Vous êtes sur la page 1sur 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geomorfologi merupakan cabang ilmu geologi yang membahas
mengenai bentuk roman muka bumi, termasuk di dalamnya adalah genesa,
penyusun, dan tenaga pembentuknya. Bentang alam glasial merupakan
bentang alam yang dibentuk karena es yang mengalami akumulasi.
Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah kutub. Gletser sendiri
dapat terbentuk karena kompaksi dan rekristalisasi dan dapat berkembang
di suatu tempat setelah mengalami beberapa periode tahun dimana es
terakumulasi dan tidak melebur atau hilang. Gletser terletak pada daerah
kutub yang mempunyai tingkat peleburan yang sangat kecil pada musim
panas. Gletser terbentuk pada dua daerah yaitu pada daerah pegunungan
(Alpine Glaciation) dan pada daerah yang tertutup gletser yang memiliki
wilayah yang sangat luas (Continenyal Glaciation). Bentang alam glasial
ditunjukkan pada daerah Antartika, pada Benua Antartika terdapat daerah
kutub disana yang menyimpan lebih dari 85% cadangan es dunia, 10%
berada di Greenland dan 5% sisanya tersebar di tempat lain di dunia. Latar
belakang pembuatan karya tulis ini selain untuk memenuhi tugas
praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto adalah untuk membahas
mengenai gletser yang ada di Pegunungan Himalaya.
1.2 Maksud
1.2.1 Mengetahui bentuk gletser yang ada di Pegunungan Himalaya
1.2.2 Mengetahui pengaruh pemanasan global pada gletser
1.1.3 Mengetahui perubahan yang terjadi pada gletser
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat mengatahui bentuk gletser di Pegunungan Himalaya
1.3.2 Dapat mengetahui pengaruh pemanasan global pada gletser
1.3.3 Dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada gletser

Bentang Alam Glasial 1


BAB II
METODE PENULISAN

Metode penulisan yang dipakai dalam pengerjaan laporan kali ini


adalah Studi Pustaka. Bahan yang diambil dari pembuatan makalah studi
kasus glasial ini didapat dari buku referensi serta internet. Kemudian
membahas masalah yang terdapat dari bahan ( artikel ) berdasarkan atas
literatur atau materi yang didapat mengenai bentang alam glasial. Yang
terakhir adalah menyimpulkan, kesimpulan merupakan jawaban dari maksud
dan tujuan.

Bentang Alam Glasial 2


BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Bentang Alam Glasial
Bentuk lahan Glasial adalah bentuk lahan yang dipengaruhi oleh
adanya akumulasi es/salju atau gletser disuatu wilayah dengan waktu yang
lama.
Salju adalah thermal insulator dan melindungi permukaan bumi
dari kebekuan yang mendalam. Salju merupakan agen geologis yang
penting di daerah-daerah pegunungan dan di datarean yang lebih
rendahdari pegunungan, dan merupakan salah satu sumber air bagi sungai-
sungai. Di musim semi salju mulai mencair dan menambah ketinggian
permukaan sungai-sungai yang mengikis tanah lereng-lereng dan deluvial.
Faktor-Faktor Pendukung Gletser adalah :
- Tingginya tingkat presipitasi
- Suhu lingkungan yang rendah
- Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
- Tingkat peleburan yang rendah
Adapun sifat-sifat khas dari sebuah gerakan gletser adalah sebagai
berikut:
- Pada tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
- Pada ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
- Kita dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
- Juga dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yang
paling cepat letaknya tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat
gejala yang sama seperti pada garis arus sungai yaitu pada belokan garis
arus tadi terletak pada belokan luar
3.2 Tipe - tipe Gletser
a. Valley Glacier
Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan dapat
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah

Bentang Alam Glasial 3


b. Ice Sheet
Merupakan masa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi
menutuo daratan yang luas biasanya > 50000 km2
c. Ice Cap
Ice sheet yang lebih kecil terdapat pada daerah seperti valley
glacier dilaut arktik, canada, rusia, dan dataran siberia.
d. Ice Berg
Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan
akhirnya hilang dalam jumlah yang besar

Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan maka gletser


dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;
a. Tipe Gletser Alpen
Gletser alpen merupakan geletser yang terbatas pada lembah-
lembahs dan berbentuk memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser
yang didapatkan pada daerah dengan elevasi lebih dari 6000m di atas
muka laut, dan di batasi oleh lembah-lembah yang curam.
b. Tipe Gletser Kontinental
Gletser Tipe kontinental terdapat di wilayah-wilayah kutub dengan
areal yang sangat luas ( Greenland, Antartika, Spitsberg, dll.) . Bukit es
continental memiliki permukaan seperti zirah dan agak meninggi di
bagian tengahnya. Gletser ini sangat tebal, denagn ketebalan mencapai
3000m.
c. Tipe Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai
sejarah yang istimewa yaitu suatu darata yang hampir rata yang
terangkat, terpotong-potong ole fjord-fjord, permukaan bumi di sini
dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di pegununan alpen.
Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser.

