Vous êtes sur la page 1sur 76

askep pneumonia KONSEP DASAR MEDIK Defenisi Pneumonia adalah peradangan pada paru-.

paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karma makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran pernapasan.(Ngasrial, Perawatan anak sakit, 1997). Etiologi Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokusbeta-hemolitikus. grup A. juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa.Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai,disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan. Etiologi: o Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus. o Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus o Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini. o Aspirasi : Makanan, cairan, lambung. o Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas. o Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar)

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza - virus influenza. Manifestasi klinik Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala. Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi. Patofisiologi Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut. Penatalaksanaan medis/pengobatan Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup : Oksigen 1-2 L/menit.VFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base : o Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. o Kloramfenicol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. Untuk kasus pneumonia hospital base : o Sefoaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian o Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian. Insiden Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN I. Biodata 1) Identitas klien Nama : An.R Umur : 4 Thn Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang

Tgl.masuk : 28 Desember 2008 Tgl pengkajian : 31 Desember 2008 Diagnosa medik : Pneumonia 2) Identitas orang tua Ayah Nama ; Tn.N Umur : 28 Thn Pendidikan : SD Pekerjaan : Supir mobil Agama ; Islam Alamat : Jl R.A. Kartini Sengkang Ibu Nama : Ny.M (Alm.) Umur: : 24 Thn Pendidikan : SMP Pekerjaa : Agama : Islam Alamat : 3) Identitas sadara kandung Klien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung) II.Keluhan utama/alasan kunjungan 1).Keluhan utama : Sesak nafas 2).Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi. III.Riwayat kesehatan 1).Riwayat kesehatan sekarang Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam yang tinggi. 2).Riwayat kesehatan masa lalu a.Prenatal cares 1.Pemeriksaan kehamilan;5kali 2.Keluhan selama hamil:tidak ada keluhan 3.Riwayat terkena sinar dan terapi obat;tidak ada 4.kenaikan berat badan selama hamil:lupa 5.Imunisasi TT;2kali 6.Golongan darah ayah:tidak tau

7.Golongan darah ibu:B b.Natal 1.Tempat melahirkan:di rumah 2.Lama dan jenis persalinan:spontan 3.Penolong persalinan:bidan 4.Cara memudahkan persalinan:tidak ada 5.Obat perangsang:tidak ada 6.Komplikasi waktu lahir:tidak ada c.Post natal 1.Kondisi bayi BBL: 2600 PBL: lupa 2.Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosis untuk semua usia d.Penyakit yang pernah dialami:demam e.Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak ada f.Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnya g.Alergi makanan obat-obatan tidak ada h.Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernah i.Perkembangan anak disbanding dengan anak yang lainnya sama 3).Riwayat kesehatan keluarga a.Penyakit anggota keluarga Batuk-batuk yang dialami nenek klien b.Genogram 3 generasi

Keterangan: : Laki- laki : Perempuan : Klien ? : Umur tidak diketahui

: Tinggal serumah : garis keturunan : meninggal Dari keterangan genogram diatas dinyatakan bahwa; Generasi I:orang tua dari ayah dan ibu klien masih hidup Generasi II: Ibu klien meninggal dan sauadara bapak dan saudara ibu klien masih hidup Generasi III:klien merupakan anak tunggal,klien tinggal serumah dengan ayah dan ibu. IV.Riwayat imunisasi No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian 1. 2. 3. 4. 5. BCG DPT(I,II.III) POLIO(I.II.III.IV) CAMPAK HEPATITIS(I,II,III) 1bulan 2bln,3bln.4bln 2bln.3bln.4bln,6bln 9bulan 2bln,3bln,4bln Demam Tidak ada Tidak ad Tiak ada Tidak ada V.Riwayat tumbuh kembang 1.Pertumbuhan fisik a.Berat badan :2600gram b.Tinggi badan :Lupa c.Waktu tumbuh gigi :12bulan

d.Tanggal gigi:belum pernah tanggal giginya 2.Perkembangan tiap tahap Usia anak saat a.Berguling :4bulan b.duduk :6bulan c.merangkak :7bulan d.berdiri :9bulan e.berjalan :13bulan f.senyum kepada orang lain pertama kali:2bulan g.bicara pertama kali:1bulan h.berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisa VI.Riwayat nutrisi 1.Pemberian asi a.Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahir b.cara pemberian:setiap kali bayi menangis c.lama pemberian:1tahun 6bulan(karna 1tahun 6bulan setelah itu ibu klien sakit dan produksi asi tidak ada 2.Pemberian susu formula a.Alasan pemberian;ibu klien sakit dan asi tidak lancer b.jumlah pemberian:1000-1500cc c.cara pemberiaan:dengan dot 3.Pemberian makanan tambahan a.Pertama kali diberikan:5thn b.jenis:bubur(beras merah) 4.Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat Ini Usia Jenis nutrisi Lama pemberian 0-1thn 6 bulan 1thn 6bln-sekarang ASI Bubur(beras merah) 1thn 6buan Sampai sekarang

VII.Riwayat psikososial 1.Anak tunggal dirumah sendiri 2.lingkungan berada di kota

3.rumah dekat dengan mesjid 4.tidak ada tempat bermain 5.tidak punya kamar sendiri 6.ada tangga yang berbahaya 7.anak tidak punya ruang bermain 8.hubungan antara anggota keluarga harmonis 9. pengasuh anak adalah ibunya sendiri VIII.Riwayat spiritual 1.support sistem dalam keluarga Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT. 2.Kegiatan keagamaan Klien biasa ikut ibunya ke masjid pada saat peringatan hari-hari besar islam IX.Reaksi hospitalisasi 1.Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inap a.mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karna panic melihat anaknya b.Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya:ya c.Perasaan orang tua pada saat ini:takut,cemas dan kwatir 2.Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit,klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.

X.Aktivitas sehari-hari Nutrisi Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Selera makan Menu makanan Frekuensi makan Makanan yang disukai Makanan pantangan Pembatasan pola makan

Cara makan Ritual saat makan Baik Bubur+susu formula 3xsehari Tidak ada Tidak ada Tidak ada Disuapi Baca doa menurun Sesuai dengan diet 2xsehari Tidak ada Makanan berminyak Tidak ada Disuapi Baca doa

Cairan kondisi Sebelum sakit Saat sakit Jenis minuman Frekuensi minum Kebutuhan cairan Cara pemenuhan Air putih,susu 3-5xsehari 1000-1500cc peroral Air putih,susu 3-5xsehari 1000-1500cc peroral

Eliminasi BAB Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Tempat pembuangan Frekuensi Konsistensi Warna

Kesulitan Obat pencahar WC 1x/24jam Lembek Kekuningan Tidak ada Tidak ada WC 1x/24jam Lembek Kekuningan Tidak ada Tidak ada Eliminasi BAK Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Tempat pembuangan Frekuensi Warna Bau kesulitan WC 5-7x/hari Kuning Amoniak Tidak ada WC 5-7x/hari Kuning Amoniak Tidak ada Istirahat tidur kondisi Sebelum sakit Setelah sakit Jam tidur: Siang Malam Pola tidur Kebiasaan sebelum tidur Kesulitan tidur 10.00-14.00 wita

19.00-06.00 wita Teatur Diayun Tidak ada 10.00-14.00 wita 19.00-06.00 wita Teratur Tidak ada Tidak ada Personal hygiene Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Mandi: Cara Frekuensi Alat mandi Cuci rambut: Frekuensi Cara Gunting kuku: Frekuensi Cara Sikat gigi: Frekuensi cara Dimandikn oleh ibunya 2xsehari Sabun+handuk 2xseminggu Memakai sampo 2x seminggu Dibantu ibunya 1xsehari Dibantu oleh ibunya Pakai waslap

2x sehari Sabun+handuk 2x seminggu Memakai sampo 2x seminggu Dibantu ibunya 1xsehari Dibantu ibunya Aktivitas/mobilitas fisik kondisi Sebelum sakit Setelah sakit Kegiatan sehari-hari Pengaturan jadwal harian Penggunaan alat Bantu Kesulitan pergerakan tubuh Bermain Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada XI.Pemeriksaan fisik 1.Keadaan umum : Lemah 2.Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah :100/800 mmHg b. Nadi :98 x/Mnt c. Suhu :39oC d. Pernapasan :32 x/Mnt 3.Antropometri a. Tinggi badan : 120 cm b. Berat badan : 15 kg c. LILA : 15 cm d. Lingkar kepala : 44 cm e. Lingkar dada : 46 cm

f. Lingkar perut : 44 cm 4. Sistem pernapasan a.Hidung : Simetris kiri & kanan , Ada secret dan ingus,pernapasan cuping hidung,tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal. b.Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada tumor. c. Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris. d.Suara napas : Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru. e.clubbing finger : tidak ada. 5.Sistem cardiovaskuler a. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi. b. Suara jantung : S1 Lup ,S2 Dup. c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur. d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik. 6.Sistem pencernaan a. Selera tidak icterus,bibir cianosis,tidak ada labioskisis. b. Mulut tidak stomatitis, tidak ada palatoskisis, kemampuan menela baik. c. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri. d. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba. e. Anus : Tidak lecet, hemoroid tidak teraba. f. Peristaltik : 30 x/Mnt 7.Sistem indra a. Mata 1). Kelopak mata : Tidak edema 2). Bulu mata : Menyebar 3). Alis : Menyebar 4). Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya ada 5). Visus : 6/6 b. Hidung 1). Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung, mimisan tidak ada 2). Ada secret dan ingus yang menghalangi penciuman c. Telinga 1). Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada. 2). Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia

akan menoleh ke arah suara tersebut. 8.Sistem Saraf a. Fungsi Serebral 1.Orientasi,daya ingat,perhatian dan perhitungan tidak Di identifikasi, 2.Kesadaran a.Eyes : 4 b.Motorik : 6 c.Verbal : 5 d.GCS : 15 (normal 13-15) b. Fungsi Cranial 1.Nervus I (olfaktorius) Penciuman tidak diidentifikasi 2.Nervus II (optikus) Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi 3.Nervus III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens) Gerakan otot mata tidak diidentifikasi 4.Nervus V (trigeminus) Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi. 5.Nervus VII (facialis) Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi 6.Nervus VIII (akustikus) Pendengaran normal. Keseimbangan tidak dapat diidentifikasi. 7.Nervus IX (glosofaringeus) Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi. 8.Nervus X (Vagus) Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi 9.Nervus XI (aksesoris) Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat diidentifikasi 10.Nervus XII (hipoglosus) Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasi c. Fungsi motorik 1.Massa otot : lemah 2.Tonus otot : menurun 3.kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak kuat menahan berat dan Tekanan pemeriksa.

d. Fungsi sensorik Suhu,gerakan,posisi dan diskriminasi tidak dapat Diiidentifikasi. e. Fungsi Cerebellum Koordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji. f. Refleks Refleks bisep(+),Refleks trisep(+),dan Refleks babinski(+) g. Iritasi Meningen Tidak ditemukan adanya kaku kuduk,kernig sign,lasaque sign. h. Pemeriksaan tingkat perkembangan Dengan menggunakan DDST : 1.Motorik kasar : klien dapat berjalan sendiri tanpa Bantuan orang lain 2.Motorik halus : klien dapat menggunakan kedua Tangannya untuk memegang. 3.Bahasa : klien dapat mengucapkan kata mama/ Papa. 4. Personal sosial : klien sudah mulai bermain dgn mainan yang diberikan. 9.Sistem Muskuloskeletal a.Kepala 1.Bentuk : Normal 2.Gerakan : tidak diidentifikasi b.Vertebrae Tidak ada kelainan bentuk seperti lordosis,scleosis,kifosis c.Pelvis Klien belum jalan,ortholan barlaws tidak dilakukan d.Lutut 1.Tidak bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif) 2.MC.Murray test dan Ballottement test tidak dilakukan. e.Kaki tidak bergerak. f.Tangan tidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse 10.Sistem Integument a.Rambut : hitam,tidak mudah dicabut b.kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.

c.Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku pendek dan agak bersih. 11.Sistem Endokrin a.kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran b.Ekskresi urine berlebihan : tidak ada c.Polidipsi dan Poliphagi : tidak ada d.Keringat berlebihan : tidak ada e.Riwayat air seni dikerumuni semut : tidak ada. 12.Sistem Perkemihan Edema palpebra tidak ada,edema anasarka tidak ada,moon face tidak ada,nocturia tidak ada,kencing batu tidak ada. 13.Sistem Reproduksi Tidak dikaji 14.Sistem Immune a.Alergi cuaca tidak ada,alergi debu tidak ada. b.Penyakit yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan flu c. Bicara * Ekspresive :Klien menangis jika merasakan sakit * Reseptive : tidak diidentifikasi DATA ETIOLOGI MASALAH 1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan : DO: - Klien nampak sesak - pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal - Klien nampak pucat dan cianosis DS: - Ibu klien mengatakan anaknya sesak. 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan : DO: - Klien nampak batuk berlendir dan beringus. - terdengar bunyi ronchi, stridor pada lapang paru. - Pergerakan dada tidak simetris. - TTV: T : 100/80 N : 98 X/ menit

S : 39 C P : 32 X/ menit DS : - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya Batuk berlendir dan beringus. - Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk. 3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parenkim paru ditandai dengan : DO : - KU : Lemah - Suu : 39 C DS : - Klien mengeluh badannya panas. 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan : DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Selera makan menurun - BB : 15 kg TB : 120 cm DS : - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. - Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan.

Edema antara kapiler dan alveoli Peningkatan O2 dan Co2 yang berdifusi Kecepatan difusi gas menurun Difusi O2 dan Co2 terganggu

Pembentukan sel eksudat Alveoli dibronciolus berisi eksudat eritrosit, fibrin dan bakteri Penumpukan secret/mucus

Obtruksi jalan nafas Stimulus chemoreseptor hipotalamus. Termoregulator Peningkatan metabolisme Kompensasi cadangan lemak yang dipergunakan oleh tubuh Anoreksia Gangguan pertukaran gas Bersihan jalan nafas tidak efektif Hipertermi Nutrisi kurang dari kebutuhan

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL TERATASI 4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas.

Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru.

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia. 31 Desember 2008 Belum teratasi E. RENCANA KEPERAWATAN

HARI/ TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL Rabu 31- 12- 08 Rabu 31- 12- 08 Rabu Rabu 31- 12- 08 . Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan : DO: - Klien nampak sesak - pernapasan cuping hidung - Klien nampak pucat dan cianosis DS: - Ibu klien mengatakan anaknya sesak.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafas ditandai dengan : DO: - Klien nampak batuk berlendir dan beringus - terdengar bunyi ronchi, stridor dilapang paru. - Pergerakan dada tidak simetris. - TTV: T : 100/70 N : 108 X/ mnt S : 39 C P : 32 X/ menit

DS : - Ibu klien mengatakan bahwa anaknya Batuk berlendir dan beringus. -Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk. 3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parengkim paru ditandai dengan : DO : - KU : Lemah - Suu : 39 C DS : - Klien mengeluh badannya panas. 4 Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan : DO : - Porsi makan tidak dihabiskan - Selera makan menurun - BB : 15 kg TB : 120 cm DS : - Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. - Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dan tidak ada gejala distres pernafasan. Berpartisipasi pada tindakan untuk emaksimalkan oksigenasi. Menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas. Tidak mengalami aspirasi. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru. Klien akan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria : - Badan klien tidak teraba panas. Klien akan terpenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria : -Nafsu makan klien bertambah -Porsi makan dihabiskan -Menunjukkan peningkatan berat badan 1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas. 2. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif. 3. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang. 4. Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah sputum, merah mudah/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah 1. Kaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

2. Auskultasi area paru, catat area penurunan/ tak ada aliran udara dan bunyi nafas advertisius, mis..reles, mengi. 3. Bantu pasien nafas sering. Tunjukkan/ bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. 4. Penghisapan sesuai indikasi. 1. Monitor suhu tubuh. 2. Beri kompres hangat didahi, axilla dan hindari penggunaan alkohol. 3. Anjurkan klien untik minum banyak dan pertahankan tetesan infus. 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai jadwal dan dosis. 1.Awasi masukan/ pengeluaran & berat badan secara priotik 2.Sedikit anoreksia mual & muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat 3.Dorong & berikan periode istirahat sering 4. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang sangat panas / sangat dingin 5. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan

1. Manifestasi distres pernapasan tergangtung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. 2. Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi. 3. Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/komsumsi untuk memudahkan perbaikan infeksi. 4. Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera. 1. Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karna ketidak nyamanan gerakan dingding dada dan atau cairan paru. 2. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Kreles, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obtruksi. 3. Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru / jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidak nyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat. 4. Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karna batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.

1. Suhu tubuh yang meningkat menunjukkan penyakit infeksi akut dan gambaran keadaan penyakit. 2. Kompres air hangat merangsang hipotalamus melakukan fungsinya. 3. Intake cairan yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan.

