Vous êtes sur la page 1sur 6

ASKEP KECEMASAN

Pengertian Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti /tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik Ganggguan panik dialami lebih kurang 1,7% dari populasi orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panik dilaporkan 1,5% sampai 5%, sedangkan serangan panik sebanyak 3% sampai 5,6%. Gangguan panik sering berlansung menahun, sangat bervariasi pada tiap individu. Dalam jangka panjang, 30% - 40% penderita tidak lagi mengalami serangan panik, 50% mengalami gejala ringan sehingga tidak mempengaruhi kehidupannya, sedangkan sisanya masih mengalami gejala yang bermakna (Elvira, 2008). Pengertian Menurut Para Ahli 1.Sigmound Freud menyatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang terjadi pada diri individu tanpa tujuan atau objek, tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image. 2. Sulivan menyatakan bahwa kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang terdekat. Pada orang dewasa kecemasan terjadi bila pretige dan dignity diri terancam oleh orang lain. 3. Pepleu menyatakan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal.

Disamping itu kecemasan merupakan respon terhadap bahaya yang tidak diketahui dan terjadi bila ada hambatan pemenuhan kebutuhan. Berbeda dengan ketakutan (fear), Ketakutan merupakan angan-angan seseorang terhadap sumber yang jelas, atau objek dimana dimana orang tersebut dapat mengidentifikasi dan menjelaskan objek tersebut. Ketakutan melibatkan penafsiran intelektual dari stimulus yang mengancam, sedangkan kecemasan melibatkan respon emosional terhadap penafsiran. Kriteria Serangan panik, obsesi dan kompulsi

Panik Palpitasi, jantung berdenyut keras Berkeringat Gemetar atau goyah Merasa tersedak Nyeri dada Mual Merasa pening - Ketakutan kehilangan kendali diri - Ketakutan mati - Perestesia (semutan) OBSESI Pikiran , impuls atau bayangan berulang dan menetap Pikiran, impuls dengan kekhawatiran yang berlebihan Individu berupaya menekan pikiran-pikiran irasional Individu mengenali pikiran obsesi KOMPULSIF Perilaku berulang (seperti mencuci tangan ) atau aksi mental (misalnya berdoa, menghitung, menggumam kata tanpa terdengar) sehingga individu merasa terdorong untuk melakukan respons terhadap obsesi Managemen Keperawatan 1. Pengkajian a. Faktor predisposisi ( penyebab cemas menurut beberapa teori) : Menurut teori psikoanalisa Kecemasan disebabkan oleh karena ego tidak dapat menengahi 2 elemen ( id - Superego ) yang bertentangan, tibulnya konflik dikarenakan 2 elemen kepribadian antara id dan superego bertentangan. Teori Interpersonal Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan. Cemas berhubungan

dengan pengalaman masa lalu seperti perpisahan, kelemahan fisik. Teori Perilaku Kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari /mengurangi kepedihan. Teori eksistensial Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti. Konsep inti teori eksistensi adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol didalam dirinya. Teori Biologi Dalam tubuh manusia ada zat kimiawi yang disebut neurotransmiter yang fungsinya sebagai reseptor seperti: (katekolamin, sirotonin, Asetilkolin, Gamma Amino Buteric Acid). Pada orang cemas terjadi peningkatan dopamin, nor-adrenalin serta sirotonin. b. Faktor presipitasi ( stresor pencetus ) 1) Ancaman terhadap integritas ( ketidakamampuan fisiologi). 2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang membahayakan identitas seperti fungsi sosial, harga diri c. Perilaku Cemas dapat diekspresikan secara langsung seperti perubahan fisiologis tubuh dan perilaku itu sendiri, atau dalam kondisi tak langsung seperti mekanisme koping. d. Mekanisme Koping Ketidakmampuan mengatasi stres secara konstruksi menyebabkan terjadinya perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi cemas apabila cemas itu sudah berat / menghebat. Cemas ringan sering di atasi tanpa pemikira. Dua jenis mekanisme koping : Orientasi tugas dan orientasi ego e. Sumber Koping a. Modal Ekonomi b. Dukungan Sosial c. Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah d. Mengadopsi strategi koping dari orang lain yang berhasil e. Kayakinan /kepercayaan yang berasal dari budaya atau nilai-nilai dalam masyarakat Tanda gejala ansietas Pasien datang ke pelayanan kesehatan atau ke psikiatri biasanya mengeluh trias-ansietas,yaitu ; 1) rasa cemas hari depan tak menentu, 2) over aktifitas, dan 3) perasaan tegang dan takut. f. Masalah keperawatan 1. Pola pernafasan in-efekif

