Vous êtes sur la page 1sur 11

A.

Kerangka Dasar Agama Islam Dengan mengikuti sistematik Iman, Islam dan Ihsan yang berasal dari Nabi Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam terdiri atas: 1. 2. 3. Akidah Syariah Akhlak Yang dimaksud dengan akidah, menurut ilmu tentang asal usul kata (etimologi) adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut ilmu tentang definisi (terminologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam. Yang dimaksud dengan syriah menurut etimologi, adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan, syariah adalah system norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah muamalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syariah disebut ilmu fikih. Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap yang menimbulkan prilaku baik dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti.

B. Agama Islam Dan Ajarannya: Ilmu-ilmu KEISLAMAN Hubungan agama Islam dengan Ilmu ilmu keislaman yang menjelaskan atau mengembangkan agama Islam menjadi ajaran Islam. 1. Akidah Islam Akidah perlu diperinci lebih lanjut dengan ilmu kalam, yang mana mempunyai beberapa aliran, yaitu: a. Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib, kemudian keluar dan memisahkan diri dari Ali karena todak setuju kepada sikap Ali terhadap Muawiyah dalam menyelesaikan perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasitan atau tahkim). b. Murjiah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang mukmin, tidaklah

menyebabkan orang itu keluar dari agama Islam, kecuali ia musyrik. c. Syiah terdiri dari 3 aliran, yaitu: Itsna Asyariyah, Sabiyah dan Zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang berhak menjadi khalifah. d. Jabariyah, berpendapat bahwa manusi terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan sendiri mengenai perbuatannya. e. Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai qadar (kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya. f. g. Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam menjelaskan keyakinan agama. Ahlussunnah wal jamaah (sunni), berpegang teguh pada sunah nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengenai akidah. h. i. Ahmadiyah, terbagi menjadi 2 aliran, yaitu: Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore. Salafiyah, berpegang teguh pada teks yang tertulis dalam Al-Quran mengenai akidah, tanpa mencampurkannya dengan filsafat. 2. Syariah Syariah mempunyai dua jalur, yaitu: 1. Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. Misalnya Shalat, zakat, puasa dan haji. 2. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah kaidah muamalah. Tentang kaidah muamalah, hanya pokok pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Quran dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan dalam Al-Quran dan al- Hadits. Jika kita bandingkan aliran aliran hokum yang berkembang dikalangan sunni dan syiah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat, yaitu:

1. 2.

dikalangan syiah pintu jihad mengenai hokum tidak pernah ditutup. peranan imam sebagai hokum fikih dikalangan syiah sangat dominan dan putusan dipatuhi oleh para pengikutnya.

3.

masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan para ahli waris dalam pembagian warisan.

4. Akhlak Ilmu yang mempelajari ajaran akhlak yang terdapat dalam al-Quran dan al-Hadist disebut juga ilmu tasawuf dan ilmu akhlak. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusi dalam rangka usaha mencari dan mendekatkan diri kepada Allah. Mengenai sikap terhadap sesama mahluk dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Sikap terhadap sesama manusia. 2. Sikap terhadap makhluk yang bukan manusia. Sikap terhadap sesama manusia disebut akhlak. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk pada sikap dan perilaku manusia serta segala sesuatu yang berkenaan dengan sikap dan perbuatan yang seyogyanya diperlihatkan manusia terhadap manusia lain, dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sumber akhlak Islam adalah Al-Quran dan Al-Hadits. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai agam dan ajaran mempunyai system sendiri yang bagian bagiannya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah. Dari akidah mengalir syariah dan akhlak islam. Melalui syariah dan akhlak dikembangkan sistem system Islam dalam lembaga keluarga, masyarakat, pendidikan, hokum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya. Politik, didalam Islam kekuasaan politik kait mengait al-hukm. Perkataan al-hukn dan kata kata yang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Quran. Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah dialih bahasakan menjadi hokum intinya adalah peraturan, undang undang, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis (pengadilan). Sedangkan dalam bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan hokum bermakna mambuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ioni adalah kebijaksanaan. Disini jelas terlihat hubungan al-hukm dengan konsep atau unsur politik. Wujud kekuasaan politik menurut agama dan ajaran Islam adalah sebuah system politik yang diselenggarakan menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran. D. Akidah Syariah, Akhlak dan Berbagai Aspek Lain Ajaran Islam

Islam sebagai agama akhir yang tetap mutakhir, mempunyai system sendiri yang bagian bagiannya saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah, syariah dan akhlak melahirkan berbagai aspek ajaran Islam. Yang diberikan agama Islam kepada manusia adalah: 1. 2. 3. pegangan hidup/akidah jalan hidup/syariah sikap hidup yang mengarahkan perbuatan/akhlak

ketiga tiganya merupakan ilmu Ilahi yang bersifat abadi yang menjadi sumber insani yang tidak abadi dalam semua disiplin ilmu.