4. Pemberian obat sesuai jadwal dan dosis dapat mengoptimalkan kerja obat dalam tubuh. 1. Berguna dalam mengukur nutrisi & dukungan cairan 2. Dapat mempengauhi pilihan diet & identifikasi pemecehan masalah untuk peningkatan pemasukan 3. Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolic meningkat saat demam. 4. Suhu ekstrim dapak mencetuskan/ meningkatkan spasme batuk 5. Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum /untuk pengobatan respirasi yang merangsang F. IMPLEMENTASI HARI/TANGGAL NO DX JAM IMPLEMENTASI Rabu 11.30 1. Mengkaji frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas. Hasil : Pola pernapasan klien dangkal, Pernafasan 32x/mnit 2. Meninggikan kepala dan mendorong sering mengubah posisi, napas dalam. Hasil : Klien mengubah posisi dan nafas dalam. 3. Mempertahankan istirahat tidur dan mendorong menggunakan tekhnik relaksasi dan aktifitas senggang. Hasil : Klien melakukan tekhnik relaksasi. 4. Mengobservasi penyimpangan kondisi, mencatat hipotensi pucat dan cianosis. Hasil : Klien pucat dan cianosis. 1.Mengkaji frekuensi kedalaman dan pergerakan dada. Hasil : Pola pernapasan dangkal, pergerakan dada tidak simetris. 2. Mengauskultasi area paru. Hasil : Terdengar bunyi nafas ronchi pada lapang paru. 3. Mengajarkan atau menjelaskan cara batuk efektif dengan posisi duduk tinggi. Hasil : Klien batuk batuk efektif dengan posisi duduk tinggi. 1. Memantau TTV Hasil : T ; 100/70 N : 103x/mnit S : 38 C P : 32x/mnit

2. Menganjurkan klien untuk memberi kompres hangat . Hasil : Klien kompres hangat didaerah dahi. 3. Mengintruksikan klien untuk banyak minum minimal 2500 ml/ hari. Hasil : Klien paham dan mau melaksanakannya. 1.Mengawasi pemasukan makanan klien. Hasil : Pemasukan makanan klien masih kurang/ intake tidak adekuat. 2. Menyelidiki anoreksia, mual dan muntah. Hasil : Klien anoreksia. 3. Mendorong pemberian makanan sedikit tapi sering. Hasil : Klien belum mampu melaksanakan. 4. Menganjurkan ibu klien untuk menghindari pemberian makanan panas atau dingin. Hasil : Ibu klien memberikan makanan hangat. 5. Mengajarkan Ibu klien melakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan. Hasil : Ibu klien akan berusaha memberikan perawatan.

G. EVALUASI HARI/TANGGAL NO DX JAM EVALUASI Rabu 31- 12- 08 Rabu 31- 12- 08 Rabu 31- 12Rabu 31- 12- 08 I

Askep Pneumonia / Bronkopneumonia Minggu, 28 Agustus 2011 Askep / Asuhan Keperawatan Pneumonia / Bronkopneumonia - Kelanjutan dari posting sebelumnya Askep / Asuhan Keperawatan Abses Paru - ASKEP DALAM

DEFINISI PNEUMONIA Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi. (Price, 1995) Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001) Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).

KLASIFIKASI PNEUMONIA Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) : 1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas : a. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus atau lobularis. b. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus. 2. Berdasarkan faktor lingkungan : a. Pneumonia komunitas b. Pneumonia nosokomial c. Pneumonia rekurens d. Pneumonia aspirasi e. Pneumonia pada gangguan imun

f.

Pneumonia hipostatik

3. Berdasarkan sindrom klinis : a. Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru. b. Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella. Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) : 1. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal merupakan organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak-anak atau kalangan orang tua. 2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial. Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus stapilococcus, merupakan bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia. 3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya menurut lokasi anatominya saja. 4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme perusak. ETIOLOGI PNEUMONIA 1. Bakteri Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. 2. Virus Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus. 3. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. 4. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001) PATHWAYS PNEUMONIA 1. Download PATHWAY BRONKOPNEUMONIAE

MANIFESTASI KLINIS PNEUMONIA Manifestasi klinis dari bronkopneumonia adalah antara lain: 1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
o o o

Nyeri pleuritik Nafas dangkal dan mendengkur Takipnea

2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi


o o

Mengecil, kemudian menjadi hilang Krekels, ronki, egofoni

3. Gerakan dada tidak simetris 4. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium 5. Diaforesis 6. Anoreksia 7. Malaise 8. Batuk kental, produktif
o

Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat

9. Gelisah 10. Cyanosis


o o

Area sirkumoral Dasar kuku kebiruan

11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati PEMERIKSAAN PENUNJANG PNEUMONIA 1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih. 2. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. 3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. 4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial. 5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin. 6. LED : meningkat 7. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia. 8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah

9. Bilirubin : mungkin meningkat 10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999) PENATALAKSANAAN PNEUMONIA 1. Kemoterapi Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis (Harasawa, 1989). 2. Pengobatan Umum a. Terapi Oksigen b. Hidrasi Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral c. Fisioterapi Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus. PENGKAJIAN DATA PNEUMONIA 1. Aktivitas / istirahat
o o

Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas

2. Sirkulasi
o o

Gejala : riwayat gagal jantung kronis Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat

3. Integritas Ego
o

Gejala : banyak stressor, masalah finansial

4. Makanan / Cairan
o o

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi

5. Neurosensori
o o

Gejala : sakit kepala bagian frontal Tanda : perubahan mental

6. Nyeri / Kenyamanan
o

Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia

7. Pernafasan

Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal

o o o o o

Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku

8. Keamanan
o o

Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubela / varisela

9. Penyuluhan
o

Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

RENCANA KEPERAWATAN ASKEP PNEUMONIA I. Diagnosa Perawatan : Kebersihan jalan nafas tidak efektif
o

Dapat dihubungkan dengan :


Inflamasi trakeobronkial, pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum Nyeri pleuritik Penurunan energi, kelemahan

Kemungkinan dibuktikan dengan :


Perubahan frekuensi kedalaman pernafasan Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori Dispnea, sianosis Batuk efektif/tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum

Kriteria Hasil :

Menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosis

Intervensi Keperawatan :

Mandiri

Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada Auskultasi paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas tambahan (krakles, mengi)

Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam Penghisapan sesuai indikasi Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari

Kolaborasi

Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik Berikan cairan tambahan Awasi seri sinar X dada, Analisa Gas Darah, nadi oksimetri Bantu bronkoskopi / torakosintesis bila diindikasikan

II.

Diagnosa Perawatan : Kerusakan pertukaran gas


o

Dapat dihubungkan dengan :


Perubahan membran alveolar kapiler (efek inflamasi) Gangguan kapasitas oksigen darah

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Dispnea, sianosis Takikardi Gelisah/perubahan mental Hipoksia

Kriteria Hasil :

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan

Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen

Intervensi Keperawatan :

Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku Kaji status mental Awasi status jantung/irama Awasi suhu tubuh, sesui indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil

Pertahankan istirahat tidur Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/perasaan. Berikan terapi oksigen dengan benar Awasi Analisa Gas Darah

III.

Diagnosa Perawatan : Pola nafas tidak efektif


o

Dapat dihubungkan dengan :


Proses inflamasi Penurunan complience paru Nyeri

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Dispnea, takipnea Penggunaan otot aksesori Perubahan kedalaman nafas Analisa Gas Darah abnormal

Kriteria Hasil :

Menunjukkan pola pernafasan normal/efektif dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal

Intervensi Keperawatan :

Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada Auskultasi bunyi nafas Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi Observasi pola batuk dan karakter sekret Dorong/bantu pasien nafas dalam dan latihan batuk efektif Berikan Oksigen tambahan Awasi Analisa Gas Darah

IV.

Diagnosa Perawatan : Peningkatan suhu tubuh


o

Dapat dihubungkan dengan :

Proses infeksi

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Demam, penampilan kemerahan Menggigil, takikardi

Kriteria Hasil :

Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh Tidak menggigil Nadi normal

Intervensi Keperawatan :

Obeservasi suhu tubuh (4 jam) Pantau warna kulit Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan Berikan obat sesuai indikasi : antipiretik Awasi kultur darah dan kultur sputum, pantau hasilnya setiap hari

V.

Diagnosa Perawatan : Resiko tinggi penyebaran infeksi


o

Dapat dihubungkan dengan :


Ketidakadekuatan pertahanan utama Tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun)

Kemungkinan dibuktikan oleh :

Tidak dapat diterapkan tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual

Kriteria Hasil :

Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi Mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi

Intervensi Keperawatan :

Pantau Tanda-tanda Vital Anjurkan klien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan warna jumlah dan bau sekret

Dorong teknik mencuci tangan dengan baik Ubah posisi dengan sering Batasi pengunjung sesuai indikasi Lakukan isolasi pencegahan sesuai individu Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. Berikan antimikrobal sesuai indikasi

VI.

Diagnosa Perawatan : Intoleransi aktivitas


o

Dapat dihubungkan dengan :


Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Kelemahan, kelelahan

Kemungkinan dibuktikan dengan :


Laporan verbal kelemahan, kelelahan dan keletihan Dispnea, takipnea Takikardi Pucat / sianosis

Kriteria Hasil :

Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan Tanda-tanda Vital dalam rentang normal

Intervensi Keperawatan :

Evaluasi respon klien terhadap aktivitas Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat

Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat / tidur Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

VII.

Diagnosa Perawatan : Nyeri

Dapat dihubungkan dengan :


Inflamasi parenkim paru Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin Batuk menetap

Kemungkinan dibuktikan dengan :


Nyeri dada Sakit kepala, nyeri sendi Melindungi area yang sakit Perilaku distraksi, gelisah

Kriteria Hasil :

Menyebabkan nyeri hilang / terkontrol Menunjukkan rileks, istirahat / tidur dan peningkatan aktivitas dengan cepat

Intervensi Keperawatan :

Tentukan karakteristik nyeri Pantau Tanda-tanda Vital Ajarkan teknik relaksasi Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.

VIII.

Diagnosa Perawatan : Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


o

Dapat dihubungkan dengan :


Peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi Anoreksia distensi abdomen

Kriteria Hasil :

Menunjukkan peningkatan nafsu makan Berat badan stabil atau meningkat

Intervensi Keperawatan :

Indentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin Auskultasi bunyi usus Berikan makan porsi kecil dan sering Evaluasi status nutrisi

IX.

Diagnosa Perawatan : Resti kekurangan volume cairan


o

Faktor resiko :

Kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringan banyak, hiperventilasi, muntah)

Kriteria Hasil :

Balance cairan seimbang Membran mukosa lembab, turgor normal, pengisian kapiler cepat

Intervensi Keperawatan :

Kaji perubahan Tanda-tanda Vital Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa Catat laporan mual / muntah Pantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urine Hitung keseimbangan cairan Asupan cairan minimal 2500 / hari Berikan obat sesuai indikasi ; antipirotik, antiametik Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan

X.

Diagnosa Perawatan : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan


o

Dapat dihubungkan dengan :


Kurang terpajan informasi Kurang mengingat Kesalahan interpretasi

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Permintaan informasi Pernyataan kesalahan konsep Kesalahan mengulang

Kriteria Hasil :

Menyatakan permahaman kondisi proses penyakit dan pengobatan Melakukan perubahan pola hidup

Intervensi Keperawatan :

Kaji fungsi normal paru Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan harapan kesembuhan

Berikan dalam bentuk tertulis dan verbal Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotik selama periode yang dianjurkan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakata : EGC. 2. Lackmans (1996). Care Principle and Practise Of Medical Surgical Nursing, Philadelpia : WB Saunders Company. 3. Pasiyan Rahmatullah (1999), Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Editor : R. Boedhi Darmoso dan Hadi Martono, Jakarta, Balai Penerbit FKUI 4. Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica.

5. Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I, Jakarta : EGC 6. Suyono, (2000). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKU

Read more: http://www.kapukonline.com/2011/08/askeppneumoniabronkopneumonia.html#ixzz1aFRjZ3pd

ASKEP BRONCHOPNEUMONIA DEFINISI Asuhan Keperawatan(askep)klien dengan bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572) Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A. Price & Lorraine M.W, 1995 : 710) Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris. Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998) Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.

ETIOLOGI Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain: 1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella. 2. Virus : Legionella pneumoniae 3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans 4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama. Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina, 2001 : 682) PATHOFISIOLOGI Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan gambaran sebagai berikut: 6. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli. 7. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. (Soeparman, 1991) MANIFESTASI KLINIS Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. (Barbara C. long, 1996 :435) Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat). (Sandra M. Nettina, 2001 : 683) PEMERIKSAAN PENUNJANG Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:

8. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684) Pemeriksaan sputum Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684) Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen mikroba. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684) 9. Pemeriksaan Radiologi Rontgenogram Thoraks Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus. (Barbara C, Long, 1996 : 435) Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh benda padat. (Sandra M, Nettina, 2001) DIAGNOSA KEPERAWATAN 10. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. (Doenges, 1999 : 166) 11. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa aksigen darah, ganggguan pengiriman oksigen. (Doenges, 1999 : 166) 12. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli. (Doenges, 1999 :177) 13. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. (Doenges, 1999 : 172) 14. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas.( Doenges, 1999 : 171) 15. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari. (Doenges, 1999 : 170) FOKUS INTERVENSI 16. DP : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum Tujuan : - Jalan nafas efektif dengan bunyi nafas bersih dan jelas - Pasien dapat melakukan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret Hasil yang diharapkan : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas

- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas Misalnya: batuk efektif dan mengeluarkan sekret. Intervensi : Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki. Rasional: Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi. Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler Rasional: Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan jebakan udara Observasi karakteristik batik, bantu tindakan untuk memoerbaiki keefektifan upaya batuk. Rasional: Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada. Berikan air hangat sesuai toleransi jantung. Rasional: Hidrasi menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah pengeluaran. 2. DP : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen. Tujuan : - Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada distres pernafasan. Hasil yang diharapkan : - Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan - Berpartisispasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi Intervensi : a. kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan Rasional :Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis Rasional :Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan terjadi hipoksemia. c. Kaji status mental Rasional :Gelisah, mudah terangsang, bingung dapat menunjukkan hipoksemia. d. Awsi frekuensi jantung/ irama Rasional :Takikardi biasanya ada karena akibat adanya demam/ dehidrasi. e. Awasi suhu tubuh. Bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan menggigil Rasional emam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler. f. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk efektif

Rasional :Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiaki ventilasi. g. Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan indikasi Rasional :Mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. DP: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli Tujuan: - Pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/ bersih Intervensi : a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Rasional :Kecepatan biasanya meningkat, dispnea, dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman bervariasi, ekspansi dada terbatas. b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius. Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat obstruksi kecil. c. Tinggikan kepala dan bentu mengubah posisi. Rasional uduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. d. Observasi pola batuk dan karakter sekret. Rasional :Batuk biasanya mengeluarkan sputum dan mengindikasikan adanya kelainan. e. Bantu pasien untuk nafas dalam dan latihan batuk efektif. Rasional apat meningkatkan pengeluaran sputum. f. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan. Rasional :Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas. g. Berikan humidifikasi tambahan Rasional :Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret untuk memudahkan pembersihan. h. Bantu fisioterapi dada, postural drainage Rasional :Memudahkan upaya pernafasan dan meningkatkan drainage sekret dari segmen paru ke dalam bronkus. Dp : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilngan cairan berlebih, penurunan masukan oral. Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit Intervensi : Kaji perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi. Rasional :Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah). Rasional :Indikator langsung keadekuatan masukan cairan Catat lapporan mual/ muntah. Rasional :Adanya gejala ini menurunkan masukan oral Pantau masukan dan haluaran urine. Rasional :Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. Rasional :Memperbaiki ststus kesehatan DP : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen.

Tujuan : - Menunjukkan peningkatan nafsu makan - Mempertahankan/ meningkatkan berat badan Intervensi : a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah. Rasional ilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin, bantu kebersihan mulut. Rasional :Menghilangkan bahaya, rasa, bau,dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan. Rasional :Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini d. Auskultasi bunyi usus, observasi/ palpasi distensi abdomen. Rasional :Bunyi usus mungkin menurun bila proses infeksi berat, distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara dan menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastro intestinal e. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan yang menarik untuk pasien. Rasional :Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali f. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar. Rasional :Adanya kondisi kronis dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, atau lambatnya responterhadap terapi DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas hidup sehari-hari. Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktifitas. Intervensi : Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas. Rasional :Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut. Rasional :Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan aktivitas dan istirahat. Rasional :Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metabolik Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Rasional :Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan edoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC Nettina, Sandra M. (1996). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta :EGC Long, B. C.(1996). Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta :Balai Penerbit FKUI Sylvia A. Price, Lorraine Mc Carty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC

Pneumonia Highlight Ikhtisar

Sementara kejadian pneumonia menurun, tetap kesehatan luas dan signifikan perawatan masalah di AS, khususnya di kalangan orang yang membutuhkan perawatan jangka panjang medis. Populasi yang menua, resistensi antibiotik, dan biaya perawatan kesehatan meningkat membuat ini masalah yang sangat menantang. Seluruh dunia, pneumonia (dengan asal bakteri) adalah penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Gejala pneumonia bervariasi di antara anak-anak, orang dewasa, dan orang tua. Gejala umum pada bayi termasuk demam, napas cepat, hidung pembakaran, dan saturasi oksigen rendah. Anak usia 2 sampai 4 dengan pneumonia biasanya memiliki batuk ditambah dua atau lebih rendah gejala infeksi saluran pernapasan, seperti demam, napas cepat, dan tingkat oksigen rendah. Menyadari gejala pneumonia segera izin untuk diagnosis dini, terapi antibiotik yang tepat, dan penentuan di mana perawatan harus disampaikan (seperti ICU, rumah sakit, atau rumah). Langkah-langkah ini berkontribusi terhadap hasil yang positif. Dokter dapat menggunakan alat pengambilan keputusan, seperti Indeks Keparahan Pneumonia (PSI), British Thoracic Society Aturan (BSR), dan MENGURANGI-65, untuk menentukan tingkat yang paling perawatan yang tepat.

Resiko

Dewasa tua, khususnya mereka yang di panti jompo dan mereka dengan kondisi medis lainnya, akan meningkatkan risiko pneumonia. Pneumonia adalah jenis infeksi terbesar kedua di panti jompo.

