Vous êtes sur la page 1sur 6

PENDAHULUAN

Tn. S, 75 tahun seorang pensiunan pada saat pengkajian mengeluhkan kakinya berat dibuat jalan. Keluhan ini dirasakan mulai tahun 2010. Dari hasil anamnesis yang dilakukan, pada tahun 2007 pasien pernah mengalami kejadian serupa. Pada saat itu, klien mengatakan tangan dan kaki sebelah kirinya terasa lemah dan susah untuk digerakkan. Klien memeriksakan kondisinya ke dokter dan didiagnosa stroke. Setelah melakukan minum obat dan kontrol rutin, klien mengatakan keluhan membaik. Oleh dokter, klien dianjurkan untuk minum obat captopril seumur hidup. Kemudian pada tahun 2010, klien mengatakan bahwa kaki kanannya yang terasa susah untuk digerakkan. Klien memeriksakan dirinya ke dokter kemudian oleh dokter diberikan obat furosemid dan amlodipin untuk mengontrol hipertensinya dan obat neuropyron jika ada keluhan pusing. Hasil anamnesis sistem tidak didapatkan keluhan yang berarti, hanya saja klien mengatakan ekstremitasnya sedikit bengkak. Saat ini klien sudah mengurangi asupan garam dan makanan tinggi lemak. Klien pun mengatakan bahwa sering jalan pada pagi hari. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 200/80 mmHg, nadi 80x/menit dan teraba kuat, respirasi 24x/menit, pada pemeriksaan neurologis didapatkan reflex babinski dan hofman tromer positif. Pada pemeriksaan nervus kranialis hanya didapatkan gangguan pada Saya memilih kasus ini sebagai refleksi kasus karena angka kejadian stroke di masyarakat cukup tinggi. Selain itu, kakek saya menderita keluhan serupa yang membuat saya ingin mengetahui lebih dalam tentang penyakit ini. Salah satu hal yang ingin saya ketahui lebih dalam yaitu tentang manfaat akupuntur bagi pasien stroke. Hal ini berkaitan dengan keluhan pasien yang mengatakan kakinya berat dibuat jalan. Saya sempat membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa akupuntur lebih cepat memulihkan kondisi dan meningkatkan status fungsional pasien.

PEMBAHASAN

Untuk menjawab rasa penasaran saya, saya pun mulai membaca referensi tentang stroke mulai dari definisi, epidemiologi, manifestasi klinis, diagnosis, terapi dan komplikasi. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (2006), stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (defisit neurologi fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, belangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga, namun penyebab kecacatan yang paling utama (Price & Wilson, 2006). Secara sepintas dapat berupa parese wajah, atau anggota badan, gangguan sensibilitas, perubahan mendadak status mental, afasia, disartria, gangguan penglihatan, ataksia, vertigo, mual, muntah, nyeri kepala. Stroke merupakan keadaan yang banyak dijumpai di masyarakat luas dan merupakan beban bagi penderita dan keluarganya karena gangguan kelumpuhan yang diderita oleh penderita. Upaya rehabilitasi penderita stroke merupakan hal penting supaya penderita dapat berfungsi semaksimal mungkin dalam hidupnya dan tidak membebani orang lain. Menurut literatur dari Bethesda Stroke Center, akupunktur sebagai salah satu cara pengobatan yang telah dikenal lama dapat berperan serta dalam upaya pengobatan penderita pasca stroke disamping upaya medis yang telah dilakukan. Dari literatur tersebut, saya mulai mencari jurnal tentang akupunktur dalam pengobatan dan rehabilitasi stroke. Dari beberapa jurnal yang saya baca, banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa akupunktur mempunyai efek positif dalam pengobatan dan rehabilitasi stroke tetapi tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa akupunktur tidak memiliki efek positif bagi penderita stroke. Tapi banyak peneliti berpendapat bahwa akupunktur bisa dijadikan terapi

