Vous êtes sur la page 1sur 32

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA JURUSAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE

Analytical Hierarchy Process (AHP)


SKRIPSI

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Informatika Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Disusun oleh : Todhi Pristianto 123090246

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Pada Skripsi ini telah dapat dibuat sebuah sistem pendukung keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan komputer menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metodologi yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan perangkat lunak ini adalah Waterfall. Perangkat lunak ini dibuat dengan menggunakan pemrograman PHP dan MySQL. Sistem pendukung keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan komputer menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini dapat menghasilkan 3 alternatif terbaik dari 10 alternatif pilihan perguruan tinggi swasta yang ada di Yogyakarta, dengan kriteria berupa peminat, biaya , fasilitas hobi, rasio komputer-mahasiswa dan kesejahteraan alumni.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jurusan komputer merupakan salah satu jurusan favorit saat ini dikarenakan teknologi informasi sangat cepat berkembang maka lapangan pekerjaan dan bisnis di bidang teknologi informasi menjadi salah satu pilihan yang diincar oleh banyak pihak. Dengan demikian banyak berdiri perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka jurusan komputer. Banyaknya pilihan perguruan tinggi jurusan komputer khususnya di Yogyakarta, membuat calon mahasiswa menjadi bingung dalam memilih perguruan tinggi. Tidak sedikit calon mahasiswa di Yogyakarta berasal dari luar Yogyakarta membuat mereka menjadi merasa asing, bingung, kekurangan informasi mengenai perguruanperguruan tinggi di Yogyakarta. Melalui media internet, seseorang dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Komputer di Yogyakarta Menggunakan Metode AHP ini dapat dijadikan sebuah sistem yang memberikan informasi dan mengatasi masalah kebingungan dalam pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta. Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dalam proses pengambilan keputusan dengan peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan menggunakan hierarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat dipecahkan ke dalam kelompokkelompoknya. Kemudian kelompokkelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Oleh karena itu, metode AHP digunakan dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Komputer di Yogyakarta. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan bagaimana membangun suatu sistem pendukung keputusan pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 1.3 Batasan Masalah Dilihat dari luas ruang lingkup permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), maka dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap permasalahan yang ada, yaitu : 1. Skema hirarki yang dapat diproses oleh sistem ini dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan (level) saja, yakni tujuan, atribut, dan alternatif. 2. Sistem ini tidak memproses bagaimana suatu kasus direpresentasikan ke dalam bentuk hirarki, tetapi hanya mengolah bentukan hirarki dari kasus yang telah disusun dan direpresentasikan oleh user (pengguna) sendiri. 3. Data yang diterima sebagai input oleh sistem yang nantinya akan diproses merupakan data simulasi (data-data pengujian/percobaan), bukan berupa data riil. 4. Penyimpanan terhadap data kuisioner yang akan diproses maupun data yang telah diproses bersifat temporary (sementara). Hal ini berarti bahwa suatu data akan tetap berada di dalam basis data hanya pada saat data tersebut yang diproses. Data tersebut akan dihapus dari basis data atau dilakukan pengosongan pada basis data pada saat dilakukan pemrosesan terhadap data baru.

5. Sistem ini hanya memproses data kuisioner (pemberian pertimbangan indeks kepentingan) dari 1 orang saja, tidak didapat dari multi partisan (tidak melibatkan responden). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan komputer dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), yang diharapkan dapat memberikan informasi perguruan tinggi swasta dan dapat menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat membantu dengan memberikan pertimbangan, mempermudah dan mempercepat proses penentuan suatu alternatif/keputusan terbaik dari berbagai alternatif keputusan yang ada. 1.6 Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi yang dilakukan dalam pengembangan sistem atau pembangunan perangkat lunak yaitu metode Waterfall (siklus air terjun). Model ini juga dikenal dengan nama classic life code (Pressman, 2002). Tahapan dalam metode waterfall atau siklus air terjun adalah : 1. Rekayasa dan pemodelan sistem. 2. Analisis kebutuhan perangkat lunak. 3. Desain. 4. Implementasi. 5. Pengujian. 6. Pemeliharaan. Dalam skripsi ini tahapan yang akan dilaksanakan hanya sampai pada tahap pengujian yang dilakukan hanya sebatas kompilasi dan menjalankan program. 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang gambaran keseluruahan isi skripsi berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendasari pembuatan sistem pendukung keputusan pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahasa analisis dan perancangan perangkat lunak serta penjelasan tentang perangkat lunak yang akan dibangun. BAB IV : IMPLEMENTASI Bab ini berisi tentang implementasi sistem dan menjelaskan cara penggunaan sistem tersebut, pengoperasian sistem serta cara pembuatan sistem. BAB V : PENUTUP Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah disusun.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Sistem merupakan suatu jaringan prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan atau saling berkumpul untuk melakukan suatu interaksi berupa suatu kegiatan atau suatu proses kerja dalam menyelesaikan suatu tujuan dari sistem tersebut. Prosedur merupakan suatu urutan dari tindakan atau aksi yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap kejadian yang berlangsung berulang-ulang. Maksud dari adanya sistem adalah untuk mencapai tujuan pokok dari sistem tersebut. Tujuan pokok ini akan terlaksana apabila terdapat elemenelemen dan prosedur-prosedur di dalam sistem yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan (Jogiyanto, 1995). 2.2 Informasi Informasi merupakan data yang diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan (Jogiyanto, 1995). Sedangkan menurut Gordon B.Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam hal mengambil keputusan saat ini dan masa mendatang (Davis, 1999). 2.3 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) Konsep Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Definisi dari Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur (Daihani, 2001). Sistem Pendukung Keputusan mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya Little Man dan Watson memberi definisi bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur (Suryadi, 2000). Dari berbagai definisi diatas dapat dikatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur (hukum sebab-akibat dari adanya suatu variabel belum pasti/bukan suatu rutinitas). Sistem ini mampu menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai (Davis, 1999). 2.3.1 Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan Beberapa karakteristik yang membedakan sistem pendukung keputusan dengan sistem informasi lainnya adalah (Daihani, 2001) : a. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur. b. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model / teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari informasi.

