Vous êtes sur la page 1sur 28

TUGAS MAKALAH EFFISIENSI ENERGI

KAJIAN TERKAIT JURNAL EXERGY KIMIA


Dosen Pengampu : Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T.

Disusun oleh:

Unggul Eka Pratidina 40040119650003

Palupi Diah Utami 40040119650015

Rhida Amalia Dewi Firdausi 40040119650020

Adidan Bagus Prasetyo 40040119650078

Arum Agustina 40040119650089

Elsan Febiyanti 40040119650090

Rafiqo Zalfan Ainurrahmaan 40040119650113

PRODI S1 TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas segala
limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah terkait dengan jurnal exergi kimia ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Effisiensi Energi. Tentunya tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, maka dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah effisiensi exergi
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang telah memberikan arahan, bimbingan serta
dukungan kepada kami dalam menulis dan menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Teman-teman TRKI 2019 yang selalu memberikan masukan kepada kami dalam
menyelesaikan tugas makalah ini dan terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk
menyelesaikan makaklah ini tepat waktu.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
memiliki banyak kekurangan. Meskipun kami telah mengerahkan segala kemampuan untuk
lebih teliti, tetapi kami masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam penyusunan
tugas makalah ini. Untuk itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi selangkah lebih maju. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Semarang, 20 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................3
2.1 Pengertian Energi................................................................................................................3
2.2 Pengertian Eksergi...............................................................................................................3
2.3 Perbedaan Energi Dan Eksergi............................................................................................3
2.5 Eksergi dalam Panas............................................................................................................4
2.6 Analisis eksergi...................................................................................................................4
2.7 Efisiensi Analisa Eksergi.....................................................................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN..............................................................................................6
3.1 Analisis Jurnal Exergy Kimia..............................................................................................6
3.2 Pentingnya Analisis Exergy................................................................................................6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................7
4.1 Analisis Exergy Kimia........................................................................................................7
4.2 Eksergi Pada Kiln Feed.......................................................................................................7
4.3 Eksergi Pada Batubara Kiln.................................................................................................9
4.4 Eksergi Udara Yang Masuk Ke Kiln.................................................................................12
4.5 Eksergi Pada Kerja Motor.................................................................................................12
4.6 Perhitungan Eksergi Pada Gas Buang Kiln.......................................................................13
4.7 Eksergi Pada Debu Yang Keluar Dari Kiln.......................................................................14
4.8 Eksergi Akibat Konveksi dan Radiasi...............................................................................16
4.9 Eksergi Pada Klinker.........................................................................................................16
4.10 Eksergi Pada Reaksi Pembentukan Klinker......................................................................18
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................23
5.2 Saran..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................24
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eksergi adalah jumlah maksimum kerja net yang diperolah ketika aliran materi dibawa
dari keadan awal menuju keadaan mati (dead state) melalui proses yang melibatkan
interaksi hanya dengan lingkungan . Analisis eksergi merupakan sebuah metode yang
menggunakan konservasi massa dan konservasi prinsip-prinsip energi bersama dengan
hukum kedua termodinamika untuk desain dan analisis sistem termal. Istilah lain yang
sering digunakan untuk mengidentifikasi analisis eksergi adalah analisis ketersediaan.
Hubungan eksergi dengan analisis energi pada sistem kiln diperlukan untuk mengevaluasi
kinerja dari alat tersebut dalam produksi semen.
Analisis ini melibatkan penilaian masukan energi dan eksergi pada masing-masing tahap
proses produksi semen. Diketahui bahwa 50% eksergi hilang walaupun sejumlah besar limbah
panas sudah dimanfaatkan. Satu-satunya penggunaan yang utama dari konsep eksergi adalah
kesetimbangan eksergi di dalam menganalisis sistem termal. Proses pembuatan semen dibagi
menjadi dua jenis yang berbeda yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dry
process). Perbedaan antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya proses pengeringan
material sebelum masuk proses pembakaran (burning).Pada proses basah material baku semen
yang telah dicampur langsung masuk dalam kiln untuk proses pembakaran tanpa adanya proses
pengeringan terlebih dahulu. Sehingga pada proses basah, bahan bakar yang digunakan relatif
besar karena di samping untuk proses kalsinasi, panas yang dihasilkan bahan bakar juga
digunakan untuk menguapkan air yang terkandung dalam material. Di samping itu pada proses
basah diperlukan dimensi kiln yang lebih panjang untuk menjamin proses kalsinasi sebagai
proses pembentukan semen dapat berlangsung secara sempurna.
Pada proses jenis ini material yang akan masuk kiln terlebih dahulu mendapatkan
pemanasan awal di SP (Suspension Preheater) oleh gas pembakaran dari kiln serta udara panas
yang keluar dari cooler. Suspension Preheater biasanya dilengkapi tungku pembakaran yang
disebut dengan calciner. Dengan menggunakan pemanasan awal ini maka beban pemanasan di
kiln menjadi lebih kecil sehingga cukup menggunakan kiln yang relatif lebih pendek
dibandingkan dengan proses basah. Dengan pemanfaatan gas panas dari kiln dan cooler yang
dapat dikategorikan sebagai “gas buang” maka efisiensi proses kering menjadi lebih tinggi
dibandingkan proses basah. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan panas di kiln merupakan
peran yang sangat penting dalam industri semen.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan energi?
2. Apa yang di maksud dengan eksergi dan eksergi dalam panas?
3. Apa perbedaan energi dan eksergi?
4. Bagaimana klasifikasi eksergi?
5. Bagaimana analisa efisiensi eksergi pada rotary kiln pada produksi semen?