Pengobatan

Pada orang dewasa, pilihan terapi antibiotik tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan situs perawatan. Dalam semua kasus, terapi tepat waktu sangat penting untuk hasil yang positif. Dalam kebanyakan kasus, organisme yang menyebabkan pneumonia tidak dapat ditentukan sebelum terapi antibiotik dimulai, sehingga dokter harus memilih rejimen antibiotik berdasarkan riwayat dan gejala. Kemudian, terapi bisa diubah ketika informasi lebih lanjut tersedia.

Pencegahan

Pada tahun 2009, American Academy of Pediatrics diperbarui rekomendasi untuk penggunaan obat untuk mencegah virus RSV (RSV) pada anak-anak berisiko tinggi. Rekomendasi diperbarui mencerminkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) musiman dan pedoman regional, jadwal dosis yang lebih baru, dan definisi sempit anak-anak berisiko. CDC telah merekomendasikan Dewan Pertimbangan bahwa semua orang usia 6 bulan dan lebih tua, kecuali kontraindikasi, memiliki suntikan flu tahunan. Mereka sangat penting bagi manula dan lain individu yang berisiko tinggi.Tembakan flu tahunan telah terbukti mengurangi rawat inap. The pneumococcal conjugate vaksin baru seri Prevnar 13

menggantikan Prevnar saat ini 7. Hal ini dianjurkan untuk semua anak usia 6 minggu sampai 5 tahun. Vaksin polisakarida pneumokokus direkomendasikan untuk individu berisiko tinggi usia 2-65 dan mereka 65 selama bertahun-tahun. Dosis kedua dianjurkan 5 tahun setelah dosis awal pada orang yang menerima dosis pertama mereka sebelum 65, dan lain individu yang berisiko tinggi.

Pengenalan Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang paling sering disebabkan oleh infeksi dengan bakteri, virus, atau organisme lainnya. Kadang-kadang, bahan kimia terhirup bisa menyebabkan radang paruparu. Orang sehat biasanya dapat melawan infeksi pneumonia. Namun, orang yang sakit, termasuk mereka yang baru sembuh dari flu (influenza) atau penyakit pernapasan bagian atas, memiliki sistem kekebalan yang lemah. Hal ini membuat lebih mudah bagi bakteri untuk tumbuh di paru-paru mereka. Pneumonia dan influenza merupakan penyebab utama kematian 8 di AS

Ketika udara yang dihirup melalui hidung atau mulut, turun ke batang tenggorok ke bronkus, di mana ia pertama kali memasuki paru-paru. Dari bronkus, udara melewati bronkus, bronkiolus menjadi lebih kecil dan terakhir ke dalam alveoli. Mendefinisikan Pneumonia oleh Lokasi di Lung Pneumonia dapat didefinisikan sesuai dengan lokasi di paru-paru:

Pneumonia lobar terjadi di satu bagian, atau lobus, paru-paru. Bronkopneumonia cenderung tersebar di seluruh paru-paru.

Mendefinisikan Pneumonia oleh Asal Infeksi Dokter sering mengklasifikasikan pneumonia didasarkan pada tempat penyakit ini dikontrak. Hal ini membantu memprediksi organisme yang paling mungkin bertanggung jawab atas penyakit dan, oleh karena itu, pengobatan yang paling mungkin efektif.

Komunitas-Acquired Pneumonia (CAP). Orang dengan tipe ini pneumonia dikontrak infeksi luar lingkungan rumah sakit. Ini adalah salah satu penyakit menular yang paling umum. Ini sering mengikuti infeksi virus pernapasan, seperti flu. Salah satu penyebab paling umum dari CAP bakteri Streptococcus pneumoniae. Penyebab lainnya adalah Haemophilus influenzae, Mycoplasma pneumoniae , dan Chlamydia pneumoniae (yang tidak menjadi bingung dengan klamidia berbeda yang ditularkan secara seksual). Pneumonia Timbul dalam Pengaturan Kelembagaan

Rumah Sakit-Acquired Pneumonia. Hospital-acquired pneumonia adalah infeksi paru-paru yang diderita selama rumah sakit tinggal. Jenis pneumonia cenderung lebih serius karena pasien di rumah sakit telah memiliki mekanisme pertahanan melemah, dan menginfeksi organisme biasanya lebih berbahaya daripada yang ditemui di masyarakat. Pasien rumah sakit sangat rentan terhadap bakteri Gram-negatif dan staphylococcus. Hospital-acquired pneumonia juga disebutnosokomial pneumonia. Ventilator terkait pneumonia (VAPP). Sebuah subkelompok didapat di rumah sakit pneumonia ventilator terkait pneumonia (VAP), sebuah bentuk yang sangat mematikan dikontrak oleh pasien pada ventilator di rumah sakit dan jangka panjang fasilitas keperawatan. Penelitian menemukan bahwa menggunakan endotrakeal (pernapasan) tabung dilapisi dengan perak mungkin bisa membantu untuk mengurangi infeksi terkait ventilator pneumonia di unit perawatan intensif karena perak dapat membunuh bakteri dan mikroba lainnya. Perawatan rumah pneumonia. Pneumonia diperoleh di sebuah panti jompo atau jangka panjang fasilitas perawatan adalah jenis yang paling umum kedua infeksi di fasilitas ini, biasanya bakteri. Hal ini terkadang sulit untuk mendiagnosis sebagai populasi yang lebih tua kurang mungkin melaporkan demam, menggigil, dan nyeri dada. Radiografi dada dan pemeriksaan fisik yang diperlukan. Sputum sampel dan tes antigen dapat membantu.

Klik icon untuk melihat gambar hospital-acquired pneumonia. Penyakit Proses Menuju Pneumonia Agen penyebab pneumonia mencapai paru-paru melalui rute yang berbeda:

Dalam kebanyakan kasus, seseorang bernafas dalam organisme menular, yang kemudian berjalan melalui saluran udara ke paru-paru. Terkadang, bakteri yang biasanya tidak berbahaya dalam mulut, atau pada item ditempatkan di mulut, bisa masuk ke paru-paru. Hal ini biasanya terjadi jika tubuh "gag refleks," kontraksi tenggorokan yang ekstrim yang membuat zat-zat keluar dari paru-paru, tidak bekerja dengan baik. Infeksi dapat menyebar melalui aliran darah dari organ lain ke paru-paru.

Namun, dalam situasi normal, saluran udara melindungi paru-paru dari zat-zat yang dapat menyebabkan infeksi.

Hidung menyaring partikel besar. Jika partikel lebih kecil melewati, saraf di sepanjang jalan napas prompt batuk atau bersin. Hal ini akan memaksa banyak partikel keluar dari tubuh.

Partikel kecil yang mencapai tabung kecil di paru-paru (bronkiolus) yang terjebak dalam zat, kental dan lengket yang disebut lendir. Lendir dan partikel didorong ke atas dan keluar dari paru-paru oleh kecil rambut seperti sel yang disebut silia, yang mengalahkan seperti drum. Tindakan ini disebut "eskalator mukosiliar." Jika bakteri atau organisme infeksius lainnya mengelola untuk menghindari pertahanan jalan napas, sistem kekebalan tubuh menyerang mereka. Besar sel darah putih yang disebut makrofag menghancurkan partikel asing.

Klik icon untuk melihat gambar makrofag. Disebutkan di atas biasanya menjaga sistem pertahanan paru-paru sehat. Jika pertahanan ini melemah atau rusak, bagaimanapun, bakteri, virus, jamur, dan parasit dapat dengan mudah menginfeksi paruparu, menghasilkan pneumonia. The Paru-paru Paru-paru adalah dua organ spons di dada dikelilingi oleh membran tipis yang disebut pleura lembab. Setiap paru-paru terdiri dari halus, lobus mengkilap. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, dan meninggalkan memiliki dua. Sekitar 90% dari paru-paru diisi dengan udara. Hanya 10% adalah jaringan yang solid. Ada beberapa bagian untuk masing-masing paru-paru. Ketika seseorang mengambil napas (menghirup), udara perjalanan dari tenggorokan (trakea) ke paruparu melalui bronkus utama, yang cabang ke tabung kecil yang disebut fleksibel bronkus . Membagi bronkus, seperti cabang-cabang pohon, ke saluran udara kecil yang disebut bronkiolus . Bronchioles menyebabkan sekelompok kantung mikroskopis yang disebut alveoli, yang terlihat seperti tandan buah anggur.Setiap paru-paru dewasa yang sehat mengandung jutaan alveoli kecil. (Catatan: tunggal alveoli adalah alveolus.)

Klik ikon untuk melihat gambar paru-paru. Alveolus Masing-masing memiliki membran tipis yang memungkinkan oksigen dan karbon dioksida untuk lulus dan keluar darikapiler , yang terkecil dari pembuluh darah. Ketika Anda mengambil napas dalam-dalam, membran terbentang dan mengembang. Oksigen segar bergerak ke kapiler, dan karbon dioksida lewat dari kapiler ke dalam aliran darah, di mana ia dibawa keluar dari tubuh melalui paruparu. Pembuluh darah membawa darah kaya oksigen ke jantung, di mana ia dipompa ke seluruh tubuh.

Penyebab Bakteri adalah penyebab paling umum pneumonia. Namun, pneumonia juga dapat disebabkan oleh virus, jamur, dan agen lainnya. Hal ini sering tidak mungkin untuk mengidentifikasi pelakunya tertentu. Banyak bakteri dikelompokkan ke dalam satu dari dua kategori besar dengan prosedur laboratorium yang digunakan untuk melihat mereka di bawah mikroskop. Prosedur ini dikenal sebagai pewarnaan Gram. Bakteri yang diwarnai dengan pewarna khusus, kemudian dicuci dalam larutan khusus. Warna bakteri setelah mencuci menentukan apakah mereka Gram-negatif atau Gram-positif. Mengetahui yang kelompok bakteri milik membantu menentukan keparahan penyakit, dan bagaimana mengobatinya. Bakteri yang berbeda yang diobati dengan obat yang berbeda. Bakteri Gram-positif. Bakteri ini terlihat biru pada noda dan merupakan organisme yang paling umum yang menyebabkan pneumonia. Mereka termasuk:

Streptococcus (S.) pneumoniae (juga disebut pneumokokus), penyebab paling umum pneumonia. Ini bakteri Gram-positif menyebabkan 20 - 60% dari semua infeksi pneumonia pada komunitas yang didapat bakteri (CAP) pada orang dewasa.Studi juga menunjukkan hal itu menyebabkan 13-38% dari CAP pada anak-anak. Aureus (S.) aureus , yang utama lainnya bakteri Gram-positif yang bertanggung jawab untuk pneumonia, menyebabkan sekitar 2% dari CAP dan 10 - 15% dari pneumonia didapat di rumah sakit. Ini adalah organisme yang paling sering dikaitkan dengan virus influenza. Hal ini dapat mengembangkan sekitar 5 hari setelah dimulainya gejala flu. Pneumonia dari S. aureus paling sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, anakanak yang sangat muda, pasien dirawat di rumah sakit, dan penyalahguna narkoba yang menggunakan jarum. Hal ini jarang pada orang dewasa sehat. Lain Gram-positif bakteri yang kadang-kadang dapat menyebabkan pneumonia termasuk s pyrogenes treptococcus (Grup A streptokokus), dan anerobic streptokokus.

Gram-negatif Bakteri. Bakteri ini noda merah muda . Gram-negatif bakteri yang biasa menyebabkan infeksi di rumah sakit atau pasien di rumah jompo, anak-anak dengan fibrosis kistik, dan orang-orang dengan kondisi paru-paru kronis.

Haemophilus (H.) influenzae adalah bakteri. Meskipun namanya, itu tidak terkait dengan virus flu. H. influenzae adalah bakteri yang paling umum kedua yang menyebabkan masyarakat pneumonia, akuntansi selama 3 - 10% dari semua kasus. Hal ini biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit paru-paru kronis dan orang tua. Klebsiella (K) pneumoniae mungkin bertanggung jawab untuk pneumonia pada pecandu alkohol dan orang lain yang secara fisik lemah. Hal ini juga terkait dengan penggunaan antibiotik baru-baru ini sangat kuat. Pseudomonas (P.) aeruginosa merupakan penyebab utama dari hospital-acquired pneumonia (pneumonia nosokomial). Ini merupakan penyebab umum pneumonia pada pasien dengan penyakit paru-paru kronis atau berat. Moraxella (M.) catarrhalis ditemukan di hidung dan mulut setiap orang. Para ahli telah mengidentifikasi bakteri ini sebagai penyebab pneumonia jarang tertentu, terutama pada orang dengan masalah paru-paru seperti asma atau emfisema. Lainnya bakteri Gram-negatif yang menyebabkan pneumonia termasuk E. coli , Proteus (ditemukan dalam jaringan paru-paru yang rusak), Enterobacter, Neisseria (N.) meningitidis, dan acetinobacter.

Atypical Pneumonia Pneumonia atipikal menghasilkan gejala ringan dan batuk kering. "Mini-epidemi" kadang-kadang terlihat di sekolah atau pengaturan militer. Hal ini terjadi pada usia berapapun, tetapi lebih sering terjadi pada anak dan dewasa muda. Organisme yang menyebabkan pneumonia atipikal meliputi:

Mycoplasma (M.) pneumoniae, organisme paling umum pneumonia atipikal. Mycoplasma adalah bakteri yang sangat kecil yang tidak memiliki dinding sel. Pneumonia yang disebabkan oleh M. pneumoniae menyebar ketika seseorang yang membawa infeksi datang dalam kontak dekat dengan orang lain untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini paling sering ditemukan pada anak usia sekolah dan dewasa muda. Kondisi, biasa disebut "berjalan pneumonia," biasanya ringan dan terlihat dalam pengaturan rawat jalan. Klamidia (C) pneumoniae sekarang diduga menyebabkan 10% dari semua kasus CAP. Ini pneumonia atipikal yang paling umum pada orang dewasa muda dan anak-anak, dan biasanya ringan. Hal ini kurang umum, tetapi biasanya lebih parah, pada orang tua. Legionella pneumophila Legionnaires menyebabkan 'penyakit, penyakit parah. Hal ini dikontrak oleh menghirup tetes air yang terkontaminasi. Wabah sering dilaporkan di hotel, kapal pesiar, dan gedung perkantoran, di mana orang yang terkena tetesan terkontaminasi dari menara pendingin dan kondensor menguapkan. Mereka juga telah dilaporkan pada orang yang telah dekat pusaran air dan sauna. Legionella pneumophila tidak ditularkan dari orang ke orang. Beberapa ahli percaya organisme penyebab hingga 4% dari semua kasus pneumonia.

Penyakit Legionnaires 'pertama kali dijelaskan pada tahun 1976 setelah wabah pneumonia yang fatal pada konvensi Legiun Amerika. Organisme baru dijelaskan yang menyebabkan penyakit itu bernama Legionella pneumophila, yang ditunjukkan dalam gambar ini.(Courtesy dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.) Viral Pneumonia Banyak virus yang dapat menyebabkan pneumonia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka termasuk:

Influenza (Flu). Pneumonia merupakan komplikasi utama dari flu (termasuk H1N1, atau flu babi) dan bisa sangat serius.Influenza terkait pneumonia sangat berisiko untuk orang tua dan orang dengan penyakit jantung. Hal ini dapat mengembangkan sekitar 5 hari setelah gejala flu mulai. Flu melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga memudahkan bakteri untuk tumbuh di paru-paru. Pernafasan syncytial virus (RSV). Kebanyakan bayi yang terinfeksi RSV di beberapa titik, tetapi paling sering ringan.Namun, RSV adalah penyebab utama pneumonia pada bayi, serta

pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh rusak. Studi menunjukkan bahwa pneumonia RSV mungkin lebih umum pada orang dewasa, terutama orang tua, daripada yang diperkirakan sebelumnya. Manusia parainfluenza virus. Virus ini merupakan penyebab utama pneumonia dan bronkitis pada anak-anak, orang tua, dan pasien dengan sistem kekebalan tubuh rusak. Adenovirus. Adenovirus yang umum dan biasanya tidak bermasalah, meskipun mereka telah dikaitkan dengan sekitar 10% dari pneumonia masa kanak-kanak. Adenovirus 14 telah dikaitkan dengan wabah parah komunitas-pneumonia di barat laut Pasifik serta merekrut militer. Herpes virus. Pada orang dewasa, virus herpes simpleks dan varicella zoster (penyebab cacar air) dapat menyebabkan pneumonia pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu. Avian influenza. Tipe A subtipe H5N1 pada burung menyebar di seluruh dunia. Untungnya, hanya beberapa ratus kasus manusia telah diidentifikasi. Kebanyakan disebabkan oleh kontak dengan unggas yang terinfeksi. Virus tampaknya tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Semua pasien didiagnosis dengan "flu burung" menunjukkan tanda-tanda pneumonia, walaupun gejala mungkin ringan. Oseltamivir (Tamiflu) adalah pengobatan yang paling efektif untuk jenis influenza, yang bisa berakibat fatal. Sindrom pernafasan akut parah (SARS). SARS adalah infeksi pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus, yang tampaknya telah melompat dari hewan ke manusia. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Cina pada tahun 2003 tetapi tidak menjadi masalah dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun kurang umum, banyak virus lain, bakteri, jamur, parasit, dan infeksi dapat menimbulkan pneumonia. Aspirasi Pneumonia dan Bakteri anaerobik Mulut mengandung campuran bakteri yang biasanya tidak berbahaya. Namun, jika campuran ini mencapai paru-paru, dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut pneumonia aspirasi. Hal ini mungkin terjadi setelah cedera kepala atau anestesi umum, atau ketika pasien mengambil obat-obatan atau alkohol. Dalam kasus tersebut, refleks muntah tidak bekerja seperti baik sebagaimana mestinya, sehingga bakteri bisa masuk ke saluran udara. Tidak seperti organisme lain yang dihirup, bakteri yang menyebabkan pneumonia aspirasi tidak membutuhkan oksigen untuk hidup. Bakteri ini disebut bakteri anaerob. Pneumonia oportunistik Gangguan kekebalan daun pasien rentan terhadap serius, pneumonia yang mengancam jiwa dikenal sebagai pneumonia oportunistik. Mereka disebabkan oleh organisme yang tidak berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.Organisme menginfeksi meliputi:

Pneumocystis jiroveci (sebelumnya disebut Pneumocystis carinii ) adalah organisme atipikal. Awalnya dianggap protozoa, sekarang diklasifikasikan sebagai jamur. P. jiroveci sangat umum dan umumnya tidak berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Ini adalah penyebab paling umum pneumonia pada pasien AIDS. Mikobakteri avium complex Virus, seperti sitomegalovirus (CMV) Jamur, seperti Candida albicans

Klik ikon untuk melihat gambar CMV. Selain AIDS, kondisi lain menempatkan pasien pada risiko pneumonia oportunistik. Mereka termasuk kanker, seperti limfoma dan leukemia. Penggunaan jangka panjang kortikosteroid dan obat yang dikenal sebagai imunosupresan juga meningkatkan risiko pneumonia ini. Kerja dan Daerah pneumonia Paparan bahan kimia juga dapat menyebabkan peradangan dan pneumonia. Tempat Anda bekerja dan hidup dapat menempatkan Anda pada risiko tinggi untuk terkena pneumonia organisme penyebab.