c. Sistem Pendukung Keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi. d. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan kebutuhan pemakai. 2.3.2 Manfaat Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakainya. Keuntungan yang dimaksud antara lain (Daihani, 2001) : a. Sistem Pendukung Keputusan memperluas kemampuan para pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya. b. Sistem Pendukung Keputusan membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat komplek dan tidak terstruktur. c. Sistem Pendukung Keputusan dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. d. Walaupun suatu Sistem Pendukung Keputusan, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat dijadikan stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya. Karena sistem pendukung keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif. e. Sistem Pendukung Keputusan dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan. 2.3.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga komponen utama atau subsistem yaitu (Daihani, 2001) : 1. Subsistem Data (database) Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan penyedia data bagi sistem. Data yang digunakan / diproses oleh sistem merupakan suatu data yang bersifat simulasi. Data yang dimaksud tersebut disimpan dalam satu pangkalan data (database) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem pangkalan data. 2. Subsistem Model (modelbase) Keunikan dari sistem pendukung keputusan adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model keputusan. Kalau pada pangkalan data (database), organisasi data dilakukan oleh manajemen pangkalan data, maka dalam hal ini ada fasilitas tertentu yang berfungsi sebagai pengelola berbagai model yang disebut dengan pangkalan model (modelbase). 3. Subsistem Dialog (user system interface) Keunikan lainnya dalam sistem pendukung keputusan adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif, fasilitas atau subsistem ini dikenal sebagai subsistem dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem diartikulasikan dan diimplementasikan sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Hubungan antar ketiganya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Subsistem Data (database)

Subsistem Model (modelbase)

Subsistem Dialog (user system interface)

user

Gambar 2.1 Komponen Utama SPK

2.4 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk menilai preferensi responden yang dikaitkan dengan pembandingan bobot kepentingan antara beberapa atribut serta pembandingan beberapa alternatif pilihan (Suryadi, 2000). AHP menerapkan model dengan hirarki fungsional dimana input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompokkelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Permadi, 1992). Dengan demikian, AHP dapat digunakan untuk membuat suatu strukturisasi permasalahan yang kompleks serta konsekuensi yang ditimbulkan dari pembobotan tersebut. Interaksi beberapa faktor seringkali juga melibatkan faktor-faktor yang tidak terkuantifikasi sehingga penggunaan preferensi akan sangat membantu dalam AHP terutama untuk pemunculan sesuai skala yang telah ditetapkan. 2.4.1 Keuntungan Penggunaan AHP Beberapa keuntungan penggunaan AHP antara lain (Saaty, 1988) : 1. Unity : AHP mudah dipahami dan menjadi model yang fleksibel untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur. 2. Complexity : AHP mengintegrasikan secara deduktif dan menggunakan pendekatan sistem untuk permasalahan yang kompleks, dan sebagainya. 3. Interdependence : AHP bisa menyetujui situasi yang tergantung dari elemen dalam sistem dan tidak menolak suatu pemikiran. 4. Hierarchy Structuries : AHP selalu berpikiran alami untuk beberapa elemen dari sistem yang disusun ke dalam level yang bertingkat dan untuk kelompok seperti elemen dalam bagian level. 5. Measurement : AHP memberikan skala untuk mengukur hal-hal yang tidak dapat diukur dan merupakan metode untuk menetapkan prioritas. 6. Consistency : AHP memberikan jalur konsistensi logis dari pendapat-pendapat yang digunakan dalam menetapkan prioritas.

7. Synthesis : AHP merupakan petunjuk untuk secara keseluruhan perkiraan keinginan dari tiap-tiap alternatif yang ada. 8. Trade-off : AHP memberikan pertimbangan prioritas relatif dari faktor-faktor dalam sistem dan memungkinkan orang untuk menentukan alternatif terbaik dalam mencapai tujuan mereka. 9. Judgement and Consensus : AHP tidak menuntut konsensus tapi sistematis hasil yang representatif dari bermacam-macam pendapat. 10. Process Repetition : AHP memungkinkan orang untuk menyaring pengertian dari masalah dan untuk memperbaiki pendapat mereka dan pengertian penyelesaian pengulangan. 2.4.2 Prinsip Kerja AHP Prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut (Suryadi, 2000) : 1. Prinsip Penyusunan Hirarki Rancangan dalam menyusun hirarki tergantung pada jenis keputusan yang akan diambil. Oleh sebab itu, perlu adanya penyederhanaan masalah yang bersifat kompleks sehingga bersifat khusus dan tampak nyata dengan menyusunnya secara bertingkat dalam kelompok atribut maupun alternatif. 2. Penetapan Bobot Prioritas Penetapan prioritas elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah membuat perbandingan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan, yakni membandingkan secara berpasangan seluruh elemen untuk setiap elemen untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan tersebut ditransformasikan dalam bentuk matriks untuk maksud analisis numerik. Penetapan bobot prioritas diatur seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan

Intensitas Kepentingan 1

Definisi Verbal Kedua elemen sama pentingnya dibanding yang lain. Sebuah elemen lebih lemah tingkatan kepentingannya dibandingkan dengan satu elemen lainnya Sebuah elemen lebih esensial atau mempunyai tingkat kepentingan yang kuat dibandingkan dengan elemen lain. Sebuah elemen menunjukan tingkat kepentingan yang sangat kuat dibandingkan dengan elemen lainnya Salah satu elemen menunjukan tingkat kepentingan yang mutlak 7