1. Pendidikan Adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain / memindahkan nilai dan normayang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat. Yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insane dan bertaqwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya. Didunia ini baik sebagai abdi maupun khalifahnyanya dibumi. Dalam konfrensi pendidikan di Mekkah, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membina insane yang beriman dan bertaqwa yang mengabdidirinya hanya kepada Allah membina serta memelihara alam sesuai dengan syariah serta memanfaatkannya dengan akidah dan akhlak.

2. Masyarakat Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup manusia yang berinteraksi terus menerus menurut system nilai/norma tertentu yang terikat pada identitas bersama : Islam. Ciri pokok masyarakat Islami: persaudaraan. Persamaan. Toleransi/tasamuh Amar maruf nahi mungkar. Musyawarah

Keadilan dan menegakan keadilan. Keseimbangan.

3. Ekonomi Yang dimaksud dengan system ekonomi Islam adalah system ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi atau dibatasi oleh ajaran ajaran Islam. Sumber daya alam yang disediakan Tuhan itu harus diolah oleh tenaga dan akal manusia melalui prinsip prinsip ekonomi. Usaha manusia untuk mengolah sumber daya alam terikat kepada beberapa syarat, seperti yang disebutkan dalam al-Quran: 1. Tidak boleh melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan dan kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS. 7:31). 2. Hasilnya tidak boleh ditimbun, yanpa dimanfaatkan untuk kepentingan sesama manusia (QS. 9:34). 3. dengan: a. b. c. d. mencuri (QS. 5:38) penipuan QS. 6:52) melanggar janji atau sumpah (QS. 16:94) melakukan perbuatan perbuatan lain yang bertujuan mengambil harta orang lain tanpa izin, diluar pengetahuan dan kemauan yang berhak. 4. Selalu ingat kepada orang orang miskin, karena dalam kekayaan dan pendapatan seseorang ada hak orang orang miskin dalam bagian zakat. Dalam system ekonomi Islam , nilai nilai yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits dirumuskan menjadi norma melalui ijtihad orang orang yang memenuhi syarat untuk berijtihad dan dipraktekan dalam masyarakat. Ideologi Islam Islam merupakan Ideologi yang mampu melahirkan system aturan kehidupan.islam merupakan sistem yang terfleksikan dari akumulasi hukum hukm syariat untuk menyelesaikan dan menjawab persoalan hidup manusia. Dari segi aqidah, Islam menegaskan bahwa semua yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah SWT. Allah tidak hanya menurunkan aturan kealaman semata melainkan juga menurunkan perintah dan larangan yang teraktub di dalam wahy yang diturunkannya, sebagai Tidak boleh dilakukan dengan cara yang batil atau curang, antara lain

