Vous êtes sur la page 1sur 5

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PEMRAKARSA PROYEK PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGAWASAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT PERKERETAAPIAN

NAMA DOKUMEN NO. PERSETUJUAN & TGL PENYUSUN DOKUMEN LOKASI

Kegiatan Pembangunan Jalar Ganda Kereta Api Lintas Kutoarjo-Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta Keputusan MENLH Nomor: 29 Tahun 2004, Tanggal 10 Maret 2004 Japan Transportation Consultants, Inc. dengan Pusat Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM. Jalur kereta api lintas Kutoarjo Yogyakarta melewati 1 Kota dan 4 Kabupaten (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta), 15 Kecamatan dan 40 Desa/Kelurahan. Batas proyek untuk pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kutoarjo Yogyakarta adalah lahan/tanah dengan lebar daerah milik jalan kereta api yaitu 30 meter sepanjang 64 dari Stasiun Kutoarjo (Purworejo) sampai Stasiun Tugu (Yogyakarta). Pembangunan jalur ganda kereta api lintas Kutoarjo Yogyakarta, pelaksanaannya berada pada sisi sebelah utara dari jalur kereta api yang telah ada. Pembangunan ini membutuhkan lahan sekitar 30 meter di sebelah utara dari as rel eksisting. Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan jalur ganda ini seluruhnya merupakan lahan yang dimiliki oleh pemerintah. Pembangunan jalur ini memerlukan pembuatan jembatan baru sebanyak 23 buah dengan total panjang 847 m, dan perbaikan sebanyak 9 buah dengan total panjang 174 m

DISKRIPSI KEGIATAN

ISU POKOK

Kebisingan Getaran Kualitas Udara Keresahan dan Persepsi Penduduk Kecemburuan Sosial

KEWAJIBAN PEMRAKARSA

Kecelakaan Kerja Kerusakan Jalan Akses Kemacetan Lalu lintas Jalan Raya Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya Melaksanakan program pengembangan masyarakat (community development) sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat, berdasarkan hasil kesepakatan yang pelaksanaanya dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat Menyusun dan melaksanakan Tata Cara Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP), untuk operasional pintu perlintasan resmi, sebagai bentuk penerapan lebih lanjut dan atau lebih rinci dari Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Memiliki, melaksanakan dan mengevaluasi secara periodic system tanggap darurat (emergency response) untuk menangani kecelakaan, termasuk penanganan korban, yang disebabkan oleh operasional kereta api Membuat parit-parit untuk meminimalkan getaran yang disebabakan oleh operasional kereta api Melakukan koordinasi dengan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (kimpraswil) dalam perencanaan dan pembangunan fly over atau under pass yang diperlukan di lokasi perlintasan sebidang dengan jalan Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup kepada Bupati Purworejo, Bupati Kulon Progo, Bupati Bantul, Bupati Sleman, Walikota Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Negara Lingkungan Hidup setiap 6 (enam) bulan sekali Keresahan dan persepsi penduduk dikelola dengan cara: Mengadakan sosialisasi dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang deskripsi dan latar belakang proyek; Memberikan nilai ganti rugi tanah, tanaman, dan kompensasi bangunan yang layak sesuai dengan kesepakatan; Melanjutkan proses penyelesaian sertifikasi lahan sesuai dengan aturan yang berlaku Penurunan Kualitas udara dikelola dengan cara: Menutup kendaraan material dgn penutup terpal ; melakukan perawatan secara periodik thd alat berat yang digunakan ; Melakukan penyiraman terlebih dahulu pada lokasi pekerjaan galian dan timbunan untuk mengurangi

