Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Aborsi (abortion) berasal dari bahasa latin abortio ialah pengeluaran hasil konsepsi
dari uterus secara premature pada umur di mana janin itu belum bisa hidup di luar
kandungan. Secara medis, janin bisa hidup diluar kandungan pada umur 24 minggu.
Secara medis aborsi berarti pengeluaran kandungan sebelum berumur 24 minggu dan
menyebabkan kematian (Kusmaryanto, 2005).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer, 2001).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup
diluar kandungan (Saifudin, 2000).
B. ETIOLOGI
C. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan Kejadiannya
a. Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan
kekuatan sendiri
2. Berdasarkan Pelaksanaannya
b. Abortus buatan ilegal, dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum
(Abortus Kriminalis)
3. Berdasarkan Gambaran Klinisnya
g. Abortus servikalis, adalah hasil konsepsi daril uterus dihalangi oleh ostium
uterus ekternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam
kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding
menipis.
h. Missed Abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke 22,
tetapi tertahan dalam rahim selama dua bulan atau lebih setelah janin mati
D. MANIFESTASI KLINIS
1) Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva.
2) Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
3) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul.
Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian yang
terlihat dari luar(genitalia eksterna) dan bagian yang berada di dalam panggul(genitalia
interna). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan (vulva) dan liang
sanggama (vagina). Genetika interna terdiri dari rahim(uterus), saluran telur ( tuba ), dan
indung telur (ovarium). Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya
terdiri dari tulang kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas
bagian kulitnya akan ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis
yang biasanya berlu bang sebesar ujung jari yang disebut selaput dara (hymen). Di
belakang bibir vulva terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung atas
bibir terdapat bagian yang disebut clitoris, merupakan bagian yang mengandung banyak
urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak kedalam terdapat lubang kecil yang merupakan
lubang saluran air seni(urether). Agak ke bawah lagi terdapat va gina yang merupakan
saluran dengan dindi ng elastis, tidak kaku seper ti dinding pipa. Saluran ini
menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim terdapat pada bagian yang
disebut leher rahim(cerviks), yaitu bagian ujung rahim yang menyempit. Rahim
berbentuk seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B -9 cm. Letaknya terdapat di
belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan. Dindingnya terdiri dari dua
lapisan Mot yang teranyam saling melintang. Lapisan dinding rahim yang terdalam
disebut endometrium, merupakan lapisan selaput lendir. tvtutai dari ujung atas kanan kiri
rahim terdapat saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur kiri dan
kanan. lndung tekur berukuran 2,5x1,5x0,6 cm, mengandung sel-sel telur ( ovum ) yang
jumlahnya lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat
disekitarnya menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran pelepasan
sehingga alat-alat itu tetap berada pada tempatnya.
1. Fungsi seksual
2. Fungsi hormonal
3. Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).
1. Fungsi Seksual
Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang dapat
mengeluarkan cairan, berguna sebagai pefumas pada saat sanggama. Selain itu
vulva dan vaginajuga berfungsi sebagai jalan lahir.
2. Fungsi Hormonal
Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur clan Rahim didalam
mempertahankan ciri kewanitaan clan pengaturan haid. Perubahan-perubahan
fisik clan psikhis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat
hubungannya dengan fungsi indung telur menghasilkan hormon-harmon wanita
yaitu estrogen dan progesteron. Dalam masa kanak-kanak indung telur belum
menunaikan fungsinya dengan baik. Manakala indung teiur mulai berfungsi, yaitu
kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif menghasilkan
hormon-hormon wanita. Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan
hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah
perubahan-perubahan fisik pada Wanita. Paling terjadi pertumbuhan payudara,
kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di ketiak.
Selanjutnya terjadilah haid yang pertama kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia
10-16 tahun. Mula-mula haid datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara
teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang
berlangsung kurang lebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche clan
1-3 tahun setelah menarche bertangsung dengan cepat, saat ini disebut masa
puberras. Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa kllmakterium
yaitu masa yang menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. "Mula-
mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1-2 bulan sekali atau tidak teratur
dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka
dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini
sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan
psikhis yaitu emosi yang pada saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi clan
kerapuhan tulang. Menstruasi atau haid yang terjadi secara siklus, 24-36 haid
sekali, timbul karena pengaruh hormon yang berinteraksi terhadap selaput lendir
rahim (endometrium). Lapisan tersebut berbeda ketebalannya dari hari ke hari,
paling tebal terjadi pada saat masa subur, yang mana endometrium dipersiapkan
untuk kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, lapisan ini mengelupas dan
terbuang berupa darah haid. Biasanya haid berlangsung 2- 8 hari dan jumlahnya
kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setelah darah haid habis, lapisan tersebut mulai
tumbuh kembang, mula-mula tipis kemudian bertambah tebal untuk kemudian
mengelupas lagi berupa darah haid. Menjelang haid dan beberapa hari saat haid
wanita sering mengeluhkan mudah tersinggung, pusing, nafsu makan berkurang,
buah dada tegang, mual dan sakit perutbagian bawah. Kebanyakan wanita
menyadari adanya keluhan ini dan tidak mengganggu aktivitasnya, tetapi
beberapa wanita merasakan keluhan ini berlebihan. Berat ringannya keluhan ini,
sesungguhnya tergantung dari latar belakang psikobgis dan keadaan emosi pada
saat haid.
3. Fungsi reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur dan rahim. Sel telur
yangsetiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan
masuk kedalamsaluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel
benih pria ( spermatozoa )membentuk organisme baru yang disebut Zygote, pada
saat inilah ditentukan jenis kelamin janindan sifat -sifat genetikrrya. Sefanjutrrya
zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur danmasuk kedalam rahim.
Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri danberkembang
men)adi mudigah. Mudlgah selanJutnya tumbuh dan berkembang sebagai
janinyang kemudlan akan lahir pada umur kehamilan eukup bulan. tvlasa subur
pada siklus haid 28hari, terjadi sekitar hari ke empatbelas dari hari pertama haid.
Umur sel telur sejak dikeluarkandalam indung telur hanya berumur 24 jam,
sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.
F. PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi pendarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus desidua secara
dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.Pada kehamilan 8-14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga placenta dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak pendarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu
dari pada placenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum), janin lahir mati,
janin masih hidup, mota kruenta, fetus kompresus, maserasi, atau pupiraseus.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes kehamilan : (+) positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
H. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi.Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus
kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan
apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang
merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci,
streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T.
paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada
lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium
sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas padsa desidua.Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi
menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium.Organisme-
organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus
adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob,
Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens.
Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus
dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena
dapat membentuk gas
I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
1. Abortus spontaneus
Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau
medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus
meliputi :
2. Abortus Imminens
3. Abortus Insipiens
Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan:
4. Abortus lnkompletus
e. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
5. Abortus Kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah
banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya
apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari
atau jika anemia berat maka perlu diberikan transfusi darah.
6. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium
uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam
kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan
dinding menipis. Padap emeriksaand itemukan serviks membesar dan di atas
ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan
busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis
servikalis.
7. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed
abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone.
Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat
menyebabkan missed abortion.
Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter. Apabila perdarahan terjadi
selama kehamilan. Ibu harus istirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi. Terapi
intra vena atau transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi
inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu
juga dengan kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan. Jika
penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaaiknya ditunda sampai dapat
penyebab yang pasti untuk memuai terapi antibiotik.
Penatalaksanaan Keperawatan
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus tidak ada
6. Neurosensorik
Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi epidural
7. Nyeri/ kenyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
11. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hasil konsepsi
Terganggu virus
Kekurangan Perubahan
Volume Perfusi jaringan
cairan
Ganggua
n
eliminasi