Bentang Alam Glasial 4


d. Tipe Gletser Mustag
Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Di
karakoum didapatkan lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali
bermuara dalam lidah gletser yang besar dan panjang. Barangkali hal
ini disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut daripada
pegunungan Alpen
e. Tipe Gletser Piedmont
Piedmont gletser, yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur
Valley Glacier dan berakhir pada dataran rendah. Pada tipe pletmont
tersebut yang merupakan daerah pengumpulan gletsernya adalah
seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah Gletsernya terdapat
pada lembah-lembah yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh dari
tipe ini adalah Malaspina di Alaska.
f. Ice Sheet/Ice Caps
Ice Sheet/ Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah
rendah dan luas. Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,
sedangkan Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe ini
merupakan selubung es yang luas sekali meliputi sebagian besar dari
daratan, sehingga relatifnya hamper tidak ada yang terlihat. Terutama di
Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini

3.3 Bentuk Lahan Akibat Erosi pada Alpine Glaciation


- Truncated Spurs
Merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular
faced karena erosi glasial
- Rock Basin Lake
Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah
batuan sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya, digantikan es
dan ketika meleleh kembali terbentuk rock basin lake

Bentang Alam Glasial 5


- Cirques
Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley.
Berisi gletser dari glacier valley yang tumpah kebawah. Terbentuk
karena proses proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah
- Horn
Merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong/
ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa
sisinya
- Aretes
Merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan
dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena
proses frost wedging
- Crevasses
Merupakan celah yang lebar pada suatu batuan akibat proses
erosi glasial

3.4 Bentuk Lahan Akibat Pengendapan Gletser


- Till
Merupakan batuan yang hancur dari dinding lembah yang
terendapkan mengisi glacer, berasal dari ice sheet membawa fragmen
batuan yang terkikis
- Erratic
Merupakan es berukuran boulder yang tertransport oleh es
yang berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
- Moraine
Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan
tertinggal/mengendap setelah glacier menyusut
- Drumlin
Endapan yang mempunyai bentuk topografi yang kecil dan
merupakan oval hill. Drumline tersusun terutama dari till tetapi
kadang-kadang terdiri dari massa yang berbentuk lensa yang terdiri

Bentang Alam Glasial 6


dari krikil dan pasir. Sumbu memanjang drumline biasanya sejajar
dengan arah gerakan es dan kebanyakan berada dalam bentuk yang
bergerombol dan disebut dengan double, triple, multiple drumlins.
- Outwash
Adalah dataran dengan slope rendah hasil pengendapan sungai
pencairan es, terletak di depan tubuh gletser.
- Kame
Bukit-bukit kecil hasil pengendapan dari cairan es

Bentang Alam Glasial 7


BAB IV
BAHAN PERMASALAHAN ( ARTIKEL )

Sejumlah Gletser Himalaya Bertambah, Meski Memanas

Gambar 4.1 Gletser di Himalaya


Sejumlah gletser Himalaya bertambah meskipun secara keseluruhan
berkurang, menurut sebuah studi Minggu yang menjadi sebuah langkah menuju
pemahaman bagaimana perubahan iklim mempengaruhi aliran sungai penting dari
China sampai India. Selimut debu dan reruntuhan batu nampaknya menutupi
sejumlah gletser di rangkaian gunung tertinggi di dunia akibat dari cuaca hangat,
sebuah faktor yang terabaikan dalam laporan-laporan pemanasan global masa
silam. Dan berbagai pola angin kemungkinan akan menjelaskan mengapa
beberapa tahan lumer. "Studi kami memperlihatkan bahwa tidak ada respon
seragam pada gletser Himalaya terhadap perubahan iklim dan menjelaskan
pentingnya tutup reruntuhan tersebut," tulis para ilmuwan di universitas Jerman
dan Amerika Serikat dalam studi terhadap 286 gletser. Penemuan tersebut
menggarisbawahi, para ahli di Panel Internasional tentang Perubahan Iklim
(IPCC) PBB salah karena mengatakan pada laporan 2007 bahwa gletser akan
musnah sebelum 2035 dalam cuaca hangat yang cepat tak terkendali. Panel
mengoreksi kesalahan tersebut pada 2010. Laporan tersebut mengatakan bahwa
58 persen gletser yang diamati di rangkaian Karakoram barat Himalaya stabil atau

