Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB I PENGENALAN ALAT

A. LANGKAH KERJA Praktikum perpetaan Acara Pengenalan Alat dilaksanakan pada : hari/tanggal waktu tempat : Kamis, 29 Desember 2011 : 08.00-11.00 WIB : Lapangan Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

1. Praktikum pengenalan alat diawali dengan adanya penjelasan dari asisten


tentang alat-alat yang biasa dipakai dalam proses pemetaan metode terrestris. Alat-alat tersebut diantaranya adalah theodolit, statif, rambu ukur, dan pita ukur. Pada praktikum ini asisten menjelaskan tentang bagian-bagian theodolit, fungsi dari masing-masing bagian theodolit, serta bagaimana cara menggunakan theodolit dengan benar.

2. Setelah penjelasan selesai, praktikan berlatih untuk mendirikan theodolit dan


melakukan proses centering.

3. Selanjutnya praktikan berlatih bagaimana cara membaca sudut (baik sudut


vertikal maupun sudut horizontal) pada theodolit

4. Kemudian praktikan berlatih bagaimana cara menentukan Batas Atas, Batas


Bawah, serta Batas Tengah pada rambu ukur,

5. Yang terakhir praktikan melakukan pengukuran jarak dengan pita ukur (masih
belum menggunakan pelurusan) B. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Tentang Alat-Alat Pemetaan Pada Metode Terrestris TRIPOD/STATIF Statif/tripod adalah alat atau kelengkapan pemetaan yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan theodolit.

Cara Mendirikan Statif : -Statif didirikan di atas titik yang telah ditentukan -Sekrup-sekrup pada

kaki statif dikendorkan -Kepala sampai mungkin -Sekrup-sekrup kaki statif dikencangkan kembali -Kaki statif dibuka membentuk sudut 600 dari permukaan tanah dan ujungnya membentuk segitiga sama sisi -Lubang sekrup pengunci diupayakan tepat di atas center point -Kaki statif diinjak ke dalam tanah dengan tetap memperhatikan letak kepala statif mendatar THEODOLIT Theodolit adalah instrument/alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. statif ditarik pada

ketinggian yang dikehendaki dan diusahakan kepala statif sedatar

Konstruksi Theodolit Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagi menjadi 3 bagian, lihat gambar di bawah ini :

1. Bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus. 2. Bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggahsumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360 atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g. 3. Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

Macam-Macam Theodolit 1.Theodolit Reiterasi Pada theodolit reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap.Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius. 2.Theodolit Repetisi Pada theodolit repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius. 3. Theodolit Elektro Optis Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal. Bagian-Bagian Theodolit dan Fungsinya

RAMBU UKUR Rambu ukur merupakan alat atau yang kelengkapan digunakan pemetaan

untuk mengetahui Batas Atas (BA), Batas Tengah (BT), dan Batas tersebut Bawah (BA,BT, dan (BB). BB) Komponen-komponen digunakan untuk mencari jarak optis (D) dan Beda Tinggi (dH). Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang berwarna merah dan hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya 1cm. Cara Memasang Rambu Ukur : -Rambu ukur diatur sedemikian rupa dengan cara menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan, kemudian dikunci. -Dasar rambu ukur diletakkan tepat di atas tengah-tengah titik yang akan dibidik. -Rambu ukur tersebut kemudian diusahakan tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan. Supaya rambu ukur tidak miring/condong, maka kita dapat supaya kondisinya benar-benar horizontal. PITA UKUR memasang bubble di belakang rambu ukur. Bubble tersebut diusahan terletak dii tengah lingkaran

Pita ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak secara langsung di lapangan. Kita dapat langsung mencatat hasil pengukuran jika jarak yang kita ukur relatif dekat, namun untuk jarak yang relatif jauh kita harus menggunakan pelurusan agar kita benar-benar memperoleh jarak terpendek dan horizontal. 2. Pembahasan Proses Centering Berikut ini adalah cara untuk mendirikan theodolit dan proses centering : - Statif didirikan di atas titik acuan sampai tribar plat mendatar -Theodolite kemudian diletakkan di tribar plat - Sekrup pengunci centering dikencangkan ke theodolite - Nivo kotak diatur sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut

Sekrup A, B diputar secara bersamaan hingga gelembung nivo bergeser ke arah garis sekrup C. (bila memutarnya ke arah dalam keduanya jg ke arah dalam sebaliknya bila memutarnya kearah keluar sekrup keduanya jg ke arah keluar)

Sekrup c diputar ke arah keluar atau kedalam agar gelembung nivo tepat barada di tengah. - Nivo tabung diatur sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut. -Theodolit diposisikan dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian digeser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titik acuan dilihat dari centering optic. 3. Pembahasan Tentang Cara Pembacaan Sudut 4. Pembahasan Tentang Pengukuran Dengan Rambu Ukur 5. Pembahasan Tentang Pengukuran Dengan Pita Ukur C. KESIMPULAN

ACARA II PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK LANGSUNG

A. LANGKAH KERJA Praktikum perpetaan Acara Pengukuran Sudut Dan Jarak Langsung

dilaksanakan pada : Hari/tanggal Waktu Tempat : Selasa, 3&23 Januari 2012 : 09.00-13.00 WIB : Lapangan Jurusan Teknik Geodesi (untuk pengukuran sudut) &Selatan Gedung Jurusan Teknik Geologi (untuk pengukuran jarak langsung), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada a. Pengukuran Sudut - Praktikum pengukuran sudut diawali dengan pendirian statif dan pemasangan theodolit di atas statif - Meletakkan dua buah titik/target yang akan dihitung sudutnya dengan jarak masing-masing target dari teheodolit 22 meter.

Theodolit

Pengukuran ini dilakukan untuk mencari nilai/besar sudut diantara dua buah titik di lapangan. Sudut yang digunakan adalah sudut horizontal. Pembacaan sudut dapat dilakukan dengan Bacaan Biasa dan Bacaan Luar Biasa. Bacaan biasa menggunakan acuan 00 dan biasanya posisi mikrometer berada di sebelah kanan. Bacaan Luar Biasa menggunakan acuan 1800 dan posisi mikrometer berada disebelah kiri.

b. Pengukuran Jarak Langsung Pengukuran jarak langsung merupakan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan pita ukur. Pengukuran dilakukan dengan cara pemenggalan dan pelurusan. Dalam pengukuran jarak langsung terdapat toleransi ketelitian. Jika ketelitian dari hasil pengukuran melebihi toleransi ketelitian yang telah ditentukan, maka pengukuran tidak diterima dan harus melakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah rumus ketelitian dari hasil pengukuran : Ketelitian : (Selisih PP) / (Rata-rata PP)

B. PRAKTIKUM PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK LANGSUNG

Vous aimerez peut-être aussi