Pekerja terkena sapi, babi, domba, dan kuda beresiko untuk pneumonia yang disebabkan oleh anthrax, Brucella, danCoxiella burnetii (yang menyebabkan demam Q).

Klik icon untuk melihat gambar anthrax inhalasi.


Pekerja pertanian dan konstruksi di Southwest beresiko untuk coccidoidomycosis (Lembah demam). Penyakit ini disebabkan oleh spora jamur Coccidoide immitis . Mereka yang bekerja di Ohio dan Mississippi Valley beresiko untuk histoplasmosis, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh jamur Histoplasma capsulatum .

Klik icon untuk melihat gambar coccidoidomycosis.


Pekerja terkena merpati, burung beo, parkit, dan kalkun beresiko untuk psittacosis, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia psittaci . Hantavirus, virus dibawa oleh hewan pengerat langka, menyebabkan suatu bentuk yang berbahaya dari penyakit paru-paru. Ini tidak menyebar dari orang ke orang. Kasus telah terjadi di New Mexico, Arizona, California, Washington, dan Meksiko.

Klik ikon untuk melihat gambar hantavirus tersebut. Gejala . Gejala umum Gejala-gejala dari beberapa pneumonia bakteri, seperti pneumonia pneumokokus, berkembang sangat cepat dan biasanya meliputi:

Sebuah episode tunggal menggigil diikuti dengan demam

Nyeri dada pada sisi paru-paru yang terinfeksi. Sakit perut yang parah kadang-kadang terjadi pada orang dengan pneumonia di lobus bawah paru-paru Batuk, yang mungkin kering pada awalnya, tapi akhirnya menghasilkan dahak (dahak) Keringat malam Mual, muntah, dan nyeri otot Pernapasan dan detak jantung yang cepat Sesak napas Berat badan

. Darurat Gejala Gejala radang paru-paru menunjukkan suatu keadaan darurat medis meliputi:

Darah dalam dahak Kebiruan-kencang (sianotik) kulit Demam tinggi Bekerja dan pernapasan yang berat Mental kebingungan atau mengurangi fungsi mental pada orang tua Denyut jantung cepat Berat badan

Gejala pada Anak. Gejala umum pada bayi termasuk demam, napas cepat, hidung pembakaran, dan saturasi oksigen rendah.Anak-anak usia 2 - 4 dengan pneumonia biasanya hadir dengan batuk ditambah satu atau lebih gejala infeksi saluran pernafasan, seperti demam, napas cepat dan tingkat oksigen rendah. Gejala di Lansia. Hal ini penting untuk dicatat bahwa orang tua mungkin memiliki gejala lebih sedikit atau berbeda dari orang yang lebih muda. Gejala dapat datang jauh lebih lambat. Orang yang lebih tua yang bahkan batuk kecil dan kelemahan selama lebih dari satu hari harus mencari bantuan medis. Beberapa orang tua mungkin bingung, lesu, dan menunjukkan penurunan umum. Gejala Pneumonia atipikal Umum Gejala pneumonia atipikal. pneumonia atipikal ini paling sering disebabkan oleh Mycoplasma, klamidia, atau virus. Ini biasanya muncul pada anak-anak dan dewasa muda. Gejala biasanya ringan dan sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati.Penyakit Legionnaire, bagaimanapun, adalah bentuk parah dari pneumonia atipikal yang biasanya menyerang orang dewasa dan senior. Penyakit berlangsung secara bertahap:

Umum gejala mirip flu sering terjadi pertama. Mereka mungkin termasuk kelelahan, demam, lemah, sakit kepala, nasal discharge, sakit tenggorokan, sakit telinga, dan perut dan kesusahan usus. Nyeri samar-samar di bawah dan di sekitar tulang dada dapat terjadi, tetapi nyeri dada berat yang berhubungan dengan pneumonia bakteri yang khas adalah jarang. Pasien mungkin memiliki batuk parah, tapi biasanya tidak menghasilkan dahak.

Prognosa Antara 5 dan 10 juta orang mendapatkan pneumonia di Amerika Serikat setiap tahun. Lebih dari 1 juta orang dirawat di rumah sakit karena kondisi. Akibatnya, pneumonia merupakan penyebab paling sering keempat rawat inap. Meskipun mayoritas pneumonia merespon dengan baik terhadap pengobatan, infeksi membunuh 40.000 - 70.000 orang setiap tahun.

Pria dengan komunitas-pneumonia cenderung tarif lebih buruk daripada wanita. Pria 30% lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mati dari kondisi tersebut. Para peneliti mengatakan mungkin ada beberapa alasan genetik untuk kesenjangan. Outlook untuk Individu Resiko Tinggi . Pasien Rawat Tingkat kematian untuk masyarakat pneumonia dapat berkisar dari kurang dari 5% pada pasien rawat jalan agak sakit untuk 10 - 30% pada pasien yang perlu dirawat ke rumah sakit. Jika pneumonia berkembang pada pasien yang sudah dirawat di rumah sakit untuk kondisi lain, atau mereka di rumah jompo, angka kematian bisa jauh lebih tinggi. Hal ini terutama berlaku untuk siapa saja yang pada ventilator. . Dewasa Lama Komunitas pneumonia bertanggung jawab untuk 350.000 - 620.000 rawat inap pada orang tua setiap tahun.Orang dewasa yang lebih tua memiliki tingkat kelangsungan hidup lebih rendah daripada orang muda. Bahkan ketika orang tua pulih dari CAP, mereka telah lebih tinggi dari normal tingkat kematian selama beberapa tahun mendatang. Orang tua yang tinggal di panti jompo atau sakit yang sudah berada pada risiko tertentu. Anak-anak Sangat muda. Anak-anak kecil yang mengembangkan pneumonia dan bertahan hidup beresiko untuk mengembangkan masalah paru-paru di masa dewasa, termasuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penelitian menunjukkan bahwa pria dengan riwayat pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya di masa kecil lebih dari dua kali lebih mungkin untuk meninggal karena PPOK seperti yang tanpa riwayat penyakit masa kanak-kanak pernapasan. Wanita Hamil. Pneumonia menimbulkan bahaya khusus untuk wanita hamil, mungkin karena perubahan dalam sistem kekebalan tubuh wanita hamil. Komplikasi ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan meningkatkan risiko kematian selama kehamilan. Pasien Dengan Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh Sebuah. Pneumonia adalah sangat serius pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu. Hal ini terutama berlaku untuk pasien AIDS, di antaranya radang paru-paru menyebabkan sekitar setengah dari semua kematian. Pasien Dengan Kondisi Medis Berat. Pneumonia adalah juga sangat berbahaya pada orang dengan diabetes, sirosis, penyakit sel sabit, kanker, dan pada mereka yang limpa telah dihapus. Risiko dengan Organisme Organisme tertentu bervariasi dalam efek mereka. Pneumonia ringan biasanya dikaitkan dengan organisme atipikal Mycoplasma dan klamidia. Pneumonia berat yang paling sering dikaitkan dengan berbagai organisme. Beberapa yang sangat kuat (virulen) tetapi sangat dapat disembuhkan, sementara yang lain sulit untuk mengobati:

Mycoplasma dan klamidia adalah penyebab paling umum pneumonia ringan dan yang paling mungkin terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Pasien-pasien ini jarang perlu rawat inap ketika mereka tepat diobati, meskipun pemulihan mungkin masih membutuhkan waktu. Kasus yang parah dan mengancam jiwa pneumonia lebih mungkin terjadi pada orang tua dengan kondisi medis lainnya. Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum pneumonia, serta semua bakteri lain infeksi saluran pernapasan atas. Hal ini dapat menghasilkan pneumonia berat, dengan tingkat kematian 10%. Namun demikian, pneumonia pneumokokus merespon sangat baik untuk banyak antibiotik. Vaksinasi melindungi terhadap beberapa jenis pneumonia pneumokokus.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram-positif yang sering menyebabkan pneumonia berat pada pasien rawat inap dan berisiko tinggi dan mengikuti influenza A dan B. Orangorang yang mendapatkan bentuk pneumonia yang dapat mengembangkan kantong infeksi di paru-paru mereka (abses) yang sulit untuk mengobati dan dapat menyebabkan kematian jaringan paru-paru (nekrosis). Angka kematian 30 - 40%, sebagian karena pasien yang mengalami infeksi ini umumnya sangat sakit atau rentan. Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae adalah bakteri Gram-negatif yang menimbulkan risiko untuk abses paru-paru dan kerusakan jaringan parah. Legionella pneumophila dapat menyebar dengan mudah dari tetesan air yang terkontaminasi yang masuk udara.Perawatan telah membaik secara dramatis sejak pertama kali diidentifikasi. Namun, banyak pasien mungkin mengalami masalah serius, termasuk batuk, sesak napas, kelelahan, dan sistem saraf (neurologis) dan komplikasi otot. Radang paru-paru biasanya sangat ringan, tetapi ada pengecualian. Pneumonia virus pernafasan (RSV) syncytial jarang menimbulkan bahaya bagi orang dewasa muda yang sehat, tetapi dapat mengancam kehidupan pada bayi dan serius pada orang tua.

Komplikasi Pneumonia Abses. Sebuah abses pada paru-paru adalah berdinding tebal, rongga berisi nanah yang terbentuk ketika infeksi telah menghancurkan jaringan paru-paru. Hal ini lebih sering terlihat dengan pneumonia aspirasi, ketika campuran organisme dibawa ke paru-paru. Abses yang tidak diobati dapat menyebabkan pendarahan (pendarahan) di paru-paru, tetapi terapi antibiotik yang ditargetkan secara signifikan mengurangi bahaya. Drainase dengan jarum mungkin juga diperlukan. Abses yang lebih umum dengan Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, atau Klebsiella pneumoniae , dan jarang dengan Streptococcus pneumoniae . Kegagalan pernapasan. Kegagalan pernapasan adalah salah satu penyebab utama kematian pada pasien dengan pneumonia yang lebih parah. Distres sindrom pernafasan akut (ARDS) adalah kondisi khusus yang terjadi ketika paru-paru tidak mampu berfungsi dan oksigen begitu sangat berkurang bahwa kehidupan pasien beresiko. Kegagalan dapat terjadi jika pneumonia menyebabkan perubahan fisik di paru-paru yang membuatnya lebih sulit bagi paru-paru untuk pertukaran oksigen (kegagalan ventilasi). Bakteremia. Bakteriemia - bakteri dalam darah - adalah komplikasi yang paling umum infeksi pneumokokus, meskipun jarang menyebar ke situs lain. Bakteriemia merupakan komplikasi yang sering infeksi dari organisme Gram negatif, termasukHaemophilus influenzae . Efusi pleura dan Empiema. Pleura adalah membran dua lapis yang mengelilingi paru-paru masingmasing. Dalam beberapa kasus pneumonia pleura menjadi meradang, yang dapat mengakibatkan rasa sakit sesak napas dan dada saat bernapas. Pada sekitar 20% kasus pneumonia cairan menumpuk antara membran pleura, kondisi yang dikenal sebagai efusi pleura.Biasanya, zona sempit di antara dua membran mengandung hanya sejumlah kecil cairan, yang melumasi paru-paru. Dalam kebanyakan kasus, khususnya di Streptococcus pneumoniae , cairan tetap steril (tidak ada bakteri yang hadir), tapi kadang-kadang dapat menjadi terinfeksi dan bahkan penuh dengan nanah, suatu kondisi yang disebut empiema . Empiema lebih mungkin terjadi dengan organisme tertentu, seperti Staphylococcus aureus atau Klebsiella pneumoniae infeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan parut permanen.

Runtuh paru-paru. Dalam beberapa kasus, udara dapat mengisi daerah antara membran pleura, menyebabkan paru-paru runtuh. Ini disebut pneumotoraks . Ini mungkin merupakan komplikasi dari pneumonia (khususnya Streptococcus pneumoniae ) atau prosedur invasif yang digunakan untuk mengobati efusi pleura.

Pneumotoraks terjadi kebocoran udara dari dalam paru-paru ketika ke ruang antara paru dan dinding dada. Paru-paru kemudian runtuh. Sisi gelap dada (sisi kanan gambar) mengisi dengan udara dari luar jaringan paru-paru. Komplikasi lain dari Pneumonia. Dalam kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar dari paru ke jantung dan mungkin seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan abses di otak dan organ lainnya. Setidaknya satu studi telah juga terkait pneumonia bakteri dengan peningkatan risiko masalah jantung akut, seperti serangan jantung atau irama jantung yang abnormal (aritmia). Ginjal komplikasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang umum pada pasien dirawat di rumah sakit dengan pneumonia. Jika tidak diobati, masalah ini menyebabkan penyakit yang lebih parah dan meningkatkan risiko kematian. Hidrasi melalui vena (intravena) kontrol masalah. Efek Jangka Panjang dari pneumonia atipikal Cased pneumonia atipikal oleh organisme mikoplasma dan klamidia biasanya ringan.

Klik ikon untuk melihat gambar aterosklerosis pada arteri karotis interna. Asma. Chlamydia pneumoniae , Mycoplasma pneumoniae , dan RSV menjadi tersangka dalam banyak kasus asma dewasa parah.Satu studi kecil yang ditemukan bukti infeksi klamidia sebelumnya di 64% dari pasien dengan asma yang diuji. Faktor Risiko Faktor risiko pneumonia sering bergantung pada jenis spesifik dari penyakit.

Risiko Faktor Kelembagaan dan Rumah Sakit-Acquired Pneumonia (nosokomial) Pneumonia yang dikontrak di rumah sakit tersebut disebut didapat di rumah sakit, atau nosokomial, pneumonia. Ini mempengaruhi diperkirakan mencapai 5 - 10 dari setiap 1.000 pasien dirawat di rumah sakit setiap tahun. Lebih dari setengah dari kasus-kasus ini mungkin disebabkan strain bakteri yang telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Bahkan, methicillinresistant Staphylococcus aureus dan resistan terhadap Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab utama kematian dari hospital-acquired pneumonia. Mereka yang berisiko tertinggi:

Orang tua dan sangat muda. Orang dengan kondisi medis yang kronis atau berat, seperti masalah paru-paru, penyakit jantung, sistem saraf (neurologis) gangguan, dan kanker. Orang-orang yang telah menjalani operasi, khususnya orang-orang di atas usia 80. Di antara prosedur bedah yang menimbulkan risiko tertentu pengangkatan limpa (splenektomi), memperbaiki aneurisma aorta perut, atau operasi yang merusak batuk. Orang-orang yang telah di unit perawatan intensif (ICU). Hal ini terutama berlaku untuk bayi atau pasien pada mesin pernapasan (ventilator mekanik). Pasien yang berbaring di punggung mereka berada pada risiko tertentu untuk pneumonia aspirasi. Meningkatkan up pasien dapat mengurangi risiko ini. Orang yang telah menerima obat penenang. Pasien rumah sakit yang menerima obat penenang juga memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia nosokomial. Orang yang menerima antibiotik dalam waktu 90 hari sebelumnya.

Pasien rawat inap sangat rentan terhadap bakteri Gram-negatif dan staphylococci, yang dapat sangat berbahaya pada orang yang sudah sakit. Risiko Faktor-Acquired Pneumonia Komunitas (CAP) CAP adalah jenis yang paling umum pneumonia. Ini berkembang di luar rumah sakit. Setiap tahun 24000000 orang di Amerika Serikat mengembangkan CAP, dan 600.000 dirawat di rumah sakit. Orang tua, bayi, dan anak kecil berada pada risiko terbesar untuk penyakit ini. Penyakit paru-paru kronis. obstruktif penyakit paru-paru kronis (COPD), yang meliputi bronkitis kronis dan emfisema, mempengaruhi 15 juta orang di AS Kondisi ini merupakan faktor risiko utama untuk pneumonia. Penggunaan jangka panjang kortikosteroid inhaler dapat meningkatkan risiko pneumonia pada pasien PPOK. Pasien dengan jenis lain dari penyakit paru-paru kronis, seperti bronkiektasis dan penyakit paru interstisial, juga pada peningkatan risiko untuk mendapatkan pneumonia dan lebih cenderung memiliki komplikasi.

Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, saluran udara utama ke paru-paru. Ini umumnya mengikuti suatu infeksi virus pernapasan. Gejala termasuk batuk, sesak napas, mengi, dan kelelahan.

Klik icon untuk melihat gambar emfisema. Orang dengan sistem kekebalan tubuh. Orang dengan sistem kekebalan yang terganggu sangat rentan terhadap pneumonia. Ini adalah masalah umum pada orang dengan HIV dan AIDS. Berbagai macam organisme, termasuk Pneumocystis jarovicil , spesies myobacterium, Histoplasma capsulatum , Coccidoide immitis , spesies Aspergillus, sitomegalovirus, dan Toxoplasma gondii , yang dapat menyebabkan pneumonia. Selain AIDS, kondisi lain yang membahayakan sistem kekebalan tubuh meliputi:

Dewasa dan pediatrik kanker, terutama leukemia dan limfoma Hodgkin Kemoterapi Transplantasi organ

Pasien yang berada di kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh juga rentan terhadap infeksi. Juga, obat yang mengobati gastroesophageal reflux (GERD) sedikit dapat meningkatkan risiko seseorang untuk komunitas-pneumonia. Pasien berisiko tinggi untuk pneumonia harus mengambil lambung obat penekan asam hanya bila diperlukan dan pada dosis serendah mungkin. Asosiasi ini adalah terkuat dengan inhibitor pompa protein (PPI) seperti Prilosec dan Nexium.Mengurangi tingkat membunuh bakteri asam lambung dapat memungkinkan kuman menyebar di saluran pencernaan bagian atas dan pindah ke saluran pernapasan. Risiko yang ditimbulkan oleh obat ini adalah tertinggi di:

Anak-anak Pasien dengan asma, PPOK, dan sistem kekebalan Orang tua

Para peneliti telah menemukan bahwa risiko paling kuat ketika orang baru mulai pengobatan dengan PPI, dan mengurangi dari waktu ke waktu. Gangguan menelan, termasuk disfagia . Kesulitan menelan memiliki berbagai penyebab, termasuk:

Kelainan otot-otot esofagus Penyakit yang mempengaruhi menelan, seperti stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit Parkinson Pembedahan atau terapi radiasi untuk kanker mulut, tenggorokan, atau kerongkongan

Semua ini dapat meningkatkan resiko pneumonia aspirasi. Demensia . Kurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi saat menelan berkontribusi terhadap peningkatan risiko pneumonia aspirasi. Pasien lansia dengan demensia yang dirawat dengan obat antipsikotik untuk psikosis memiliki peningkatan risiko 60% terkena pneumonia. Para peneliti tidak yakin mengapa obat ini meningkatkan risiko pneumonia. Jika seseorang menghirup cairan (aspirasi) dari esofagus ke paru-paru, mungkin memicu peradangan di bagian atas bagian ini.

Klik icon untuk melihat gambar refluks lambung. Faktor Terkait dengan Risiko Tinggi di Dewasa Sehat Asrama atau Barrack Kondisi. Merekrut di pangkalan militer dan mahasiswa tinggal di asrama berada pada lebih tinggi dari rata-rata risiko untuk Mycoplasma pneumonia . Kelompok-kelompok ini berada di rendah risiko, namun untuk jenis yang lebih serius pneumonia. Asap dan Polutan Lingkungan. Risiko untuk pneumonia pada orang yang merokok lebih dari sebungkus sehari tiga kali lipat dari bukan perokok. Mereka yang terpajan terhadap asap rokok pasif, yang dapat melukai saluran udara dan kerusakan silia, juga beresiko. Berhenti merokok mengurangi risiko kematian dari pneumonia normal, tapi manfaat penuh membutuhkan waktu 10 tahun untuk direalisasikan. Asap beracun, asap industri, dan polutan udara lainnya juga dapat merusak fungsi silia, yang merupakan pertahanan terhadap bakteri di paru-paru. Obat dan Alkohol Penyalahgunaan. Alkohol atau narkoba sangat terkait dengan pneumonia. Zat-zat ini bertindak sebagai obat penenang dan dapat mengurangi refleks yang memicu batuk dan bersin. Alkohol juga mengganggu dengan tindakan makrofag, sel-sel darah putih yang menghancurkan bakteri dan mikroba lainnya. Penyalahguna obat intravena beresiko untuk pneumonia dari infeksi yang dimulai di tempat suntikan dan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru. Jender . Pria dengan komunitas-pneumonia cenderung tarif lebih buruk daripada wanita. Pria 30% lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mati dari kondisi tersebut. Para peneliti mengatakan mungkin ada beberapa alasan genetik untuk kesenjangan.

Spesifik Faktor Risiko Pneumonia berulang pada Anak Anak-anak tertentu memiliki risiko lebih tinggi dari normal untuk pneumonia dan pneumonia yang mengembalikan. Kondisi yang mempengaruhi bayi dan anak kecil untuk pneumonia meliputi:

Kelainan dalam koordinasi otot mulut dan tenggorokan Asma Genetik tertentu gangguan seperti Kartagener syndrome, yang mengakibatkan kurang silia berfungsi, rambut seperti sel yang melapisi saluran udara Cystic fibrosis Bronkopulmonalis displasia dan penyakit paru-paru kronis Prematuritas, terutama selama 6 - 12 bulan hidup Penyakit sel sabit Gastroesophageal reflux disorder (GERD) Gangguan sistem kekebalan Paru-paru bawaan atau cacat jantung

Diagnosa Diagnostik Kesulitan di Masyarakat-Acquired Pneumonia (CAP). Hal ini penting untuk menentukan apakah penyebab CAP adalah bakteri, bakteri atipikal, atau virus, karena mereka membutuhkan perawatan yang berbeda. Pada anak-anak, misalnya, S.pneumoniae adalah penyebab paling umum pneumonia, tetapi virus RSV juga dapat menyebabkan penyakit. Meskipun gejala mungkin berbeda, mereka sering tumpang tindih, yang dapat membuat sulit untuk mengidentifikasi organisme dengan gejala saja. Penyebab CAP ditemukan hanya sekitar setengah dari kasus. Namun demikian, dalam banyak kasus ringan-sampai sedang CAP, dokter dapat mendiagnosa dan mengobati pneumonia hanya berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Diagnostik Kesulitan dengan Rumah Sakit-Acquired (nosokomial) Pneumonia. Mendiagnosis pneumonia terutama sulit pada pasien dirawat di rumah sakit untuk sejumlah alasan:

Banyak pasien rawat inap memiliki gejala yang sama, termasuk demam atau abnormal x-ray. Pada pasien dirawat di rumah sakit, dahak atau tes darah sering menunjukkan bakteri atau organisme lain, tapi agen tersebut tidak selalu menunjukkan pneumonia.

Sejarah Kedokteran dan Pribadi Riwayat pasien adalah bagian penting dari membuat diagnosis pneumonia. Pasien harus melaporkan salah satu dari berikut:

Alkohol atau penyalahgunaan obat Paparan penderita pneumonia atau penyakit pernapasan lainnya (seperti TBC) Sejarah merokok Kerja risiko Baru atau kronis infeksi pernapasan Terapi antibiotik terakhir Rawat jalan terakhir perawatan luka Rumah infus terapi atau dialisis Terakhir perjalanan Paparan burung, kelelawar, atau hewan lainnya

Pemeriksaan fisik Penggunaan Stetoskop tersebut. Alat diagnostik yang paling penting untuk pneumonia stetoskop. Suara di dada yang dapat menunjukkan pneumonia meliputi:

Rales, suara menggelegak atau berderak. Rales pada satu sisi dada, atau yang dengar ketika pasien berbaring, sangat menyarankan pneumonia. Ronki, gemuruh yang abnormal menunjukkan bahwa ada dahak di saluran napas besar. Benturan tumpul. Dokter akan menggunakan tes yang disebut perkusi, di mana dada ditekan ringan. Benturan kusam, bukannya suara drum-seperti berongga, menunjukkan kondisi tertentu yang menunjukkan pneumonia. Kondisi ini termasuk konsolidasi (di mana paru-paru menjadi kuat dan elastis) dan efusi pleura (cairan build-up di ruang antara paru-paru dan lapisan sekitarnya).

Pulse oximetry. Sebuah tes oksimetri pulsa dapat membantu menentukan apakah pasien membutuhkan perawatan rumah sakit.Sebuah tes sederhana menggunakan perangkat pada ujung jari atau cuping, ini menentukan jumlah oksigen dalam darah. Laboratorium Pengujian untuk Mendiagnosis Infeksi dan Mengidentifikasi Bakteri Meskipun antibiotik saat ini dapat menghancurkan spektrum yang luas dari organisme, yang terbaik adalah menggunakan antibiotik yang menargetkan satu tertentu membuat seseorang sakit. Sayangnya, orang membawa banyak bakteri, dan dahak dan tes darah tidak selalu efektif dalam membedakan antara jenis berbahaya dan berbahaya. Infectious Diseases Society of America / Amerika Thhoracic Masyarakat (IDSA / ATS) merekomendasikan tes diagnostik jika dapat mempengaruhi pilihan pasien antibiotik dan dengan kemungkinan tinggi hasil akurat (pasien sakit). Banyak dari tes laboratorium mengambil 4 - 5 hari atau lebih lama untuk menyelesaikan, bagaimanapun, dan terapi harus dimulai sebelum hasil yang tersedia. Dalam kasus yang parah, dokter perlu menggunakan tindakan diagnostik invasif untuk mengidentifikasi penyebab infeksi. Tes ini tidak umum dilakukan pada pasien rawat jalan. Tes laboratorium standar yang digunakan untuk membantu mendiagnosa pneumonia meliputi: Tes sputum. Suatu sampel dahak bisa menunjukkan organisme penyebab infeksi. Pasien batuk sedalam mungkin untuk membawa lendir dari paru-paru, karena batuk yang dangkal menghasilkan sampel yang biasanya hanya mengandung bakteri mulut yang normal. Beberapa orang mungkin perlu menghirup semprotan garam untuk menghasilkan sampel yang memadai. Dalam beberapa kasus, tabung akan dimasukkan melalui hidung ke saluran pernapasan bagian bawah untuk memicu batuk yang lebih dalam. Dokter akan memeriksa dahak untuk:

Darah, yang menunjukkan infeksi hadir. Warna dan konsistensi: Jika abu-abu, hijau, atau cokelat, kemungkinan infeksi.

Sampel dahak dikirim ke laboratorium, di mana ia dianalisis untuk kehadiran bakteri dan untuk menentukan apakah bakteri Gram-negatif atau Gram-positif. Tes Darah. Tes darah dapat dilakukan sebagai berikut:

Jumlah sel darah putih (WBC). Tingkat tinggi menunjukkan infeksi.

Kultur darah. Budaya dilakukan untuk menentukan organisme tertentu yang menyebabkan pneumonia, tetapi mereka biasanya tidak dapat membedakan antara organisme berbahaya dan berbahaya. Mereka akurat hanya dalam 10 - 30% kasus. Penggunaannya pada umumnya terbatas pada kasus yang parah. Deteksi antibodi. Antibodi adalah faktor kekebalan yang menargetkan penjajah asing tertentu. Antibodi yang bereaksi dengan Mycoplasma atau klamidia yang tidak hadir cukup awal dalam perjalanan pneumonia untuk memungkinkan diagnosis yang tepat dengan metode ini. C-reaktif protein atau procolacitonin. Umumnya tidak dianjurkan tetapi dapat membantu mengidentifikasi pasien dengan gejala pernapasan telah pneumonia dan harus dirawat di rumah sakit. Polymerase Chain Reaction (PCR). Dalam beberapa kasus sulit, PCR dapat dilakukan. Ujian membuat beberapa salinan dari materi genetik (RNA) dari virus atau bakteri untuk membuatnya terdeteksi. PCR ini berguna untuk mengidentifikasi strain tertentu atipikal bakteri, termasuk Mycoplasma dan Chlamydia pneumoniae , tapi mahal. Satu studi menemukan bahwa dengan menggunakan uji PCR real-time dapat membantu dengan cepat mendiagnosa pneumonia Pneumocystitis dalam pasien HIV-positif.

Tes Urine. Urine tes antigen untuk Legionella pneumophila (penyakit legiuner ') dan Streptococcus pneumoniae dapat dilakukan pada pasien dengan CAP berat. Para S. pneumoniae tes hanya membutuhkan waktu 15 menit dan bisa mengidentifikasi sampai 77% kasus pneumonia dan mengesampingkan S. pneumoniae infeksi pada 98% pasien. Ini tidak mungkin berguna pada anakanak. Tes invasif. Pada pasien sakit kritis-dengan ventilator terkait pneumonia, dokter telah mencoba sampel cairan yang diambil dari paru-paru atau trakea. Teknik ini memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia dan memulai antibiotik yang tepat. Namun, ini tidak membuat perbedaan dalam lama tinggal di ICU atau rumah sakit, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil. Dada X-Rays dan teknik pencitraan lain X-Rays. Sebuah dada x-ray hampir selalu diambil pada seorang pasien dirawat di rumah sakit untuk mengkonfirmasi diagnosis pneumonia. Ini tidak perlu diulang jika pasien menjadi lebih baik.

Sinar-X adalah bentuk radiasi elektromagnetik (seperti cahaya). Mereka adalah energi lebih tinggi, bagaimanapun, dan dapat menembus tubuh untuk membentuk sebuah gambar pada film. Struktur yang padat (seperti tulang) akan tampak putih, udara akan hitam, dan struktur lainnya akan nuansa abu-abu, tergantung pada kepadatan. X-ray dapat memberikan informasi tentang penghalang, tumor, dan penyakit lainnya, terutama ketika digabungkan dengan penggunaan kontras barium dan udara di dalam usus. Sebuah dada x-ray dapat mengungkapkan yang berikut:

Komplikasi pneumonia, termasuk efusi pleura dan abses Daerah putih di paru-paru yang disebut infiltrat, yang menunjukkan infeksi

. Tes Pencitraan lain Computed tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI) scan dapat berguna dalam beberapa situasi, terutama ketika:

Sebuah tumor paru-paru diduga Komplikasi terjadi Pasien tidak merespon terhadap antibiotik Pasien memiliki masalah kesehatan serius lainnya Emboli paru diduga Sinar-X hasil tidak jelas

Klik icon untuk melihat gambar CT scan. CT dan MRI dapat membantu mendeteksi kerusakan jaringan, abses, dan pembesaran kelenjar getah bening. Mereka juga dapat mendeteksi beberapa tumor yang menghalangi tabung bronkial. Tidak ada teknik pencitraan dapat menentukan organisme penyebab infeksi yang sebenarnya. Namun, fitur pada CT scan pasien dengan bentuk-bentuk tertentu dari pneumonia - misalnya, yang disebabkan oleh Legionella pneumophila - biasanya berbeda dari fitur yang diproduksi oleh bakteri lain di paruparu. Prosedur Diagnostik Invasif Prosedur diagnostik invasif mungkin diperlukan bila:

Pasien memiliki masalah kekebalan tubuh AIDS atau lainnya Pasien memiliki komplikasi yang mengancam jiwa Perawatan standar telah gagal tanpa alasan yang diketahui

Prosedur invasif meliputi: Thoracentesis. Jika seorang dokter mendeteksi efusi pleura pada pemeriksaan fisik atau pada studi pencitraan, dan mencurigai bahwa nanah (empiema) hadir, Thoracentesis yang dilakukan.

Cairan pada pleura ditarik menggunakan jarum tipis panjang disisipkan antara tulang rusuk. Cairan tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk beberapa tes.

Komplikasi dari prosedur ini jarang terjadi, tetapi mereka dapat termasuk paru-paru runtuh, perdarahan, dan infeksi. Bronkoskopi . Bronkoskopi adalah tes invasif untuk memeriksa sekresi pernapasan. Hal ini biasanya tidak dibutuhkan pada pasien dengan pneumonia komunitas, tapi mungkin tepat untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh sangat terganggu yang membutuhkan diagnosis segera, atau pada pasien yang kondisinya memburuk selama pengobatan. Bronkoskopi adalah dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pasien diberikan bius lokal, oksigen, dan obat penenang. Dokter menyisipkan sebuah tabung serat optik ke saluran pernapasan bagian bawah melalui hidung atau mulut. Tabung bertindak seperti sebuah teleskop ke dalam tubuh, memungkinkan dokter untuk melihat tenggorokan dan saluran udara utama dan mencari nanah, lendir yang abnormal, atau masalah lainnya. Dokter mengangkat spesimen untuk analisis dan juga dapat mengobati pasien dengan menghapus setiap benda asing atau jaringan yang terinfeksi dihadapi selama proses.