aturan kehidupan, Allah sajalah yang berhak menentukan hukum dan aturan bagi manusia. Yang dibawa oleh Rasulullah saw Q.S. At Taubah (10) Al Fath (48) 28 dan Ash Shaf (61) ayat 9. Semua apa yang terdapat di dalam Al-Quran harus diikuti al Baqarah (2) 85, an Nisa (4) 150-51 al Hasyir (59) 7. Manusia bebas mengikuti aturan yang diturunkan olehNya ataupun membangkangNya al Baqarah (2) 253 al Kahfi (18) 29 al Balad (90) 10. Hanya saja mati pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dan di hisab seluruh perbuatan yang dilakukanya di dunia ini. Al Mukminun (23): 16 ar Radu (13): 40 al Insyiqaq (84) : 8, Al Ghosiyah (88) 26. Ujungnya, ada manusia yang dimasukkan oleh Allah swt ke surga , ada pula ke neraka. QS. Al Baqarah (2) 80-81, Ad Dukhan (44) 51-55, al Waqiyah (55) 41-43 Dengan demikian, tugas manusia hanyalah untuk beribadah dalam arti luas.[1] Az Dzariyat (51) ayat 56 yang oleh Muhammad Quthub dalam bukunya Mafahim yanbagi an tushohah di maknai sebagai taat kepada Allah, tunduk dan patauh kepadaNya serta terikat dengan aturan-aturan Islam dalam segala aspek kehidupan. Berdasarkan hal ini, maka orang yang berpegang kepada Islam akan senantiasa terikat dengan aturan Islam (hukum syara) Pada sisi lain, akidah Islam bukan hanya memerintahkan melakukan perintah Allah swt dan menjauhi laranganNya semata melainkan juga menjelaskan berbagai pemecahan masalah kehidupan yang dapat digali dari sumber hukum Islam, Al-Quran, hadis, ijma dan qiyas (analogi) syariyah. Dengan menggali sumber-sumber tersebut akan ditemukan bahwa Islam menjelaskan sistem hubungan laki-laki dengan perempuan mulai dari bergaul, meminang, menikah, nafkah, mengurus anak, persoalan nasab, perwakilan dan waris. Semua ini merupakan sistem sosial (nizham ijtimaiy). Bukan hanya itu, dalam persoalan ekonomi, pemikiran, sebab-sebab pemikiran, jenis-jenis pemikiran, berbagai jenis akad dalam muamalah, hukum-hukum seputar perseroan dan perusahaan, kebijakan-kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan, lembaga perekonomian dan hal-hal alin yang merupakan sistem ekonomi (nizham istishady). Masalah pemerintah dipaparkan pula dalam AlQuran dan hadis. Mulai dari arti pemerintahan kepemimpinan, perkara perang, hal-hal yang menyangkut perdamaian, hubungan luar negeri, sistem partai politik dan persoalan-persoalan dalam sistem pemerintahan. Persoalan sanksi juga dengan gambalang dijelaskan oleh Rasulullah saw beliau menjelaskan dengan gamblang berbagai jenis sanksi seperti Hudud, jinayat, mukhaftat, berbagai sanksi hukum bagi pembunuhan (sengaja, setengah sengaja, tidak sengaja) pencurian, perampokan, gangguan keamanan lain. Hal-hal menyangkut persaksian, penyedian dan penyelidikan, lembaga peradilan dan segala hal yang berkaitan dengan sistem hukum begitu pula dalam sistem-sistem lainnya, ringkas Islam adalah Ideologi yang melahirkan sebuah sistem yang mengatur aktivitas manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti terecantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7. da beberapa Karasteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam Al-Mawsuah Al-ilmiah wa al-amaliyah al-islamiyah yang dapat diringkas sebagai berikut: a. Harta Kepunyaan Allah dan Manusia Merupakan Khalifah Atas Harta Karasteristik pertama ini terdiri dari 2 bagian yaitu : Pertama, semua harta baik benda maupun alat produksi adalah milik Allah Swt, firman Q.S. AlBaqarah, ayat 284 dan Q.S.Al -Maaidah ayat 17. Kedua, manusia adalah khalifah atas harta miliknya.Sesuai dengan firman Allah dalam QS. AlHadiid ayat 7. Selain itu terdapat sabda Rasulullah SAW, yang juga mengemukakan peran manusia sebagai khalifah, diantara sabdanya Dunia ini hijau dan manis.Allah telah menjadikan kamu khalifah (penguasa) didunia. Karena itu hendaklah kamu membahas cara berbuat mengenai harta di dunia

