Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada kenyataannya, saat ini sebagian besar masyarakat sudah mengenal
berbagai macam penyakit yang menular maupun tidak menular. Namun tidak
sedikit dari mereka juga yang mengetahui pasti mulai dari pengertian, penyebab,
perjalanan penyakit, hingga sampai apa tindaklanjut yang harus dilakukan pada
klien yang mempunyai penyakit tersebut. Dalam laporan ini, tidak banyak penulis
akan membahas tentang penyakit hepatitis B atau di masyarakat yang dikenal
dengan penyakit liver/kuning.
Dalam pencatatan dan penelitian dunia bahwa Hepatitis B diakui sebagai
masalah kesehatan masyarakat yang utama di kebanyakan negara di dunia terutama
di negara-negara berkembang di Asia Timur, Asia Tenggara, AIrika dan PasiIik
(Lopez CG, 1985). Menurut Laporan Kesehatan Dunia tahun 2000, diperkirakan
bahwa inIeksi HBV telah menyebabkan hampir 600.000 orang mengalami
kecacatan dalam kehidupan dan sekitar 31.000 kematian setiap tahun di Asia
Tenggara (Tandon BN, 1996).
Hepatitis B menjadi perhatian umum disebabkan penyakit ini boleh
menyebabkan inIeksi yang kronis, sirosis hati. Berbagai Iaktor risiko yang
menyebabkan terjadinya Hepatitis B. Di Indonesia, Iaktor risiko penularan dari 32
orang anti-HBs positiI terbanyak melalui pencabutan gigi yaitu sebanyak 29 orang
(90,6) diikuti dengan pernah tertusuk jarum tidak steril sebanyak 18 orang
(56,2). Hanya 3 (9,3) dari 32 orang pernah menderita Hepatitis B sebelumnya.
Pada 1 orang dengan HBsAg positiI, Iaktor risiko penularan melalui tertusuk jarum
tidak steril, pengobatan akupuntur, cabut gigi, dan ada anggota keluarga serumah
yang pernah menderita Hepatitis B. Faktor risiko penularan terbanyak pada tenaga
kesehatan di Pekanbaru adalah melalui cabut gigi dan tertusuk jarum bekas atau
2
jarum tidak steril (Rina et al., 2009). Pada laporan ini penulis akan membahas garis
besarnya tentang 'Asuhan Keperawatan Pada Penderita Hepatitis B.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada laporan ini adalah sebagai berikut :
1) Apa itu hepatitis ?
2) Apa penyebab dari penyakit hepatitis ?
3) Bagaimana perjalanan penyakit hepatitis (patogenesis) ?
4) Bagaimana gambaran/maniIestasi klinis dari hepatitis ?
5) Bagaimana diagnosa keperawatan pada hepatitis ?
6) Bagaimana pengobatan pada hepatitis ?
7) Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui dan memahami apa itu hepatitis
2) Untuk mengetahui penyebab dari penyakit hepatitis
3) Untuk mengetahui perjalanan penyakit hepatitis (patoIisiologi)
4) Untuk mengetahui dan memahami gambaran/maniIestasi klinis dari hepatitis
5) Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada hepatitis
6) Untuk mengetahui pengobatan pada hepatitis
7) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis
1.4 Manfaat Penulisan
ManIaat dari penulisan laporan ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
dan paham tentang penyakit hepatitis dari mulai pengertian hingga pada asuhan
keperawatannya.
3
BAB II
TIN1AUAN TEORITI$
2.1 Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah merupakan inIlamasi hati dapat terjadi karena invasi bakteri,
cedera oleh agen Iisik atau kimia (non-viral), atau inIeksi virus (hepatitis
A,B,C,D,E).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan diIus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh inIeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
2.2 Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non
virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan
oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis
non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh Iisik atau kimia.
2.3 Patogenesis
Virus atau bakteri yang menginIeksi manusia masuk ke aliran darah dan
terbawa sampai ke hati. di sini agen inIeksi menetap dan mengakibatkan peradangan
dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGO T dan
SGPT). Akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii
bilirubin sehingga terjadi disIungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan
ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak naIsu
makan (anoreksia). salah satu Iungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika
toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka
hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya Iungsinya sebagai kelenjar
terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi
5
secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara
lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui
pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatiI lama, ini biasanya terjadi
pada alkoholik.
Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba/palpasi hati. Nyeri
tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak. Hepatitis viral dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. KlasiIikasi hepatitis viral akut
dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas
(asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan
hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasiIikasikan dalam 3
kelompok yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis
kronik aktiI. hepatitis virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis
inIeksiosa, panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A.
Hepatitis tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis
serum.
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian
yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi
hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik. Obat-obat yang dapat
menyebabkan gangguan/kerusakan hepar adalah:
- Obat anastesi
- Obat antibiotik
- Obat antiinIlamasi
- Obat antimetabolik dan munosupresiI antituberkulosa
- Hormon-hormon
- Obat psikotropik
6
mempunyai kelangsungan hidup paling jelek, pasien yang agak tua atau yang
kesehatan umumnya kurang, mempunyai prognosis yang jelek.
Pada hepatitis akut sangat bervariasi; pada sebagian kasus, penyakit berjalan
ringan dengan perbaikan biokimiawi terjadi secara spontan dalam 1-3 tahun. pada
sebagian kasus lainnya, hepatitis kronik persisten dan kronik aktiI berubah menjadi
keadaan yang lebih serius, bahkan berlanjut menjadi sirosis. Secara keseluruhan
walaupun terdapat kelainan biokimiawi, pasien tetap asimtomatik dan jarang terjadi
kegagalan hati di Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat menunjukkan Anti-HVC
positiI.
komplikasi dapat berupa kegagalan hepar yang Iulminan (sangat berat) atau dapat
juga sirosis. Kekambuhan merupakan komplikasi pada kasus hepatitis akut.
2.7 Diagnosa Keperawatan
1. !erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan
tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
karena anoreksia, mual dan muntah.
asil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan
dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi/Perencanaan
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan
menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
9
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak
sedap yang menurunkan naIsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup eIektiI untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.
2. angguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inIlamasi hati dan bendungan vena porta.
asil yang diharapkan .
Menunjukkan tanda-tanda nyeri Iisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada
individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih
eIektiI mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
O Akui adanya nyeri
O Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
10
O Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin)
O Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitiIitas kulit dengan merangsang ujung
syaraI
2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan
sensitivitas melalui vasodilatasi
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan
kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak
pruritus
4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30-40 dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6. Pola naIas tidak eIektiI berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
asil yang diharapkan .
Pola naIas adekuat
Intervensi :
1. Awasi Irekwensi , kedalaman dan upaya pernaIasan
14
O Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang
tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
2. Gunakan teknik pembuangan sampah inIeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
inIeksius dan mencegah transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi
inIeksi
4. Rujuk ke petugas pengontrol inIeksi untuk evaluasi departemen kesehatan
yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentiIikasikan sumber pemajanan dan
