Vous êtes sur la page 1sur 10

BAHAYA FORMALIN DAN BORAKS

PADA MAKANAN

Oleh :
Michelle Owen Sukamto (06120100017)
Angel (06120100020)
Jane Chrestella J (06120100033)

Karya Tulis ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI MUSIK


FAKULTAS KONSERVATORIUM MUSIK
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2011
KATA PENGANTAR

Pertama-tama Penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kepada


Tuhan Yang Maha Esa sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu Penulis dalam penyelesaian karya tulis ini
serta berbagai sumber yang telah Penulis pakai sebagai sumber referensi
Penulis.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini, Penulis mengharapkan banyak
manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya tulis ini. Semoga dengan
adanya karya tulis ini dapat menambah pengetahuan kita tentang bahaya dari
formalin dan boraks sehingga kualitas makanan di Indonesia dapat
ditingkatkan.
“Tidak Ada Manusia Yang Sempurna”. Oleh karena itu Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini tidaklah sempurna. Kritik dan saran sangat
diterima untuk dijadikan batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis
Penulis di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dapat
menjadi sumber informasi bagi kita semua untuk mengetahui bahaya dari
formalin dan boraks tersebut.

Tangerang, Maret 2011


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dibuat dan diciptakan untuk
membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien. Tetapi disamping untuk makanan, bahan kimia juga dibuat untuk
kebutuhan lain, seperti pewarnaan tekstil dan pemutih pakaian. Dimana
semua bahan tersebut tidak boleh digunakan pada makanan dan apabila
digunakan pada makanan, dapat berakibat fatal apabila dikonsumsi.
Hal ini sangat penting dan memprihatinkan, fenomena ini merupakan
salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki.
Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan pada akhirnya
akan memakan korban jiwa karena tubuh kita tidak bisa menerima bahan
kimia yang berlebihan dari makanan yang kita konsumsi.

1.2 Tujuan
Pembahasan karya tulis ini mengenai “Bahaya Formalin dan Boraks”
ditujukan bagi kita semua agar mengetahui bahan-bahan apa saja yang
dikandung pada pengawet kimia formalin dan boraks, mengetahui jenis-
jenis makanan yang biasanya menjadi sasaran penggunaan formalin dan
boraks pada proses pembuatannya, serta mengetahui akibat-akibat yang
disebabkan bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
formalin dan boraks.

1.3 Perumusan Masalah


1. Bahan-bahan apa saja yang dikandung pada pengawet kimia formalin
dan boraks ?
2. Jenis-jenis makanan yang biasanya menjadi sasaran penggunaan
formalin dan boraks pada proses pembuatannya ?
3. Akibat-akibat apa saja yang disebabkan bila terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin dan boraks ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Bahan Yang Dikandung serta Pengaruh Formalin dan Boraks


2.1.1 Formalin
Formalin berupa cairan yang tidak berwarna, mempunyai bau yang
sangat menyengat, mudah larut dalam air dan alkohol. Penggunaan
formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan,
pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis.
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan.
Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan
menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa
panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh
lainnya, serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
a. Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas
pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, dan kulit terasa terbakar.
c. Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
dan kebutaan.
d. Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan
jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya
pandangan, kejang, koma dan kematian.
2.1.2 Boraks
Boraks berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tetapi
tidak larut dalam alkohol. Boraks dipakai sebagai pengawet kayu, anti
septik kayu dan pengontrol kecoa. Bahaya Boraks terhadap kesehatan
diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir.
Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan
sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda
dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang
mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang
kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan
empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Pengaruh terhadap kesehatan :
1. Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan
Syaraf Pusat).
2. Tanda dan gejala kronis :
Nafsu makan menurun, gangguan pencernaan, anemia, kerontokan
rambut dan kanker.
2.2 Jenis-jenis Makanan yang Biasanya Menjadi Sasaran Pemakaian
Formalin dan Boraks

2.2.1 Contoh dan ciri-ciri dari jenis-jenis makanan yang biasanya


menjadi sasaran pemakaian formalin dan boraks :

1. Mie basah :
a) Bau sedikit menyengat.
b) Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25º Celsius). Pada
suhu 10ºC atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
c) Mie tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah
putus), dan tidak lengket.