1.3 Tujuan
2 Untuk memahami konsep energi
3 Untuk memahami konsep eksergi.
4 Untuk mengetahui klasifikasi eksergi.
5 Untuk memahami eksergi dalam panas.
6 Untuk mengetahui analisa efisiensi eksergi pada rotary kiln pada produksi semen?
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Energi


Termodinamika telah memberikan dalam hukum pertamanya tentang konsep energi,
yang merupakan kuantitas yang terbukti dengan sendirinya secara empiris yang didefinisikan
secara empiris untuk kapasitas yang dimiliki sistem termodinamika dalam melakukan
pekerjaan fisikokimia. Hukum pertama termodinamika menunjukkan bahwa energi dalam
sistem terisolasi adalah konstan dan bahwa perubahan energi dalam sistem tertutup sama
dengan jumlah energi yang diterima dari atau dilepaskan dari sistem (prinsip kekekalan
energi).

2.2 Pengertian Eksergi


Eksergi adalah jumlah maksimum pekerjaan yang dapat diperoleh ketika pembawa
energi dibawa dari keadaan awalnya ke keadaan kesetimbangan termodinamika (keadaan inert)
dengan zat umum dari lingkungan alam dengan proses reversibel proses, yang hanya
melibatkan interaksi dengan zat-zat alami. Dengan demikian, eksergi dapat juga menjadi
jumlah kerja minimum yang harus diberikan jika suatu zat atau bentuk energi harus dihasilkan
dari keadaan acuan inertnya
Konsep eksergi secara ekplisit memperlihatkan kegunaan (kualitas) suatu energi dan zat
sebagai tambahan selain apa yang dikonsumsi dalam tahapan-tahapan pengkonversian atau
transfer energi. Salah satu kegunaan utama dari konsep eksergi adalah keseimbangan eksergi
dalam analisis sistem termal. Keseimbangan eksergi (analisis eksergi) dapat dipandang sebagai
pernyataan hukum energi degradasi.

2.3 Perbedaan Energi Dan Eksergi


Secara garis besar perbedaan energi dan eksergi adalah:
1) Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah wujud,
sedangkan eksergi pada sistem dapat berkurang bahkan musnah.
2) Perhitungan energi sesuai dengan hukum termodinamika pertama, sedangkan eksergi
sesuai dengan hukum termodinamika kedua.
3) Eksergi berhubungan langsung dengan kemampuan alat atau mesin dalam memanfaatkan
energi yang tersedia.

2.4 Klasifikasi Eksergi


Eksergi suatu zat secara konvensional diklasifikasikan menjadi dua bagian:
1) Eksergi fisik yang berhubungan dengan perubahan suhu (eksergi termal), perubahan
tekanan (eksergi tekanan, eksergi dinamis), dan perubahan konsentrasi (eksergi
campuran)
2) Eksergi kimia yang terkait dengan perubahan komposisi kimia zat

2.5 Eksergi dalam Panas


Energi panas (panas), hanya dapat diubah sebagian menjadi kerja, sedangkan bentuk
energi lainnya secara teoritis semuanya dapat diubah menjadi satu sama lain. Sebuah mesin
panas reversibel yang ideal mengubah energi panas menjadi kerja, menghasilkan jumlah kerja
maksimum, Wrev, yang dapat diperoleh dari sejumlah energi panas Q yang diterima oleh zat
yang bekerja (gas ideal) di dalam mesin dari sumber panas luar pada suhu tinggi T dan
melepaskan sejumlah energi panas Q0 ke reservoir panas luar pada suhu rendah T0.

