Vous êtes sur la page 1sur 5

RESUME PROYEKSI STEREOGRAFI DAN PROYEKSI KUTUB

A.

Proyeksi Stereografi
Proyeksi stereografi adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari

permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis (Ragan, 1985). Proyeksi ini hanya menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis, sehingga hanya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri (besaran arah dan sudut) saja. Analisis geometri struktur geologi atau bidang-bidang diskontinu menerapkan prinsipprinsip proyeksi stereografi menggunakan bantuan stereonet, berupa Wulf Net, Schmidt Net, Equal Area Net, Polar Net dan Karlbeek Counting Net. Proyeksi stereografi merupakan proyeksi yang didasarkan pada

perpotongan bidang atau garis dengan suatu bidang proyeksi yang berupa bidang horizontal yang melalui sebuah bola. Bidang ini akan berbentuk lingkaran, disebut lingkaran primitive. Lingkaran primitif merupakan proyeksi yang kedudukannya (dip = 0). Oleh sebab itu, penentuan proyeksi dip untuk bidang dimulai pada lingkaran luar, dan dip 90o terletak pada pusat lingkaran. Untuk menentukan kemiringan bidang yang dip-nya antara 0 90o, maka proyeksinya akan berbentuk busur yang jari-jarinya lebih besar dari jari-jari lingkaran primitif, sehingga disebut lingkaran besar atau great circle, atau stereogram. Untuk struktur bidang yang vertical, maka proyeksinya akan berupa garis lurus yang melalui pusat lingkaran primitive. Disamping lingkaran primitive dan lingkaran besar, terdapat juga lingkaran kecil yang merupakan perpotongan antara bidang permukaan bola dengan bidang yang tidak melalui pusat bola. Lingkaran kecil ini berfungsi untuk memplot arah jurus bidang, atau bearing suatu garis.

Suatu struktur garis dalam proyeksi stereografi akan digambarkan sebagai suatu garis yang berasal dari pusat lingkaran primitive dan titik ujungnya merupakan proyeksi titik tembus struktur garis tersebut dengan bagian bawah bola ke bidang permukaan (horisontal) bola, oleh karena itu maka proyeksi struktur garis yang kedudukannya horizontal (plunge = 00), titik ujung garis proyeksinya akan terletak di lingkaran primitive. Dengan demikian penentuan proyeksi besarnya plunge pada stereonet sama caranya dengan untuk dip (untuk struktur bidang), yakni 00 dimulai dari lingkaran primitive dan 900 terletak dipusat lingkaran.

Cara Pembuatan Proyeksi Stereografi Cara penggambaran unsur struktur dengan jaring stereografi meredian (wulfnet) : a. Letakkan kalkir diatas jaring dan gambarkan lingkaran luarnya, beri tanda N, E, S, W dan pusat lingkarannya. b. Gambarkan jurus melalui pusat lingkaran sesuai harga jurusnya c. Putar kalkir sehingga jurus berhimpit dengan jurus Utara Selatan

dimana untuk titik utama jaring berimpit dengan hraga jurusnya. d. Gambarkan garis lengkung merediannya sesuai dengan
0 0

besarnya

kemiringan dengan ketentuan 0 dipinggir dan 90 di pusat lingkaran e. Stereogram bidang yang dimaksud dapat dilihat bila Utara kalkir berimpit dengan Utara Net.

B.

Proyeksi Kutub
Pada dasarnya proyeksi kutub dari suatu bidang adalah pembalikan sudut

kemiringan sebesar 90o. Untuk proyeksi kutub menggunakan Proyeksi Sama Luas atau Schmidt Net. Pada proyeksi stereografi dengan jaring wulfnett, hasil proyeksi pada bidang horizontal akan tampak penyebarannya yang mengumpul kearah pusat. Prinsip dasar sama dengan proyeksi stereografi yakni unsur struktur di permukaan bumi digambarkan pada permukaan bola bagian bawah. Proyeksi kutub suatu bidang atau garis digambarkan sebagai titik (pole). Proyeksi kutub bidang merupakan proyeksi stereografis dari titik tembus terhadap permukaan bola dari garis yang tegak lurus (normal) terhadap bidang yang

bersangkutan. Sedangkan proyeksi kutub garis merupakan titik tembus suatu garis terhadap permukaan bola pada bidang horizontal. Pengeplotan dip suatu bidang, 00 dimulai dari pusat lingkaran dan 900 pada lingkaran primitive. Sedangkan untuk struktur garis pengeplotan plungenya berkebalikan dengan plot dip untuk bidang, yakni 00 dimulai dari lingkaran primitive dan 900 pada pusat lingkaran. Letak titik-titik tembus hasil proyeksi kutub tersebut pada bidang horizontal diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan jaring proyeksi sama luas (Schmidt Net) dan polar equal areal net. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari distribusi yang tidak merata apabila dilakukan banyak pengukuran dalam analisa struktur secara statistik.

Cara Pembuatan Proyeksi Kutub Langkah pengerjaan pada proyeksi kutub dibedakan berdasarkan cara azimuth dan cara kuadran. Cara penggambaran unsur struktur yang dinyatakan dengan cara azimuth :  Untuk Struktur Bidang  Putarkan kalkir sehingga titik Utara kalkir berhimpit dengan harga jurusnya.  Tentukan proyeksi kutubnya sebagai titik berdasarkan
0

besar

kemiringan pada garis pusat lingkaran Barat dimana 0 pada pusat lingkaran dan 900 pada tepi lingkaran sebelah Barat.  Bila posisi kalkir dikembalikan pada arah semula, maka kedudukan titik pada jaring merupakan proyeksi kutub dari bidang tersebut. (contoh kedudukan N 1700 E / 450)  Untuk Struktur Garis  Putar kalkir sehingga titik utara berhimpit dengan harga arah/ bearing dari garis tersebut.  Tentukan proyeksi kutubnya sebagai titik, berdasarkan besarnya penunjaman pada garis Utara pusat lingkaran, dimana titik 00 pada titik Utara dan 900 pada pusat lingkaran.  Apabila posisi kalkir dikembalikan pada arah semula, maka

kedudukan titik pada jaring merupakan proyeksi kutub dari garis tersebut. (contoh kedudukan 340, N 2600 E)

Cara penggambaran unsur struktur yang dinyatakan dengan cara kuadran :  Untuk Struktur Bidang  Putar kalkir sehingga titik Utara atau Selatan kalkir berhimpit dengan harga jurusnya.  Tentukan titik proyeksinya berdasarkan besar kemiringan pada garis Barat Timur. Pengeplotan posisi tersebut tergantung pada kuadran arah kemiringannya (ke arah timur atau barat).  Untuk Struktur Garis  Putar kalkir sehingga titik Utara atau Selatan berhimpit dengan arah/bearing dari garis tersebut.  Tentukan titik proyeksinya berdasarkan besarnya penunjaman pada garis Utara Selatan dan pengukuran di mulai dari Utara/ Selatan, disesuaikan dengan kuadran arah penunjaman

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/27880396/Analisis-Longsoran-Batu-Dengan-MetodeProyeksi-Stereografi www.google.com www.scribd.com/proyeksikutub-geologistruktur

Vous aimerez peut-être aussi