Penyelesaian Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama Pendapat sedikit memihak kepada sebuah elemen dibandingkan elemen yang lainnya Pendapat secara kuat memihak pada sebuah elemen dibandingkan dengan elemen lainnya. Sebuah elemen secara kuat disukai dan dominannya tampak dalam praktek. Bukti yang menunjukan bahwa suatu elemen lebih penting daripada elemen

2/ 4/ 6/ 8 1/3, 1/5, 1/7, 1/9

lebih tinggi bila lainnya adalah sangat dibandingkan dengan elemen jelas. lainnya. Nilai tengah diantara dua Nilai-nilai ini diberikan pendapat yang bila diperlukan suatu berdampingan. kompromi Digunakan bila elemen horizontal ketika dibandingkan terhadap elemen yang vertical justru memiliki nilai yang lebih baik atau lebih disukai

* sumber : Thomas L.Saaty, Decission Making for Leader, 1986

Proses ini akan menghasilkan suatu prioritas lokal dari tingkatan tersebut.

3. Prinsip Konsistensi Logis Konsistensi logis merupakan indikator pendekatan matematis yang merupakan acuan penilaian untuk berpasangan yang digunakan dalam AHP. Perhitungan ini dilakukan pada atribut utama dari kerangka hirarki yang disusun, yaitu apabila nilai yang didapat dari hasil perhitungan 0.1, maka konsistensi penilaian secara umum dapat dinilai baik atau dapat diterima dan dapat dilakukan perhitungan pada tahap berikutnya. Prosedur perhitungan Consistency Ratio (CR) sebagai berikut : a. Membuat matriks perbandingan, kemudian diubah dalam bentuk desimal. b. Mengalikan matriks perbandingan tersebut dengan matriks bobot prioritas. c. Membagi setiap elemen matriks hasil dengan elemen matriks bobot prioritas (misalnya disebut matriks Y). d. Menghitung nilai maksimum Eigen / Maximum Eigen Value (max), sebagai berikut : Jumlah elemen pada matriks Y ....(2.1) max = N e. Menghitung nilai Consistency Index (CI) max N CI = ...(2.2) N 1 f. Menghitung Consistency Ratio (CR) CI CR = .....(2.3) Random Index (tabel) Nilai Random Index diambil dari kesesuaian pada ukuran matriks.
Tabel 2.2 Data Indeks Random (IR)

Ukuran Matriks

IR (Inconsistency)

Ukuran Matriks

IR (Inconsistency)

1,2 3 4 5 6 7

0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32


8

9 10 11 12 13 14

1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57

1,41

15

1,59

* sumber : Thomas L.Saaty, Decission Making for Leader, 1986

g. Jika CR 0.1, maka proses dapat dilanjutkan. Namun bila CR > 0.1, maka proses kuisioner akan digugurkan atau proses kuisioner harus diulang. 4. Mengalikan nilai prioritas lokal dari tiap opsi dengan nilai prioritas lokal dari opsi yang berada pada tingkatan di atasnya (parent node) sehingga menghasilkan suatu nilai prioritas global. Dengan nilai prioritas global pada tiap-tiap alternatif, alternatif-alternatif akan diurutkan berdasar nilai prioritas global yang dimilikinya. Dari pengurutan ini, akan diperoleh pertimbangan alternatif terbaik yang dapat dilihat dari angka terbesar yang ditunjukkan oleh nilai prioritas global.

2.4.3 Contoh Kasus AHP Sesuai dengan prinsip kerja AHP yang telah diterangkan di atas, berikut adalah contoh penerapan pada suatu kasus. 1 Hierarki Keputusan

Gambar 2.2 Hirarki tujuan proses pemilihan perguruan tinggi

2 Perbandingan Kriteria a) Membuat matriks perbandingan berpasangan kriteria.


Tabel 2.3 Matriks perbandingan kriteria
Kriteria Mnt [L1] Bya [L2] Fbj [L3] Fhb [L4] Jumlah Mnt [L1] 1 [L11] 7 [L21] 5 [L31] 1/3 [L41] 13.333 Bya [L2] 1/7 [L12] 1 [L22] 1/3 [L32] 1/3 [L42] 1.808 Fbj [L3] 1/5 [L13] 3 [L23] 1 [L33] 1/3 [L43] 4.533 Fbh [L4] 3 [L14] 3 [L24] 3 [L34] 1 [L44] 10

Didalam perhitungan kriteria nilai pembanding yang digunakan adalah: a. Pada L11, L22, L33, L44 adalah 1 karena memiliki tingkat kepentingan yang sama. b. Pada L14, L23, L24, L34 adalah 3 karena memiliki tingkat kepentingan yang cukup penting. c. Pada L31 adalah 5 karena memiliki tingkat kepentingan yang lebih penting. d. Pada L21 adalah 7 karena memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting. e. Dan pada baris jumlah adalah penjumlahan pada masing masing kolom. Membuat matriks nilai kriteria.
Tabel 2.4 Matriks nilai kriteria
Kriteria Mnt Mnt 0.075 Bya 0.078 Fbj 0.044 Fhb 0.3 jumlah 0.497 Bobot Prioritas 0.124

Bya Fbj Fbh

0.525 0.375 0.024

0.533 0.184 0.184

0.661 0.22 0.073

0.3 0.3 0.1

2.019 1.079 0.381

0.504 0.269 0.095

b) Membagi tiap elemen pada kolom dengan jumlah kolom berkesesuaian dan menjumlahkan tiap baris dan membagi dengan jumlah elemen untuk mendapatkan prioritas. c) Membuat indek konsistensi (CI) maks n / n-1 maks = (13.333 x 0.124) + (1.808 x 0.504) + (4.533 x 0.269) + (10 x 0.095) = 1.653 + 0.911 + 1.219 + 0.95 = 4.733 CI = 4.733 4 / 4 1 = 0.733 / 3 = 0.244 d) Membuat rasio konsistensi (CR) CR = CI / RI RI = diambil dari pembangkit nilai acak.
Tabel 2.5 Pembangkit nilai acak
Ukuran Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nilai RI 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57