ini. Dapat disimpulkan bahwa semua harta yang ada ditangan manusia pada hakikatnya milik Allah, akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya. Sesungguhnya Islam sangat menghormati milik pribadi, baik itu barang- barang konsumsi ataupun barang- barang modal. Namun pemanfaatannya tidak boleh bertentang an dengan kepentingan orang lain. Jadi, kepemilikan dalam Islam tidak mutlak, karena pemilik sesungguhnya adalah Allah SWT. Pada QS.an-Najm ayat 31 dan Firman Allah SWT. dalam QS. An-Nisaa ayat 32 dan QS. AlMaaidah ayat 38. jelaslah perbedaan antara status kepemilikan dalam sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi yang lainnya. Dalam Islam kepemilikan pribadi sangat dihormati walau hakekatnya tidak mutlak, dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain dan tentu saja tidak bertentangan pula dengan ajaran Islam. Sementara dalam sistem kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya pun bebas.sedangkan dalam sistem sosialis justru sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan oleh negara. b. Ekonomi Terikat dengan Akidah, Syariah (hukum), dan Moral Diantara bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam (yafie, 2003: 41-42) adalah: larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan kerugian atas harta orang lain atau kepentingan masyarakat, larangan melakukan penipuan dalam transaksi, larangan menimbun emas dan perak atau sarana- sarana moneter lainnya, sehingga mencegah peredaran uang, larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat. c. Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan Beberapa ahli Barat memiliki tafsiran tersendiri terhadap Islam. Mereka menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang menjaga diri, tetapi toleran (membuka diri). Selain itu para ahli tersebut menyatakan Islam adalah agama yang memiliki unsur keagamaan (mementingkan segi akhirat) dan sekularitas (segi dunia). Sesungguhnya Islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. d. Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbangan antara Kepentingan Individu dengan Kepentingan umum Arti keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah, Islam tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan- batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan- batasan yang ditetapkan dalam sistem Islam untuk kepemilikan individu dan umum. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum. e. Kebebasan Individu Dijamin dalam Islam Individu-individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan- aturan yang telah digariskan Allah SWT. Dalam Al-Quran maupun Al-Hadis. Dengan demikian kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlat. Prinsip kebebasan ini sangat berbeda dengan prinsip kebebasan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis. Dalam kapitalis, kebebasan individu dalam berekonomi tidak dibatasi norma- norma ukhrawi, sehingga tidak ada urusan halal atau haram. Sementara dalam sosialis justru tidak ada kebebasan sama sekali, karena seluruh aktivitas ekonomi masyarakat diatur dan ditujukan hanya untuk negara.

f. Negara Diberi Wewenang Turut Campur dalam Perekonomian Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar kebutuhan masyarakat baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional. Dalam Islam negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak. Peran negara dalam perekonomian pada sistem Islam ini jelas berbeda dengan sistem kapitalis yang sangat membatasi peran negara. Sebaliknya juga berbeda dengan sistem sosialis yang memberikan kewenangan negara untuk mendominasi perekonomian secara mutlak. g. Bimbingan Konsumsi Islam melarang orang yang suka kemewahan dan bersikap angkuh terhadap hukum karena kekayaan, sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Israa ayat 16 : h. Petunjuk Investasi

Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-Mawsuah Al-ilmiyahwa-al amaliyah al-islamiyah memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu: a) Proyek yang baik menurut Islam. b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat. c) Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan. d) Memelihara dan menumbuhkembangkan harta. e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat. i. Zakat Zakat adalah salah satu karasteristik ekonomi Islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam perekonomian lain. Sistem perekonomian diluar Islam tidak mengenal tuntutan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dan dendam. j. Larangan Riba Islam menekankan pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang normal yaitu sebagai fasilitas transaksi dan alat penilaian barang. Diantara faktor yang menyelewengkan uang dari bidangnya yang normal adalah bunga (riba). Ada beberapa pendapat lain mengenai karasteristik ekonomi Islam, diantaranya dikemukakan oleh Marthon (2004,27-33). Menurutnya hal- hal yang membedakan ekonomi Islam secara operasional dengan ekonomi sosialis maupun kapitalis adalah : a. Dialektika Nilai nilai Spritualisme dan Materialisme b. Kebebasan berekonomi c. Dualisme Kepemilikan 3. Politik, didalam Islam kekuasaan politik kait mengait al-hukm. Perkataan al-hukn dan kata kata yang terbentuk dari kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Quran. Dalam bahasa Indonesia, perkataan al-hukm yang telah dialih bahasakan menjadi hokum intinya adalah peraturan, undang undang, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis (pengadilan). Sedangkan dalam

bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan hokum bermakna mambuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ioni adalah kebijaksanaan. Disini jelas terlihat hubungan al-hukm dengan konsep atau unsur politik. Wujud kekuasaan politik menurut agama dan ajaran Islam adalah sebuah system politik yang diselenggarakan menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran. Universalisme Islam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting, dan yang terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya.6 Ajaran-ajaran Islam yang mencakup aspek akidah, syari'ah dan akhlak (yang sering kali disempitkan oleh sebagian masyarakat menjadi hanya kesusilaan dan sikap hidup), menampakkan perhatiannya yang sangat besar terhadap persoalan utama kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat dari enam tujuan umum syari'ah yaitu; menjamin keselamatan agama, badan, akal, keturunan, harta dan kehormatan. Selain itu risalah Islam juga menampilkan nilai-nilai kemasyarakatan (social values) yang luhur, yang bisa di katakan sebagai tujuan dasar syari'ah yaitu; keadilan, ukhuwwah, takaful, kebebasan dan kehormatan. 7 Semua ini akhirnya bermuara pada keadilan sosial dalam arti sebenarnya. Dan seperti kita tahu, bahwa pandangan hidup (world view, weltanschaung) yang paling jelas adalah pandangan keadilan sosial.8

