Vous êtes sur la page 1sur 4

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebebkan oleh masalah yangberkaitan dengan kehamilan dan persalin an, dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (http://www.scribd.com/doc/49323435/Depkes-RI) Dikawasan ASEAN Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran (http://www.kabarbisnis.com/read/2816865) Menurut survey demografi kesehatan indonesia SDKI Angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 KH pada tahun 2002 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007 Target tahun 2014 adalah 110 per 100.000 KH. Salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan. Ditambahkan, secara nasional persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7 persen pada tahun 2002 menjadi 77,34 persen pada tahun 2009 (Susenas). Angka tersebut terus meningkat menjadi 82,3 persen pada tahun 2010 (Data Riskesdas, 2010). (http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id =157:capaian-pembangunan-kesehatan-tahun-2011&catid=38:berita&Itemid=82)

Kebijakan kehamilan Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi : 1) Timbang berat badan (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. 2) Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi. 3) Ukur tinggi fundus uteri (T3) 4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) 5) Pemberian imunisasi TT (T5) 6) Pemeriksaan Hb (T6) 7) Pemeriksaan VDRL (T7) 8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8) 9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9) 10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10) 11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) 12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12) 13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13) 14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14) Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi (http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/antenatal-care) Melihat kenyataan diatas masih ada pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dengan cara tradisional Untuk memecahkan masalah tersebut maka upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi ad a l a h P r o g r a m P e r e n c a n a a n P e r s a l i n a n d a n P e n c e g a h a n K o m p l i k a s i ( P 4 K ) P r o g r a m d e n g a n menggunakan stiker ini, dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat .( http://www.scribd.com/doc/49323435/Depkes-RI) Kondisi tersebut masih diperberat dengan adanya faktor risiko 3 T e r l a m b a t y a i t u t e r l a m b a t mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat merujuk/ transportasi dan terlambat menangani dan 4Terlalu yaitu melahirkan terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun), terlalu dekat (jarakmelahirkan kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak (lebih dari 4 kali). Terkait dengan faktor risiko tersebut, data Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa secara nasional ada 8,4% perempuan usia 10-59 tahun melahirkan 5-6 anak, bahkan masih 3,4% perempuan usia 10-59tahun yang melahirkan anak lebih dari 7. Kelompok perempuan yang tinggal di perdesaan, tidak bersekolah,pekerjaannya petani/nelayan/buruh, dan status ekonomi terendah, cenderung mempunyai lebih dari 7, lebihtinggi dari kelompok lainnya ( http://www.scribd.com/doc/49323435/Depkes-RI) keadaan tersebut terjadi karena kendala biaya sehingga diperlukan kebijakan trobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan.dalam upaya menjamin akses pelayanan persalinan yang ditolong oleh tenagakesehatan Difasilitas kesehatan.dalam upaya menajamin akses pelayanan persalinan yang dialkukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan aki dan akb maka pada tahun 2011 kementrian kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan persalinan petanan(jampersal)jampersal

dimaksudkan untuk menghilangkan hamabtan financial untuk mendapatkan jaminan persalinan yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan,pelayanan nifas termasuk kb pasca persalinan,dan pelayanan bayi baru lahir.dengan demikian kehadiran jampersal 3 terlambat tersebut. (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/category/berita-jampersal) Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk : Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifasdan bayinya. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. (http://www.lusa.web.id/konsep-dasar-masa-nifas/) Kebijakn program nasional pada asuhan baru lahir adalah Kebijakan Nasional Imunisasi tahun 2010-2014 ditekankan pada tercapainya imunisasi dasar lengkap kepada 90 persen bayi usia 0 sampai 11 bulan untuk memberikan perlindungan optimal terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.( http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9800018)

1. 2. 3. 4.

Vous aimerez peut-être aussi