Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Osmolaritas total setiap kompartemen adalah 280 – 300 Zat yang hilang selama puasa, setiap jamnya :
mOsm/L.
Larutan dikatakan isotonik, jika tonisitasnya sama dengan • Air 60 ml • KH 2,6 g
tonisitas serum darah yaitu 275 – 295 mOsm/kg. • Na + 1,8 mEq • Lemak 5,6 g
• K + 2,4 mEq • Protein 6,4 g
Osmosis adalah bergeraknya molekul ( zat terlarut ) melalui
membran semipermeabel dari larutan dengan kadar rendah Durante operasi diberi cairan:
menuju larutan dengan kadar tinggi sampai kadarnya sama.
Seluruh membran sel dan kapiler permeabel terhadap air, • Pengganti puasa 2 ml/kg/jam
sehingga tekanan osmotik cairan tubuh di seluruh kompar- • Pemeliharaan 2 ml/kg/jam
temen sama. Membran semipermeabel dapat dilalui air ( • Stres operasi:
pelarut ), tetapi tidak dapat dilalui zat terlarut. Dewasa Anak
Operasi kecil 4 ml/kg/jam 2 ml/kg/jam
Difusi adalah peristiwa bergeraknya molekul melalui pori- Operasi sedang 6 ml/kg/jam 4 ml/kg/jam
pori. Larutan akan bergerak dari yang berkonsentrasi Operasi besar 8 ml/kg/jam 6 ml/kg/jam
tinggi menuju konsentrasi rendah.Tekanan hidrostatik di
dalam pembuluh darah akan mendorong air secara difusi • Transfusi jika: pada dewasa perdarahan > 15 % EBV; pada
masuk melalui pori-pori. Difusi tergantung kepada tekanan bayi dan anak perdarahan > 10 % EBV. Jika menggunakan
hidrostatik dan perbedaan konsentrasi. koloid, sesuai jumlah perdarahan; jika kristaloid, 3 x jumlah
perdarahan
Perpindahan air dan zat terlarut di bagian tubuh menggu-
nakan mekanisme transpor pasif dan aktif. 4. DEHIDRASI
Derajat dehidrasi:
Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energi; me- Dewasa Bayi dan Anak
kanisme transpor aktif membutuhkan energi berkaitan den- Dehidrasi ringan 4 % bb 5 % bb
gan Na-K Pump yang membutuhkan energi ATP. sedang 6 % bb 10 % bb
berat 8 % bb 15 % bb
Kalium-Sodium pump adalah pompa yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan pada saat yang Tanda klinis dehidrasi :
bersamaan memompa ion kalium ke dalam sel. Bekerja un- Ringan Sedang Berat
tuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel. Defisit 3-5 % 6-8 % ≥ 10 %
Hemodinamik takikardia takikardia takikardia
Jenis cairan berdasarkan tujuan terapi: nadi lemah nadi sangat lemah nadi tak teraba
1. Cairan rumatan ( maintenance ). kolaps volume akral dingin
Bersifat hipotonis: konsentrasi partikel terlarut < konsentrasi hipotensi ortostatik sianosis
cairan intraseluler (CIS); menyebabkan air berdifusi ke da- Jaringan lidah kering lidah keriput atonia
lam sel. turgor turun turgor kurang turgor buruk
Tonisitas < 270 mOsm/kg; misal: Dekstrosa 5 %, Dekstrosa Urin pekat jumlah kurang oliguria
5 % dalam Salin 0,25 % SSP mengantuk apatis koma
• Dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,45 % atau 5 % Dextrose in plasma. Glukosa ditambahkan untuk membuat agar larutan
half strength Ringer’s lactate atau menjadi isotonik.
• fase I : 20 ml/kg NaCl 0,9 % atau RL
fase II : Dekstrosa 5 % dalam NaCL 0,45 % diberikan ≥ Di dalam tubuh, glukosa dari cairan infus akan cepat men-
48 jam agar tidak terjadi edema otak dan kematian galami metabolisme menjadi air sehingga tekanan osmo-
tiknya menjadi lebih rendah dari plasma.