Klik icon untuk melihat gambar bronkoskopi. Bronchoalveolar lavage (BAL) dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan bronkoskopi. Ini melibatkan menyuntikkan sejumlah garam yang tinggi melalui bronkoskop ke paru-paru dan kemudian segera menghisap cairan yang keluar. Cairan tersebut kemudian dianalisis di laboratorium. Studi menemukan UUPA menjadi metode yang efektif untuk mendeteksi spesifik organisme penyebab infeksi. Prosedur ini biasanya sangat aman, tetapi komplikasi dapat terjadi. Mereka termasuk:

Reaksi alergi pada obat penenang atau anestesi Serangan asma pada pasien yang rentan Perdarahan Demam

Biopsi paru-paru. Dalam kasus yang sangat parah pneumonia atau saat diagnosis tidak jelas, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh rusak, biopsi paru-paru mungkin diperlukan. Biopsi paruparu melibatkan mengambil beberapa jaringan dari paru-paru dan memeriksanya di bawah mikroskop. Tekan paru-paru. Prosedur ini biasanya menggunakan jarum disisipkan antara tulang rusuk untuk menarik cairan keluar dari paru-paru untuk analisis. Hal ini dikenal dengan sejumlah nama, termasuk:

Aspirasi paru-paru Tusuk paru Thoracic tusuk Transthoracic aspirasi jarum Aspirasi jarum perkutan Aspirasi jarum

Ini adalah prosedur yang sangat lama yang tidak dilakukan sering lagi karena invasif dan menimbulkan sedikit risiko untuk paru-paru runtuh. Beberapa ahli berpendapat, bagaimanapun, bahwa paru-paru tekan lebih akurat daripada metode lain untuk mengidentifikasi bakteri, dan risiko yang didatangkannya adalah sedikit. Mengingat peningkatan bakteri resisten, mereka percaya penggunaannya harus dipertimbangkan pada orang muda. Seorang spesialis penyakit infeksi mungkin perlu berkonsultasi pada kasus yang berat atau sulit. Hukum Out Gangguan lain yang Penyebab Batuk atau Mempengaruhi Lung Penyebab umum dari Batuk persisten. Persistent batuk hampir selalu bersifat sementara dan tidak berbahaya bila gejala lain, seperti demam, tidak hadir. Empat penyebab paling umum dari batuk persisten adalah:

Asma Bronkitis kronis Gastroesophageal reflux disease (GERD) Postnasal drip

Penyebab umum lainnya dari batuk kronis termasuk perokok berat atau penggunaan obat jantung yang dikenal sebagai inhibitor ACE. Bronkitis akut. Bronkitis akut adalah infeksi di saluran yang membawa udara dari tenggorokan ke paru-paru. Infeksi menyebabkan batuk yang menghasilkan dahak. Bronkitis akut hampir selalu disebabkan oleh virus dan biasanya akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Dalam beberapa kasus, bronkitis akut yang disebabkan oleh cuaca dingin dapat bertahan selama beberapa minggu. Bronkitis Kronis. Bronkitis kronis menyebabkan sesak napas dan sering disertai dengan infeksi, produksi lendir, dan batuk, tetapi merupakan kondisi jangka panjang dan ireversibel. Bakteri yang sama dan virus yang menyebabkan pneumonia dapat menyebabkan infeksi pada pasien dengan bronchitis kronis. Namun, infeksi hanya melibatkan saluran udara yang mengarah ke paru-paru, dan bukan jaringan paru-paru itu sendiri. Kedua gangguan dapat berbagi gejala yang sama, seperti:

Batuk Kelelahan Demam Produksi sputum

Ada perbedaan signifikan antara bronkitis kronis dan pneumonia:


Pasien dengan bronkitis kurang cenderung memiliki mengi, sesak napas, menggigil, demam yang sangat tinggi, dan tanda-tanda lainnya dari penyakit parah. Mereka dengan pneumonia sering batuk dahak berat, yang mungkin mengandung darah. X-ray dari pasien dengan peradangan pneumonia menunjukkan dan perubahan lain dalam jaringan paru-paru yang tidak terlihat pada pasien dengan bronchitis kronis.

Asma. Pada asma, batuk biasanya disertai dengan mengi dan terjadi terutama pada malam hari atau selama kegiatan. Demam jarang hadir (kecuali pasien juga memiliki infeksi). Asma gejala dari penyebab pekerjaan dapat menyebabkan batuk persisten, yang biasanya memburuk selama minggu kerja. Tes - menghirup metakolin tantangan dan studi fungsi paru - mungkin efektif dalam mendiagnosa asma.

Gangguan lain yang Mempengaruhi Lung. Banyak kondisi meniru pneumonia, terutama pada pasien rawat inap. Mereka termasuk:

Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) Atelektasis, jatuhnya sebagian jaringan paru-paru Bronkiektasis, sebuah pelebaran saluran napas ireversibel yang biasanya berhubungan dengan cacat lahir, sinus kronis atau infeksi bronkial, atau penyumbatan Gagal jantung (jika hal itu mempengaruhi sisi kiri jantung, cairan build-up dapat terjadi di paru-paru dan menyebabkan batuk terus-menerus, sesak napas, dan mengi) Fibrosis interstisial paru, peradangan non-menular dari paru-paru yang menyebabkan kerusakan dan luka Kanker paru-paru Parah reaksi alergi, seperti reaksi terhadap obat Tuberkulosis

. Hukum Penyebab Out pada Anak penyebab penting dari batuk pada anak-anak pada usia yang berbeda meliputi:

Asma Sinusitis pada anak 18 bulan - 6 tahun

Pengobatan Pendekatan untuk mengobati pasien dengan pneumonia umumnya melibatkan:


Memutuskan siapa yang dapat diobati di rumah dan yang perlu di rumah sakit Memutuskan apakah pasien membutuhkan antibiotik, dan yang antibiotik yang sesuai Memberikan perawatan yang tepat mendukung Memutuskan apa tindak lanjut dan perawatan pencegahan yang diperlukan

Apakah pasien dirawat di rumah atau dirawat di rumah sakit, menerima dosis antibiotik pertama mereka dengan cepat meningkatkan hasil penyakit dan kecepatan di mana mereka menjadi lebih baik. Menentukan Kebutuhan untuk Rawat Inap Studi menunjukkan bahwa banyak pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit untuk pneumonia, dan dapat dengan aman dirawat di rumah. Demikian juga, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dibebaskan lebih cepat. Banyak strategi yang sedang dirancang untuk menentukan pasien dapat dengan aman dibuang dan ketika mereka dapat dipulangkan. Secara umum, pasien berisiko rendah dengan ringan-sampai sedang pneumonia melakukan juga ketika diperlakukan sebagai pasien rawat jalan. Mereka kembali bekerja dan kegiatan normal lebih cepat daripada mereka yang dirawat di rumah sakit. Berbagai pedoman dan alat telah dikembangkan untuk membantu menentukan siapa yang dapat diobati dengan aman di rumah dan yang tidak bisa. Alat yang biasa digunakan termasuk Indeks Keparahan Pneumonia (PSI), British Thoracic Society Aturan (BSR), dan MENGURANGI65. Semua alat-alat penilaian mencari faktor risiko. Semakin banyak faktor risiko yang ada, semakin kecil kemungkinan bahwa pasien dapat dirawat di rumah aman. Beberapa faktor-faktor risiko menentukan skor tertentu. Semuanya harus digunakan bersama dengan penilaian klinis dokter. Beberapa faktor penting yang digunakan untuk membuat keputusan meliputi: Demografi.

Pasien yang telah tinggal di sebuah panti jompo atau fasilitas perumahan lainnya menjadi perhatian besar. Pasien lansia dan bayi, terutama bayi kurang dari 1 bulan tua, lebih mungkin untuk diterima.

Penyakit Medis lainnya . Pasien dapat dianggap berisiko lebih besar jika mereka memiliki:

Kanker Gagal jantung Sejarah stroke Gagal ginjal Penyakit hati

Temuan pada Ujian Fisik . Temuan tentang meliputi:


Perubahan mental yang status (bingung, kurang responsif) Penampilan yang dehidrasi, terutama jika orang tersebut tidak bisa minum cairan Cepat bernapas (lebih dari 30 napas per menit) Denyut jantung lebih besar dari 120 denyut per menit Tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg Suhu lebih besar dari 104 F

Laboratorium dan X-ray Temuan . Laboratorium temuan yang menjadi perhatian meliputi:

Peningkatan gula darah Cairan dalam kantung di sekitar paru-paru (di dada x-ray) Rendah oksigen dalam darah Natrium rendah tingkat Miskin fungsi ginjal Signifikan anemia (hematokrit kurang dari 30%)

Pasien dengan sangat sedikit dari risiko ini sering dapat dibuang dengan rawat jalan saja. Penentuan ini sering dapat dibuat dengan pemeriksaan fisik sederhana dan sejarah. Kadang-kadang pasien perlu dirawat di rumah sakit hanya 24 jam untuk observasi. Pasien dengan skor lebih tinggi pada penilaian tes ini sering memiliki banyak faktor risiko dan biasanya dirawat di rumah sakit. Bila mungkin, pengobatan pneumonia komunitas harus dimulai dalam waktu 4 jam masuk ke ruang gawat darurat atau rumah sakit untuk mengurangi kemungkinan kematian dan mengurangi jumlah waktu pasien harus menghabiskan di rumah sakit. Perawatan di rumah mungkin, bahkan dalam kasus yang parah, bila ada dukungan yang baik dan layanan yang tersedia di rumah jompo. Sering, pengasuh bahkan dapat dilatih untuk mengelola antibiotik intravena dan terapi dada untuk pasien di rumah. Rumah Perawatan Tips berikut yang disarankan:

Minum banyak cairan (1 - 2 liter sehari). Ambil kali suhu oral beberapa kali sehari. Hubungi dokter Anda jika tidak turun dengan pengobatan.

Jangan menekan batuk. Batuk adalah refleks penting untuk membersihkan paruparu. Beberapa dokter menyarankan mengambil ekspektoran, seperti guaifenesin (Breonesin, Glycotuss, Glytuss, Hytuss, Naldecon Senior EX, Robitussin) untuk melonggarkan lendir. Namun, tidak ada bukti bahwa produk ini membuat banyak perbedaan dalam hasil pasien. Nyeri ringan bisa diobati dengan aspirin (pada orang dewasa saja), acetaminophen (Tylenol), atau ibuprofen (Advil, Motrin). Untuk sakit parah, kodein atau lain lebih kuat pereda nyeri mungkin diresepkan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa narkotika kodein dan lain menekan batuk, sehingga mereka harus digunakan dengan hati-hati pada pneumonia.Penghilang rasa sakit seperti itu sering membutuhkan pemantauan. Selesai seluruh kursus antibiotik. Jangan merokok.

Rawat Inap Pedoman . Pengobatan Jika pneumonia parah cukup untuk rawat inap, pengobatan antibiotik intravena standar selama 5 - 8 hari. Dalam kasus pneumonia tidak rumit, banyak pasien mungkin hanya perlu 2 atau 3 hari antibiotik intravena diikuti dengan terapi oral.Antibiotik yang diambil oleh mulut yang diresepkan ketika pasien telah meningkat secara substansial atau meninggalkan rumah sakit. ITSA / ATS pedoman merekomendasikan bahwa pasien dirawat di rumah sakit (tapi bukan ICU) diobati dengan fluoroquinolones atau beta-laktam plus makrolida (sebaiknya sefotaksim atau ceftriaxone) ditambah sebuah makrolida. Durasi Tetap. Pasien harus tetap di rumah sakit sampai semua tanda-tanda vital mereka stabil. Kebanyakan pasien menjadi stabil dalam 3 hari dan dapat melanjutkan perawatan di rumah. Banyak ahli menggunakan tujuh variabel untuk mengukur stabilitas dan untuk menentukan apakah pasien bisa pulang:

Suhu. Beberapa ahli percaya bahwa pasien bisa pulang saat suhu mereka turun ke 101 F. Kriteria ketat mensyaratkan harus pada atau mendekati 98,6 F Tingkat respirasi. Tujuannya adalah tingkat pernapasan normal, meskipun berbeda pendapat pakar pada tingkat normalitas diperlukan untuk debit. Denyut jantung. Tujuannya adalah 100 denyut per menit atau kurang. Tekanan darah. Tujuannya adalah tekanan darah sistolik 90 mmHg atau lebih. Oksigenasi. Dokter menentukan tujuan. Kemampuan untuk makan. Tujuannya adalah nafsu makan teratur. Fungsi mentalnya. Tujuannya adalah normal.

Pasien atau keluarga mereka harus membahas kriteria ini dengan dokter mereka. Dada Terapi Dada terapi menggunakan spirometri insentif, inhalasi ritmis dan batuk, dan menekan dada semua teknik penting untuk melonggarkan lendir dan memindahkannya keluar dari paru-paru. Ini harus digunakan baik di rumah sakit dan selama pemulihan di rumah. Spirometri insentif. Pasien menggunakan spirometer insentif secara berkala untuk meningkatkan pernapasan dan melonggarkan dahak. Spirometer adalah perangkat genggam plastik bening yang meliputi tabung pernapasan dan wadah dengan mengukur bergerak. Pasien mengembuskan napas, kemudian menghirup kuat melalui tabung, dengan menggunakan tekanan dari inhalasi untuk meningkatkan mengukur ke tingkat tertinggi.

. Bernapas ritmis dan Batuk Selama pemulihan, pasien melakukan pernapasan berirama dan batuk setiap 4 jam:

Sebelum memulai latihan pernapasan, pasien harus tekan ringan di dada untuk melonggarkan lendir di paru-paru. Jika tersedia, pengasuh juga harus tekan di punggung pasien. Pasien menghirup berirama dan sangat tiga atau empat kali. Pasien kemudian batuk sedalam mungkin dengan tujuan menghasilkan dahak.

Terapi Oksigen Pasien yang tidak bisa mendapatkan cukup oksigen ke dalam sel mereka dan aliran darah mungkin memerlukan terapi oksigen.Ini dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah di bawah pengawasan medis. Sistem pengiriman termasuk oksigen konsentrator atau pilihan silinder lebih mobile. Prongs nasal atau masker wajah akan memberikan oksigen. Kadar oksigen akan dipantau secara berkala. Siapa saja yang menggunakan oksigen harus tinggal jauh dari api terbuka, termasuk rokok. Obat-obatan Puluhan antibiotik tersedia untuk mengobati pneumonia, tetapi memilih obat yang terbaik adalah kadang-kadang sulit. Pasien dengan pneumonia perlu antibiotik yang efektif terhadap organisme yang menyebabkan penyakit. Ketika organisme tidak diketahui, "empiris terapi" yang diberikan, berarti dokter yang memilih antibiotik kemungkinan untuk bekerja berdasarkan faktor-faktor seperti usia pasien, kesehatan, dan tingkat keparahan penyakit. Untuk menentukan antibiotik yang tepat, dokter yang pertama harus menjawab sejumlah pertanyaan:

Seberapa parah pneumonia? Pasien dengan ringan-sampai sedang kasus minum antibiotik oral di rumah. Pasien dengan pneumonia berat biasanya perlu antibiotik intravena di rumah sakit. Jika organisme yang menyebabkan pneumonia tidak diketahui, adalah gangguan masyarakat atau rumah sakit yang didapat? Organisme yang berbeda biasanya terlibat dalam pengaturan masing-masing. Dokter dapat menggunakan informasi ini untuk menebak organisme yang paling mungkin menyebabkan pneumonia. Jika organisme diketahui, apakah tipikal atau atipikal? Komunitas-pneumonia diperoleh, misalnya, biasanya disebabkan oleh bakteri yang khas Streptococcus pneumoniae , Haemophilus influenzae , atau Moraxella catarrhalis , yang sebelumnya diobati dengan antibiotik terkait. Antibiotik ini tidak memperlakukan organisme seperti legionella, Mycoplasma klamidia, atau. Organisme ini umumnya diperlakukan dengan makrolida atau fluoroquinolone baru. Apakah pasien memiliki sistem kekebalan yang terganggu? Antibiotik digunakan untuk mengobati pasien tersebut mungkin berbeda dari yang digunakan pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Setelah antibiotik telah dipilih, masih ada kesulitan:


Individu merespon secara berbeda terhadap antibiotik yang sama, tergantung pada usia, kesehatan, ukuran, dan faktor lainnya. Pasien dapat alergi terhadap antibiotik tertentu, sehingga membutuhkan alternatif. Pasien mungkin memiliki strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik tertentu.

Antibiotik Pengobatan untuk Komunitas-Acquired Pneumonia Pedoman bersama yang dikeluarkan pada tahun 2007 oleh Penyakit Infeksi Society of America dan American Thoracic Society (ITSA / ATS) merekomendasikan bahwa pada pasien CAP ringan sehat diobati dengan antibiotik macrolide oral (seperti azitromisin atau klaritromisin). British Thoracic Society merekomendasikan amoksisilin, doksisiklin, atau klaritromisin sebagai alternatif. Banyak pasien dengan penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, atau lainnya co-kondisi yang ada mungkin masih diperlakukan sebagai pasien rawat jalan. Namun, mereka harus diberi fluoroquinolone (moksifloksasin, gemifloxacin, atau levofloksasin) atau beta-laktam (sebaiknya dosis tinggi amoksisilin atau amoksisilin klavulanat-), ditambah makrolida, kecuali mereka tinggal di daerah dengan tinggi S. pneumoniae resistensi terhadap makrolida. Rekomendasi saat panggilan untuk 7 - 10 hari pengobatan untuk S. pneumoniae dan 10 - 14 hari untuk Mycoplasma pneumoniaedan Chlamydia pneumoniae . Namun, kemanjuran antibiotik pada anak-anak dengan pneumonia M. tidak jelas, dan cukup sering "pneumonia berjalan" tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan ringan-sampai sedang komunitas-pneumonia dapat berhasil diobati dengan 7 hari atau kurang dari antibiotik. Perlakuan yang lebih pendek dapat meningkatkan toleransi pasien, dan meningkatkan kemungkinan bahwa pasien akan menempel pada rejimen pengobatan. Ini juga akan membantu membatasi masalah tumbuh resistensi antibiotik. Untuk pembahasan yang lebih rinci dari berbagai jenis antibiotik, lihat "Antibiotik Kelas" bagian bawah. Banyak kasus masyarakat-pneumonia disebabkan oleh S. pneumoniae - Gram-positif bakteri yang biasanya menanggapi antibiotik yang dikenal sebagai beta-laktam (yang termasuk penisilin), dan makrolida. Namun, tahan strain S. pneumoniae yang semakin umum. Kebanyakan strain resisten menanggapi fluoroquinolines seperti levofloksasin (Levaquin), gemifloxacin (Factive), atau moksifloksasin (Avelox). Penyebab umum lainnya dari komunitas-pneumonia adalah H. influenzae . Selain itu, penyebab penting lain dari CAP, terutama pada orang muda, bakteri atipikal, yang menanggapi makrolida (klaritromisin atau azitromisin), atau fluoroquinolones baru. Sebuah tinjauan penelitian pada anak di bawah usia 18 tahun telah menunjukkan amoksisilin, co-trimaxazole, coamoxyclavulanic asam, dan cefpodoxime sebagai opsi pada anak dengan pneumonia rawat jalan. Selain itu, amoksisilin oral dapat menjadi alternatif terhadap penisilin injeksi pada anak dirawat di rumah sakit. Pengobatan antibiotik untuk CAP ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk:

Pasien riwayat terapi antibiotik Co-ada penyakit (seperti PPOK, diabetes, dan gagal jantung) Apakah pasien cukup sehat untuk dirawat di rumah atau memerlukan rawat inap atau perawatan di rumah.

