Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FORMAT PENGKAJIAN
IV. Post natal : Kontrol seminggu sekali di poli klinik, ASI lancar,
bayi belum menyusui karena masih dalam perawatan PICU/NICU.
1
VII. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : ibu sendiri.
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik ditunggu oleh kedua orang tua
dan keluarga.
3. Hubungan dengan teman sebaya :-
4. Pembawaan secara umum : Gerakan kurang aktif
5. Lingkungan rumah : Klien tinggal bersama orang tua.
2
-Hb :17,8 gr% - AL = 17,8 K/UL.
-Hematokrit = 48,4 % - Netrofil = 11,9 lymp = 3,68
- monosit = 1,91
Tgl. 15/9/2003 - Eo = 130
Hb =13 gr% - Baso = 187.
Ht = 33,9 %
Total Protein = 6,0 G/dl
Albumin = 3,6 G/dl
Bilirubin total = 10,40 H Mg/dl
Bilirubin direc.= 0,5 H MG/ dl
Tgl. 17/9/2003.
Natrium : 137,7 mmol/L
Ion Kalsium : 3,83 mmol/L
Tgl 18/9/2003
Bilirubin total = 14 mg/DL
Bilirubin Direk = 1,22 H mg/DL
Tgl. 20/9/2003.
Bilirubin total = 11,0 H Mg/dl
Bilirubin direc. = 0,89 H Mg/dl
Tgl.23/9/2003.
Bilirubin total = 5,56 H Mg/dl.
Bilirubin direc. = 1.00 Mg/dl
Ureum = 11 Mg/dl.
Creatinin = 0,6 Mg/dl
3
Vital sight: HR 100 x/mnt. RR= 40x/mnt. S= 37,5oC.
4
ANALISA DATA
Ureum = 11 MG/DL
Creatinin = 0,6 L MG/DL. (23/9)
5
ASUHAN KEPERAWATAN
6
Turgor jelek normal mengisap perilaku makan
BB lahir= 2.900 kg turgor kulit membaik. sertarefleks nutrient oral secara
BB sekarang 2600kg menelan negatif.
Starus gizi buruk
Hb = 13,4 gr% Ht= 3. Membersihkan parese
3. Kaji kongesti pernafasandari mukus
33,9% (14/9) nasal atau bersin
Albumin = 3,6 g/dl yang berlebihan ,
pada bayi mungkin bayi baru
(15/9)
sebelum lahir bernafas lebih
Protein 6,0 L G/dl.
pemberian makan. mudah saat makan
yang memperbaiki
masukan oral.
4. Observasi 4. Untuk
keadaan sonde mempertahankan
posisi dalam keadaan
7
nutrisi dan
pertumbuhan BB
buruk. (Protein yang
adekuat secara kritis
penting untuk
memberikan pert.otak
selama fase hiperplasi
& hipertropi pada 6
bulan pertama
kehidupan). Ketidak
adekuatan mencerna
protein selama fase
ini akan
mengakibatkan
perlambatan
perkembangan).
8
serum total. Hb rendah mungkin
dihubunhkan dengan
hidrocephalis atau
dengan
inkompatibilitis RH
yang terjadi dalam
uterus serta
menyebabkan
hemolisis, edema dan
pucat kadar rendah
protein serum
menandakan
penurunan kapasitas
ikatan terhadap
bilirubin.
3. Berikan obat-
3. Alinamin & NP
obatan sesuai
primer untuk
indikasi : mencukupi kebutuhan
Alinamin F 2x1 protein.
cc
Bacterisym
2x180 mg
Mikasin 2x 22
mg
NP Primer 1/3
btl/hr.
CATATAN PERKEMBANGAN
9
jalur infasif agar tetap dalam posisi HR = 40x/ mnt.
yang baik (infus mobilisasi spalk). Oral ASI/LLM 2,5 cc/2
5. NGT (+) terpasang baik. jam residu +
J: 13 00
23 September 2003.
23 Sept.2003
1. Proteksi infeksi : observasi A: Masalah teratasi belum tyeratasi
J : 09.00. WIB pemasangan jalur infasif. P: Lanjutkan intervensi.
