Vous êtes sur la page 1sur 3

Nama NPM Fakultas Judul I.

: Egi Mahira Irham : 1106056232 : Hukum : Nilai Aqidah dalam Pengembangan Filsafat Pendahuluan Pengertian Aqidah secara bahasa (Etimologi) adalah : Kata "aqidah"

diambil dari kata dasar "al-aqdu" ( )yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asysyaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan alitsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan). Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam Agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) : Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah. Sedangkan perkataan filsafat berasal dari bahasa arab falsafah, yang berasal dari bahasa yunani, philosophia, yang berarti philos = cinta, suka (loving), dan sophia = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan

disebut philosopher, dalam bahasa arabnya failasuf. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan. Jika dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir, namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. II. Pembahasan Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya aqidah sebagai landasan atau dasar dalam diri kita untuk melakukan sesuatu. Aqidah atau kepercayaan kita terutama terhadap keberadaan dan kebenaran Agama merupakan bekal kita dalam menjalankan kehidupan ini. Al-Qur'an sebagai kitab suci dan terutama sebagai pedoman bagi umat Islam, sudah barang tentu merupakan kewajiban kita untuk membaca dan memahami serta mengimplementasikannya terhadap kehidupan kita sehari-hari. Dalam hubungannya dengan perkembangan filsafat, nilai-nilai aqidah tersebut adalah merupakan bekal bagi setiap orang yang ingin mengkaji dan mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan filsafat. Fungsi dari mempelajari ilmu-ilmu filsafat adalah kita dapat memahami secara lebih mendalam terhadap berbagai macam ilmu yang kita pelajari serta dapat memperkaya wawasan kita mengenai cabang ilmu tersebut. Selain itu setiap orang akan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi berbagai hal. Namun banyak sekali ditemukan orang-orang yang menjadi kehilangan arah dan tujuan hidupnya atau bahkan menjadi tidak waras ketika orang-orang tersebut sedang mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu filsafat, terutama yang berkaitan dengan Tuhan dan Agama. Hal ini dikarenakan orang-orang tersebut tidak memiliki dasar aqidah terhadap agama yang kuat sehingga mereka tidak memiliki pedoman yang jelas dan tuntunan yang benar terhadap ilmu yang mereka pelajari. Hal inilah yang menyebabkan munculnya pendapat-pendapat negatif mengenai perkembangan ilmu filsafat sehingga orang-orang pun menjadi enggan dan tidak

ingin memahami ilmu filsafat dan menjadikan ilmu filsafat menjadi ilmu yang berguna bagi kemaslahatan masyarakat bersama. III. Penutupan Ilmu filsafat, yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan di dunia ini, sangat berkaitan dengan berbagai cabang ilmu. Ketika setiap orang mempelajari suatu ilmu maka dia secara tidak langsung akan mempelajari filsafat terkait dengan ilmu tersebut. Kesalahan persepsi terhadap ilmu filsafat sudah menjadi hal yang lumrah di dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan pemahaman dan pengalaman masyarakat yang melihat orang-orang yang mempelajari ilmu filsafat maka dipastikan akan menjadi orang yang tidak waras atau sakit jiwa. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya mengenai pentingnya nilainilai aqidah dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap ilmu filsafat, maka menjadi semakin jelas bahwa perlunya pedoman berupa kitab suci Al-Qur'an dan tuntunan melalui Sunnah Nabiullah Muhammad Sallahu Alaihi Wassallam sebagai bekal dalam mempelajari ilmu-ilmu filsafat secara lebih mendalam.

IV.

Daftar Pustaka

http://alislamu.com/aqidah/683-definisi-aqidah.html ( diakses tanggal 21-03-2012 jam 20.45) http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah ( diakses tanggal 21-03-2012 jam 20.47) http://hapidzcs.blogspot.com/2011/11/hakikat-manusia-menurut-pandangan.html ( diakses tanggal 21-3-2012 jam 20.50)

Vous aimerez peut-être aussi