alternatif (komplementer) bagi pasien stroke. Akupunktur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengobatan atau pemeriksaan orang sakit dengan tusuk jarum (cara pengobatan Cina). Pengobatan dan rehabilitasi pada pasien stroke sebaiknya dilakukan seawal mungkin agar tidak terjadi komplikasi atau gangguan fungsional di kemudian hari. Pasien dengan stroke sangat rentan mengalami komplikasi akibat tindakan rehabilitasi yang kurang memadai. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah depresi. Prevalensi depresi pasca stroke berkisar antara 20% sampai 65%. Depresi pasca stroke dihubungkan dengan kecacatan neurologis yang berat, jenis kelamin wanita, dan pasien dengan riwayat depresi sebelumnya. Penyebab depresi pasca stroke sangatlah kompleks. Beberapa peneliti terdahulu

menyebutkan bahwa penyebab depresi pasca stroke adalah gabungan antara kepribadian sebelum stroke, dan berbagai faktor sosial akibat kecacatan dan keterbatasan sosial oleh karena stroke (Bethesda Stroke Center). Tujuan Rehabilitasi penderita stroke menurut WHO : - Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu. - Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan aktivitas sosial. - Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pasien stroke yang mendapat pengobatan akupunktur pulih lebih cepat dan mempunyai perbedaan bermakna dalam perbaikan keseimbangan, mobilitas, kegiatan sehari hari, kualitas hidupnya dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pengobatan dengan akupunktur. Pengobatan untuk stroke ini dikenal sejak 770 221 SM yang tercatat dalam buku The Emperors Canon of Internal Medicine . Stroke merupakan kelainan neurologis paling banyak yang terdapat di klinikklinik akupunktur di Cina. Menurut Diehl et al. (1997) dalam Jeun et al. (2005), akupunktur muncul sebagai pengobatan komplementer dan alternatif penting dalam komunitas ilmiah dan kedokteran Barat. Meskipun mekanisme yang tepat dari akupunktur masih belum diketahui dan perlu penyelidikan lebih lanjut, berbagai data dari hewan

percobaan dan pengamatan klinis menunjukkan akupunktur yang memodulasi aktivitas dalam sistem saraf pusat (SSP), dan pengaruh daerah perawatan yang ditunjuk (Wu et al., 1999). Pengobatan akupunktur memperbaiki sirkulasi darah ke otak dan meningkatkan tekanan parsial oksigen serta suplai zat makanan ke daerah otak yang terletak di sekeliling daerah yang terkena stroke. Menurut Johansson et al. (1993) dalam Hopwood dan Lewith (2005), dalam studi pertama mereka, tidak hanya menunjukkan efek terapetik yang positif dibandingkan dengan plasebo, tetapi juga kemandirian lebih besar pasca perawatan untuk kelompok akupunktur dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pasien yang menerima lebih banyak akupunktur mampu untuk tetap mandiri di rumah mereka sendiri. Menurut Schaechter et al. (2007), terdapat korelasi positif yang signifikan antara perubahan dalam fungsi ekstremitas atas yang terkena (kelenturan dan rentang gerak) dan aktivasi di daerah korteks motorik ipsilesional. Pasien yang diobati dengan verum akupunktur menunjukkan kecenderungan menuju perubahan maksimum yang lebih besar di daerah korteks motorik sebagai dibandingkan dengan mereka yang dirawat dengan akupunktur sham. Menurut Zhang et al. (2008), akupunktur yang dimulai dalam waktu 30 hari setelah onset stroke dapat meningkatkan fungsi neurologis dan mengurangi risiko kematian atau perawatan institusional. Dia menambahkan bahwa akupunktur aman untuk dilakukan tetapi manfaatnya masih belum jelas. Hal ini dikarenakan jumlah pasien terlalu kecil untuk memastikan apakah akupunktur efektif untuk pengobatan iskemik akut atau stroke hemoragik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Shin et al. pada tahun 2007, data menunjukkan bahwa bahwa kombinasi akupunktur dan terapi rehabilitasi meningkatkan range of motion (rentang gerak) bahu dan kekuatan otot pada pasien stroke. Apakah akupunktur mempunyai kelemahan dalam pengobatan dan rehabilitasi pada pasien stroke? Menurut Zhang et al. (2008), akupunktur pada