Tabel 2.6 Lanjutan tabel pembangkit nilai acak

Karena matriks berordo 4 maka nilai RI = 0.90 CR = 0.244 / 0.90 = 0.271 3 Perbandingan Alternatif a) Perbandingan alternatif minat
Tabel 2.7 Perbandingan alternatif minat
Minat UPN Amikom UII Jumlah UPN 1 1/3 1 2.33 Amikom 3 1 3 7 UII 1 1/3 1 2.33

Tabel 2.8 Bobot Prioritas alternatif minat


Minat UPN Amikom UII UPN 0.42 0.14 0.42 Amikom 0.42 0.14 0.42 UII 0.42 0.14 0.42 Bobot Prioritas 0.42 0.14 0.42

b) Perbandingan alternatif biaya


Tabel 2.9 Perbandingan alternatif biaya

10

Biaya UPN Amikom UII Jumlah

UPN 1 3 1/3 4.333

Amikom 1/3 1 1/5 1.533

UII 3 5 1 9

Tabel 2.10 Bobot Prioritas alternatif biaya


Biaya UPN Amikom UII UPN 0.0.23 0.69 0.07 Amikom 0.21 0.65 0.13 UII 0.33 0.55 0.11 Bobot Prioritas 0.25 0.63 0.1

c) Perbandingan alternatif fasilitas belajar


Tabel 2.11 Perbandingan alternatif fasilitas belajar
Biaya UPN Amikom UII Jumlah UPN 1 1 1 3 Amikom 1 1 1 3 UII 1 1 1 3

Tabel 2.12 Bobot Prioritas alternatif fasilitas belajar


Biaya UPN Amikom UII UPN 0.33 0.33 0.33 Amikom 0.33 0.33 0.33 UII 0.33 0.33 0.33 Bobot Prioritas 0.33 0.33 0.33

d) Perbandingan alternatif fasilitas hobi


Tabel 2.13 Perbandingan alternatif fasilitas hobi
Biaya UPN Amikom UII Jumlah UPN 1 1/3 3 4.33 Amikom 3 1 5 9 UII 1/3 1/5 1 1.52

Tabel 2.14 Bobot Prioritas alternatif fasilitas hobi


Biaya UPN Amikom UII UPN 0.23 0.07 0.69 Amikom 0.33 0.11 0.55 UII 0.21 0.13 0.65 Bobot Prioritas 0.25 0.1 0.63

4 Prioritas Global
Tabel 2.15 Prioritas Global
Kriteria Bobot UPN Amikom UII Pmt 0.124 0.42 0.14 0.42 Bya 0.504 0.25 0.63 0.1 Fbj 0.269 0.33 0.33 0.33 Fbh 0.095 0.25 0.1 0.63 Prioritas Global 0.289 0.431 0.249

11

Hasil akhir prioritas global menyatakan point UPN 0.289, Amikom 0.431 dan UII 0.249 maka Amikom keluar sebagai solusi yang sesuai dengar kriteria lebih penting biaya dan fasilitas belajar. 2.5 Metodologi Waterfall (Siklus Air Terjun) Waterfall merupakan suatu bentuk permodelan yang menggambarkan proses untuk rekayasa perangkat lunak yang mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan (Pressman, 1997). Tahapan dalam metodologi Waterfall meliputi : 1. Rekayasa dan pemodelan sistem, yakni meliputi pengumpulan kebutuhan sistem dengan disertai sejumlah kecil analisis serta desain. 2. Analisis kebutuhan perangkat lunak, yakni meliputi pengintensifan dan pemfokusan terhadap pengumpulan kebutuhan perangkat lunak. 3. Desain, yakni penerjemahan kebutuhan ke representasi perangkat lunak. 4. Generasi Kode, yakni menerjemahkan desain kedalam kode pemrograman. 5. Pengujian, yakni tahap pengujian program yang telah dihasilkan dengan tujuan untuk mengantisipasi, menemukan, dan mengatasi kemungkinan munculnya kesalahan dalam pengoperasian sistem. 6. Pemeliharaan, yakni meliputi penyesuaian perangkat lunak dengan perubahan-perubahan di lingkungan eksternal, serta menangani kesalahan-kesalahan akibat perubahan tersebut.

Gambar 2.3 Model Waterfall

2.6 Diagram Alir Data (DAD) DAD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. DAD merupakan alat yang dipakai pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). DAD juga merupakan dokumentasi dari sistem yang baik (Jogiyanto, 1989). Beberapa simbol yang digunakan di DAD :
Tabel 2.16 Notasi simbol DAD
No 1. Komponen DAD Kesatuan luar (external entity) atau batas sistem (boundary) Simbol

2.

Arus data atau aliran data (data flow)

12

Tabel 2.17 Lanjutan tabel notasi simbol DAD


No 3. Komponen DAD Proses (Proces) Simbol

4.

