Vous êtes sur la page 1sur 5

Nama : Amalia Dewi NIM : 26020211140102 Prodi : Oseanografi-B

Studi Etnoekologi Kima Lubang (Tridacna Crocea) dan Ikan Malaja (Sigamus canaliculatus) di Kawasan TN Takabonerate

Dalam paper ini saya akan menjelaskan mengenai Etmoekologi Tridacna Crocea atau yang sering di sebut Kima Lubang. Etmoekologi itu sendiri adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara suatu makhluk dengan lingkungannya. Dalam hal ini kita membicarakan hubungan antara Kima Lubang tersebut dengan lingkungannya. A. KLASIFIKASI KIMA LUBANG Domain: Eukaryota Kingdom: Animalia Subkingdom: Bilateria Branch: Protostomia Infrakingdom: Lophotrochozoa Superphylum: Eutrochozoa Phylum: Mollusca Class: Bivalvia Subclass: Metabranchia Superorder: Eulamellibranchia Order: Veneroida Superfamily: Cardioidea Family: Tridacnidae Genus: Tridacna Specific name: crocea Scientific name: Tridacna crocea

B. Morfologi Kima Lubang

Keterangan: GB: Ligament luar jaringan yang menghub. Kedua cangkang BO : Lubang tempat keluarnya bisus ML : Mantel sifonal E : Inlet (tempat masuknya air dari luar ke rongga mantel) A : Outlet(tempat keluarnya sisa-sisa metabolisme atau telur dan sperm saat memijah) Z : Gigi S : Sisik (hanya dijumpai pd beberapa species Tridacna VF : Lipatan vertikal

Kima lubang adalah jenis kima terkecil dan memiliki populasi yang paling melimpah. Kima lubang memiliki warna mantel yang menyolok dan indah. Kima lubang memiliki laju pertumbuhan yang paling lambat dibandingkan dengan jenis kima lainnya. Ukuran cangkangnya hanya bertambah 1-2 mm setiap bulan. Cangkang kima lubang berbentuk pipih dan tebal dengan 6-10 lipatan. Panjang maksimum kima ini hanya mencapai 15 cm saja. Kima lubang hidup menetap dengan membenamkan diri pada batu karang, yaitu dalam lubang lubang karang keras (hard coral) yang masih hidup ataupun mati. Kima lubang masuk ke dalam karang secara kimiawi dan mekanis, yaitu mengebor karang perlahan-lahan dengan gerakan membuka dan menutup cangkang. Hal ini yang membuat bentuk cangkangnya tidak beraturan karena harus mengikuti bentuk lubang yang ada di karang. Aktifitas memboring, menyebabkan kima yang berasal dari alam, umumnya tidak memiliki sisik cangkang yang utuh. Kima lubang mulai melekat di permukaan substrat berupa karang keras saat masih berbentuk juvenil dengan ukuran 4-20 mm (Kawaguti, 1983 and Suzuki, 1998). Selembar jaringan mantel yang keluar dari bukaan byssus di dasar cangkang berfungsi sebagai alat perekat yang sifatnya permanen. Jaringan mantel di dasar cangkang juga menghasilkan asam lemah yang dapat melunakkan/ melarutkan zat kapur (CaCO3) sehingga lama kelamaan permukaan karang keras pun berlubang.

Setelah berada di dalam lubang, kima ini tetap terus mengeluarkan asam lemah untuk melunakkan zat kapur di sekeliling cangkangnya (Hedley, 1921). Gerakan mekanis membuka dan menutupnya cangkang ini akan menggerus bagian karang yang telah rapuh sehingga lubang pun semakin bertambah besar (Yonge, 1936 and Hamner & Jones, 1976). Kima lubang hanya melekat satu kali di dalam lubangnya untuk seumur hidupnya. Jika kima ini diambil dan dipindahkan ke akuarium, maka perlekatan dengan substrat keras tidak akan pernah terjadi lagi. Kima yang sudah besar tidak dapat membuat lubang. Jaringan mantel yang besar di bagian atas juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan asam lemah yang mampu melarutkan zat kapur karang (e.g., de Zwaan, 1977 and Lutz & Rhodes, 1980). Kima Lubang dan kima-kima jenis lain makanannya adalah jasad renik berupa fitoplankton yang melayang dalam air. Makanan tersebut didapatkan dengan cara menyaring air melalui insangnya. Zat-zat yang masuk akan diseleksi oleh bulu-bulu getar pada insang dan selanjutnya zat yang diperlukan diserap oleh mulut dan yang tidak diperlukan akan disemprotkan kembali melalui exhalant siphon keluar tubuh. Kima juga mampu menanam makananya sendiri. Mantel kima merupakan substrat yang baik bagi sejenis algae bersel satu yang disebut Zooxanthellae. Zooxanthellae mampu melakukan proses fotosintesa yang menghasilkan oksigen dan produk gula. Dalam hal ini yang menarik adalah sebagian dari hasil fotosintesa ini ditranslokasikan kepada hewan inang (kima), translokasi ini menjadi sumber pakan atau energi yang sangat dominan pada kima dewasa. Besarnya translokasi tersebut mencapai lebih dari 90 % hasil fotosintesa. Sehingga kima sebagai hewan bivalvia mendapatkan makanan tidak hanya melalui proses filter feeding tetapi juga dari translokasi hasil fotosintesa zooxanthellae. C. SIKLUS HIDUP KIMA LUBANG

Laju reproduksi (berkembangbiak) dan pertumbuhan yang tidak secepat laju penangkapan dan kematian kima di alam disebabkan juga oleh memburuknya kualitas lingkungan, termasuk rusaknya habitat hidup biota di alam akibat praktik-praktik penangkapan yang merusak. Kima merupakan fauna yang hidup di daerah terumbu karang, sehingga segala aktivitas di daerah terumbu karang, seperti penangkapan ikan dan pengambilan karang, juga merupakan ancaman terhadap kima. Akibatnya di beberapa daerah pengambilan/penangkapan (fishing ground) mengalami kondisi tangkap lebih (over-fishing). Biota kima (tridacna crocea) di daerah terumbu karang mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan. Sebab selain mudah ditangkap, siklus reproduksinya panjang dan pertumbuhannya lambat. Bahkan untuk mencapai ukuran komersial dan dapat berkembang biak membutuhkan waktu 3-4 tahun. Meski jumlah telur yang dihasilkan seekor induk kima mencapai jutaan untuk kima jenis kecil, Tridacna crocea. Nilai ekonomi yang relatif tinggi menyebabkan eksploitasi terus berlangsung, sekalipun kima merupakan fauna yang dilindungi secara internasional dan nasional. Nilai ekonomi adalah faktor pendorong utama eksploitasi kima di alam. pengambilan kima secara besar-besaran di perairan kawasan Indo-Pasifik terjadi pada tahun 1980-an hingga awal 1990-an, yang menyebabkan terjadinya tangkap lebih (over fishing) di berbagai daerah penangkapan (fishing ground). D. ANATOMI KIMA LUBANG

E. MANFAAT KIMA LUBANG Membersihkan air laut dari populasi mikroorganisme yang berlebihan. Dengan demikian, air laut menjadi lebih sehat dan keseimbangan ekosistem pun lebih terjaga. Membuat terumbu karang, berwarna-warni indah.

Vous aimerez peut-être aussi