Seperti di kemukakan di atas, Islam adalah agama yang berkarakteristikkan universal, dengan pandangan hidup (weltanchaung) mengenai persamaan, keadilan, takaful, kebebasan dan kehormatan serta memiliki konsep teosentrisme yang humanistik sebagai nilai inti (core value) dari seluruh ajaran Islam, dan karenanya menjadi tema peradaban Islam.21 Pada saat yang sama, dalam menerjemahkan konsep-konsep langitnya ke bumi, Islam mempunyai karakter dinamis, elastis dan akomodatif dengan budaya lokal, selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam itu sendiri. Permasalahannya terletak pada tata cara dan teknis pelaksanaan. Inilah yang diistilahkan Gus Dur dengan "pribumisasi Islam". Upaya rekonsiliasi memang wajar antara agama dan budaya di Indonesia dan telah dilakukan sejak lama serta bisa dilacak bukti-buktinya. Masjid Demak adalah contoh konkrit dari upaya rekonsiliasi atau akomodasi itu. Ranggon atau atap yang berlapis pada masa tersebut diambil dari konsep 'Meru' dari masa pra Islam (Hindu-Budha) yang terdiri dari sembilan susun. Sunan Kalijaga memotongnya menjadi tiga susun saja, hal ini melambangkan tiga tahap keberagamaan seorang muslim; iman, Islam dan ihsan. Pada mulanya, orang baru beriman saja kemudian ia melaksanakan Islam ketika telah menyadari pentingnya syariat. Barulah ia memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi (ihsan) dengan jalan mendalami tasawuf, hakikat dan makrifat.22 Hal ini berbeda dengan Kristen yang membuat gereja dengan arsitektur asing, arsitektur Barat. Kasus ini memperlihatkan bahwa Islam lebih toleran terhadap budaya lokal. Budha masuk ke Indonesia dengan membawa stupa, demikian juga Hindu. Islam, sementara itu tidak memindahkan simbol-simbol budaya Islam Timur Tengah ke Indonesia. Hanya akhir-akhir ini saja bentuk kubah disesuaikan. Dengan fakta ini, terbukti bahwa Islam tidak anti budaya. Semua unsur budaya dapat disesuaikan dalam Islam. Pengaruh arsitektur India misalnya, sangat jelas terlihat dalam bangunanbangunan mesjidnya, demikian juga pengaruh arsitektur khas mediterania. Budaya Islam memiliki

