Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Mual dan muntah (Emesis Gravidarum) yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil dapat menyebabkan dehidrasi dan

ketidakseimbangan elekterolit, atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan. Padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. Akan tetapi, masyarakat menganggap mual dan muntah hanya semata-mata merupakan gejala fisiologis. Mual dan muntah sering diabaikan karena dianggap sebagai sebuah konsekwensi normal di awal kehamilan tanpa diakui dampak hebat yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Rasa mual pada awal kehamilan dapat ditanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antaralain dengan aromaterapi. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa perawatan-perawatan tersebut sama efektifnya dengan obat-obatan medis, hanya tanpa efek samping (Denise, 2007). Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan ditemukan pada 50-70% wanita hamil dalam 14 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trisemester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah. Angka kejadian mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida (Sarwono, 2002). Lacroix, dkk (2000) melaporkan, emesis gravidarum (mual muntah) terjadi 75%

pada wanita hamil dan lamanya berlangsung sekitar 35 hari. Dampaknya prosentase Mual dan muntah pada kehamilan disebabkan karena peningkatan HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang berlebihan. Prosentasenya Menurut Alan Huck, bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia. Saat dihirup, aromaterapi ini sangat baik untuk proses relaksasi dan kesehatan sehingga tubuh terasa semakin nyaman. Menghirup aromaterapi (inhalasi) merupakan cara penyembuhan yang langsung efektif, efisien dan cepat. Hal ini dikarenakan molekul-molekul minyak esensial yang mudah menguap bereaksi langsung pada organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak (Gunawan, 2001). Organ penciuman sendiri merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron

menginterpretasikan bau aromaterapi dan mengantarnya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Dari hipotalamus akan diteruskan ke amygdala. Pesan yang diterima akan diubah menjadi kerja sehingga terjadi pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat euforik, relaksan, sedatif atau stimulant menurut keperluannya (Prince S, 1997). Di amygdala sendiri terdapat sel-sel kemoreseptor yang peka terhadap rangsangan bau yang bisa langsung menurunkan mual dan muntah. Selama ini ibu hamil banyak yang mengkonsumsi obat antiemetik untuk mengatasi mual dan muntahnya. Padahal penggunaan obat antiemetik jika pemakaiannya tidak tepat dan dalam penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan gejala tardive dyskinesia pada ibu, dan bayi lahir dengan retardasi

mental atau penurunan fungsi kognitif. Gejala tardive diskinesia tersebut berupa gerakan berulang pada otot ataupun bibir. Sebuah survey yang dilakukan oleh Power et al (2001) di Washington DC menemukan bahwa dokter obstetric wanita lebih cenderung menyarankan wanita untuk mencoba mengkonsumsi jahe sebelum meresepkan obat anti emetik. Essensial oil yang sejak lama telah digunakan, aromanya memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap manusia, baik secara psikologis maupun fisik. Misalnya minyak esensial chamomile dapat meningkatkan kualitas tidur, jasmine dan lavender dapat mengurangi stres, lemon dapat meningkatkan ketenangan pikiran, strawberry dapat meningkatkan selera makan. Umumnya rasa jahe adalah pedas karena mengandung senyawa gingerol, sedangkan aromanya harum dan merangsang. Aroma jahe disebabkan oleh adanya kandungan minyak atsiri (Gloriana,2008). Aromateraapi merupakan metode terapi pelengkap nonfarmakologis bersifat noninstuktif, noninvasive, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping yang merugikan (Price& Shirley, 2007). Mual dan muntah pada ibu trimester satu di masyarakat masih sering terjadi dan cara penanggulangannya sebagian besar masih menggunakan terapi farmakologis. Akan lebih baik jika ibu hamil mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi alternatif nonfarmakologis terlebih dahulu. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang mengkaji pengaruh aromaterapi jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitiasn tentang pengrauh aromaterapi jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.

1.2 Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap penurunan mual dan muntah ibu hamil trimester 1 di BPS Ny. Maria Ulfa?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menjelaskan pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap penurunan mual dan muntah ibu hamil trimester 1. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi mual dan muntah ibu hamil trimester 1 sebelum menggunakan aromaterapi jahe. 2. Mengidentifikasi mual dan muntah ibu hamil trimester 1 sesudah menggunakan aromaterapi jahe. 3. Mengidentifikasi pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap penurunan mual dan muntah ibu hamil trimester 1.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Hasil penelitian ini sebagai informasi ilmiah pemberian aromaterapi jahe dapat menurunkan mual dan muntah ibu hamil trimester 1 sehingga dapat digunakan sebagai kerangka dalam pengembangan ilmu keperawatan maternitas yang berhubungan dengan mual dan muntah kehamilan (emesis gravidarum).

1.4.2 Praktis 1. Diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif dan sebagai tambahan wawasan bagi tenaga kesehatan dan pembaca bahwa aromaterapi jahe merupakan teknik nonfarmakologis yang dapat menjadi dasar alternatif penurunan mual dan muntah ibu hamil trimester 1. 2. Dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut tentang pemberian aromaterapi jahe terhadap variabel yang lain.

Vous aimerez peut-être aussi