2. Tahu :
a)Bentuknya sangat bagus
b) Tidak mudah hancur (sampai tiga hari pada suhu kamar (25ºC). Pada
suhu lemari es (10ºC) tahan lebih dari 15 hari.
c)Bau agak menyengat.
d)Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.

3. Bakso :
a) Kenyal.
b) Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.

4. Ikan :
a) Warna putih bersih.
b) Kenyal.
c) Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
d) Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari.
e) Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat.
5. Ikan asin :
a) Ikan berwarna bersih cerah.
b) Tidak berbau khas ikan.
c) Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25ºC).

6. Ayam potong :
a) Berwarna putih bersih.
b) Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.

2.3 Cara Membededakan Makanan Segar dengan Makanan yang


Mengandung Formalin dan Boraks

2.3.1. Cara Memiilih Ikan yang Segar:


Ikan segar biasanya dikerubuti lalat. Jika tidak, Anda boleh saja
curiga. Perhatikan kondisi daging dan insangnya. Bila daging masih segar,
sementara insangnya sudah merah kecoklatan, Anda harus curiga.
Daging yang segar alami biasanya diikuti insang ikan yang juga merah
segar. Daging ikan segar akan rusak kurang dari tiga hari bila didiamkan
pada suhu kamar.
Formalin atau boraks yang melekat pada tubuh ikan bisa dihilangkan
dengan cara mencucinya sampai bersih sebanyak enam kali. Dari
penelitian laboratorium, cara ini bisa mengurangi kandungan formalin di
tubuh ikan secara signifikan.

2.3.2. Memilih Tahu dan Tempe yang Baik :


Ketika memilih tahu, pilih yang kekenyalannya normal. Tahu yang
terlalu kenyal kemungkinan menggunakan formalin. Jangan pilih yang
berbau asam atau berlendir. Menyimpan tahu sebaiknya direbus dulu
sebentar agar fermentasinya terhenti sehingga tidak asam rasanya.
Simpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin.
Sedangkan ketika memilih tempe, pilih yang baunya segar dan
kedelainya padat. Tempe harus dibungkus rapat saat disimpan di lemari
pendingin. Tempe tidak tahan lama. Sebaiknya tidak disimpan lebih dari
dua hari.

2.3.3. Cara Memilih Ikan Asin yang Baik :


Ikan asin yang tidak mengandung formalin akan terasa tidak kaku dan
tidak keras, bagian luar sedikit basah tetapi bagian dalam agak kering
karena daging bagian dalam tidak mengandung air. Karena tidak
mengandung air, ikan akan menjadi lebih ringan daripada ikan asin yang
mengandung formalin. Akan rusak kurang dari satu bulan pada suhu
kamar (25ºC).
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan


formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum
begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin. Mie basah, ikan, bakso
merupakan contoh dari sasaran utama penggunaan boraks dan formalin.
Kita harus jeli dalam memilih makanan, agar kita semua tidak terjerumus
kedalam ‘permainan’ dalam berdagang ini.

3.2 Saran

Pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan lebih lanjut


kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya,
serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya. Pengawasan
yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas juga
perlu, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintahan ke daerah-
daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan
formalin.

Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak


membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan
pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan.
Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang
sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya,
dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa
mengetahui latar belakang pembeliannya.
DAFTAR PUSTAKA

Dewanti.M,Tri dan Erni S. 2007. Bandung:Tiara Aksa


Herliani,Leni. 2000. Pengawet Makanan Alami dan Sintetis. Bandung:Alfabeta
Winarno. 2005. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Mbrio Press
Anwar,Prof.Dr.Ir.Faisal dan Prof.Dr.Ir.Ali Khomsan. Makan Tepat Badan Sehat.
2001. Solo:Hikmah

Vous aimerez peut-être aussi