2.6 Analisis eksergi


Analisa eksergi adalah alat untuk identifikasi jenis, lokasi dan besarnya kerugian termal.
Identifikasi dan kualifikasi kerugian ini memungkinkan untuk evaluasi dan perbaikan desain
sistem termal. Metode analisis eksergi dapat menunjukkan kualitas dan kuantitas kerugian
panas dan lokasi degradasi energi (mengukur dan mengidentifikasi penyebab degradasi energi).
Sebagian besar kasus ketidaksempurnaan termodinamika tidak dapat dideteksi dengan analisis
energi.

2.7 Efisiensi Analisa Eksergi


Efisiensi hukum I dan II Termodinamika sering disebut efisiensi energi dan efisiensi
eksergi. Efisiensi eksergi biasanya lebih rendah dari efisiensi energi, karena irreversibilities
dari proses penghancuran beberapa eksergi masukan. Analisis eksergi adalah metodologi yang
menggunakan prinsip konservasi energi (yang terkandung dalam hukum I Termodinamika)
bersamasama dengan non-konservasi prinsip entropi (diwujudkan dalam hokum II) untuk
analisis, desain dan peningkatan energi serta sistem lainnya.
Metode eksergi berguna untuk meningkatkan penggunaan energi efisiensi sumber daya,
untuk mengkuantifikasi lokasi, jenis dan besaran limbah dan kerugian. Secara umum, efisiensi
lebih bermakna dievaluasi dengan eksergi daripada analisis energi, karena efisiensi Eksergi
terkait ukuran dari pendekatan ideal. Oleh karena itu, analisis eksergi mengidentifikasi margin
yang tersedia untuk merancang sistem energi yang lebih efisien dengan mengurangi inefisiensi.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Jurnal Exergy Kimia


Judul Jurnal : Analisis Eksergi Pada Rotary Kiln di Dalam Proses Produksi Pembuatan
Semen (Exergy Analysis of Rotary Kiln in Cement Production Process)
Nama Jurnal : Scientifict Journal Of Mechanical Engineering KINEMATIKA
Penulis : Hendar Wirawan dan Nazzaruddin Sinaga
Tahun : 2021
Volume, Isu : Volume 6, Isu 1
3.1.1 Permasalahan Jurnal
Banyak permasalahan yang ditemukan dalam termodinamika yang memerlukan aplikasi
dari Hukum Termodinamika Kedua atau hanya menggunakan entropi dan konsep ketersediaan.
Kedua pendekatan harus dianggap sebagai pelengkap. Keseimbangan eksergi secara umum
merupakan cara penting untuk mengidentifikasi sumber kerugian dalam proses produksi.

3.2 Pentingnya Analisis Exergy


Analisis eksergi diperlukan untuk mengetahui kerugian kerja pada suatu mesin atau
sistem. Dalam perhitungan eksergi diperlukan data kapasitas panas. Karena massa yang masuk
ke dalam kiln berupa senyawa kimia, maka untuk menghitung kapasitas panasnya sesuai
dengan zat kimia pada senyawa tersebut. Untuk memudahkan perhitungan eksergi, maka dapat
dilakukan beberapa langkah:
a) Asumsi
Asumsi yang dipakai dalam perhitungan eksergi yaitu :
 Udara kering terdiri dari 21% O2 dan 79% N2
 Keadaan lingkungan ialah pada temperatur 30 C atau 303,15 K
 Gas berperilaku seperti gas ideal

b) Data
Data literatur yang diperlukan untuk menganalisis eksergi adalah data-data hasil perhitungan
neraca massa dan neraca energi pada kiln dan nilai kapasitas panas.
c) Diagram Alir Proses
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Exergy Kimia


Eksergi masuk dapat ditentukan jika kerja yang dilakukan oleh kiln di dalam suatu
proses, besarnya kerja bersih pada sistem sama dengan pemberian eksergi pada sistem.
Demikian juga, selama perhitungan kerja motor yang dilakukan pada sistem menunjukkan
sebuah aliran eksergi terhadap sistem dapat dianggap sebagai eksergi yang masuk ke suatu
proses. Demikian pula, identifikasi mengenai eksergi produk, xproduk, yang didefinisikan
sebagai hasil yang diinginkan proses yang dinyatakan dalam istilah eksergi dan aliran eksergi.
Jika semen objeknya adalah limestone, clay, iron sand, dan sand. Pada awalnya berlaku
temperatur dan tekanan ambien, eksergi produk diukur dengan mudah seperti eksergi pada
produk akhir, yang mana dalam kasus ini memproduksi semen (Wirawan, 2021).