Bentang Alam Glasial 8


bertambah, mungkin karena terpengaruh angin barat yang dingin daripada angin
balik dari Samudera Hindia.
Di lain tempat di Himalaya "lebih dari 65 persen gletser yang dipengaruhi
angin balik ... berkurang," tulis mereka di jurnal Nature Geoscience dari studi
satelit mulai dari 2000 hingga 2008. Sejumlah gletser yang stabil panjangnya
tertutup lapisan tebal reruntuhan batu. "Secara keseluruhan gletser di Himalaya
berkurang," kata Dirk Scherler, pengarang utama di Universitas Potsdam di
Jerman, kepada Reuters. Alpen Hingga Andes Scherler mengatakan temuan
tersebut tidak menyampaikan kepada para ahli untuk membuat estimasi baru
apapun mengenai hilangnya air dari gletser Himalaya, yang pencairannya secara
musiman membantu mempertahankan aliran pada beberapa sungai mulai dari
Gangga hingga Yangtze saat musim panas. Perlu studi lebih banyak, katanya.
"Gletser penting untuk suplai air bagi banyak orang yang tinggal di tanah rendah,
tidak hanya untuk makanan dan air minum tetapi juga untuk pembangkit listrik
tenaga air," kata Scherler. "Penting memahami apa yang sedang terjadi." Di
seluruh dunia, kebanyakan gletser mengkerut mulai dari Alpen hingga Andes,
sebuah tren yang IPCC persalahkan pada gas-gas rumahkaca akibat dari aktivitas
manusia, yang dipimpin pembakaran bahan bakar fosil. Reruntuhan di Himalaya
-- lebih gelap daripada es dan menyerap lebih banyak energi matahari --
cenderung mempercepat suatu cuaca hangat jika tebalnya kurang dari 2 cm (0,8
inch). Namun lapisan yang lebih tebal pada beberapa gletser Himalaya bertindak
sebagai insulator, memperlambat pencairan. Dalam kompleksitas, sejumlah
gletser yang tertutupi reruntuhan yang panjangnya stabil mungkin menjadi lebih
tipis dengan demikian kehilangan air secara keseluruhan, katanya. Tren itu telah
ditunjukkan sejumlah studi di masa silam pada gletser Khumbu di Gunung
Everest, misalnya. Sesudah kesalahan Himalaya, IPCC menegaskan kembali
kesimpulan pentingnya bahwa lebih dari 90 persen kemungkinannya, aktivitas
manusia merupakan penyebab utama perubahan iklim selama 50 tahun
belakangan, menambah banjir, kekeringan dan kenaikan permukaan air laut.
(ANT/K004)

Bentang Alam Glasial 9


Sumber : http://www.lintasberita.com/Entertainment/Sains/sejumlah-
gletser-himalaya-bertambah-meski-memanas
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pegunungan Himalaya


Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja
dalam bumi yang disebut dengan orogenesis dan epeirogenesis. Dalam
proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul menjadi berubah bentuk
karena mendapat gaya tekan dari tumbukan lempeng tektonik. Ada tiga
tipe tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan
benua, lautan dan benua, dan antara benua dengan benua. an batuan
vulkanik dan sedimen menumpuk pada sisi benHimalaya dan Ural.
Tumbukan lempeng lautan dan benua menimbulkan deposit sedimen laut
terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan antara lempeng busur kepulauan
dengan benua berakibat lempeng lautan menyusup ke lapisan asthenosfir
dua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California pada
zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua
merupakan proses pembentukan sistem pegunungan Sedangkan dalam
proses epeirogenesis merupakan gerakan yang membentuk benua yang
bekerja sepanjang jari-jari bumi. Proses ini juga disebut gerakan radial
karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada
daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih lambat dibandingkan
dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan
dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis.
Himalaya adalah barisan pegunungan di Asia yang memisahkan
anak benua India dari dataran Tibet. Di sana, terdapat salah satu tujuh
puncak dunia, yakni Gunung Everest dengan ketinggian 8.848 meter.
Pegunungan Himalaya adalah salah satu contoh pegunungan yang
terbentuk dari proses Konvergen lempeng benua—benua (Continental—

Bentang Alam Glasial 10


Continental). Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
India dan Lempeng Eurasia. Dalam proses itu disebut subdiksi, lempeng
India terbenam setidaknya 250 kilometer ke dalam permukaan Bumi.
Subduksi kerak benua ke kedalaman Bumi belum pernah dilaporkan
sebelumnya dalam kasus Himalaya. Ini adalah kasus yang langka di dunia.
Pegunungan Himalaya terbentuk mulai dari 45 juta tahun yang lalu.