Simpanan data (data store)

1. Kesatuan Luar (External Entity) atau Batas Sistem (Boundary) Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. 2. Arus Data (data flow) Arus data pada DAD mengalir diantara proses, simpanan data, dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari arus data dituliskan disamping garis panahnya. 3. Proses (process) Suatu proses adalah kegiatan atau karya yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar di proses. 4. Simpanan Data (data store) Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa elemen dari suatu data database atau satu bagian dari record. 2.7 Basis Data Basis data adalah kelompok data (arsip) yang saling berhubungan dan diorganisasikan dengan prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Kumpulan data tersebut disimpan secara bersama sedemikian rupa tanpa adanya pengulangan (redundansi) yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang kemudian disimpan dalam media elektronis. Basis data memiliki komponen-komponen yang disebut entitas, dan didalam entitas ada atribut yang menerangkan entitas tersebut. Komponen-komponen basis data seperti ini digunakan dalam pemodelan data dengan ERD (Entity Relationship Diagram) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang memiliki relasi satu sama lain. Dalam pengolahannya, basis data memiliki operasi-operasi dasar antara lain, pembuatan basis data (create database), penghapusan basis data (drop database), pembuatan file atau tabel (drop table), penghapusan file atau tabel (drop tabel), penambahan atau pengisian data baru (insert), pengambilan data (retrieve atau search), pengubahan data (update), dan penghapusan data (delete).

13

Basis data disusun untuk memenuhi beberapa tujuan atau objektifitas penggunaan antara lain, kecepatan dan kemudahan memperoleh data (speed), efisiensi ruang penyimpanan (space), keakuratan (accuracy), ketersediaan (availability), kelengkapan (completeness), keamanan (security) dan kebersamaaan pemakai (shareability) (Fathansyah, 2001). 2.7.1 Model Entity Relationship Diagram Ada dua komponen utama pembentuk model Entity Relationship yaitu entitas (entity) dan relasi (relation).Dalam Entity Relationship, hubungan relasi yang dapat terjadi antara himpunan entitas yang satu dengan himpunan entitas-entitas yang lain diantaranya adalah : 1. Satu ke satu (one to one) Suatu entitas pada himpunan entitas A hanya dapat berhubungan dengan satu dan hanya satu entitas pada himpunan entitas B, dan entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan dengan satu dan hanya satu entitas pada himpunan entitas A. 2. Satu ke banyak (one to many) Suatu entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A. 3. Banyak ke banyak (many to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada himpunan entitas B dan setiap entitas pada himpunan entitas B juga dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada himpunan entitas A. Metode Entity Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta, dapat digambarkan dengan lebih sistematis menggunakan ERD . Notasi simbolik dalam ERD yaitu (Fathansyah, 2001):
Tabel 2.18 Komponen Diagram E-R
No 1. 2. Simbol Keterangan Persegi panjang, himpunan entitas menyatakan

3.

Lingkaran / Elip, menyatakan atribut (atribut yang sebagai key di garis bawahi) Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dan atributnya.

4.

2.7.2 Pembuatan ERD Pembuatan ERD dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pembuatan ERD awal (preliminary design) dan tahap optimasi ERD akhir (final design). Langkah-langkah teknik untuk menghasilkan ERD awal adalah : 1. Mengidentifikasikan semua himpunan entitas yang terlibat. 2. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas. 3. Mengidentifikasikan dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitashimpunan entitas yang ada beserta foreign key-nya. 14

4. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi. 5. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif (non key). Pada tahap optimasi ERD akhir (final design) akan dilakukan koreksi terhadap hasil tahap pertama. Bentuk koreksi yang terjadi bisa berupa penggabungan himpunan entitas, pengubahan derajat relasi, penambahan relasi baru hingga pengubahan (penambahan dan pengurangan) atribut-atribut untuk tiap-tiap entitas. 2.8 Flowchart Flowchart adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) dari dalam program atau prosedur sistem secara logika. Flowchart digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Flowchart program merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program (Jogiyanto, 1989). Berikut ini adalah gambar dari simbolsimbol standar yang telah digunakan pada penggambaran flowchart program :
Tabel 2.19 Notasi Simbol Flowchart
No 1. Simbol Flowchart Proses Simbol

2.

Arus

3.

Keputusan

4.

Titik terminal

5.

Input / Output

6.

Penghubung / koneksi

7.

Nilai awal

8.

Proses terdefinisi

2.9 PHP (Hypertext Preprocessor) Hypertext Preprocessor (PHP) merupakan bahasa pemrograman yang dapat dimasukkan atau disisipkan ke dalam sebuah halaman HTML. PHP biasa digunakan untuk memrogram situs web yg sifatnya dinamis. PHP juga dapat digunakan untuk membangun sebuah Content

15

Management System (CMS), yang memungkinkan seseorang untuk menambahkan atau mengubah isi dari suatu situs web. Pada awalnya PHP merupakan kependekan dari Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted (FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah data formulir dari web. Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP. Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan. Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP dirubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing. Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi. Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek 2.10 SQL SQL (Structure Query Language) merupakan bahasa yang menjadi standar pada pemrograman basis data. SQL banyak digunakan pada server basis data atau sering disebut juga server RDBMS, seperti Oracle, MSSQL Server, DB2, Informix, dan Interbase. Pada dasarnya perintah-perintah pada SQL dibagi menjadi dua, yaitu DML (Data Manipulation Language) dan DDL (Data Definition Language). Perintah-perintah pada DML digunakan untuk memanipulasi tabel, seperti menambah record (Insert), menghapus data (Delete), dan sebagainya. Perintahperintah pada DDL digunakan untuk membuat tabel (Create Table), membuat indeks (Create Index), dan sebagainya. (Pranata, 1998) 2.11 Studi Pustaka Sebagai studi pustaka, tema yang diangkat dalam skripsi ini adalah Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Komputer Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Priyambodo Jati, mahasiswa teknik informatika UPN Veteran Yogyakarta pada tahun 2006 dengan mengangkat tema Aplikasi AHP (Analytical Hierarchy Process) Untuk Pendukung Pengambilan Keputusan. Analisa dan penelitian yang dilakukan oleh Priyambodo Jati adalah pembangunan perangkat lunak yang menggunakan metode AHP dan pemrograman Delphi sebagai penentu prioritas dari faktor-faktor / pilihan alternatif yang sifatnya lebih umum. Dalam pengertian bahwa objek-objek (faktor) yang nantinya termuat dalam struktur hirarki dapat mengadaptasi perubahan-perubahan yang ada, baik pada jenis faktor maupun pertimbangan adanya penyesuaian jumlah faktor yang terlibat.