4.2 Eksergi Pada Kiln Feed

Perhitungan eksergi pada kiln feed dapat dihitung dengan mengetahui nilai kapasitas
panas kiln feed dari masing-masing komponennya. Data kapasitas panas komposisi kiln
feed dapat dilihat pada tabel berikut ini. Karena kiln feed merupakan fasa padat, maka
untuk menghitung eksergi kiln feed menggunakan persamaan berikut:

………………………………………………….1

Tabel 4.1 Data kapasitas panas kiln feed

M
Komponen (kg/kmol) m State Kapasitas panas, Cp
(kg/jam) (cal/mol.K)
CaO(s) 56 101.953,1 Kwarsa 10,00 + 0,00484T –
4 108000/T2
MgO(s) 44 1.775,28 Korundum 10,86 + 0,001197T –
208700/T2
SiO2(s) 60 21.786,2 Kwarsa 10,95 + 0,00550T
5
Al2O3(s) 102 15.062,5 Kristal 22,08 + 0,008971T –
4 522500/T2
Fe2O3(s) 160 4.266,51 Kristal 24,72 + 0,01604T –
423400/T2
Catatan: (s) = fasa padat
Dari hasil perhitungan dari masing-masing komponen kiln feed, maka dapat diketahui nilai
laju alir eksergi dan nilai eksergi kiln feed per kg klinker dan hasil perhitungannya dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 4.2 Laju alir eksergi dan eksergi kiln feed
Komponen x (kW) x (kJ/kg klinker)
CaO(s) 13.234,87 336,00
MgO(s) 253,96 6,45
SiO2(s) 2.945,39 74,78
Al2O3(s) 2.220,56 56,37
Fe2O3(s) 534,78 13,58
Total 19.189,55 487,17
Catatan: (s) = fasa padat

Karena material yang masuk ke dalam kiln adalah senyawa kimia, maka untuk
menganalisis ekserginya dapat juga menggunakan fungsi termodinamika baru yaitu eksergi
referensi dan standar eksergi dengan bantuan energi Gibbs pada pembentukan senyawa.
Faktor koreksi temperatur pada unsur-unsur kimia yang terkandung dalam komponen juga
digunakan dalam perhitungan ini karena perhitungan eksergi menggunakan temperatur
referensi 30oC atau 303,15 K, sedangkan data-data untuk menghitung eksergi referensi dan
standar eksergi menggunakan temperatur referensi 25oC atau 298,15 K.
Untuk menghitung nilai eksergi referensi pada senyawa kimia terlebih dahulu menentukan
beberapa ketentuan yaitu:
1) Menentukan unsur-unsur kimia pembentuk senyawa.
2) Mengetahui persamaan reaksi pada unsur-unsur kimia pembentuk senyawa.
Dari kedua ketentuan tersebut, maka nilai eksergi referensi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan

………………(2)
dimana:
ΔGo =f standar pembentukan energi Gibbs pada senyawa (kcal/mol)
A, B, dan C = unsur-unsur pembentuk senyawa kimia
a, b, dan c = nilai molar dari unsur-unsur pembentuk senyawa

Setelah nilai eksergi diketahui, maka nilai standar eksergi juga dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut.
o θ
x  x  H  To (3)
S

Tabel 4.3 Data eksergi referensi, standar pembentukan energi Gibbs dan faktor koreksi
temperature senyawa kiln feed.
o
θ ΔG
x f δT
Komponen
(kcal/mol) (kcal/mol) (cal/mol.K)
CaO(s) 26,37 - 144,3 -
MgO(s) 12,14 - 136,1 -
SiO2(s) * - - 190,4 -
Al2O3(s) * - - 376,87 -
Fe2O3(s) * - - 179,1 -
Ca(s) 170,26 - 269,8 - 80,96
Mg(s) 147,76 - 517,1 - 86,18
O(g) 0,47 0 1,58
Si(s) 203,81 - 204,75 - 46,67
Al(s) 188,39 - 378,2 - 39,81
Fe(s) 87,99 - 177,4 - 35,20
Catatan: (s) = fasa padat; (g) = fasa gas
Dari hasil perhitungan dari masing-masing komponen kiln feed, maka dapat diketahui
nilai eksergi referensi dan nilai standar eksergi kiln feed. Dari hasil perhitungan dari masing-
masing komponen kiln feed, maka dapat diketahui nilai eksergi referensi dan nilai standar
eksergi kiln feed. Hasil perhitungan eksergi referensi dan standar eksergi kiln feed dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Nilai eksergi referensi, standar eksergi kiln feed, dan faktor koreksinya
Komponen xθ (kJ/kg) xo (kJ/kg) δT (kJ/kg)
CaO(s) 1.970,21571 2.408,0005 -40,20511
9
MgO(s) 1.269,844 1.807,7828 -72,95692
6
SiO2(s) 1.000,67333 1.443,5020 -30,66437
5
Al2O3(s) 54,14588 574,83106 -55,40882
Fe2O3(s) -44,7165 373,28865 -20,03775
Total 4.250,16243 6.607,4052 -219,27292
1
Catatan: (s) = fasa padat

