Vous êtes sur la page 1sur 13

ASKEP PADA KLIEN DENGAN BURSITIS

KELOMPOK 1. IRWAN B 2. ICE CRISNA ANTASURI 3. KARINA AGAMU 4. LILI FITRIANI 5. LUKMAN ALBAR

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) KABUPATEN BUTON 2007/2008 DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marylinn. 2001. Rencana Keperawatan. Jakrta : EGC

Junadi, Purnawan, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisis II. Jakarta : Media Aesculapius FKUI Mengel, Mark B. 2001. Referensi Manual Kedokteran Keluarga, Jakarta : Hipokrates Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Ed. 8. Jakarta : EGC Wilkinson, Judith, M.. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC www. wikipedia.com www. medikastore. com KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini penyusun mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah makalah, sehingga tersedianya buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun makalah ini. Makalah yang berjudul ASKEP BURSITIS ini bertujuan agar mahasiswa Akademi Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana proses keperawatan pada klien bursitis. Penyusun telah berupaya maksimal agar makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH demi penyempurnaan makalah ini pada tugas berikutnya. Wassalam Bau-Bau, April 2008 Kelompok DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I KONSEP MEDIS ................................................................................. A. Defenisi ........................................................................................ B. Etiologi ......................................................................................... C. Patofisiologi ................................................................................. D. Gambaran Klinis ........................................................................... E. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................... F. Penatalaksanaan ........................................................................... BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian .................................................................................... 1. Pengumpulan Data ............................................................. 2. Pengelompokan Data ......................................................... 3. Analisa Data.......................................................................... B. Diagnosa Keperawatan ................................................................. C. Intervensi Keperawatan .................................................................. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... KONSEP MEDIS
A. Defenisi

Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahkan pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana tendon atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
B. Etiologi

Penyebabnya seringkali tidak diketahui, tetapi bursitis dapat disebabkan oleh: - Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun : Pergeseran yang berulang-ulang dapat menyebabkan bursitis akibat gesekan (friction bursitis) dimana dinding bursa menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Bursitis juga dapat berhubungan dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada lutut pembantu rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar

- Cedera - Gout - Pseudogout - Artritis rematoid - Infeksi.

Bagian tubuh yang biasanya terkena bursitis adalah bahu, sikut, pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit.
C. Gambaran Klinik

Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar biasa dan daerah yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat. Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh. Macam-macam Bursitis
1. Bursitis alekranon

Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri periartikuler sikron

Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya berhubungan dengan kegiatan kerja Gambaran klinis - Gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri - Bursitis trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak - Bursitis alekranon sering merupakan radang piogenik - Gejala dini berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di sekitarnya tetapi tidak ada tanda arthritis Diagnosis banding Arthritis akut, cedera siku dan penyakit pirai yang dapat mengenai bursa alekranon. Pada penyakit Pirai dapat ditemukan Kristal Urat Penanganan Pada bursistis alekranon akibat trauma atau idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap iritasi dan tekannabila perlu dilakukan aspirasi danbeban tekan aspirasi harus dilakukan secara steril mengingat adanya infeksi bacterial
2. Bursitis panggung / bursitis trokanter

Bursitis trokanter sering dikelirukan dengan penyakit intra artikuler Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut Gambaran klinis Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi panggul Diagnosis banding Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra artikuler endorotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian
3. Bursitis kaki

Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles biasanya terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan kulit. Perbedaan antara kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis retrokalkareus menonjol bilateral disamping tendon sedangkan bursitis rettendo Achilles menutup tendon tersebut Penyebabnya adalah pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu Diagnosa banding Tendinitis tendo Achilles, apofisnis kelkaneus pada insersi tendo Achilles dan eksotosis kalkaneus
D. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan.
E. Penatalaksanaan

Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.

Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau melalui pembedahan. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi. F. Patofisiologi

Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun

Pergeseran yang

berulang Robekan terjadi pada insersasi Rotator cuff ke tulang Dinding bursa menebal Pergeseran terganggu

Terjadi proses peradangan

Jaringan parut Gangguan mobilitas fisik Efusi pada bursa Adanya organisme piogen/

granula matosa di dalam jaringan parut Nyeri akut Media berkembangnya kuman

Resiko terhadap infeksi KONSEP KEPERAWATAN


A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data

Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak Klien tampak berhati-hati saat bergerak Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak

Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. Nadi meningkat Adanya bengkak Gelisah Tekanan darah meningkat Pernapasan meningkat Penurunan kekuatan otot
2. Pengelompokan Data

Data Subyektif Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama.

Data Obyektif Klien tampak berhati-hati saat bergerak Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak Nadi meningkat Adanya bengkak Gelisah Pernapasan meningkat Tekanan darah meningkat Penurunan kekuatan otot

3.

Analisa Data

No Symptom 1 DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar

Etiologi Pergeseran yang berulang

Problem Nyeri akut

Dinding bursa menebal Terjadi proses peradangan jaringan parut

lengannya DO : Klien tampak berhati-hati saat bergerak Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak Adanya bengkak Gelisah DS : Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. DO : Klien tampak berhati-hati saat bergerak Adanya bengkak Penurunan kekuatan otot 3 DS : DO : Adanya organisme piogen/ granula matosa dalam jaringan parut Gangguan mobilitas fisik Efusi pada bursa Pergerakan terganggu Nyeri akut Efusi pada bursa

Pemakaian berlebihan selama bertahun-tahun Robekan terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang

Gangguan mobilitas fisik

Resiko infeksi

Media berkembangnya kuman

Resiko infeksi
B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa yang ditandai dengan : DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah yang bengkak Klien mengatakan nyeri bila melakukan gerakan memutar misalnya memutar lengannya DO : Klien tampak berhati-hati saat bergerak Ekspresi wajah tampak meringis saat bergerak Adanya bengkak Gelisah 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang, ditandai dengan : DS : Klien mengungkapkan sakit bila beraktivitas dalam waktu yang lama. DO : Klien tampak berhati-hati saat bergerak Adanya bengkak Penurunan kekuatan otot 3. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di dalam jaringan parut.
C. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya efusi pada bursa Tujuan: Klien akan menunjukan nyeri berkurang/hilang, dengan kriteria : Terlihat tenang dan rileks

Tidak ada keluhan nyeri Menunjukan perilaku penanganan nyeri Intervensi: 1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yangmempercepat dan tanda-tanda rasa sakit nonverbal. Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program. 2. Beri kenyamanan seperti penggunaan kasur/matras yang lembut. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan. Rasional : Menurunkan tekanan pada daerah yang sakit. 3. Klien diistrahatkan, bedrest di tempat tidur serta berikan masage yang lembut. Rasional : Membatasi nyeri serta meningkatkan relaksasi. 4. Dorong teknik manajemen relaksasi dan bimbingan imajinasi. Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot. 5. Kolaborasi pemberian analgetik Rasional : Mengurangi nyeri. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang. Tujuan : Klien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria : Peningkatan kekuatan otot

Bergerak dengan aktif tanpa nyeri Tidak adanya keterbatasan gerakan. Intervensi : 1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas Rasional : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya 2. Berikan lingkungan yang aman. Rasional : Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap. Rasional : Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi.. 4. Dorong klien untuk sering mengubah posisi, bantu klien untuk bergerak di tempat tidur. Rasional : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. 5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi. Rasional : Memformulasikan program latihan. 3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya organisme piogen/ granulamatosa di dalam jaringan parut. Tujuan : Klien akan menunjukan tidak adanya tanda-tanda infeksi Intervensi :

1. Kaji tanda-tanda vita dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi Rasional : Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya 2. Gunakan teknik antiseptik nila melakukan tindakan kepada klien. Rasional : Mencegah infeksi silang. 3. Ajarkan kepada klien untuk selalu membersihkan daerah-daerah yang terdapat pembengkakan Rasional : Mencegah masuknya bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi 4. Berikan antibiotik sesuai intruksi pengobatan Rasional : Antibiotik dibutuhkan untuk mengatasi infeksi

Vous aimerez peut-être aussi