Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. Pendahuluan
1.1. Definisi
Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air adalah proses pemilihan dengan cara
bagaimana sejumlah air dan produk-produk serta kemudahan yang berkaitan dengan
air dapat disediakan untuk pemakainya pada saat dan di tempat yang tertentu.
Sebagal contoh, susunan reservoir-reservoir dan prosedur operasi yang bagaimanakah
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air dan produk-produk serta kemudahan
(yang berkaitan dengan air) yang hari demi hari semakin meningkat.
Analisa adalah proses penurunan informasi yang diperlukan untuk menghasilkan
keputusan-keputusan perencanaan.
Ada 2 tipe perencanaan Sumberdaya air, yaitu
(a), perencanaan investasi dan,
(b). perencanaan operasional.
Perencanaan investasi berkaitan dengan perencanaan untuk memutuskan di-investasi-
kannya suatu sumber agar dapat dihasilkan air dan kemudahan-kemudahan (yang
berkaltan dengan air) sesuai dengan yang diinginkan.
Perencanaan operasional berkaitan dengan perencanaan operasi sistem sumberdaya
air harian yang telah ada.
1
Analisa dan Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
dinyatakan secara langsung oleh hasil-hasil yang diproyeksikan dalam rencana
pengembangan ekonomi nasional) dapat dipenuhi.
Disebut sebagal kegiatan “langsung" apabila perencanaan Sumberdaya air ada dalam
suatu konteks dimana pemerintah bertanya sejauh mana pengembangan-
pengembangan sektor Sumberdaya air dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.
Keterlibatan pemerintah dalam perencanaan Sumberdaya air dimulai paling tidak atas
dasar pertimbangan terhadap 5 faktor-faktor sebagai berikut :
1. Sejauh mana hasil sistem sumberdaya air dibutuhkan masyarakat. Yang dimaksud
adalah dalam pengadaan suatu bentuk pelayanan tertentu tidak selalu mungkin
untuk tidak memasukkan perorangan-perorangan atau kegiatan-kegiatan. Sebagal
contoh, apabila dilaksanakan proteksi banjir di suatu dataran banjir, semua kegiatan
di dataran tersebut, menghendaki atau tidak, akan mendapat proteksi tersebut.
2. Akibat darl tidak atau kurang mempertimbangkan kerugian external yang dapat
timbul, suatu kegiatan pemanfaatan air dapat menimbulkan dampak-dampak
merugikan bagi keglatan-kegiatan lainnya. Sebagal contoh: peluahan limbah ke
sungal berakibat memburuknya kualitas air di hilir, keadaan ini mengakibatkan
naiknya ongkos penjernihan air minum di daerah sebelah hilir. Untuk mengurangi
atau menghilangkan kerugian external semacam ini, umumnya, diperlukan campur-
tangan pemerintah.
3. Ada suatu sifat saling melengkapi diantara keluaran/produk sistem sumberdaya air.
Dalam beberapa keadaan, sejumlah air yang sama dapat menghasilkan beberapa
bentuk hasil. Sebagal contoh, satu meter kubik air yang dilepaskan dari waduk
melalui turbin dapat membangkitkan tenaga listrik hidro, kemudian dapat dipakal
untuk keperluan irigasi di sebelah hilir, air irigasi yang kemball ke sungal dapat
dimanfaatkan untuk memellhara ketersediaan air di sungai untuk keperluan
perikanan. Fihak swasta hampir tidak mungkin memasarkan semua jasa
pemakaian air seperti diatas, oleh karenanya diperlukan campur tangan pemerintah.
4
Analisa dan Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Oleh karena itu perencanaan dan komponen analisa perencanaan harus dilaksanakan
secara berkesinambungan.
Keputusan-keputusan perencanaan ditetapkan diberbagai waktu-waktu tertentu,
sesuai/berdasarkan analisa hasil pemantauan dan pertimbangan terhadap perubahan-
perubahan kondisi yang terjadi.
Contoh-contoh perubahan kondisi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut
dibawah ini:
• Perubahan-perubahan kebutuhan :
o perkembangn ekonomi, misalnya, tingkat-tingkat produksi, karakteristik
produk;
o perubahan-perubahan dalam proses produksi;
o pertumbuhan penduduk;
o perkembangan pemanfaatan lahan, misalnya, pertanian, urbanisasi,
berkurangnya hutan.
• Perubahan-perubahan pada ketersediaan air akibat perkembangan alami dan
tindakan manusia di hulu, misalnya, perubahan kuantitas, kualitas dan pola waktu
ketersediaan, baik air permukaan maupun air tanah.
• Bertambahnya pilihan-pilihan teknologi yang dapat diterapkan sehubungan
berkaitan dengan tujuan dan kriteria.
• Perubahan-perubahan harga relatif masukan produksi dan harga relatif produk serta
biaya-biaya yang diperlukan.
Dari uraian diatas jelas kiranya bahwa, ditinjau dari karakteristik sistem sumberdaya air,
perencanaan harus memperhatikan dengan balk berbagai macam faktor. Uraian
dibawah ini memperlihatkan contoh-contoh tipikal dari faktor-faktor yang perlu
diperhatikan tersebut.