4.3 Eksergi Pada Batubara Kiln


Untuk menentukan nilai eksergi pada batubara perlu ditentukan nilai rasio massa
oksigen dengan karbon. Perbandingan tersebut digunakan untuk menentukan persamaan
untuk eksergi pada batubara.
Rasio massa oksigen dengan karbon = 908
= 0,13879

6542
Nilai eksergi batubara dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Jika  0,666 , maka nilai ekserginya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
c

Tabel 4.5 Nilai eksergi kimia pada bahan bakar [berdasarkan kerja Szagut dan Styrylska]
Untuk menghitung nilai λ dapat menggunakan data fraksi atom batubara kiln. Data fraksi atom
batubara kiln dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Fraksi atom batubara kiln


Komponen M Fraksi massa Fraksi atom
(kg/kmol) (%) (%)
C(s) 12 65,42 7,85
H2(g) 2 5,52 0,11
O2(g) 32 9,08 2,91
N2(g) 28 1,08 0,30
S(s) 32 0,82 0,26
H2O(l) 18 4,63 83,34
Abu – 13,45 -
Total – 100 94,7712
Catatan: (s) = fasa padat; (l) = fasa cair; (g) = fasa gas
4.4 Eksergi Udara Yang Masuk Ke Kiln
Udara yang masuk ke dalam kiln terdiri dari empat macam yaitu udara pendorong
batubara, udara primary fan, udara nosring, dan udara sekunder. Untuk menganalisis eksergi
udara yang masuk ke kiln diperlukan nilai kapasitas panas, entalpi, dan entropi dari masing-
masing udara yang masuk ke dalam kiln. Tekanan udara yang masuk ke dalam kiln
mempunyai tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer (P = Po) yaitu 1 atm atau 101,325
kPa. Udara dapat dikatakan sebagai gas ideal, maka untuk menghitung nilai eksergi udara
dapat menggunakan persamaan:

Dari hasil perhitungan laju alir eksergi dan eksergi dari masing-masing udara yang
masuk ke kiln, maka total laju alir eksergi dan nilai eksergi udara yang masuk ke kiln dapat
diketahui. Hasil perhitungan laju alir eksergi dan eksergi udara yang masuk ke kiln dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Laju alir eksergi dan eksergi udara yang masuk ke kiln
Komponen x (kW) x (kJ/kg klinker)
Udara pendorong batubara 4,20 0,11
Udara primary fan 131,86 3,35
Udara nosring 13,21 0,34
Udara sekunder 3.649,88 96,66
Total 3.799,14 96,45

4.5 Eksergi Pada Kerja Motor


Kerja motor merupakan aliran energi mekanikal untuk melakukan perputaran yang
mana ekserginya dapat diukur, eksergi tersebut merupakan kerja otomatis yang berubah
menjadi aliran eksergi yang mempunyai nilai yang sama. Maka dapat dikatakan bahwa kerja
motor merupakan aliran eksergi atau dapat dikatakan suatu aliran kerja (W) sebanding
dengan aliran eksergi.
xw = W

Daya motor yang diketahui = 450 Kw


Laju alir eksergi pada motor sama dengan daya pada motor tersebut, maka:

Laju alir motor adalah:

Eksergi yang keluar dari kiln berupa eksergi gas buang kiln, eksergi debu sisa
pembakaran, eksergi yang hilang akibat konveksi dan radiasi, eksergi klinker (produk), dan
eksergi yang digunakan untuk reaksi di dalam kiln.