kemungkinan orang lain terinIeksi
16
BAB III
TIN1AUAN KA$U$
A$UHAN KEPERAWATAN PADA Tn.R
DENGAN HEPATITI$ B DI GEDUNG ZAMRUD
RUMAH $AKIT UMUM dr. $LAMET GARUT
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Biodata Klien
Nama : Tn. R
Umur : 38 tahun
Alamat : Kp. Cidadap RT/RW 01/01 Sindang Galih-
Karangpawitan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal Masuk : 23 September 2011
Tanggal Pengkajian: 24 September 2011
No. CM : 01435644
b. Biodata Penanggungjawab
Nama : Ny. N
Umur : 36 tahun
Alamat : Perempuan
17
C
18
c. Integumen
1) Rambut dan Kulit Kepala
Warna Rambut : Hitam
Penyebaran : Merata di seluruh permukaan kulit kepala
Ketebalan : Tebal
Tekstur : Halus
Kondisi Kulit Kepala : Tidak tampak adanya lesi dan benjolan
Kebersihan : Tidak tampak adanya kotoran
2) Kulit
Warna Kulit : Sawo matang kekuningan
Tekstur Kulit : Agak kasar
Turgor Kulit : Saat dicubit, kulit tidak kembali dalam waktu 2
detik
Kebersihan : Tampak bersih
Kelembaban : Lembab
3) Kuku
Warna Kuku : Transparan agak kekuningan
Bentuk Kuku : Cembung
Tekstur : Halus
Keadaan : Tidak ada cyanosis (kebiruan)
Kebersihan : Kotor
CRT : Baik, saat kuku ditekan sirkulasi darah dapat
kembali dalam waktu 2 detik
4) Kepala
Kesimetrisan : Simetris
Kebersihan : Tidak tampak adanya kotoran
Kondisi : Tidak terdapat benjolan
5) Mata
Kesimetrisan : Simetris antara bola mata kanan dan kiri
Gerakan Bola Mata : Dapat digerakkan ke segala arah
19
porsi makan habis
Dibantu
Air putih
4-5gelas
/hari
Dibantu
2 Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
Cara
b. BAK
Frekuensi
Warna
Bau
Cara
2x
/hari
Kuning kecoklatan
Khas Feses
Lembek
Mandiri
6-7x
/hari
Kuning jernih
Khas urine
Mandiri
4-5x
/hari
Warna tanah liat
Khas Ieses
Encer
Dibantu
7-8x
/hari
Seperti air teh
Khas urine
Dibantu
3 Pola Istirahat
a. Tidur siang
b. Tidur malam
Kualitas
2x
/hari
2x
/hari
Nyenyak
1x
/hari
1x
/hari
Sering terbangun
4 Personal Hygiene
22
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Ganti Baju
Cara
2x
/hari
2x
/hari
2x
/hari
Mandiri
1x
/hari
1x
/hari
1x
/hari
Dibantu
5. Data Psikologis, Sosial, dan Spiritual
a. Data Psikologis
Klien tampak gelisah dengan keadaannya, tetapi klien terlihat tenang
dalam menghadapi masalah kesehatannya.
b. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga terlihat baik terbukti bahwa banyak
yang menjenguk klien dan klien menerimanya dengan baik. Hubungan klien
dengan perawat baik terbukti bahwa klien mau diajak kerja sama dalam
proses penyembuhan dan tindakan keperawatan.
c. Data Spiritual
Klien beragama Islam dan klien suka beribadah dan selalu berdo`a agar
cepat sembuh.
6. Data Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang Hasil Nilai Normal
Haemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
13.2 gr/dL
38
13.400/mm
3
452.000/mm
3
4.56 juta/mm
3
4.90 mg/dL
3.30 mg/dL
101 U/L
123 U/L
13.0 18.0 gr/dL
40 52
3.800 10.600/mm
3
150.000
440.000/mm
3
3.5 6.5 juta/mm
3
s
/
d
1.0 mg/dL
s
/
d
0.3 mg/dL
s
/
d
37
U/L
23
Ureum
Kreatinin
Glukosa Darah
37 mg/dL
0.80 mg/dL
106 mg/dL
s
/
d
40 U/L
15 50 mg/dL
0.7 1.2 mg/dL
140 mg/dL
b. Therapy
InIus RL 20 tts/mnt
Ranitidin 2x1 amp
Ondancetron 3x1 amp
Ketorolac 2x1 amp
Curcuma 3x1 tab
7. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. Ds: - Klien mengeluh mual dan pusing
- Klien mengeluh tidak naIsu
makan
Do: - Klien tampak lemah
- Porsi makan tidak habis
- Sklera tampak kekuningan
- Kulit lidah tampak kekuningan
- Anorexia ()
- Bilirubin meningkat
- SGOT dan SGPT meningkat
ReIleks viseral menekan
peristaltik otot Perubahan
masuknya bilirubin dalam
sirkulasi darah Bilirubin
masuk ke dalam selaput lendir
mulut Merangsang mual
Anorexia
Gangguan kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan.
2. Ds: - Klien mengeluh BAB mencret
- Klien mengeluh pahit setelah
minum
Do: - BAB cair
- Asites ()
Faktor malabsorbsi di hati
Penumpukan di usus
Hiperperistaltik usus
Menurunnya absorbs usus
BAB mencret Cairan
Gangguan keseimbangan
pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit.
24