Gambar 5.1 Pegunungan Himalaya

5.2 Gletser di Pegunungan Himalaya


Bentang alam glasial yang ada di Irian Jaya merupakan bentang
alam Alpine Glaciation karena bentang alam glasial pada daerah ini
merupakan bentang alam glasial adalah bentang alam yang terbentuk pada
daerah pegunungan yaitu pada pegunungan Jayawijaya. Selain itu bentang
alam glasial yang ada pada pegunungan bentang alam pada pegunungan
Jayawijaya tersebut merupakan bentang alam dengan ciri-ciri ice cap yang
merupakan ice sheet yang lebih kecil, terdapat pada daerah pegunungan
seperti valley glacier. Tipe seperti ini ditandai oleh suatu lembah dan dapat
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pada valley
glacier juga terdapat anak sungai. Ice sheet dan ice cap mengalir ke bawah
dan keluar dari pusat (tertinggi).

Bentang Alam Glasial 11


Gambar 5.2 Contoh Kenampakan Valley Glacier

Gletser di Pegunungan Himalaya ternyata tidak berkurang /


mencair sejumlah yang diberitakan oleh PBB. Karena pernyataan PBB
tersebut tidak didukung oleh data ilmiah yang lengkap. Gletser di
Pegunungan Himalaya bertambah atau stabil salah satunya dikarenakan
hembusan angin barat yang dingin. Di daerah Kutub Utara dan Kutub
Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari
daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS).
Angin ini disebut angin barat. Angin barat ini bersifat dingin karena
berasal dari daerah kutub. Angin tersebut menjaga suhu dingin dari gletser
agar tetap stabil, sehingga tidak meleleh. Gletser

Gambar 5.3 Gletser di Pegunungan Himalaya

Selain adanya angin barat, adanya reruntuhan. Selimut debu dan


reruntuhan batu nampaknya menutupi sejumlah gletser di rangkaian

Bentang Alam Glasial 12


gunung tertinggi di dunia akibat dari cuaca hangat, sebuah faktor yang
terabaikan dalam laporan-laporan pemanasan global. Reruntuhan tersebut
menutupi gletser yang berada di bawahnya, sehingga terhindar dari cuaca
panas akibat pemanasan global. Namun, menurut sebuah studi, gletser di
Pegunungan Himalaya tidak semua tepengaruh oleh perubahan cuaca dan
iklim akibat pemanasan global.
Keberadaan gletser dipengaruhi oleh beberapa faktor agar tetap
terjaga dan dapat bertahan, faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Tingginya tingkat presipitasi
2. Suhu lingkungan yang sangat rendah
3. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah yang besar
4. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah.
Jika keempat faktor tersebut berjalan dengan baik maka
pembentukan bentuk bentang alam glasial akan berjalan cepat dan luas.
Namun pencairan gletser di Pegunungan Himalaya juga
berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih di daerah sekitarnya.
pencairannya secara musiman membantu mempertahankan aliran pada
beberapa sungai mulai dari Gangga hingga Yangtze saat musim panas.

Bentang Alam Glasial 13


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Dilihat dari keberadaan gletsernya yang berada di sebuah pegunungan,
maka gletser Jayawijaya merupakan bentang alam glasial tipe Alpine
Glaciation.
2. Gletser di Pegunungan Himalaya stabil atau bertambah karena
pengaruh angin barat dan adanya reruntuhan yang menutupi gletser
tersebut.
3. Dilihat dari tipe glasialnya, gletser Jayawijaya merupakan tipe Valley
Glacier.
6.2 Saran
1. Agar tetap menjaga kelestarian gletser, karena merupakan salah satu
sumber air bersih dunia.
2. Agar materi yang dipresentasikan dalam praktikum mengenai gletser,
juga disertakan tentang bagaimana kondisi gletser sekarang ini.

Bentang Alam Glasial 14


DAFTAR PUSTAKA

http://www.lintasberita.com/Entertainment/Sains/sejumlah- gletser-himalaya-
bertambah-meski-memanas
Diakses pada Minggu, 3 April 2011 pukul 15.00 WIB
http://tommy-steven.blogspot.com/2010/05/glasial.html
Diakses pada Jumat, 1 April 2011 pukul 19.00 WIB

Bentang Alam Glasial 15

Vous aimerez peut-être aussi