4.6 Perhitungan Eksergi Pada Gas Buang Kiln


Untuk menghitung eksergi gas buang kiln, terlebih dahulu menentukan komposisi dan
kapasitas panas gas buang tersebut. Gas buang kiln dapat dikatakan sebagai gas ideal.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan nilai eksergi pada gas buang kiln dapat
menggunakan persamaan (3).
Tabel 4.7 Data kapasitas panas gas buang kiln
M m
Komponen Kapasitas panas, Cp
(kg/kmol) (kg/jam) (cal/mol.K)
CO2(g) 44 23.777,76 10,34 + 0,00274T –
055 195500/T2
CO(g) 28 133,3645 6,60 + 0,00120T
H2O(g) 18 7.841,310 8,22 + 0,00015T –
63 0,00000134T2
SO2(g) 64 164 7,70 + 0,00530T –
0,00000083T2
N2(g) 28 192.188,2 6,50 + 0,00100T
171
O2(g) 32 37.394,35 8,27 + 0,000258T –
864 187700/T2
Catatan: (g) = fasa gas

Dari hasil perhitungan laju alir eksergi dan eksergi dari masing-masing komposisi
gas buang kiln, maka total laju alir eksergi dan eksergi gas buang kiln dapat diketahui dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 4.8 Laju alir eksergi dan eksergi gas buang kiln
Komponen x (kW) x (kJ/kg klinker)
CO2(g) 801,40 20,35
CO(g) 4,48 0,11
H2O(g) 432,16 10,97
SO2(g) 3,52 0,09
N2(g) 6.389,13 162,20
O2(g) 1.190,16 30,22
Total 8.820,84 223,94
Catatan: (g) = fasa gas

4.7 Eksergi Pada Debu Yang Keluar Dari Kiln


Debu yang keluar merupakan hasil dari hilang pijar (Loss On Ignition) dan abu
batubara. Untuk menghitung eksergi debu yang kaluar dari kiln, harus mengetahui data
kapasitas panas debu. Karena debu yang keluar dari kiln merupakan fasa padat, maka untuk
menghitung eksergi debu tersebut dapat menggunakan persamaan (1).
Tabel 4.9 Data kapasitas panas debu yang keluar dari kiln

Komponen M Kapasitas panas, Cp


(kg/kmol) (cal/mol.K)
CaO(s) 56 10,00 + 0,00484T – 108000/T2
MgO(s) 44 10,86 + 0,001197T – 208700/T2
SiO2(s) 60 10,87 + 0,008712T– 241200/T2
Al2O3(s) 102 22,08 + 0,008971T – 522500/T2
Fe2O3(s) 160 24,72 + 0,01604T – 423400/T2

Catatan: (s) = fasa padat

Dari hasil perhitungan dari masing-masing komponen debu yang keluar dari kiln, maka
dapat diketahui nilai laju alir eksergi dan nilai eksergi debu per kg klinker. Niai laju alir
eksergi dan eksergi pada debu yang keluar dari kiln dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Laju alir eksergi dan eksergi debu yang keluar dari kiln
Komponen x (kW) X (kJ/kg klinker)
CaO(s) 89,87 2,28
MgO(s) 1,90 0,05
SiO2(s) 22,46 0,57
Al2O3(s) 15,37 0,39
Fe2O3(s) 3,36 0,09
Total 133,17 3,38
Catatan: (s) = fasa padat

Debu sisa hasil pembakaran keluar bersama-sama dengan gas buang kiln, maka
temperatur debu sama dengan temperatur gas buang kiln. Karena debu yang keluar dari kiln
merupakan senyawa kimia, maka untuk menganalisis ekserginya dapat juga menggunakan
fungsi termodinamika baru yaitu eksergi referensi dan standar eksergi dengan bantuan energi
Gibbs pada pembentukan senyawa. Faktor koreksi temperatur pada unsur-unsur kimia yang
terkandung dalam komponen juga digunakan dalam perhitungan ini karena perhitungan
eksergi menggunakan temperatur referensi 30oC atau 303,15 K, sedangkan data-data untuk
menghitung eksergi referensi dan standar eksergi menggunakan temperatur referensi 25oC
atau 298,15 K.
Dari hasil perhitungan dari masing-masing komponen debu yang keluar dari kiln, maka
dapat diketahui nilai eksergi referensi dan nilai standar eksergi debu yang keluar dari kiln.
Hasil perhitungan eksergi referensi dan standar eksergi debu yang keluar dari kiln dapat
dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai eksergi referensi, standar eksergi debu yang keluar dari kiln, dan faktor
koreksinya
Komponen xθ (kJ/kg) xo (kJ/kg) δT
(kJ/kg)
CaO(s) 1.970,25 2.096,05 -40,21
MgO(s) 1.269,85 1.460,06 -72,96
SiO2(s) 1.000,67 1.163,62 -30,66
Al2O3(s) 54,15 231,33 -55,41
Fe2O3(s) - 44,72 80,44 -20,04
Total 4.250,16 5.031,50 -219,27
Catatan: (s) = fasa padat