2. Koping individu, in-efektif 3. Kerusakan komunikasi verbal 4. Ansietas 5. Ketidakberdayaan 6. Ketakutan g. Diagnose Keperawatan : a. Cemas tingkat berat/Panik b. Cemas sedang a. Cemas Berat/panik 1) Tujuan yang diharapakan : Klien terlindung dari bahaya Klien dapat menyesuaikan dengan lingkungan barunya Klien dapat mengikuti aktifitas yang telah dijadwalkan Klien dapat mengalami kesembuhan dengan berkurangnya tanda gejala b. Rencana tindakan keperawatan 1. Lindungi klien dari bahaya Bina hubungan terapeutik : terima terlebih dahulu kehendaknya dan beri dukungan klien dari pada melawan Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping Jangan fokuskan pada fobia, ritual atau keluhan fisik. Beri umpan balik tentang : perilaku stress, penilaian stresor dan sumber koping Perkuat ide bahwa kesehatan fisik Berhubungan dengan kesehatan emosi Kemudian mulailah membuat batasan perilaku mal-adaptif klien dengan cara mendukung 2. Modifikasi lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan Lakukan cara yang tenang kepada klien Kurangi stimulasi lingkungan Batasi interaksi pasien dengan orang lain, untuk meminimalkan menularnya cemas pada orang lain. Identifikasi dan modifikasi situasi yang mempengaruhi kecemasan Berikan tindakan yang dapat mendukung fisik, seperti; mandi hangat, massage. 3. Dorong klien melakukan aktifitas yang telah dijadwalkan Dukung klien untuk beraktifitas dengan berbagi kegiatan seperti membersihkan ruangan, merawat taman selanjutnya berikan penguatan perilaku produktif secara social Berikan beberapa jenis latihan fisik seperti; senam, relaksasi. Bersama-sama klien untuk membuat jadwal kegiatan Libatkan keluarga atau sismtem pendukung lainnya yang memungkinkan 4. Kolaborasi pemberian obat-obat anti ansietas untuk menurunkan gejal-gejala cemas berat Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, Amati efek samping obat

b. Cemas tingkat sedang 1) Tujuan Umum Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas Klien dapat mengenali penyebab cemas Klien dapat menguraikan respon koping adaptif dan mal-adaptif Klien dapat melaksanakan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas b. Rencana tindakan keperawatan 1. Identifikasi perasaan cemas Bina hubungan saling percaya Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya Monitor adakah kesesuaian perilaku dengan perasaan Validasi pasien tentang perasaan cemasnya semua perubahan dari asumsi yang ada Gunakan pertanyaan terbuka , kaitkan perilaku klien dengan perasaan klien Lakukan konfrontasi suportif secara bijaksana. (jika perlu) 2. Kenali penyebab kecemasan klien Bantu klien untuk menggambarkan situasi dan interaksi yang mendahului cemas Tinjau penilaian klien terhadap; stresor; nilai-nilai yang terancam; timbulnya konflik Hubungkan pengalaman klien sekarang dengan masa lalu 3. Dorong klien untuk menguraikan cara koping adaptif Gali bagaimana klien mengatasi cemas dimasa lalu dan bagaimana tindakan yang dilakukan Tunjukan efek distruktif dari koping mal-adaptif Dorong klien untuk melakukan koping adaptif yang efektif Beri tanggung jawab klien Bantu klien menilai kembali : nilai, sifat dan arti stressor Diskusikan dengan klien manfaat manfaat berhubungan dan akibat kita tidak berhubungan 4. Bantu klien melakukan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas Bantu klien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali : pikiran positif; perilaku adaptif, penggunaan sumber-sumer koping, dan menguji respon koping yang baru Beri dorongan untuk melakukan aktifitas fisik dalam menyalurkan energi Libatkan orang terdekat sebagai sumber koping/dukungan social Ajarkan latihan relaksasi untuk meningkatkan pengendalian diri, relevansi diri serta mengurangi stress. PELAKSANAAN Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan 1. Evaluasi Subyektif a) Klien merasa nyaman dalam menjalani perawatan b) Klien secara bertahap dapat menerima dirinya 2. Evaluasi Objektif

Klien berubah perilakunya , tidak tampak ada gejala marah atau agresif Klien dapat memulai percakapan

Vous aimerez peut-être aussi