beberapa orang 6 dari 386 pasien akupunktur (1.55%) mengalami efek samping yang parah seperti pusing, nyeri tak tertahankan dan infeksi pada titik akupunktur. Kelemahan lain yaitu, masih sedikitnya penelitian tentang akupunktur bagi penderita stroke, kualitas dari terapi akupunktur sangat berpengaruh terhadap efektifitas terapi, pengetahuan pasien tentang akupunktur, pengalaman pasien dengan akupunktur dan ketakutan pasien saat melihat jarum akupunktur (Wu, 2010).

KESIMPULAN

Pasien dengan penyakit stroke sangat mudah mengalami komplikasi. Jika ditinjau dari manifestasi klinis, maka keluhan yang paling sering muncul adalah kelumpuhan salah satu sisi anggota badan (hemiparesis). Akibat kelemahan anggota gerak badan itu, secara langsung akan mempengaruhi aktifitas kehidupan sehari-hari pasien. Untuk mempertahankan tingkat fungsional klien, maka diperlukan pengobatan yang tepat dan sedini mungkin. Beberapa terapi alternatif bisa dilakukan dan salah satu terapi alternatif atau komplementer dari penyakit stroke adalah pengobatan dengan menggunakan akupunktur. Meskipun banyak keraguan dari para peneliti tentang manfaat akupunktur untuk memperbaiki kualitas hidup pasien, tetapi terlalu dini untuk membantah bahwa akupunktur tidak mempunyai efek dalam pengobatan rehabilitasi stroke. Dari jurnal yang saya baca, beberapa penelitian menunjukkan adanya efek yang positif setelah diberikan terapi akupunktur secara rutin, yaitu perubahan yang cukup signifikan dalam fungsi ekstremitas (meningkatnya kekuatan otot dan perbaikan rentang gerak). Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai efek dari akupunktur pada stroke rehabilitasi lebih lanjut. Pada kesempatan ini, saya memahami bahwa pengobatan farmakologis (minum dan kontrol rutin) masih mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses rehabilitasi penyakit stroke. Tetapi mengingat pembiayaan yang sangat mahal, maka terapi alternatif akupunktur yang relative lebih murah bisa dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bethesda Stroke Center. http://www.strokebethesda.com/component/option,com_docman/task,cat_v iew/gid,18/Itemid,26/ Hopwood dan Lewith. 2005. Does Acupuncture Help Stroke Patients Become More Independent? The Journal of Alternative and Complementary Medicine Volume 11, Number 1, 2005, pp. 175177 Jeun, et al. 2005. Acupuncture Stimulation for Motor Cortex Activities: A 3T fMRI Study. The American Journal of Chinese Medicine, Vol. 33, No. 4, 573 578 Perdossi. 2006. Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis (SPM) & Standar Prosedur Operasional (SPO) Neurologi; Koreksi Tahun 1999 & 2005. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta Price & Wilson. 2006. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ed. 6. Jakarta: EGC Schaechter, J.D., et al. 2007. Correlated Change in Upper Limb Function and Motor CortexActivation After Verum and Sham Acupuncture in Patients with Chronic Stroke. The Journal Of Alternative And Complementary Medicine Volume 13, Number 5, 2007, pp. 527532 Shin, B. et al. 2007. Effectiveness of Combined Acupuncture Therapy and Conventional Treatment on Shoulder Range of Motion and Motor Power in Stroke Patients with Hemiplegic Shoulder Subluxation: A Pilot Study. Intern. J. Neuroscience, 117:519523, 2007 Wu, H. 2010. Acupuncture and stroke rehabilitation. CMAJ, November, 9 2010,182:16 Zhang, S. et al. 2008. Acupuncture for acute stroke. Cochrane Database of Systematic Reviews 2005, Issue 2. Art. No.: CD003317. DOI: 10.1002/14651858.CD003317.pub2.

Vous aimerez peut-être aussi