4.8 Eksergi Akibat Konveksi dan Radiasi


Perhitungan eksergi akibat konveksi dan radiasi dapat dikatakan sebagai eksergi pada
aliran panas. Eksergi akibat konveksi dan radiasi ini termasuk eksergi yang tidak digunakan.
Eksergi yang diakibatkan konveksi dan radiasi dapat dihitung jika laju alir panas tersebut
telah diketahui. Nilai laju alir panas akibat konveksi dan radiasi telah diketahui dari
perhitungan neraca energi (energy balance). Dengan diketahuinya nilai laju alir panas
konveksi dan radiasi, maka eksergi akibat konveksi dan radiasi dapat juga dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut ini:

4.9 Eksergi Pada Klinker


Klinker yang keluar dari kiln berbentuk senyawa kimia, maka untuk menghitung
kapasitas panasnya haruslah mengetahui komposisi klinker tersebut. Karena klinker
berbentuk fasa padat, maka untuk menentukan nilai eksergi pada produk klinker dapat
menggunakan persamaan (1).

Tabel 4.12 Data-data klinker


Komponen Rumus kimia M (kg/kmol)
C3S(s) 3CaO.SiO2 228
C2S(s) 2CaO.SiO2 172
C3A(s) 3CaO.Al2O3 270
C4AF(s) 4CaO.Al2O3.Fe2O3 486
Free CaO(s) CaO 56
Free MgO(s) MgO 40

Dari hasil perhitungan masing-masing komponen klinker, maka dapat diketahui nilai
laju alir eksergi dan eksergi klinker yang dihasilkan dari kiln. Hasil perhitungan laju alir
eksergi dan eksergi pada klinker dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Laju alir eksergi dan eskergi pada klinker yang dihasilkan dari kiln
Komponen x (kW) x (kJ/kg klinker)
C3S(s) 19.422,60 490,09
C2S(s) 7.508,71 190,63
C3A(s) 4.384,32 111,31
C4AF(s) 3.432,25 87,14
Free CaO(s) 215,27 5,47
Free 356,52 9,05
MgO(s)
Total 35.319,68 896,67
Catatan: (s) = fasa padat

Karena senyawa kimia pembentuk klinker sama dengan kiln feed, maka data eksergi
referensi, standar pembentukan energi Gibbs dan faktor koreksi temperatur pada klinker yang
dihasilkan dari kiln sama dengan data pada kiln feed.
Dari hasil perhitungan dari masing-masing komponen klinker, maka dapat diketahui
nilai eksergi referensi dan nilai standar eksergi klinker. Hasil perhitungan eksergi referensi
dan standar eksergi klinker dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Nilai eksergi referensi, standar eksergi komposisi klinker dan faktor
koreksinya
Komponen xθ (kJ/kg) xo (kJ/kg) δT (kJ/kg)

C3S(s) 6.911,32 7.694,61 -151,28


C2S(s) 4.941,11 5.726,13 -111,08
C3A(s) 5.964,79 6.790,18 -176,02
C4AF(s) 7.890,29 8.685,34 -236,27
Free CaO(s) 1.970,22 2.748,15 -40,21
Free 1.269,84 2.166,97 -72,96
MgO(s)
Total 28.947,57 33.811,38 -787,81
Catatan: (s) = fasa padat

4.10 Eksergi Pada Reaksi Pembentukan Klinker


Untuk menghitung nilai eksergi reaksi yang terjadi di dalam kiln, terlebih dahulu
mengetahui komposisi reaktan dan produk. Dengan diketahuinya reaktan dan produk pada
reaksi, maka nilai eksergi reaksi tersebut dapat diketahui. Sebelum menghitung eksergi
reaksi yang terjadi di dalam kiln, terlebih dahulu menentukan beberapa ketentuan untuk
mempermudah perhitungan yaitu:
1) Menentukan persamaan komposisi reaktan dan produk.
2) Menentukan temperatur reaksi dan temperatur referensi.
3) Menentukan nilai kapasitas panas dari masing-masing komponen reaksi
Setelah mengetahui reaktan dan produk pada reaksi, maka dengan bantuan energi
Gibbs, maka nilai eksergi untuk reaksi dapat ditentukan. Untuk menentukan nilai eksergi
pada reaksi dapat menggunakan persamaan berikut:
Efisiensi penggunaan bahan bakar pada kiln berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, tergantung kepada jenis kiln dan proses yang digunakan. Rotary kiln pada dasarnya
merupakan suatu penukar panas padat-gas yang alirannya berlawanan dan energi yang
dihasilkan banyak terbuang. Pada dasarnya masalah kehilangan panas berhubungan dengan
desain pabrik. Namun pabrik yang di desain dengan baik, jika tidak dioperasikan pada
kondisi terbaik tidak akan memiliki efisiensi panas yang tinggi.
Efisiensi panas pada kiln dapat ditentukan berdasarkan beberapa hal:
a. Secara teori (berdasarkan perhitungan neraca energi)