Pilihan pengobatan dapat mencakup obat tunggal, seperti levofloksasin atau doksisiklin, atau pengobatan kombinasi, seperti macrolide diberikan dengan beta laktam-. Antibiotik yang diambil oleh mulut biasanya cukup untuk pasien yang CAP cukup ringan untuk dirawat di rumah. Antibiotik intravena diperlukan untuk pasien rawat inap dengan CAP. Terapi

antibiotik harus diberikan selama minimal 5 hari - lebih lama jika pasien masih mengalami demam dan lebih dari satu tanda melanjutkan penyakit parah. Pada anak-anak, amoksisilin adalah pengobatan lini pertama di non-berat pneumonia. Perawatan antibiotik untuk Rumah Sakit-Acquired Pneumonia (nosokomial) Berbagai luas antibiotik tersedia untuk mengobati pneumonia didapat di rumah sakit dan bentuk yang lebih parah kondisi.Faktor-faktor yang dapat menentukan pilihan antibiotik meliputi:

Status kekebalan Pola resistensi antibiotik di dalam sebuah rumah sakit tertentu atau komunitas Penggunaan antibiotik terakhir Jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia Penggunaan ventilator

Pengobatan Infeksi Viral Tidak banyak pilihan untuk mengobati radang paru-paru. Oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza) telah menjadi obat yang direkomendasikan untuk infeksi influenza A atau B, tetapi beberapa strain influenza A yang resisten. Penggunaannya hanya direkomendasikan jika mereka mulai dalam 48 jam pertama gejala. Diambil awal, obat-obat ini mungkin efektif dalam mengurangi gejala dan durasi penyakit. [Lihat Lebih Dalam Laporan # 94: Pilek dan influenza . ] Pasien dengan pneumonia virus beresiko untuk apa yang disebut "superinfeksi," yang umumnya mengacu pada infeksi bakteri sekunder, biasanya disebabkan oleh S. pneumoniae , S. aureus , atau H. influenzae . Dokter paling sering merekomendasikan pengobatan dengan amoksisilin klavulanat-, cefpodoxime, cefprozil, sefuroksim, atau fluoroquinolone baru jika terjadi infeksi sekunder. Pasien dengan pneumonia yang disebabkan oleh varicella-zoster dan herpes simpleks virus biasanya dirawat di rumah sakit dan diobati dengan asiklovir intravena selama 7 hari. Tidak ada obat antivirus telah terbukti efektif pada orang dewasa dengan RSV, parainfluenza virus, adenovirus, metapneumovirus, coronavirus SARS, atau hantavirus. Pengobatan sebagian besar mendukung, dengan pasien yang menerima terapi oksigen dan ventilator yang diperlukan. Pengobatan RSV pada Anak . Ribavarin adalah pengobatan pertama yang disetujui untuk pneumonia RSV, meskipun hanya memiliki manfaat sederhana. American Academy of Pediatrics merekomendasikan obat ini untuk anak-anak tertentu yang berisiko tinggi untuk komplikasi serius RSV. Efek Samping Antibiotik Kebanyakan antibiotik memiliki efek samping berikut (meskipun antibiotik tertentu mungkin memiliki efek samping lain atau lebih sedikit dari yang standar):

Reaksi alergi (paling sering dengan obat-obatan berasal dari penisilin atau sulfa). Reaksi ini dapat berkisar dari ringan sampai ruam kulit yang jarang namun berat - bahkan mengancam jiwa - shock anafilaksis. Infeksi Clostridium difficile , bakteri yang bertanggung jawab untuk menyebabkan diare berat, radang usus besar (kolitis), dan nyeri perut (dengan terlalu sering menggunakan antibiotik). Kondisi ini bisa berakibat fatal.

Interaksi dengan obat-obatan tertentu, termasuk beberapa over-the-counter (OTC) obat. Pasien harus memberitahu dokter mereka dari semua obat-obatan dan persiapan OTC mereka mengambil, bersama dengan alergi obat yang mungkin mereka miliki. Perut masalah (efek samping yang paling umum). Infeksi vagina. Mengambil suplemen acidophilus atau makan yoghurt dengan budaya acidophilius aktif dapat membantu mengembalikan bakteri sehat yang mengurangi risiko infeksi tersebut.

Antibiotik dan antivirus Kelas Obat Beta-laktam Beta-laktam antibiotik berbagi fitur kimia umum. Mereka termasuk penisilin, sefalosporin, dan beberapa obat yang sama baru.Mereka mengganggu dinding sel bakteri. Penisilin. Penisilin merupakan antibiotik pertama. Ada banyak bentuk obat ini masih penting:

Penisilin alam termasuk penisilin G (untuk infus) dan V (untuk penggunaan oral). Penisilin turunan disebut aminopenicillins, khususnya amoksisilin (Amoxil, Polymox, Trimox, Wymox, atau formulasi generik), sekarang penisilin yang paling umum digunakan. Amoksisilin murah dan, pada satu waktu, sangat efektif terhadap S. pneumoniae . Sayangnya, resistensi bakteri terhadap amoksisilin telah meningkat secara signifikan, baik antar S. pneumoniae dan H. influenzae . Ampisilin mirip dan merupakan alternatif untuk amoksisilin, tetapi membutuhkan dosis lebih dan memiliki lebih parah efek samping gastrointestinal. Amoksisilin klavulanat-(Augmentin) adalah jenis penisilin yang bekerja terhadap berbagai bakteri. Bentuk extended-release telah disetujui untuk mengobati orang dewasa dengan komunitas-pneumonia yang disebabkan oleh strain bakteri yang telah menjadi sebagian resisten terhadap penisilin. Antistaphylococcal penisilin dikembangkan untuk mengobati Staphylococcus aureus . Obat standar itu methicillin, tetapi tidak lagi digunakan secara rutin, karena tingkat resistensi yang sangat tinggi di rumah sakit pneumonia yang didapat.Perlawanan di masyarakat diperoleh Staphylococcus aureus juga meningkat. Alternatif termasuk vankomisin, linezolid dan daptomycin. Penisilin digunakan untuk melawan Pseudomonas aeruginosa termasuk tikarsilin dan piperasilin. Piperasilin lebih efektif daripada tikarsilin.

Banyak orang memiliki riwayat reaksi alergi terhadap penisilin, tetapi penelitian menunjukkan bahwa alergi tidak dapat terjadi lagi dalam sejumlah besar orang dewasa. Tes kulit yang tersedia untuk membantu menentukan apakah orang-orang dengan riwayat alergi penisilin dapat menggunakan antibiotik ini penting. Sefalosporin. Sebagian besar antibiotik tidak sangat efektif terhadap bakteri yang telah mengembangkan resistensi terhadap penisilin. Mereka digolongkan sesuai dengan generasi mereka:

Generasi pertama mencakup sefaleksin (Keflex), cefadroxil (Duricef, Ultracef), dan cephradine (Velosef). Generasi kedua mencakup cefaclor (Ceclor), cefuroxime (Ceftin), cefprozil (Cefzil), dan loracarbef (Lorabid). Generasi ketiga termasuk cefpodoxime (Vantin), cefdinir (Omnicef) cefditoren (Sprectracef), cefixime (SupraX), dan ceftibuten (Cedex). Ceftriaxone (Rocephin) adalah sefalosporin disuntikkan. Ini adalah efektif terhadap berbagai bakteri Gram-negatif.

Beta-laktam lainnya Agen. carbapenems termasuk meropenem (Merrem), ertapenem (Invanz) dan kombinasi [imipenem / silastatin (Primaxin)]. Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai macam bakteri. Mereka sekarang digunakan untuk infeksi yang serius didapat di rumah sakit dan bakteri yang menjadi resisten terhadap beta-laktam lainnya. Sanfetrinem, antibiotik beta-laktam baru yang dikenal sebagai trinem, adalah terbukti efektif terhadap S. pneumoniae, H. influenzae , dan M. catarrhalis . Ceftobiprole adalah beta laktam-diteliti untuk methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), penisilin-tahan streptokokus, dan bakteri Gram-negatif. Anti-MRSA beta-laktam dalam pembangunan meliputi:

CS-023/RO-4908463, carbapenem sebuah Ceftaroline, sefalosporin (PPI-0903)

Fluoroquinolones Fluoroquinolones (kuinolon) mengganggu materi genetik bakteri untuk mencegah mereka berkembang biak.

Ciprofloxacin (Cipro), sebuah kuinolon generasi kedua, tetap kuinolon yang paling ampuh melawan Pseudomonas aeruginosa . Hal ini tidak sangat efektif terhadap bakteri Gram-positif seperti Streptococcus pneumoniae . Baru ("pernafasan") kuinolon saat ini merupakan obat yang paling efektif yang tersedia untuk berbagai macam bakteri.Obat tersebut termasuk levofloksasin (Levaquin) dan gemifloxacin (Factive). Beberapa fluoroquinolones baru perlu diambil hanya sekali sehari. Generasi keempat kuinolon moksifloksasin (Avelox) dan clinafloxacin (yang masih dalam pengembangan) terbukti efektif terhadap bakteri anaerob.

S. pneumoniae - strain resisten terhadap "pernapasan" fluoroquinolones jarang terjadi di AS, tetapi perlawanan secara dramatis meningkat. Banyak kuinolon menyebabkan efek samping, termasuk:

Sistem saraf, mental, dan masalah jantung Kepekaan terhadap cahaya

Wanita hamil tidak harus mengambil obat-obat ini. Obat-obatan juga meningkatkan potensi oral obat anti-pembekuan darah. Macrolides, Azalides, dan Ketolides Macrolides dan azalides juga mempengaruhi genetika bakteri. Obat-obat ini termasuk:

Azitromisin (Zithromax, Zmax) Klaritromisin (Biaxin) Eritromisin Roxithromycin (Rulid)

Ini antibiotik efektif terhadap bakteri atipikal seperti Mycoplasma dan Chlamydia. Macrolides juga digunakan dalam beberapa kasus untuk S. pneumoniae dan M. catarrhalis , tapi ada peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik ini. Semua kecuali eritromisin yang efektif terhadap H. influenzae . Macrolide resistensi harga dua kali lipat-antara 1995 dan 1999 sebagai anak-

anak semakin banyak sedang dirawat dengan antibiotik. Beberapa penelitian menunjukkan obat ini dapat mengurangi risiko serangan jantung pertama pada beberapa pasien dengan mengurangi peradangan pada pembuluh darah. Extended-release (ER) azitromisin (Zmax) adalah antibiotik anti-pneumonia pertama yang dapat diberikan dalam dosis tunggal.Hal ini efektif terhadap bakteri Gram-positif, Gram-negatif, dan atipikal. Penelitian telah menunjukkan hasil yang akan sama dengan yang dicapai dengan 7 hari levofloksasin atau klaritromisin pada pasien dengan CAP. Sebuah antibiotik dosis tunggal mengurangi kemungkinan bahwa pasien akan berhenti minum antibiotik awal, yang dengan cepat memberikan kontribusi untuk perkembangan bakteri resistan terhadap obat. Tetrasiklin Tetrasiklin menghambat pertumbuhan bakteri. Mereka termasuk doksisiklin, tetrasiklin, dan minocycline. Mereka dapat efektif terhadap S. pneumoniae dan M. catarrhalis , namun bakteri yang resisten terhadap penisilin juga sering resisten terhadap doksisiklin. Efek samping dari tetrasiklin meliputi:

Terbakar di tenggorokan Reaksi kulit terhadap sinar matahari Perubahan warna gigi (yang mencegah penggunaan obat ini pada wanita hamil dan anakanak)

Aminoglikosida Aminoglikosida (gentamisin, tobramycin, dan amikacin) diberikan dengan suntikan untuk infeksi bakteri yang sangat serius.Mereka dapat diberikan hanya dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Beberapa tersedia dalam bentuk inhalasi. Lain dapat diterapkan dalam larutan langsung ke selaput lendir, kulit, atau rongga tubuh. Mereka dapat memiliki efek samping yang sangat serius, termasuk:

Saldo masalah Kerusakan pendengaran Kerusakan ginjal

Lincosamides Lincosamides mencegah bakteri berkembang biak. Yang paling umum adalah lincosamide klindamisin (Cleocin). Antibiotik ini berguna melawan S. pneumoniae dan S. aureus, tetapi tidak melawan H. influenzae. Glycopeptides Glycopeptides (vankomisin, teicoplanin) digunakan untuk Staphylococcus aureu infeksi s yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik standar. Obat harus diberikan secara intravena untuk pneumonia dan infeksi lain di luar saluran usus. Generasi terbaru dari glycopeptides, turunan dari vankomisin, disebut telavancin. Dalam studi hospital-acquired pneumonia, telah menjanjikan untuk pengobatan Gram-positif pneumonia. Trimetoprim-sulfametoksazol Trimetoprim-sulfametoksazol (Bactrim, Cotrim, dan Septra) lebih murah dari amoksisilin. Hal ini sangat berguna untuk orang dewasa dengan infeksi bakteri ringan saluran pernapasan atas yang alergi

terhadap penisilin. Obat ini tidak lagi efektif terhadap strain streptokokus tertentu. Ini tidak boleh digunakan pada pasien yang infeksi terjadi setelah perawatan gigi, atau pada orang yang alergi terhadap obat sulfa. Reaksi alergi bisa sangat serius. Oxazolidinone Linezolid (Zyvox) adalah obat antibakteri pertama di kelas baru buatan manusia yang disebut oxazolidinones antibiotik. Ini telah ditunjukkan untuk bekerja melawan tertentu aerobik bakteri Grampositif. Obat lain Polimiksin dihirup, obat yang digunakan pada pasien cystic fibrosis, yang menunjukkan beberapa efektivitas terhadap pneumonia yang disebabkan oleh resisten bakteri Gram-negatif, termasuk Pseudomonas dan Klebsiella. Operasi Meskipun kebanyakan pasien dengan pneumonia tidak perlu terapi invasif, mungkin diperlukan pada pasien dengan abses, empiema, atau komplikasi tertentu lainnya. Tabung dada Tabung dada yang digunakan untuk mengalirkan cairan pleura yang terinfeksi. Tabung tidak biasanya diperlukan untuk pneumonia atau abses. Tabung disisipkan setelah pasien menerima anestesi lokal. Mereka tetap di tempat selama 2 - 4 hari.Mereka dihapus dalam satu gerakan cepat. Ini dapat sangat menyedihkan, meskipun beberapa pasien merasa tidak nyaman.Komplikasi dari tabung dada termasuk:

Terkadang cedera paru-paru Cairan build-up di dalam paru-paru jika cairan pleura dihapus terlalu cepat Infeksi Perforasi diafragma

Melepaskan tabung dada dapat menyebabkan paru-paru runtuh. Dalam kasus ini, sebuah tabung dada mungkin diperlukan untuk mengembang paru-paru.