begitu banyak varian. 23 Yang patut diamati pula, kebudayaan populer di Indonesia banyak sekali menyerap konsep-konsep dan simbol-simbol Islam, sehingga seringkali tampak bahwa Islam muncul sebagai sumber kebudayaan yang penting dalam kebudayaan populer di Indonesia. Kosakata bahasa Jawa maupun Melayu banyak mengadopsi konsep-konsep Islam. Taruhlah, dengan mengabaikan istilah-istilah kata benda yang banyak sekali dipinjam dari bahasa Arab, bahasa Jawa dan Melayu juga menyerap kata-kata atau istilah-istilah yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Istilah-istilah seperti wahyu, ilham atau wali misalnya, adalah istilah-istilah pinjaman untuk mencakup konsep-konsep baru yang sebelumnya tidak pernah dikenal dalam khazanah budaya populer. 24 Syariah Islam adalah aturan hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Hukumhukum Islam yang diatur dalam Al Quran dan As Sunah meliputi : 1. Aspek aqidah. 2. Aspek akhlaq. 3. Aspek hukum-hukum amaliyah (praktis). a. Aspek ibadah yang mengatur hubungan hamba dengan Kholiq seperti sholat, zakat, shoum , haji dan seterusnya, serta aspek muamalah yang mengatur hubungan sesama hamba. Pada istilah kontemporer, aspek muamalah ini meliputi aturan hidup yang sangat luas, yaitu : Ahkamul Akhwal Syakhsiah yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan rumah tangga, Dalam Al Quran terdapat sekitar 70 ayat yang membahas masalah ini. Al Ahkamul Madaniyah yaitu hukum-hukum yang mengatur transaksi ekonomi sesama anggota masyarakat, seperti jual beli, pegadaian, sewa menyewa, hutang piutang, syirkah dan seterusnya. Dalam Al Quran terdapat sekitar 70 ayat yang membahas masalah ini. Al Ahkamul Jinaiyah (hukum-hukum pidana), mengatur segala hal yang berkaitan dengan tindak pidana kejahatan serta hukumannya. Dalam Al Quran terdapat sekitar 30 ayat yang membahas masalah ini. Al Ahkamul Dusturiyah (hukum ketatanegaraan): mengatur mekanisme penyelenggaraan negara berikut hubungan antara penguasa dan rakyat. Dalam Al Quran terdapat sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini. Ahkamul Murafaat (hukum perdata): mengatur hal-hal yang berkaitan dengan dunia peradilan, kesaksian dan sumpah. Dalam Al Quran terdapat sekitar 13 ayat yang membahas ini. Al Ahkamul Iqtishodiyah wal Maliyah (ekonomi dan moneter) ; mengatur pendapatan dan belanja negara serta interaksi antara kaum kaya dan miskin sertanegara dan warga negara dalam masalah ekonomi. Dalam Al Quran terdapat sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini. Al Ahkam Ad Duwaliyah : mengatur hubungan antara negara Islam dengan negara lain dan hubungan negara dengan warga negara kafir dzimmi dalam negara Islam. Dalam Al Quran terdapat sekitar 10 ayat yang membahas masalah ini. [Tarikhu Al Tasyri' Al Islami hal. 84-86, Al Madkhal Ila Dirasati Syari'ah Islamiyah hal. 49-53 dan 156-158, Ilmu Ushulil Fiqhi hal. 32-33 ]. Hukum-hukum ini dibukukan dan diatur lagi secara detail dalam As Sunah An Nabawiyah yang jumlahnya sangatlah banyak. Jadi, perbedaan antara aqidah, syariat, dan akhlak adalah aqidah merupakan pegangan seorang muslim dalam meyakini dan mengimani Allah SWT dan Islam. Syariat sebagai jalan, aturan, dan tindakan konkret berupa ibadah kepada Allah SWT setelah meyakini dan terbentuknya aqidah yang benar. Akhlak adalah perilaku, kebiasaan, dan budi pekerti sebagai aplikasi aqidah dan syariat dalam kehidupan sehari-hari. Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.

Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya. Adapun yang dapat menyempurnakan akidah yang benar terhadap Allah adalah berakidah dengan benar terhadap malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para Rasul dan percaya kepada Rasul-rasul utusan-Nya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dalam menyampaikan risalah Tuhan Mereka. Keyakinan terhadap Allah, Malaikat, Kitab, dan para Rasul-rasul-Nya berserta syariat yang mereka bawa tidak akan dapat mencapai kesempurnaan kecuali jika disertai dengan keyakinan akan adanya hari Ahkir dan kejadian-kejadian yang menggiringnya seperti hari kebangkitan, pengmpulan, perhitungan amal dan pembalasan bagi yang taat serta yang durhak dengan masuk surga atau masuk neraka. Di samping itu, akidah yang benar kepada Allah harus diikuti pula dengan akidah atau kepercayaan yang benar terhadap kekuatan jahat dan setan. Merekalah yang mendorong manusia untuk durhaka kepada Tuhannya. Mereka menghiasi manusia dengan kebatilan dan syahwat. Merekalah yang merusak hubungan baik yang telah terjalin di antara sesamanya. Demikianlah tugas tugas setan sesuai dengan yang telah digariskan Allah dalam penciptaannya, agar dia dapat memberikan pahala kepada orang-orang yang tidak mengikuti setan dan menyiksa orang yang menaatinya. Dan semua ini berlaku setelah Allah memerpingatkan umat manusia dan mengancam siapa saja yang mematuhinya setan tersebut. Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikannya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang akan mengantarkan mereka mendapatkan ridha Allah dan akan membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah Dalam Sisi Sosial. Akidah telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal akidah, mereka relah mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial. Akidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu. Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu dengan caracara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap individu muslim untuk hidup bersama. Dari sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosial yang berlandaskan fanatisme, suku, warna kulit, harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berlandaskan asas-asas spiritual. Yaitu takwa, fadhilah dan persaudaraan antar manusia. Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong menolong. Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain. Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah tradisi-tradisi Jahiliah yang menodai kehormatan manusia dan menimbulkan kesulitan.

Vous aimerez peut-être aussi