Vous êtes sur la page 1sur 11

Aplikasi Dasar Op-Amp (Laporan Praktikum Eksperimen Elektronika)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain. B. Ruang Lingkup Percobaan Ruang lingkup percobaan ini meliputi pengukuran tegangan input dan tegangan keluaran pada bermacam-macam rangkaian penguat operasional (op-amp). C. Tujuan Percobaan 1. Menggunakan op-amp sebagai penguat membalik dan tidak membalik.

2. Menggunakan op-amp sebagai buffer untuk mengatasi ketidakcocokan impedansi. 3. Menggunakan op-amp sebagai diferensiator dan integrator. 4. Menggunakan op-amp sebagai komparator. 5. Memahami sifat- sifat dasar op-amp baik secara teori maupun secara praktek. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penguat Operasional (op-amp) Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran atau keluaran tunggal yang yang ditambah dua terminal untuk mensuplai daya. Penguat Operasional atau disingkat Op-amp adalah merupakan sutu penguat differensial berperolehan sangat tinggi yang terterkopel DC langsung yang dilengkapi dengan umpan. Oleh karena itu, penguat operasional lebih banyak digunakan dengan loop tertutup daripada dalam lingkar terbuka.

Gambar 2.1 Simbol Op-Amp Tampak pada gambar, op-amp memiliki masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fase

(berlawanan tanda dengan isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase. B. Karakteristik Op-Amp Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat ini lebih mudah dan juga kareana penguat ini bekerja pada tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya secara teoritis. Dari sudut sinyal sebuah penguat operasional mempunyai tiga terminal, yaitu dua terminal masukan dan satu terminal keluaran. Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa terminal 1 dan 2 adalah terminal masukan dan terminal 3 adalah terminal keluaran. Kebanyakan penguat operasional membutuhkan catu daya DC dengan dua polaritas untuk dapat beroperasi. Terminal 4 disambungkan ke tegangan positif (+V) dan terminal 5 disambungkan ke tegangan negatif (-V). Karakteristik utama sebuah penguat operasional yang ideal adalah: 1. Impedansi masukan tak terhingga. Penguat yang ideal diharapkan tidak menarik arus masukan, artinya tidak ada arus yang masuk kedalam terminal 1 maupun 2 (I1 = I2 = 0). 2. Impedansi keluaran sama dengan nol. Terminal 3 merupakan keluaran penguat operasional, idealnya diharapkan bertindak sebagai terminal keluaran sebuah sumber sumber tegangan ideal. Tegangan antara terminal 3 dengan ground akan selalu sama dengan A, dimana A adalah faktor penguatan sebuah penguat operasional. 3. Penguatan loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop terbuka (tidak ada umpan balik dari keluaran ke masukan), maka sebuah penguat opersaional ideal mempunyai gain (penguatan) yang besarnya tak terhingga. C. Aplikasi dan Rangkain Dasar Op-Amp Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada

penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain. Fungsi atau aplikasi penguat operasional Op-Amp yaitu: 1. Komparator (pembalik) Komparator merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan bati simpal terbuka ( openloop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan sedikit berbeda dari penguat operasional lainnya.

Gambar 2.2 Komparator

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. Dimana: VS = Tegangan catu daya Persamaan 2.1 Komparator Dua Tegangan Listrik 2. Integrator

Gambar 2.3 Integrator

Integrator merupakan tapis pelewat-tinggi dan dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif. Dimana;

t = waktu
Vmula = tegangan keluaran saat t = 0
Persamaan 2.2 Tegangan Masukan Terhadap Waktu 3. Diferensiator

Pada

dasarnya

diferensiator

dapat

juga

dibangun dari integrator dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif. Gambar 2.4 Diferensiator 4. Buffer (Penyangga) Buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya.

Gambar 2.5 Buffer Pada gambar nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya. 5. Penguat Pembalik (Inverting)

Gambar 2.6 Inverter

V0 =

Vi

Pada gambar resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran tak sefase sebesar 180, maka nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Hal ini mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif. Persamaan 2.3 Penguat Membalik 6. Penguat Non Pembalik (Non Inverting)

Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting. Hasil tegangan output noninverting lebih dari satu dan selalu positif.