16

Sedangkan pada tema penelitian ini, pembangunan perangkat lunak lebih dikhususkan pada suatu tema tertentu, yaitu tentang pemilihan universitas swasta jurusan komputer dengan memiliki penentuan faktor hirarki yang telah dibatasi sebagaimana tujuan pembuatan perangkat lunak. Faktor hirarki yang telah ditetapkan merupakan faktor-faktor terpenting yang biasanya digunakan para mahasiswa dalam menentukan perguruan tinggi, sehingga faktor-faktor yang lain dapat dikesampingkan. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Sistem yang dibangun adalah menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilan keputusan. Objek yang akan dianalisa adalah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang memiliki jurusan komputer. Dalam sistem ini telah diberikan beberapa kriteria pemilihan antara lain, peminat, biaya, fasilitas hobi, kesejahteraan alumni dan rasio komputermahasiswa, sehingga mempermudah user untuk menentukan pilihan sesuai dengan kampus yang dikehendaki. Data yang digunakan dalam sistem ini adalah data yang telah didapat dari data-data perguruan tinggi swasta dan KOPERTIS wilayah V Yogyakarta yang telah diolah sedemikian rupa menjadi data simulasi. Sistem ini akan memberikan pertimbangan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada, yang kemudian dapat diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan suatu alternatif terbaik diperoleh dari suatu proses perhitungan sistematis di dalam metode AHP yang meliputi proses pembobotan pada kuisioner (perbandingan opsi), penghitungan priority weight sebagai pemberi nilai prioritas lokal, penghitungan consistency ratio (CR) sebagai indikator apakah proses kuisioner (pembobotan) dapat diterima atau ditolak sehingga proses kuisioner harus diulang. Pada satu tingkatan (level), proses akan berakhir pada penghitungan nilai prioritas lokal. Bila semua opsi (di setiap level) pada hirarki telah diperoleh nilai prioritas lokalnya, proses dilanjutkan pada tahapan terakhir metode AHP, yakni penghitungan prioritas global dari setiap alternatif dipandang dari atributnya (parent atribut) yang bersesuaian dengan melibatkan nilai prioritas lokal dari alternatif maupun atribut. Prioritas global dari tiap alternatif inilah yang nantinya digunakan sebagai landasan penentuan alternatif terbaik. Dimana alternatif dengan nilai prioritas global terbesar diasumsikan sebagai alternatif terbaik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk menangani proses pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan memberikan informasi perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta kepada pengguna sistem ini. 3.2 Rancangan Proses Rancangan proses sistem merupakan suata gambaran atau perancangan sistem perangkat lunak yang akan dibuat. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem baru yang telah dibuat dan untuk memberikan gambaran perancangan yang lengkap sebagai penuntun bagi programmer dalam membangun sistem. Perancangan ini meliputi perancangan diagram alir data (DAD), pemodelan analytical hierarchy proses (AHP), rancangan tabel, relasi antar tabel serta rancangan masukan dan keluaran.

17

Rancangan proses di dalam perangkat lunak ini digambarkan dalam suatu Diagram Alir Data (DAD) seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar dibawah ini. 1. DAD Level 0 Diagram arus data adalah suatu model untuk menggambarkan asal data, tujuan data serta proses yang terjadi pada suatu sistem. Hal pertama dalam membuat diagram arus data dalam merancang sistem ini adalah membuat diagram konteks yang menggambarkan sistem secara keseluruhan.

Gambar 3.1 Diagram Alir Data Level 0

Dari diagram konteks diatas dapat dilihat bahwa adanya data yang dimasukan oleh admin yaitu data perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta yang mencakup data kriteria, intensitas dan nilai ahp. Sedangkan data yang dimasukan oleh user adalah data pendaftaran member agar dapat menggunakan sistem ini. 2. DAD Level 1

Gambar 3.2 Diagram Alir Data Level 1

Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada diagram arus data level 1 diatas terlihat bahwa terjadi beberapa jenis proses yaitu : 18

1. 2.

3.

4.

Olah data. Proses ini merupakan pengisian data oleh admin yang berupa data kriteria, data intensitas dan data perguruan tinggi swasta Login. Admin dapat melakukan tambah/hapus/edit perguruan tinggi, tambah/hapus/edit kriteria, tambah/hapus/edit intensitas, tambah/hapus/edit nilai ahp, tambah/hapus/edit user dan tambah/hapus/edit admin. Sedangkan user hanya bisa melakukan registrasi dan mengganti password. Perhitungan SPK AHP. Proses ini nilai ahp dan pembobotan yang diberikan user digabungkan ke dalam model matematika ahp dan akan menghasilkan alternatif yang ditampilkan kepada user. Olah data ahp. Pada proses ini data intensitas, data kriteria dan data perguruan tinggi dikombinasikan menjadi nilai ahp.