Kelebihan Na+ : ( X – 140 ) x BB x 0,6 = mg
Defisit cairan : {( X – 140) x BB x 0,6}:140 = L Pada defisit cairan intraseluler dapat diberi cairan hipotonis
Kecepatan koreksi maksimal 2 mEq/L/jam seperti D5W (5% Dextrose in water) atau cairan yang ban-
yak mengandung K+, Mg++, HPO4-.
2. Dehidrasi isotonik:
- kehilangan air sama dengan Na+ Cairan hipotonis mempunyai osmolaritas lebih rendah dari
- kadar Na+ 135 – 145 m.mol/L serum ( kadar Na+ lebih rendah) sehingga pemberiannya
- osmolalitas serum 275 – 295 m.Osm/L akan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan akan “di-
- terapi: tarik” dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitar ( prin-
• NaCl 0,9 % atau Dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,225 % sip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas
• 20 ml/kg NaCl 0,9 % atau RL tinggi ) sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju.
serius, sehingga lebih baik mempertahankan curah jantung VO2 meningkat setelah curah jantung meningkat, tetapi
untuk mempertahankan suplai oksigen ke jaringan. VO2 tidak akan meningkat setelah peningkatan hematokrit
pasca transfusi darah. Ini menunjukkan bahwa ambilan oksi-
Risiko transfusi: gen ( VO2 ) lebih rasional dipakai sebagai petunjuk perlunya
• Acute: overload, reaksi alergi, reaksi hemolitik, demam, transfusi dibanding hemoglobin serum secara individual.
emboli udara.
• Delayed: infeksi dan imunosupresi. VO2 = CO x ( CaO2 – CvO2 ) x 10
= 180 – 280 ml/menit.
Transfusi dapat menggunakan whole blood atau packed red
cells. Pada perdarahan akut harus diberikan whole blood. CaO2 = ( Hb x 1,37 x SaO2 ) + ( 0,003 x PaO2 )
CvO2 = ( Hb x 1,37 x SvO2 ) + ( 0,003 x PvO2 )
Kriteria transfusi dengan packed red cells: SaO2 = 93 – 98 %
• Hb < 8 g/dL SvO2 = 65 – 75 %
• Hb 8 – 10 g/dL, normovolemik disertai tanda-tanda
gangguan miokardium, serebral dan respirasi Rasio ekstraksi oksigen ( O2 ER ) = VO2/DO2 x 100
• Perdarahan hebat: 10 ml/kg pada 1 jam pertama atau > O2 ER = 0,25 – 0,30
5 ml/kg pada 3 jam pertama
3. Dekstrosa 5 % PV = 5 % x 50 kg = 2,5 L
Dipergunakan sebagai cairan rumatan (maintenance) pada dV = Na+ terbanyak pada kompartemen ekstraseluler
pasien dengan pembatasan asupan natrium atau sebagai = 20 % x 50 kg = 10 L
cairan pengganti pada pure water deficit. 2 L = volume infus ( 2,5/10 )
Penggunaan perioperatif: 2 L = volume infus ( 1/4 ) volume infus = 8 L
• berlangsungnya metabolisme Diperlukan: 8 L NaCl 0,9 %
• menyediakan kebutuhan air
• mencegah hipoglikemi 3. Berapa jumlah koloid diperlukan ?
• mempertahankan protein yang ada; dibutuhkan mini- Δ PV = 2 L
mal 100 g karbohidrat untuk mencegah dipecahnya PV = 5 % x 50 kg = 2,5 L
kandungan protein tubuh dV = koloid tempatnya di plasma
• menurunkan kadar asam lemak bebas dan keton = Plasma = PV = 2,5 L
• mencegah ketosis, dibutuhkan minimal 200 g karbohid-
rat 2 L = volume infus ( 2,5/2,5 ) volume infus = 2,5 L
Cairan infus mengandung dekstrosa, khususnya Dekstrosa 5 Diperlukan koloid: 2,5 L.