η1 = Energi masuk  Energi yang hilang


100%

Energi yang keluar


= (2.998,35066 – 185,85246)
x 100%
2986,92636
= 94,16%
b. Secara industri (berdasarkan konsumsi batubara)
η1 = Energi batubara  Energi yang hilang
100%
Energi batubara
= (72,10434 + 1.681,8255 5) – 185,85246
x 100%
(72,10434 + 1.681,8255 5)

= 89,40%
c. Berdasarkan produk yang dihasilkan

η1 = Energi klinker
100%
Energi batubara
1.278,39886
= 100%

(72,10434 1.681,82555)
= 72,40%
Efisiensi Hukum Termodinamika Kedua memperlihatkan konversi energi yang
didasarkan pada pada masukkan energi apakah bermanfaat atau tidak. Konsep eksergi
digunakan untuk menentukan keefektifan suatu sistem untuk melakukan kerja. Keefektifan
suatu sistem merupakan perbandingan kerja berguna nyata yang dihasilkan terhadap kerja
berguna reversibel atau yang berdayaguna. Kefektifan yang juga disebut efisiensi Hukum
Termodinamika Kedua dapat dianggap sebagai ukuran yang sesuai untuk melakukan kerja.
Efisiensi Hukum Termodinamika Kedua dapat didefinisikan sebagai:
X
output

η = 100% (15)
2 X
input

Efisiensi Hukum Termodinamika Kedua pada kiln dapat ditentukan berdasarkan


beberapa hal.
a) Secara teori (berdasarkan perhitungan eksergi)

896,67214
= 100%
2.294,8185 6
= 39,07%

b) Secara industri (berdasarkan konsumsi batubara)

896,67214
= 100%

1.699,67214

= 52,75%

Dalam hal perpindahan energi dalam bentuk panas, efisiensi Hukum Termodinamika
Kedua merupakan perbandingan jumlah panas yang digunakan terhadap panas yang terjadi
perpindahan, maka keefektifan interaksi panas adalah:

η = Eksergi konveksi dan radiasi


2 100%

= Panas yang hilang akibat konveksi dan radiasi

80,81703
100%

185,85246
= 43,49%

Tiga definisi pada efisiensi eksergetik untuk proses steady state yaitu efisiensi eksergetik
konvensional atau sederhana, efisiensi eksergetik rasional, dan efisiensi eksergetik yang
dimanfaatkan. Bentuk yang paling sederhana dari efisiensi eksergetik adalah efisiensi
eksergetik konvensional. Untuk persamaan efisiensi ini, kesetimbangan eksergi pada aliran
masuk dan aliran keluar kiln telah ditentukan.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Efisiensi penggunaan bahan bakar pada kiln satu dengan yang lain berbeda - beda
karena tergantung dengan jenis kiln dan proses yang digunakan. Nilai energi dan eksergi
pada klinker dapat dihitung per satuan massa produk klinker yang dihasilkan. Peningkatan
efisiensi di industri semen dapat juga dengan mengoptimalkan sistem pemulihan panas yang
mana didasarkan pada teknologi rotary kiln proses kering dengan 2 (dua) sumber limbah
panas utama meliputi: (i) gas buang hasil pembakaran batubara dalam rotary kiln, yang
setelah melewati preheater bahan baku pada suhu sekitar 300°C; (ii)Limbah panas dari
pendingin klinker berupa udara panas dengan laju dengan suhu rata-rata sekitar 250°C.

5.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, sehingga saran
dan kritik dari pembaca diharapkan dapat membangun kajian terkait exergy kimia, sehingga
masih diperlukan kajian lebih lanjut terkait dengan jurnal exergy kimia terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Dafpus: Sato, Norio. (2004). Chemical Energy and Exergy An Introduction to Chemical
Thermodynamics for Engineers

Priambodo, Dedy, dkk. (2015). Analisis Energi Dan Eksergi Pada Sistem Htr-10 Siklus Turbin
Uap. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. 17(1)

Utari, T. (2013). BAB I Pendahuluan Latar Belakang Konsumsi Energi.


http://eprints.unram.ac.id/6454/1/BAB%20I%20-%20BAB%205.pdf. Diakses pada 29
Maret 2022

Wirawan, H., & Sinaga, N. (2021). Exergy Analysis of Rotary Kiln in Cement
Industry. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika, 6(1), 65-84.

Vous aimerez peut-être aussi