3.3 Rancangan Basis Data Basis data merupakan salah satu komponen yang penting karena berfungsi sebagai basis penyedia data baik bagi pengguna maupun sistem. Basis data yang digunakan pada proses penghitungan nantinya hanya bersifat temporary, kecuali pada data user, data admin dan datadata atribut, karena pengolahan terhadap data hanya dilakukan pada setiap kali sistem dioperasikan atau dilakukan proses perhitungan baru. Penekanan dari data yang disimpan secara temporary merupakan data yang diperoleh dari perhitungan-perhitungan pada matrik ekuivalen, pembobotan, dan prioritas global. 3.3.1 Diagram Entity Relationship Entitas yang diperlukan digambarkan dalam Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R). Diagram E-R aplikasi AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah seperti berikut ini :

19

Gambar 3.3 Diagram Entity-Relationship

3.3.2 Hasil Perancangan Basis Data 1. Tabel Perguruan Tinggi (perti)


Tabel 3.1 Tabel Perguruan Tinggi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Field kd_pts Pts berdiri alamat Web Mail Tlp Ket int (2) varchar (50) Varchar (4) varchar (50) varchar (30) varchar (30) varchar (12) Text Type Description identitas perguruan tinggi nama perguruan tinggi Tahun berdiri perguruan tinggi alamat perguruan tinggi alamat website alamat email no telepon keterangan perguruan tinggi Constraint Primary key Not null Not null Not null null null Not null null

20

2. Tabel Kriteria
Tabel 3.3 Tabel Kriteria
No 1 2 3 Field kd_krit Kriteria keterangan Type varchar (2) varchar (15) text Description identitas kriteria kriteria pemilihan keterangan Constraint Primary key Not null Not null

3. Tabel Intensitas
Tabel 3.4 Tabel Intensitas
No 1 2 Field id_ints Ints Type varchar (2) varchar (15) Description identitas intensitas intensitas Constraint Primary key Not null

4. Tabel Nilai AHP (nilai_ahp)


Tabel 3.5 Tabel Nilai AHP
No 1 2 3 4 No 1 2 3 4 Field Id kd_pts kd_krit kd_ints Field Id halaman Konten status int (2) varchar (25) Text Enum (0,1) int (2) varchar (3) varchar (3) varchar (3) Type Type Description identitas nilai AHP identitas perguruan tinggi identitas kriteria identitas intensitas Description identitas halaman Nama halaman Isi konten halaman identitas status halaman Constraint Primary key Foreign key Foreign key Foreign key Constraint Primary key Not null Not null Not null

5. Tabel Halaman

6. Tabel Anggota
Tabel 3.6 Tabel User
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Field Id nama user pass Sex almt mail Pkjn int (2) varchar (30) varchar (20) varchar (32) enum (p,w) varchar (50) varchar (40) varchar (30) Type Description identitas user nama user login user password login jenis kelamin alamat user email user pekerjaan user Constraint Primary key Not null Not null Not null Not null Not null Not null Not null

21

7. Tabel Admin
Tabel 3.7 Tabel Admin
No 1 2 3 Field Id User Pass int (2) varchar (20) varchar (32) Type Description identitas admin login admin password login Constraint Primary key Not null Not null

3.3.3 Relasi Antar Tabel Hubungan atau relasi antara tabel atribut, tabel alternatif, dan tabel AHP_alt dapat dilihat sebagai berikut:
Kriteria Perguruan Tinggi Kd_pts _ Pts Almt Web Mail Tlp Ket Intensitas Nilai AHP Id Kd_pts Kd_krit Kd_ints Kd_krit Krit

Kd_ints User Admin Ints

Id Nama User Pass Sex Almt Mail Pkjn Id User Pass

Keterangan Relasi One To One Relasi One To Many

Gambar 3.4 Relasi Antar Tabel

3.4 Flowchart Flowchart yang digambarkan berikut ini merupakan flowchart dari proses perhitungan AHP yang merupakan suatu alur proses sistematis yang nantinya digunakan sebagai dasar dari pembangunan aplikasi AHP untuk pendukung pengambilan keputusan.

22

Gambar 3.5 Flowchart Proses Perhitungan AHP

3.5 Rancangan Masukan dan Keluaran Rancangan masukan dan keluaran digunakan untuk menggambarkan seluruh proses masukan dan keluaran data yang ada pada sistem ini. 3.5.1 Perancangan Masukan Perancangan halaman masukan, atara lain: 1. Rancangan Masukan Data Registrasi User 2. Rancangan Masukan Data Kriteria 3. Rancangan Masukan Data Intensitas 4. Rancangan Masukan Data Perguruan Tinggi 5. Rancangan Masukan Data Nilai AHP 3.5.2 Perancangan Keluaran Perancangan halaman keluaran, antara lain: 1. Rancangan Keluaran Data Perguruan Tinggi 2. Rancangan Keluaran Data Nilai AHP 3. Rancangan Keluaran Data Pemilihan Perguruan Tinggi

23

BAB IV IMPLEMENTASI
Dalam bab implementasi ini akan menampilkan antarmuka halaman halaman yang terdapat pada sistem pendukung keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta dan akan dijelaskan beberasa aturan dan penulisan program pada saat mengimplementasikan perancangan. 4.1 Perangkat Keras Yang Digunakan Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah perangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : Processor : Pentium IV 2.4 GHz Memory : 512 Mb DDR Vga Card : ATI Radeon 9550 Harddisk : 1 Tb Perangkat keras minimum yang dapat digunakan untuk menjalankan apilkasi ini adalah sebagai berikut : Processor : AMD Athlon XP atau Intel Pentium III Memory : 128 Mb Vga Card : 8Mb dengan resolusi 1024 x 768 Harddisk : 20Gb 4.2 Pembahasan Aplikasi Program Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi program komponen yang dibutuhkan program, proses proses pada masing masing scene program dan penulisan source code. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Komputer di Yogyakarta mempunya 14 antarmuka utama, yaitu : 4.2.1 Halaman Utama Sistem Ini Tampilan utama ini sebagai tampilan awal bagi pengguna sistem yang akan menggunakan sistem ini. Tampilan pada halaman utama sistem ini dapat di lihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Halaman Home