% tidak boleh diberikan pada pasien trauma kepala (neu-
ro-trauma) karena dekstrosa dan air akan berpindah secara Catatan
bebas ke dalam sel otak. Di dalam sel otak (intraseluler), • CVP dengan ventilator N = 12 – 15 mmHg.
dekstrosa akan dimetabolisir yang akan menyebabkan ede- • Terapi cairan akan mempengaruhi keseimbangan asam-
ma otak. basa.
mmol/L, magnesium 0,45 mmol/L, glukosa 0,99 g/L, laktat DAFTAR PUSTAKA
28 mmol/L ). 1. Sunatrio S. Resusitasi Cairan. Media Aesculapius FKUI: Jakarta, 2000 Agus-
tus.
Syok hemoragik dapat menyebabkan hypercoagulable 2. Balk AR, Ely EW, Goyette RE. Sepsis Hand Book. Society of Critical Care
state yang berkaitan dengan komplikasi hemoragik dan Medicine. 2nd ed. 2004
trombotik pada periode pasca operasi. 3. Giesecke AH, Egbert LD. Perioperative Fluid Therapy Crystalloid. Miller RD
(ed). Anaesthesia, 2nd ed., Churchill Livingstone: New York, Melbourne,
Hextend dapat menurunkan aktivitas heparin dan anti- 1986.
trombin II, sehingga terjadi percepatan inisiasi pembekuan 4. Surjiani-Karsono. Prinsip Dasar Resusitasi Cairan. PT Widatra Bhakti: 2005.
darah. 5. http: // koas kamar 13.wordpress.com/2007/11/09/terapi-cairan
6. Pedoman Cairan Infus. Edisi VI PT Otsuka Indonesia: 1996.
Strategi untuk rehidrasi harus memperhitungkan: defisit 7. Fluid Replacement.http://en.wikipedia.org/wiki/fluid replacement
cairan, cairan rumatan dan kehilangan cairan yang sedang 8. Smith RM. Anesthesia for Infants and Children. Fluid therapy and
berlangsung. Blood replacement. 4th ed. The CV Mosby Company. St Louis, Toronto,
London,1980:566-67.
Cara rehidrasi: 9. Arifianto. Pemberian cairan intravena.
1. Hitung derajat dehidrasi Available from URL http: //www.sehatgroup.web.id/guidelines/isi Guide
Jumlah cairan yang diberikan = derajat dehidrasi ( % ) x asp? Guide ID=6.
BB x 1000 ml 10. Hiponatremia dan hipernatremia.
2. Hitung cairan rumatan. http://terapicairan.wetpaint.com/pagr/Hiponatremia+dan+
Bayi dan Anak: rumus 4,2,1 Hipernatremia?t=anon.
Dewasa: 40 ml/kg/24 jam atau rumus 4,2,1 11. Robert KB. Fluid deficit.
3. Pemberian cairan (Guillot). http: www.elmhurst.edu/~chm/vc henbook/255fluiddeficit.html
• 6 jam I = ½ dari jumlah cairan yang diberikan + ¼ cairan 12. Hartanto WW. Terapi Cairan Dan Elektrolit Perioperatif. Bag. Farmakologi
rumatan Klinik dan Terapeutik. FK Unpad 2007.
18 jam II = ½ cairan yang diberikan + ¾ cairan rumatan 13. Huang LH, Anchala KR, Ellsbury DL, George CS. Dehydration: Treatment &
• 8 jam I = ½ cairan yang harus diberikan + ½ cairan ruma- Medication. http://emedicine.medscape.com/article/906999-treatment
tan 14. Yarboro Y, Janoff S. Dehydration.
16 jam II = ½ cairan yang harus diberikan + ½ cairan http: //yourtotalhealth.ivillage.com/dehydration.html?pageNum=9
rumatan 15. Mcllwaine JK, Corwin HL. Hypernatremia and Hyponatremia in Fink MP,
Abraham E, Vincent JL, Kochanek PA. Textbook of Critical Care, 5th ed.
Elsevier Saunders. Philadelphia, Pennsylvania, 2005: 63-65.