PENGELOLAAN

peningkatan debu; Melakukan pengaturan pergerakan KA; Melakukan pengurangan atau minimasi polusi yg ditimbulkan oleh KA dengan perawatan rutin; Memasang alat pemantau kualitas udara pada tempat yang dianggap paling bayak menimbulkan polusi; Melakukan penanaman pohon yg dpt mengurangi dampak pencemaran udara. Peningkatan Kebisingan dikelola dengan cara: Memasang peredam kebisingan pada knalpot kendaraan alat berat; Melakukan pengurangan kecepatan kendaraan terutama saat melewati daerah dekat pemukiman penduduk; penanaman pohon dan atau pembuatan pagar tembok disepanjang jalan dan rel kereta api; pemasangan peredam kebisingan pada knalpot lokomotif dan gerbong pembangkit atau generator; pengurangi membunyikan bel/klakson dan kecepatan KA pada pemukiman padat. Timbulnya getaran dikelola dengan cara: Pemilihan alat berat untuk pemadatan tanah sesedikit mungkin menghasilkan getaran; Pendataan kondisi bangunan di sekitar lokasi pekerkaan pemadatan tanah; Pemberitahuan jadwal waktu pelaksanaan pemadatan agar masyarakat mewaspadai kemungkinan peningkatan getaran.; Pemeliharaan rel, bantalan dan balas secara periodik ; pemakaian suspensi yang lebih fleksibel pada badan kereta.; Pemakaian paket rel spesial sebagai penambat rel; Memasang mat khusus di bawah ballas untuk menyerap getaran; Memperluas zona buffer pada daerah terbuka yang berfungsi untuk menyerap getaran yang ditimbulkan kereta api.; Pembuatan saluran terbuka (selokan) untuk mengurangi getaran. Keresahan dan persepsi penduduk dikelola dengan cara: Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja local; Memberi kesempatan kepada pemuda setempat untuk bisa diperkerjakan sebagai keamanan atau tenaga satpam proyek. Membuat pengumuman di terminal tentang pengoperasian jalur ganda KA, sebagai informasi bahwa jalur ganda telah dioperasikan. Kecelakaan kerja yang terjadi dikelola dengan cara: menggunakan alat pelindung kerja; Membuat prosedur baku di dalam pelaksanaan pekerjaan.; Melaksanakan training singkat untuk pekerjaan yang cukup beresiko; Mendisiplinkan para pekerja untuk selalu mematuhi prosedur pelaksanaan pekerjaan dan selalu menggunakan peralatan pengaman.; membatasi kecepatan kereta api (Taspat KA) saat melewati daerah yang sedang melaksanakan kegiatan pembangunan Kemacetan dan Kecelakaan lalulintas jalan raya dikelola dengan cara: Menyediakan rambu-rambu lalulintas sementara; Pengaturan waktu angkut material terutama pada jam-

jam sibuk; Pembinaan pada sopir proyek agar sesuai dengan peratu-ran lalulintas; Menyempurnakan rambu-rambu lalin; Menempatkan petugas atau polisi pada perlintasan ; Memperbaiki badan jalan di perlintasan. Kerusakan jalan akses dikelola dengan cara: Menginventaris jalan-jalan yang mengalami penurunan; Melakukan perbaikan sesuai dengan jenis kerusakan PEMANTAUAN Keresahan dan persepsi penduduk parameter lingkungan yang dipantau penduduk yang memanfaatkan tanah/lahan milik PT KA , penduduk yang tinggalnya sangat dekat dengan rel. metode pemantauan pengamatan langsung dengan wawancara,angket atau kuesioner Penurunan Kualitas udara, parameter lingkungan yang dipantau kandungan debu, CO, NO2, SO2 dan Pb sesuai Baku mutu , metode pengambilan data di lapangan (field survey) Peningkatan kebisingan, parameter lingkungan yang dipantau tingkat dan intensitas kebisingan yang terjadi dengan metode survai lapangan menggunakan sound level meter Timbulnya getaran, parameter lingkungan yang dipantau nilai frekuensi dan amplitudo dengan metode survai lapangan, dianalisis dan dibandingkan dengan baku mutu Keresahan dan persepsi penduduk, parameter lingkungan yang dipantau penduduk yang bertempat tinggal di sepanjang rel KA lintas Kutoarjo Yogyakarta dengan metode pengamatan langsung ke lokasi dan wawancara Kecelakaan kerja, parameter lingkungan yang dipantau adalah meningkatnya jumlah (kejadian) kecelakaan kerja dengan metode pengamatan langsung dan wawancara Kemacetan lalulintas jalan raya, parameter lingkungan yang dipantau adalah nilai kapasitas jalan yang terlampaui akibat peningkatan volume lalu lintas, dengan metode pengamatan langsung di lapangan dan melakukan penghitungan volume lalu lintas pada jam-jam puncak Kecelakaan lalu lintas jalan raya, parameter lingkungan yang dipantau tingkat kecelakaan lalu lintas jalan raya dengan metode pengamatan langsung di lapangan dan mencatat setiap kejadian kecelakaan Kerusakan jalan akses, parameter lingkungan yang dipantau tingkat kerusakan jalan yang diukur sebelum dan sesudah konstruksi , dengan metode pengamatan langsung di lapangan dan tingkat kerusakan jalan

PETA

PETA BATAS WILAYAH STUDI PROYEK PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGAWASAN PERKERETAAPIAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Vous aimerez peut-être aussi