Vous êtes sur la page 1sur 3

Kromatografi Penukar Ion (Ion Exchange Cromatography)

Kromatografi

ini

mekanisme

pemisahanya

terjadi

berdasarkan

kesetimbangan penukar ion. Fasa diam berupa padatan resin sedangkan fasa geraknya berupa cairan. Contoh dalam perdagangan untuk fasa diam dalam kromatografi kolom adalah Amberlit, dimana digunakan untuk pembuatan air minum. http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/kromatografi-berdasarkan-mekanismepemisahan/

Fase diam berupa penukar kation maupun anion yang terdiri atas gel silika atau polimer dengan berat molekul tinggi dimana merupakan gugus ionik berikatan kimia. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi-cair-liquidchromatography/

Kromatografi pertukaran ion juga merupakan cara analisis dengan teknik pemisahan. Pertukaran ion adalah proses substitusi atau penggantian satu jenssenyawa ionik dengan yang lain terjadi pada permukaan fase stasioner. Fase stasioner tersebut merupakan suatu matriks yang kuat (rigid), yang permukaannya mempunyaimuatan, dapat berupa muatan positif maupun negatif. Bila matriks padat trsebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan negatif seperti gugus sulfonat (-SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar kation. Sebaliknya, bila bermuatan positif, misalnya mempunyai gugus aminkuaterner (N(CH)3+), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion. Kromatografi penukar ion sangat bermanfaat untuk memisahkan molekul molekul bermuatan terutama ion ion baik anion maupun kation. Detektor yang tepatuntuk kromatografi penukar ion untuk menghilangkan gangguan konduktivitas yangberasal dari fase gerak.Kromatografi penukar ion dilakukan dengan fasa diam yang

mempunyaigugus fungsi bermuatan. Kebanyakan mekanisme penukaran ion sederhana: (a) X-+ R +YY-+ R +X- (penukar anion)

Dimana X adalah ion cuplikan Y adalah ion fasa gerak R adalah bagian Inc. Pada resina Pada kromatografi penukar anion ion cuplikan X- bersaing dengan ion fasagerak Y-, terhadap bagian ionik pada penukar ion R. Pemisahan ion sederhana berdasarkan pada perbedaan kekuatan interaksi ion terlarut dengan resina. Jika senyawa terlarut berinteraksi lemah dengan adanya ion fasa gerak, ion terlarut keluar awal pada kromatogram, sedangkan senyawa terlarut yang berinteraksi kuat dengan resina, berarti lebih kuat terikat dan keluar belakangan. Ada banyak macam penukar ion, tetapi penukar ion polisterina berikatan silang paling luas penggunaannya. Gambar 65. b menggambarkan struktur resina penukar anion dengan matriks poliestirena berikatan silang yang sama, tetapi dengan gugus tetraalkilamonium. Resina poliestirena kerng cenderng

mengembang jika dimasukkan dalam pelarut. Air menetrasi ke dalam resina dan hidrasi, membentuk larutan sangat pekat dalam resina. Tekanan osmosa cenderung menekan air lebih banyak ke dalam resina dan padatan itu mengembang, jadi volumenya bertambah. Jumlah air yang diambil resina tergantung pada ion penukar dari resina dan menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan silang. Resina penukaran ion juga mengembang dalam pelarut organik, tetapi pengembangannya lebih kecil daripada dalam air.

http://www.scribd.com/doc/52817287/Kromatografi-Penukar-Ion-Anion

Syarat-syarat bahan yang bisa digunakan untuk fasa diam adalah sebagai berikut: 1. Tidak terlarut pada fasa gerak. 2. Stabil pada kondisi proses yang dikehendaki. 3. Mampu menyerap zat-zat yang dipisahkan. Bahan yang dipakai untuk fasa diam adalah resin penukar ion. Resin penukar ion ini dapat menyerap ion - ion yang dipisahkan, dengan menukarkan ion - ion yang sesuai antara ion fasa diamnya dengan ion pada fasa geraknya. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/79_SubariSantoso717729.pdf

Kromatografi penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion dengan suatu fase gerak. Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. http://lansida.blogspot.com/2010/07/hplc-kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html

Vous aimerez peut-être aussi