan semua motivasi belajar Urutan kontribusi indikator relevance
tersebut. adalah keakraban (0,507), penyesuaian tujuan
Koefisien jalur dari gaya belajar visual (0,457), dan orientasi tujuan (0,223). Hal ini
(X1), auditorial (X2), dan kinestetik (X3) ke terjadi karena siswa merasa pembelajaran sesuai
gaya belajar (Y1) adalah 3,103. Jadi, jika gaya dengan karakter, kebutuhan, dan pilihan mereka
belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang menjadi tujuan mereka.
dipahami, maka gaya belajar akan baik. Urutan kontribusi indikator confidence
Koefisien jalur dari attention (X4), relevance adalah persyaratan kinerja (0,443), kontrol
(X5), confidence (X6), dan satisfaction (X7) ke pribadi (0,417), dan peluang sukses (0,403). Hal
motivasi belajar (Y2) adalah 3,683. Jadi, jika ini terjadi karena menangkap perhatian siswa
attention, relevance, confidence, dan satisfaction adalah bagian penting. Hal itu menginisiasi
baik, maka motivasi belajar akan baik. Koefisien motivasi siswa. Hal ini terjadi karena dengan
jalur dari gaya belajar visual (X1), auditorial persyaratan kinerja, peserta didik secara
(X2), kinestetik (X3), attention (X4), relevance independen dan akurat dapat memperkirakan
(X5), confidence (X6), satisfaction (X7), gaya jumlah usaha dan waktu yang diperlukan untuk
belajar (Y1), dan motivasi belajar (Y2) ke hasil mencapai keberhasilan, mereka lebih cenderung
belajar (Y3) adalah 5,141. Jadi, jika gaya belajar untuk mengerahkan upaya yang diperlukan.
visual, auditorial, dan kinestetik dipahami, Urutan kontribusi indikator satisfaction
attention, relevance, confidence, dan satisfaction adalah penguatan ekstrinsik (0,456), dan
baik, dan gaya belajar dan motivasi belajar baik, penguatan intrinsik (0,424). Hal ini terjadi
maka hasil belajar akan tinggi. karena penguatan ekstrinsik dari luar selain dari
Urutan kontribusi indikator gaya belajar diri sendiri dapat membentuk kepuasan yang
visual adalah kesulitan dalam berdialog (0,281), memotivasi dal belajar.
kesulitan dalam perintah lisan (0,276), Hasil belajar adalah kemampuan yang
kebutuhan melihat (0,274), dan pemahaman diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
artistik (0,250). Kontribusinya kurang lebih (Abdurrahman, 2003). Gaya belajar merupakan
Taiyeb & Mukhlisa, Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar 15

sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai semacam kekuatan sehingga seseorang bertindak
bagaimana individu belajar atau cara yang atau bertingkah laku dalam hal ini belajar
ditempuh oleh masing-masing orang untuk (Sahabuddin, 2007). Hasil belajar adalah
berkonsentrasi pada proses, dan menguasai kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
informasi yang sulit dan baru melalui persepsi kegiatan belajar (Abdurrahman, 2003).
yang berbeda (Ghufron, 2013). Siswa harus memiliki motivasi belajar
Siswa harus memahami gaya belajarnya, yang tinggi, sehingga sehingga berdampak pada
sehingga dapat memilih cara belajar yang baik hasil belajar yang baik. Seperti yang
yang sesuai dengan diri mereka, sehingga dikemukakan oleh Drever (dalam Slameto
berdampak pada hasil belajar yang baik. Seperti 2003), motivasi adalah faktor efektif yang
yang dikemukakan oleh Jalil (2014), proses berperan dalan menentukan arah sifat individu
pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar untuk mencapai tujuan, dipahami secara sadar
siswa dapat meningkatkan hasil belajar biologi atau tidak sadar. Aritonang (2008) dalam
siswa. Ghufron (2013) juga mengemukakan hal penelitiannya juga menunjukkan bahwa motivasi
yang sama, bahwa kemampuan seseorang untuk belajar memiliki pengaruh yang besar terhadap
mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya hasil belajar.
belajar orang lain dalam lingkungannya akan Setelah mengetahui adanya hubungan
meningkatkan efektifitasnya dalam belajar. motivasi belajar dengan hasil belajar biologi
Setelah mengetahui adanya hubungan siswa, maka guru sebaiknya meningkatkan
gaya belajar dengan hasil belajar biologi siswa, motivasi belajar siswa dengan memperhatikan
maka guru sebaiknya mengetahui gaya belajar metode, pembelajaran, media pembelajaran, dan
siswa dan diharapkan dapat memilih metode hal lain untuk mendukung siswa dalam
pembelajaran yang dapat mencakup ketiga jenis meningkatkan motivasi belajar mereka, sehingga
gaya belajar siswa untuk mendukung siswa agar didapatkan hasil belajar yang lebih baik. Slameto
dapat belajar lebih optimal sehingga didapatkan (2003) mengemukakan bahwa dalam proses
hasil belajar yang lebih baik. Salah satu model belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
pembelajaran yang dapat mencakup ketiga gaya mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik
belajar adalah Experential Learning. atau berpikir dan memusatkan perhatian,
Motivasi belajar adalah dorongan atau merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
kehendak, yang menyebabkan timbulnya berhubungan atau menunjang belajar.

Gambar 1. Hasil analisis SEM dari AMOS


16 Jurnal Bionature, Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.8-16

Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA sehingga mereka dapat menerima materi
Negeri 1 Tanete Rilau memiliki kategori hasil pelajaran yang disajikan oleh guru dengan baik,
belajar yang baik, terdapat hubungan antara gaya tapi peran guru juga penting dalam hal
belajar siswa (visual, auditorial dan kinestetik) meningkatkan motivasi belajar siswa, mengajar
dengan hasil belajar biologi siswa, terdapat dengan bersusaha meningkatkan motivasi belajar
hubungan antara motivasi belajar dengan hasil siswa.
belajar biologi siswa, dan terdapat hubungan
antara gaya belajar dan motivasi belajar secara D. KESIMPULAN
bersama-sama dengan hasil belajar biologi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
Siswa memahami gaya belajar mereka sendiri
disimpulkan bahwa terdapat hubungan gaya
seperti bagaimana memahami pelajaran dengan
belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar
baik, sehingga mereka dapat menerima materi
biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete
pelajaran yang disajikan oleh guru dengan baik.
Rilau.
Siswa meningkatkan motivasi belajar mereka,

E. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Teoritik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Pusat Perbukuan Jalil, Riska Mindarsari. 2014. Hubungan Gaya Belajar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (Visual, Auditorial, Kinestetik) Siswa dan Hasil
Aritonang, Keke T. 2008. Minat & Motivasi dalam Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bontomarannu Kabupaten Gowa. Makassar: UNM.
Pendidikan Penabur, No.3, Juni 2008. May 1, 2014. Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar: Badan
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan
Hukum dan Organisasi. Pengembangan. Jakarta: Kencana.
DePorter, Bobbi. 2008. Quantum Learning. Bandung: Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Penerbit Kaifa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ghufron, M. & Risnawita, S. 2013. Gaya Belajar Kajian

Vous aimerez peut-être aussi