Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Definisi
Depresi merupakan suatu gangguan mood. Mood adalah suasana perasaan
yang meresap dan menetap yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi
perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunia (Sadock & Sadock, 2007)
Depresi ialah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat
merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari
kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. Depresi pada lansia adalah
depresi sesuai kriteria DSM-IV. Depresi mayor pada lansia adalah didiagnosa
ketika lansia menunjukkan salah satu atau dua dari dua gejala inti (mood
terdepresi dan kehilangan minat terhadap suatu hal atau kesenangan) bersama
dengan empat atau lebih gejala-gejala berikut selama minimal 2 minggu: perasaan
diri tidak berguna atau perasaan bersalah, berkurangnya kemampuan untuk
berkonsentrasi atau membuat keputusan, kelelahan, agitasi atau retardasi
psikomotor, insomnia atau hipersomnia, perubahan signifikan pada berat badan
atau selera makan, dan pemikiran berulang tentang kematian atau gagasan tentang
bunuh diri (American Psychiatric Association/APA, 2000).
2.2.2 Epidemiologi
Menurut White, Blazer, dan Fillenbaum (1990) dalam Blazer (2000),
gejala-gejala depresif lebih sering terjadi pada oldest old, yaitu lebih dari 20%
dibandingkan dengan kurang dari 10% pada young old. Tetapi frekuensi yang
lebih tinggi tersebut diterangkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
penuaan, seperti proporsi wanita yang lebih tinggi, lebih banyak ketidakmampuan
fisik, lebih banyak gangguan kognitif, dan status sosioekonomik yang lebih
2.2.3 Etiologi
Etiologi diajukan para ahli mengenai depresi pada usia lanjut (Damping,
2003) adalah:
1. Polifarmasi
Terdapat beberapa golongan obat yang dapat menimbulkan depresi,
antara lain: analgetika, obat antiinflamasi nonsteroid, antihipertensi,
antipsikotik, antikanker, ansiolitika, dan lain-lain.
2. Kondisi medis umum
Skrining depresi pada lansia pada layanan kesehatan primer sangat penting.
Hal ini penting karena frekuensi depresi dan adanya gagasan untuk bunuh diri
pada lansia adalah tinggi (Blazer, 2003). Skrining juga perlu dilakukan untuk
membantu edukasi pasien dan pemberi perawatan tentang depresi, dan untuk
mengikuti perjalanan gejala-gejala depresi seiring dengan waktu (Gallo &
Gonzales, 2001). Skrining tidak ditujukan untuk membuat diagnosis depresi