Gambar 2.7 Non Inverter

V0 =

Persamaan 2.4 Penguat Non Pembalik 7. Penguat Penjumlah (Adder) Penguat penjumlah merupakan rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting.

Gambar 2.8 Penguat Penjumlah BAB III METODOLOGI PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah: 1. Multimeter Multimeter berfungsi untuk mengukur arus, hambatan dan tegangan. 2. Catu daya Catu daya berfungsi sebagai sumber tegangan listrik. 3. Signal generator Signal generator berfungsi untuk membangkitkan frekuensi 4. Resistor Resistor berfungsi sebagai hambatan dalam suatu rangkaian.

5. Kapasitor Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan. 6. Kabel penghubung (jumper) Jumper berfungsi sebagai penghubung antara komponen yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian. 7. Osiloskop Osiloskop berfungsi untuk menampilkan gelombang keluaran. 8. Op- Amp (LM 741) Op- Amp (LM 741) berfungsi sebagai komponen utama dalam penguatan operasional 9. Potensiometer Potensiometer berfungsi sebagai sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal. 10. Papan rangkaian Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat merangkai. B. Prosedur Percobaan 1. Menyusun rangkaian penguat membalik dan tak membalik dan mengukur tanggapan atau respon amplitudo sebagai fungsi frekuensi. 2. Mengamati tanggapan frekuensi pada osoloskop. 3. Memasang rangkaian penguat penjumlah dan memberikannya tegangan masukan, kemudian mengukur tegangan keluarannya. 4. Memasang rangkaian integrator, kemudian memberinya isyarat masukan dan mengamati bentuk keluarannya, serta menghitung besar tegangan keluarannya. 5. Memasang rangkaian diferensiator, kemudian memberinya isyarat masukan dan mengamati bentuk keluarannya, serta menghitung besar tegangan keluarannya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Tabel data a. Penguat membalik R1 (K ) 1 R2 (K ) 10 Vin (volt) 7,4 Vout (volt) 9

Tabel 4.1 Penguat membalik Channel 1 2 Minimum kotak kotak Sedang 1 kotak 1 kotak Maksimum 3 kotak 3 kotak

Tabel 4.2 Amplitudo Penguat Membalik b. Penguat tak membalik R1 (K ) 1 R2 (K ) 10 Vin (volt) 9 Vout (volt) 8,6

Tabel 4.3 Penguat tak membalik 2. Gambar pengamatan

a.

Penguat membalik Gambar 4.1 Keluaran penguat membalik

b.

Penguat tak membalik Gambar 4.2 Keluaran penguat tak membalik

B. Pembahasan Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran atau keluaran tunggal yang yang ditambah dua terminal untuk mensuplai daya. Pada penguat membalik sumber isyarat berupa arus dan tegangan yang kecil dan jika dihubungkan dengan masukan yang besar maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar pada keluarannya. Pada penguat tak membalik, op-amp dapat dipasang untuk membentuk penguat tak membalik dimana isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+) pada op amp. Balikan melalui R2 dan R1 tetap dipasang pada masukan membalik agar membentuk balikan negatif. Tegangan yang dihasilkan pada rangkaian penguat membalik didapatkan hasil Vin sebesar 7,4 V dan Vuot sebesar 9 V. Sedangkan pada rangkaian tak membalik, menghasilkan Vin sebesar 9 V dan Vout sebesar 8,6 V. Dari hasil pengukuran yang didapatkan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh kedua rangkaian tersebut tidak sesuai dengan tegangan yang dihasilkan secara teori (perhitungan). Hal ini mungkin saja disebabkan karena catu daya yang digunakan kurang stabil ataupun komponen yang digunakan sudah tidak stabil lagi. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa: 1. Penguat operasional op- amp dapat berfungsi sebagai penguat membalik dan tidak membalik.

2. Penguat operasional atau op-amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguat tegangan yang amat tinggi. 3. Kestabilan komponen dalam rangkaian sangat berpengaruh terhadap hasil pengamatan.

Vous aimerez peut-être aussi