24

4.2.2 Halaman Pendaftaran Anggota Halaman pendaftara anggota ini digunakan untuk melakukan proses pendaftaran bagi pengguna sistem yang ingin melakukan proses pemilihan perguruan tinggi. Tampilan pada halaman pendaftaran anggota dapat di lihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Halaman Pendaftaran Anggota

4.2.3 Halaman Login Anggota Halaman login anggota ini digunakan untuk melakukan proses loogin bagi pengguna sistem yang ingin melakukan proses pemilihan perguruan tinggi. Tampilan pada halaman login anggota dapat di lihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Login Anggota

4.2.4 Halaman Info Perguruan Tinggi Halaman infor perguruan tinggi ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah berhasil login ke dalam sistem ini, dimana data data seputar perguruan tinggi yang akan di pilih ada pada halaman ini. Tampilan pada halaman info perguruan tinggi dapat di lihat pada gambar 4.4.

25

Gambar 4.4 Halaman Info Perguruan Tinggi

4.2.5 Halaman Info Anggota Halaman info anggota ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah berhasil login ke dalam sistem ini dan data anggota tersebut yang akan di tampilkan pada system ini. Tampilan pada halaman info anggota dapat di lihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Halaman Info Anggota

4.2.6 Halaman Ubah Profil Anggota Halaman ubah profil anggota ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah berhasil login ke dalam sistem ini dan akan melakukan proses perubahan data anggota tersebut, seperti nama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat dan email. Tampilan pada halaman ubah profil anggota dapat di lihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Halaman Ubah Profil Anggota

4.2.7 Halaman Ganti Password Anggota Halaman ganti password anggota ini digunakan untuk merubah password login anggota dan hanya dapat diganti oleh anggota yang berhasil login ke dalam sistem dan hanya merubah password anggota tersebut. Tampilan pada halaman ganti password anggota dapat di lihat pada gambar 4.7. 26

Gambar 4.7 Halaman Ganti Password Anggota

4.2.8 Halaman Perbandingan Kriteria Halaman perbandingan kriteria ini digunakan untuk langkah awal dalam proses pemilihan perguruan tinggi dimana pada halaman ini akan dilakukan perbandingan dari masing masing kriteria yang disediakan yaitu biaya pendidikan, jumlah peminat, rasio komputer dan mahasiswa, fasilitas pendukung dan kesejahteraan alumni. Tampilan pada halaman perbandingan kriteria dapat di lihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Halaman Perbandingan Kriteria

4.2.9 Halaman Hasil Perhitungan Halaman hasil perhitungan ini digunakan untuk langkah terakhir dalam proses pemilihan perguruan tinggi dimana pada halaman ini akan dilakukan perhitungan dari masing masing kriteria yang telah dibandingkan dan akan di tampilkan hasil perhitungan dan data perguruan tinggi yang seharusnya di pilih sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh anggota. Tampilan pada halaman hasil perhitungan dapat di lihat pada gambar 4.9.

27

Gambar 4.9 Halaman Hasil Perhitungan

4.2.10 Halaman Login Administrator Halaman login administrator digunakan untuk proses login admin yang akan melakukan pengolahan data pada sistem ini. Tampilan pada halaman login admin dapat di lihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Halaman Login Admin

4.2.11 Halaman Home Administrator Halaman home administrator digunakan untuk halaman utama administrator yang berhasil login ke dalam sistem ini. Tampilan pada halaman home admin dapat di lihat pada gambar 4.11.

28

Gambar 4.11 Halaman Home Admin

4.2.12 Halaman Data Perguruan Tinggi Halaman data perguruan tinggi digunakan untuk menampilkan seluruh data perguruan tinggi yang ada pada sistem ini untuk dijadikan alternatif dalam pemilihan. Tampilan pada halaman data perguruan tinggi dapat di lihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Halaman Data Perguruan Tinggi

4.2.13 Halaman Data Kriteria Pilihan Halaman data kriteria pilihan digunakan untuk menampilkan seluruh data kriteria pilihan yang ada pada sistem ini dan akan dijadikan pertimbangan dalam kriteria pemilihan perguruan tinggi. Tampilan pada halaman data kriteria pilihan dapat di lihat pada gambar 4.13.

29

Gambar 4.13 Halaman Data Kriteria Pilihan

4.2.14 Halaman Data Nilai AHP Halaman data nilai AHP digunakan untuk menampilkan seluruh data intensitas dari masing masing kriteria pada setiap alternatif perguruan tinggi, data ini akan digunakan pada saat penyeleksian alternatif perguruan tinggi sesuai dengan masing masing nilai pada alternatif. Tampilan pada halaman data nilai AHP dapat di lihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Halaman Data Nilai AHP

30

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada uraian dari bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah dibangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan komputer menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 2. Sistem ini memiliki fasilitas Content Management System (CMS) sehingga admin dapat menambah atau merubah isi dari halaman yang digunakan. 5.2 Saran Penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, saran yang akan disampaikan kepada pengembang sistem untuk membuat sistem ini menjadi lebih baik yaitu sebagai berikut : 1. Sistem ini hanya melakukan pemilihan terhadap jurusan Teknik Informatika dengan jenjang strata 1 dan terakreditas B. 2. Pada sistem ini akan jauh lebih baik pemilihan tidak hanya terpaku terhadap jurusan Teknik Informatika dengan jenjang strata 1 dan terakreditasi B, akan lebih baik jika pemilihan dilakukan terhadap semua jurusan di perguruan tinggi. 3. Penambahan metode dalam pemilihan menjadi titik penting karena metode tersebut yang dijadikan sebagai acuan dan menjadikan sebuah keputusan menjadi lebih bagus jika menggunakan lebih dari 1 metode.

31

Vous aimerez peut-être aussi