2. Membersihkan daerah sekeliling bayi
mengganti alas dengan kain lembut S: -
dan bersih . O:
3. Membersihkan daerah perineum Ku lemah, tangis by
dengan kapas basah dan lembut serta lemah
menggati popok. Infus D 10 % 23 tts/mnt
4. Obervasi input autput, warna dan mikro lancar tidak ada tanda-
J : 11.00 WIB jumlah, menampung urine dengan tanda infeksi
Oral + ASI/ LLM 2,5 cc/2
jam
5. kantong plastik. residu 3 cc
Intake : 552
Out put : 150
Balance : + 402 cc
BB= 2600 kg.
A: Masalah teratasi
10
12. Memberikan nutrisi parenteral
sesuai indikasi, infus D10% 23
tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/
hari.
23 Sept.2003 23 September 2003.
J: 10.00. WIB 1. Timbang BB S:
2. Mengobservasi keadaan sonde O:
BB 2750 kg.
3. Memantau kondisi kekuatan dan ASI/LLM 2,5 cc/ 2 jam Residu
refleks mengisap serta menelan (+) 3 cc , muntah (+)
4. Mengkaji kongesti nasal bersin Infus D 10 % 23 tpm .
sebelum pemberian makanan. NP Primer 1/3 botol perhari
5. Melakukan aspirasi sebelum Alinamin F 2x1 cc inj.
Turgor jelek, dicoba untuk
memberikan makan lewat sonde. menetek (-).
6. Mengatur posisi bayi miring kanan
7. Memantau masukan dan haluaran A : Masalah belum teratasi
termasuk frekwensi dan
konsistensi defekasi. P : Lanjutkan intervensi.
8. Memberikan nutrisi parenteral
sesuai indikasi, infus D10% 23
tpm mikro dan NP primer 1/ 3 btl/
hari.
J : 11.30 9. Mengajari ibu menyusui (bayi tidak
mau menyusui muntah (+) 3 X
11
S = 37oC N= 120x/mnt
J: 11.00 WIB. 3. Monitor TTV HR= 40x/mnt.
Turgor jelek
Lab. Protein 6,0 L G/dl
J: 11.30. WIB 4. Kaji hasil lab.
AL = 13,8 k/ul (13/9)
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.
23 Sept.2003
23 September 2003
J: 11.00 WIB Monitor TTV.
1.
Memberi obat-obatan sesuai
2. S: -
dengan indikasi : O:
KU lemah.
Alinamin F 2x 1 cc inj. Malas menyusui
Bacterisym 2 x 180 mg. NGT (+) ASI/ LLM 2,5
NP primer 1/3 botol perhari. cc/2 jam Residu (+)
Muntah (+)
3. Memberikan nurtrisi parenteral S = 36,5oC N= 100x/mnt
HR= 40x/mnt.
Turgor jelek
Lab. Protein 6,0 L G/dl
12
NP primer 1/3 botol perhari. Bil.Direk= 0,89 H MG/dl
(25/9)
Hb= 17,4 g%
Ht= 48,4 gr ( 15/9)
J: 11.00 WIB 5. Memberikan nutrisi yang adekuat. Ikterus Kramer IV
Nutrisi personde ASI/LLM
2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,
muntah (+)
Alinamin F 2x 1 cc inj.
Bacterisym 2 x 180
mg.inj
NP primer 1/3 botol
perhari.
24 Sept.2003.
24 Sept 2003
1. Observasi KU
J : 17.00 WIB
S:-
2. Mengobservasi bayi, perhatikan O:
sklera dan mukosa oral, kulit. KU lemah
Ikterik kramwe IV
Nutrisi personde ASI/LLM
3. Memberikan obat sesuai dengan 2,5 cc/ 2 jam, residu (+) ,
indikasi : muntah (+)
Alinamin F 2x 1 cc inj. BAB (+) cair warna kunig
Bacterisym 2 x 180 mg.inj BAK (+) warna kuning
NP primer 1/3 botol perhari.
4. Obervasi haluaran
13