FAKTOR-FAKTOR ALAMI :
• kuantitas dan kualitas baik air permukaan maupun air tanah (hujan, debit sungai,
aliran air tanah);
• karakteristik geomorfologi dan geologi daerah (daerah aliran sungal) yang ditinjau;
• karakteristik hidrografi danau-danau. (misalnya, volume, luas, dalam);
• kondisi tanah dan vegetasi.
FAKTOR-FAKTOR TEKNIS :
• sifat-sifat hidrolis reservoir dan saluran;
• kapasitas tampungan dan luas permukaan reservoir;
• kapasitas stasiun pompa, bangunan pemasukan bangunan penjernihan air;
• lokasi dan karaktersistik fasilitas-fasilitas, seperti, bendung (weir), bendungan
(dam), jaringan pipa, reservoir, saluran, jaringan irigasi, pembangkit tenaga listrik;
• sistem-sistem pemanfaatan air didalam kegiatan-kegiatan, misalnya, metoda irigasi,
resirkulasi didalam industri;
• tempat-tempat yang mungkin untuk pembangunan infrastruktur, seperti: reservoir,
pembangkit tenaga listrik.
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL-EKONOMI :
5
Analisa dan Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
FAKTOR-FAKTOR ADMINISTRATIF
• prosedur dan peraturan perundangan di bidang Manajemen Sumberdaya Air
yang ada;
• organisasi instansi/kelembagaan, misalnya, distribusi tugas, anggaran,
wewenang dan tanggung jawab;
• prosedur penetapan keputusan/kebijaksanaan;
• kaitan dengan kebijaksanaan pemerintah di bidang lain.
7
Analisa dan Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Ini tidak berarti ia harus mengikuti semua rekomendasi yang dihasilkan studi/analisa,
yang terpenting adalah asumsi-asumsi pendekatan analisa yang dipakai dan hasil-hasil
analisa/studi tidak dipersoalkan lebih lanjut di kemudian hari.
Keterlibatan penetap keputusan/kebijaksanaan yang dimaksud disini dapat diciptakan
dengan menyelenggarakan penjelasan singkat yang menyeluruh secara teratur,
misalnya setiap tiga bulan.
Selama periode studi dilaksanakan, analis tidak hanya memelihara agar penetap
keputusan/kebijaksanaan mengikuti kemajuan pekerjaan, tapi juga memelihara agar
penetap keputusan/kebijaksanaan mengikuti, memahami dan menyetujui asumsi-
asumsi, pendekatan yang dipakai dll.... dan dapat pula. dimintai pendapat dan
gagasan.
Kelompok kedua yang perlu diyakinkan adalah instansi-instansi yang harus
melaksanakan. usulan strategi-strategi Manajemen Sumberdaya Air yang dihasilkan
studi/analisa.
Disarankan, sejauh mungkin, untuk melibatkan instansi-instansi ini dalam proses
perencanaan dan proses penetapan keputusan.
Biasanya, disamping penetap keputusan/kebijaksanaan, kelompok ini dihadapkan pada
kesimpulan-kesimpulan praktis setiap hari.
Apabila mereka tidak diyakinkan bahwa perubahan-perubahan yang diusulkan adalah
benar-benar suatu perbaikan, perubahan-perubahan ini tidak akan atau dengan
enggan akan dilaksanakan.
Pendiktean/pemaksaan pelaksanaan suatu perubahan tanpa memahami latar belakang
dan alasannya, biasanya, tidak menghasilkan efek-efek sesuai yang diharapkan.
Untuk beralih darl pola sikap yang sudah menjadi kebiasaan, orang harus benar-benar
diyakinkan mengenai pentingnya peralihan tersebut.
Oleh karena itu kampanye penerangan yang sungguh-sungguh mungkin akan
diperlukan. Apabila tidak, atau aspek ini tidak cukup diperhatikan, yang akan tinggal
hanyalah suatu analisa yang bagus, dan mungkin diterima dengan baik oleh penetap
keputusan/kebijaksaan, akan tetapi keuntungan/kemanfaatan yang menurut analisa
akan diperoleh tidak akan pernah terwujud menjadi kenyataan.
Didalam kondisi-kondisi semacam ini fasilitas-fasilitas baru yang dibangun tidak akan
dimanfaatkan sebagaimana mestinya, dan akan terjadi ketidak layakan pemeliharaan
serta konstruksi akan rusak dengan cepat.
Kelompok yang ketiga adalah kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan-
kepentingan tertentu. Kelompok ini umumnya yang tersulit menghadapinya, khususnya
apabila hasil analisa perencanaan menghasilkan suatu strategi yang merugikan suatu
kelompok atau daerah.
Walaupun strategi keseluruhan amat jelas menguntungkan ditinjau secara nasional,
akan sulit bagi kelompok tersebut untuk menerima strategi yang bersifat menyerang
posisinya.
Penyajian permasalahan dengan hati-hati akan dapat sedikit memperbaiki suasana.
Retribusi keuntungan/kemanfaatan pokok dengan sistem pajak dan subsidi akan dapat
memecahkan permasalahan ini.
Apabila ada alasan-alasan, misalnya alasan politis, untuk redistribusl yang demikian,
upaya-upaya ini perlu dimasukkan dalam analisa perencanaan.
8