Vous êtes sur la page 1sur 4

Aspek Hukum Dalam Pembangunan 2010

Penyelaesaian 1. Fase perkembangan jasa konstruksi di Indonesia ada 5 yaitu : 1. Fase 1945 - 1950 2. Fase 1950 - 1959 3. Fase 1960 - 1966 4. Fase 1967 - 1996 5. Fase 1997 - 2002 Pada fase ketiga pekembangan jasa konstruksi belum dapat maju dengan baik karena pada fase ini pembangunan di lakukan oleh presiden langsung dan pada fase ini juga masih di gunakan bentuk kontrak cost plus fee, pembangunan di kuasai oleh perusahaan negara sehingga berakibat perkembangan jasa konstruksi belum dapat maju dengan baik. 2. PJPT ditetapkan oleh pemerintah pada periode 1967 dalam 5 repelita yaitu : 1.1969 2.1974 3.1979 4.1984 5.1989 1974 1979 1984 1989 1994 1966 ( orde lama ) dan terbagi

Pada periode ini industry jasa konstruksi dikatakan sebagai Engine Of Grout karena pada periode inilah tepatnya tahun 1970 kebangkitan industri jasa konstruksi di Indonesia dengan terjadinya peningkatan PDB ( Pendapatan domestic Bruto ) dimana jasa konstruksi menyumbang 5,5% dari PDB Negara dan pada tahun 1985 menjadi 8 %. 3. Mengapa pembuatan kontrak melalui proses negosiasi karena dengan bernegosiasi dapat terwujud kontrak yang adil dan setara menurut undang undang dasar No. 18 1990

tahun 1999 juga dapat menambah keakraban kedua belah pihak yang bernegosiasi proses penetapan keputusan pun dilakukan secara bersama dimana pihak-pihak yang terlibat memiliki preferensi yang berbeda. Adapun maksud dari negosiasi tersebut adalah cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan

Aspek Hukum Dalam Pembangunan 2010


diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Syarat agar suatu kontrak dinyatakan sah jika: 1. Sepakat kedua belah pihak,artinya terjadi kesepakatan yang adil dan tidak memberatkan satu pihak sehingga kontrak konstruksi berjalan lancar. 2. Kecakapan membuat perikatan, artinya menguasai teknik sehimgga tidak berbelit-belit. 3. Ada objeknya, artinya kontrak dilakukan tidak serta merta tanpa adanya objek yang akan dijadikan perikatan. 4. Sesuatu sebab yang halal, artinya tidak terjadi kecurangan dalam perikatan tidak ada sebab sebab yang berbau haram. 4. Ada 3 model kontrak konstruksi yaitu, 1) Versi pemerintah 2) Versi swasta nasional 3) Versi asing Kendala yang saya ketahui dalam isi kontrak adalah y Kerancuan, terdapat kata belit. y Salah pengertian, akibat dari kerancuan kontrak maka terjadi kesalah pengertian. y Benturan,akibat dari tidak adanya penyelesaian dari kesalah pengertian dari pihak yang berkontrak. 5. Ada 5 bentuk kontak konstruksi berdasarkan imbalan 1) Lumpsum, semua pekerjaan diselesaikan dan semua resiko dalam pekerjaan ditanggung oleh penyedia jasa konstruksi. 2) Harga satuan, semua pekerjaan diselesaikan dan volume pekerjaan bersifat perkiraan sementara dan memiliki batas waktu. 3) Gabungan, artinya kedua kontrak di atas digabung ( lumpsum dan harga satuan) kata yang tidak dapat dimengerti dan berbelit teknik berkontrak

Aspek Hukum Dalam Pembangunan 2010


4) Terima jadi, semua pekerjaan diselesaikan dan penunjang penunjang konstruksi dapat berfungsi dengan baik sesuai kriteria, juga jumlah harga pasti / tetap. 5) Persentase, semua pekerjaan diselesaikan dan batas waktu sesuai penyelesaian pekerjaan fisik. Ada 2 bentuk kontrak berdasarkan waktu. 1). Tahun tunggal, mengikat pada anggaran hanya dari 1 TA. 2). Tahun jamak, mengikat dana anggaran lebih dari 1 TA. Ada 2 bentuk kontrak berdasarkan pengadaan barang dan waktu 1). Kontrak pengadaan tunggal, kontrak antara unit kerja dengan penyedia barang dan jasa dan pekerjaan di tentukan. 2) Kontrak pengadaan jamak, kontrak antara unit kerja dengan penyedia barang dan jasa dilakukan dengan pendanaan bersama. Menurut saya bentuk kontrak yang paling baik adalah bentuk kontrak gabungan antara lumpsum dengan harga satuan. Karena dengan bentuk kontrak tersebut pekerjaan / penyediaan barang dapat lebih efisien dan bentuk kontrak tersebut cukup memenuhi persyaratan perikatan yang baik. 6. Dalam bernegosiasi di perlukan strategi agar suatu kontrak dapat memenuhi tujuan dari perikatan/kontrak sehingga dalam bernegosiasi dapat berjalan lancar dan hasil negosiasi dapat diterima kedua belah pihak yang berkontrak. 1. Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang

terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi; 2. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar

(bargain) maupun tukar menukar (barter); 3. Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak

tubuh maupun ekspresi wajah;

Aspek Hukum Dalam Pembangunan 2010


4. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi; 5. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua

belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat. Kelima pernyataan tersebut yang mengharuskan mengapa dalam bernegosiasi memerlukan strategi.

Vous aimerez peut-être aussi