Klik ikon untuk melihat seri penyisipan diilustrasikan merinci dada tabung. Pencegahan Cara terbaik untuk mencegah infeksi pernapasan serius seperti pneumonia adalah untuk menghindari orang sakit (jika mungkin), dan untuk praktik kebersihan yang baik. [Lihat Lebih Dalam Laporan # 94: Pilek dan influenza . ]

Baik Kebersihan dan Mencegah Transmisi Pilek dan flu yang menyebar terutama dari orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Orang biasanya mengirimkan pilek adalah ketika mereka berjabat tangan. Penelitian telah menemukan bahwa mencuci tangan sering dapat mencegah penyebaran virus penyakit pernapasan. Selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah pergi ke luar. Menggunakan sabun biasa cukup. Alkohol berbasis gel juga efektif untuk penggunaan sehari-hari, dan bahkan bisa membunuh virus flu. Jika kebersihan yang ekstrim diperlukan, penggunaan alkohol berbasis bilasan. Sabun antibakteri tambahkan sedikit perlindungan, khususnya terhadap virus. Bahkan, satu studi menunjukkan bahwa sabun pencuci umum cair hingga 100 kali lebih efektif dibandingkan dengan sabun antibakteri dalam membunuh virus RSV (RSV).Menyeka permukaan dengan larutan pemutih yang berisi satu bagian untuk 10 bagian air sangat efektif dalam membunuh virus. Mengubah Praktek Rumah Sakit Bakteri berlimpah di rumah sakit dan jangka panjang fasilitas perawatan. Mereka sangat mampu menyebabkan penyakit pada daerah dengan pasien paling sakit, seperti unit perawatan intensif. Fasilitas perawatan kesehatan berubah banyak dari praktek mereka dan mendidik dokter, perawat, dan terapis tentang mengurangi kemungkinan transmisi bakteri. Vaksin Vaksin influenza virus (Ditembak Flu) Deskripsi Vaksin. vaksin Disuntikkan melawan flu ("suntikan flu") menggunakan tidak aktif (tidak hidup) virus. Vaksin semprot hidung influenza menggunakan dilemahkan (sangat lemah) virus flu hidup. Mereka dirancang untuk memprovokasi sistem imun untuk menyerang antigen yang terdapat pada permukaan virus. Antigen adalah molekul asing bahwa sistem kekebalan tubuh mengakui dan target untuk serangan. Waktu dan Efektivitas Vaksin. Setiap tahun, para ilmuwan memutuskan mana virus cenderung beredar selama musim flu mendatang dan membuat rekomendasi untuk vaksin musiman diperbarui. Idealnya, orang harus mendapatkan vaksin flu setiap Oktober atau November. Namun, mungkin memakan waktu lebih lama untuk persediaan vaksin penuh untuk mencapai lokasi tertentu. Dalam kasus tersebut, kelompok risiko tinggi harus mendapatkan vaksinasi pertama. US Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) merekomendasikan Dewan Pertimbangan bahwa semua orang usia 6 bulan dan lebih tua, kecuali kontraindikasi, mendapatkan vaksin flu setiap tahun. Rekomendasi ini universal yang menyederhanakan rekomendasi sebelumnya untuk kelompokkelompok tertentu berisiko tinggi. Anak-anak dan orang dewasa hanya perlu satu tembakan setiap tahun. Namun, anak di bawah usia 9 tahun mungkin perlu dua tembakan, diberikan 1 bulan pertama kalinya mereka menerima vaksin flu atau jika mereka belum pernah menerima dua dosis selama musim flu. Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi penyakit. Jika persediaan terbatas, orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi, seperti berikut ini, harus mendapatkan vaksin flu pertama:

Anak muda Anak di atas usia 5 tahun yang memiliki risiko tinggi untuk penyakit serius

Rumah Tangga kontak, pengasuh, atau penyedia perawatan kesehatan anak-anak atau orang dewasa dengan risiko tinggi kondisi Ibu hamil (menyusui wanita juga dapat menerima vaksin) Orang-orang di jangka panjang fasilitas perawatan Orang yang memiliki kondisi kronis seperti penyakit asma, diabetes, jantung, paru-paru atau darah Orang yang menerima pengobatan jangka panjang dengan steroid untuk kondisi apapun

Vaksin Pneumokokus Vaksin pneumokokus melindungi terhadap S. pneumoniae bakteri, penyebab paling umum dari infeksi pernapasan. Ada dua vaksin yang efektif yang tersedia:

23-valent polysaccharide vaccine (Pneumovax, PNU-Immune) untuk orang dewasa 13-valent vaksin konjugasi (Prevnar atau PCV13) untuk bayi dan anak kecil

Para ahli sekarang merekomendasikan bahwa lebih banyak orang, termasuk orang tua yang sehat, menerima vaksin pneumokokus, terutama mengingat peningkatan bakteri resisten antibiotik.

Klik icon untuk melihat gambar pneumonia pneumokokus. Vaksin pneumokokus pada anak muda. Administrasi Makanan dan Obat (FDA) baru-baru menyetujui vaksin pneumokokus (Prevnar 13 atau PCV13) untuk anak 6 minggu sampai 5 tahun untuk pencegahan pneumonia. Ini mencakup 13 jenis pneumonia dan menggantikan versi sebelumnya PCV 7. Vaksinasi rutin dengan vaksin PCV7 dimulai pada tahun 2000. Vaksin ini mengurangi angka rawat inap bayi untuk pneumonia oleh ketiga antara 1997 - 1999 dan 2006. Mungkin karena "kekebalan kawanan," pneumonia terkait penerimaan rumah sakit pada orang dewasa usia 18-39 juga turun lebih dari 25%. Banyak ahli sekarang merekomendasikan vaksin pneumokokus baru PCV 13 untuk semua anak sampai usia 5, dan anak-anak sedikit lebih tua dengan kondisi medis tertentu. Anak-anak sehat yang menerima vaksin PCV 7 akan menyelesaikan dosis mereka dijadwalkan dengan PCV baru 13. Vaksin konjugat pneumokokus sekarang telah ditambahkan ke Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi. Studi menyarankan bahwa mencegah infeksi telinga umum, serta pneumonia pada anak-anak. Jadwal imunisasi yang direkomendasikan untuk Prevnar (PCV13) tetap sama seperti jadwal 7 PCV pada anak-anak: empat dosis, diberikan pada 2, 4, 6, dan 12 - 15 bulan usia. Anak-anak mulai vaksinasi mereka antara 12 dan 23 bulan hanya perlu dua dosis. Mereka yang lebih dari 2 tahun hanya perlu satu dosis. Disarankan bahwa anak-anak immunocompromised tertentu revaccinated sekali 5 tahun setelah vaksinasi awal. Vaksin polisakarida pneumokokus pada anak yang lebih tua dan Dewasa. Vaksin polisakarida pneumokokus terbukti untuk membantu mengurangi tingkat pneumonia pada anak yang lebih tua dan orang dewasa. Meskipun mungkin bermanfaat untuk pasien dengan COPD, ada perbaikan signifikan dalam hasil telah terlihat pada penelitian yang terbatas. Namun, pneumonia menurun di kalangan orang dewasa, yang mungkin disebabkan infeksi menular lebih sedikit dari anak-anak divaksinasi.

Vaksin ini direkomendasikan untuk:

Orang yang berisiko tinggi usia 5 atau lebih (ini termasuk orang dengan penyakit jantung, penyakit paru-paru semua kecuali asma, penyakit ginjal, alkoholisme, diabetes, sirosis, dan kebocoran cairan serebrospinal) Setiap orang usia 65 dan lebih tua Mereka dengan penyakit sel sabit Mereka yang memiliki limpa mereka dihapus Orang yang tinggal di panti jompo (diperpanjang-fasilitas perawatan) Orang yang tinggal di lembaga manapun di mana ada orang-orang dengan masalah kesehatan kronis Orang dengan kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kanker, HIV, transplantasi organ, leukemia atau limfoma Orang yang menerima jangka panjang obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan), termasuk steroid Alaska pribumi dan beberapa penduduk asli Amerika

Sebuah dosis tunggal vaksin diberikan melalui suntikan. Satu dosis bekerja untuk kebanyakan orang. Namun, kembali vaksinasi dianjurkan bagi orang di atas usia 65 yang menerima dosis pertama mereka sebelum usia 65 dan lebih dari 5 tahun yang lalu.Berisiko tinggi lainnya orang, termasuk mereka dengan sistem kekebalan yang lemah atau masalah limpa juga mungkin perlu dosis kedua setelah 5 tahun. Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang alasan khusus untuk vaksinasi dan vaksinasi ulang. Karena vaksin tidak mengandung organisme hidup, itu aman untuk wanita hamil dan orang dengan masalah kekebalan tubuh.Bahkan, ketika vaksin ini diberikan kepada wanita hamil, itu benar-benar dapat melindungi bayi mereka terhadap infeksi pernafasan tertentu. Perlindungan berlangsung selama lebih dari 6 tahun pada kebanyakan orang, meskipun mungkin memakai off lebih cepat pada orang tua dibandingkan pada orang dewasa muda. Setiap orang di risiko pneumonia serius harus revaccinated 5 tahun setelah dosis pertama, termasuk mereka yang divaksinasi sebelum usia 65. Kemudian dosis booster, bagaimanapun, tidak dianjurkan. Mencegah Pneumonia Virus Pernapasan (RSV) syncytial pada Anak Di seluruh dunia, RSV adalah alasan yang paling umum untuk infeksi akut pernafasan rendah pada anak di bawah usia 5.Orangtua sering menyebar infeksi ke bayi mereka. Sebuah cara sederhana untuk membantu mencegah infeksi RSV adalah mencuci tangan Anda sering, terutama sebelum menyentuh bayi Anda. Hal ini penting untuk memastikan bahwa orang lain, terutama pengasuh, mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari memberikan RSV pada bayi Anda. Langkah-langkah sederhana berikut dapat membantu melindungi bayi Anda:

Bersikeras bahwa orang lain mencuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum menyentuh bayi. Apakah orang lain menghindari kontak dengan bayi jika mereka memiliki dingin atau demam. Ini dapat membantu bagi mereka untuk memakai masker. Sadarilah bahwa mencium bayi bisa menyebarkan infeksi RSV. Cobalah untuk menjaga anak-anak muda dari bayi Anda. RSV adalah sangat umum di kalangan anak muda, dan mudah menyebar dari anak ke anak. Jangan merokok di dalam, mobil rumah Anda, atau di dekat bayi Anda. Paparan asap tembakau meningkatkan risiko penyakit RSV. Mintalah anak-anak diatas usia 6 bulan dan anggota rumah tangga semua diimunisasi terhadap influenza.

Pencegahan RSV . Dua obat telah disetujui untuk melindungi anak-anak berisiko tinggi terhadap pneumonia RSV:

Palivizumab (Synagis) dikenal sebagai antibodi monoklonal, antibodi rekayasa genetika yang menargetkan virus RSV. Hal ini diberikan dengan injeksi ke dalam otot. Penelitian awal dari motavizumab, antibodi monoklonal yang lain dalam pembangunan, juga menunjukkan bahwa melindungi terhadap RSV. RSV immune globulin (RespiGam) terdiri dari antibodi terhadap RSV yang diambil dari darah bayi yang sehat. RespiGam diberikan sebagai tembakan.

American Academy of Pediatrics diperbarui rekomendasi untuk bayi risiko tinggi dan anak-anak, dan tepat profilaksis RSV pada 2009. Gunakan statin dalam Dewasa Dalam review bukti penelitian, penggunaan statin ditunjukkan untuk meningkatkan hasil pada pasien dengan pneumonia bakteri. Para peneliti, bagaimanapun, menekankan kebutuhan untuk penelitian tambahan dikontrol. Sumber Daya

www.lungusa.org - American Lung Association www3.niaid.nih.gov - Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi www.cdc.gov - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

Referensi American Academy of Pediatrics Komite Infectious Diseases. Rekomendasi jadwal imunisasi untuk anak-anak dan remaja -. Amerika Serikat, 2008 Pediatrics . 2008; 121:219-220. Baum SG. Mycoplasma pneumoniae dan pneumonia atipikal. Dalam: Mandell GL, Bennett JE, Dolin R, eds. Prinsip dan Praktek of Infectious Diseases . 7th ed. Philadelphia, Pa: Churchill Livingstone Elsevier; 2009: chap 184. Bjerre LM, Verheij TJ, Kochen MM. Antibiotik untuk masyarakat pneumonia pada pasien rawat jalan dewasa. Cochrane database Syst Rev 2009; (4):. CD002109. Review. Chopra V, Flanders SA. Apakah penggunaan statin meningkatkan hasil pneumonia? Dada . 2009; 136 (5) :1381-8. Donowitz R. Pneumonia akut. Dalam: Mandell GL, Bennett JE, Dolin R, eds. Prinsip dan Praktek of Infectious Diseases . 7th ed.Philadelphia, Pa: Churchill Livingstone Elsevier; 2009: chap 64. Ebell MH. Diagnosis klinis pneumonia pada anak-anak. Am Fam Physician . 2010; 82 (2) :1923. Review. Gleason PP, Shaughnessy AF. LANGKAH obat baru ulasan telithromycin (Ketek) untuk pengobatan pneumonia komunitas. Am Fam Physician . 2007; 76. Hibah GB, Campbell H, Dowell SF, et al; Organisasi Kesehatan Dunia Anak dan Departemen Kesehatan dan Perkembangan Remaja. Rekomendasi untuk pengobatan anak non-parah pneumonia. Lancet Menginfeksi Dis . 2009 (3) :185-96

Grijalva CG, Nuorti JP, Arbogast PG, Martin SW, Edwards KM, Griffin MR. Penurunan penerimaan pneumonia setelah imunisasi rutin dengan vaksin konjugat pneumokokus di Amerika: sebuah analisis time-series. Lancet . 2007; 369:1179-1186. Grijalva CG, et al. Pneumonia rawat inap di kalangan anak-anak sebelum dan setelah pengenalan vaksin konjugasi pneumokokus - Amerika Serikat, 1997 - 2006. MMWR . 2009; 58:1-4. Huss A, Scott P, Terjebak AE, Trotter C, Egger M. Efektivitas vaksinasi pneumokokus pada orang dewasa: suatu meta-analisis.CMAJ . 2009; 180:48-58. Jackson M, Nelson JC, Weiss NS, Neuzil KM, Barlow W, Jackson LA. Vaksinasi influenza dan risiko masyarakat-pneumonia pada orang tua imunokompeten: Sebuah berbasis populasi, bersarang studi kasus-kontrol. Lancet . 2008; 372:352-354. Kabra SK, Lodha R, RM Pandey. Antibiotik untuk komunitas-pneumonia pada anak-anak. Cochrane database Syst Rev 2010;. (3).Review. Knol W, van Marum RJ, Jansen PA, Souverein PC, Schobben AF, Egberts AC. Penggunaan obat antipsikotik dan risiko pneumonia pada orang tua. J Am Soc Geriatr . 2008; 56:661-666. Kollef MH, Afessa B, Anzueto A, Veremakis C, Kerr KM, Margolis BD, et al. Berlapis perak tabung endotrakeal dan kejadian ventilator terkait pneumonia: Para uji coba secara acak yang baru lahir. JAMA . 2008; 300:805-813. Lassi ZS, Haider BA, Bhutta ZA. Suplementasi zinc untuk pencegahan pneumonia pada anak usia 2 bulan sampai 59 bulan.Cochrane database Syst Rev 2010;. 12. Review. Li JZ, Winston LG, Moore DH, Bent S. Efikasi jangka pendek regimen antibiotik bagi masyarakatpneumonia:. Suatu meta-analisisAm J Med . 2007; 120:783-790. Lim WS, Baudouin SV, George RC, et al; Pneumonia Pedoman Komite Standar BTS Komite Perawatan. BTS pedoman untuk pengelolaan masyarakat pneumonia pada orang dewasa: Pembaruan 2009. Thorax . 2009; 64:1-55 Limper AH. Sekilas Pneumonia. Dalam: Goldman L, Ausiello D. Goldman: Cecil Kedokteran . Philadelphia, Pa: Saunders; 2007: chap 97. Mandell LA, Wunderink RG, Anzueto A, et al. Penyakit Infeksi Society of America / American Thoracic Society pada panduan konsensus pengelolaan komunitas-pneumonia pada orang dewasa. Clin Menginfeksi Dis . 2007; 44: S27-S72. Meissner HC, SS Panjang. American Academy of Pediatrics Komite Infectious Diseases dan Komite Janin dan Bayi. Revisi indikasi untuk penggunaan globulin virus palivizumab dan pernafasan syncytial kekebalan intravena untuk mencegah infeksi virus RSV pernafasan. Pediatrics . 2003; 112:1447-1452. K Mills, Graham AC, Winslow BT, Springer KL. Pengobatan panti jompo-acquired pneumonia. Am Fam Physician . 2009; 79 (11) :976-82. Review. Mulholland S, Gavranich JB, Chang AB. Antibiotik untuk infeksi yang didapat masyarakat saluran pernapasan bawah sekunder untuk Mycoplasma pneumoniae pada anak-anak. Cochrane database Syst Rev 2010;. (7).

Nair H, Nokes DJ, Gessner, et al. Beban global yang akut infeksi saluran pernafasan bawah karena virus respiratorysyncytial pada anak-anak:. Suatu review sistematis dan meta-analisis Lancet . 2010; 375 (9725) :1545-55. Review. Neuman MI, Willett WC, Curhan GC. Vitamin dan asupan mikronutrien dan risiko masyarakat pneumonia pada wanita AS. Am J Med . 2007; 120:330-336. Niederman M. klinik. Komunitas-infeksi pneumonia. Ann Intern Med . 2009; 151 (7): ITC4-2-ITC414. Review. Erratum di: Ann Intern Med . 2009; 151 (11): 827. S menyanyi, Amin AV, Loke YK. Penggunaan jangka panjang kortikosteroid inhalasi dan risiko pneumonia pada penyakit paru obstruktif kronik:. Sebuah meta-analisis Arch Intern Med . 2009; 169:219-229. Spaude KA, Abrutyn E, Kirchner C, Kim A, J Daley, Fisman DN. Influenza vaksinasi dan risiko kematian di antara orang dewasa yang dirawat dengan pneumonia komunitas. Arch Intern Med 2007; 167 (1) :53-59. Venditti M, Falcone M, Corrao S, Licata G, P. Serra Hasil dari pasien rawat inap dengan masyarakat yang didapat, perawatan kesehatan terkait, dan hospital-acquired pneumonia. Ann Intern Med . 2009; 150:19-26. Walters JA, Smith S, Poole P, Granger RH, Kayu-Baker R. Suntik vaksin untuk mencegah infeksi pneumokokus pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik. Cochrane database Syst Rev 2010;. 11. Review http://swinefluassessment.adam.com/content.aspx?productId=10&pid=10&gid=000064

Vous aimerez peut-être aussi