Vous êtes sur la page 1sur 7

LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI HUTAN OLEH: KELOMPOK IV/KELAS C 1. AISYAHTUL ASYIRIAH (D1B1 10 020) 2. AMIKRISNAWATY (D1B1 1O 134) 3.

MEGAWATI (D1B1 10 19) 4. MAUL HIJRAH (D1B1 10 129) 5. NURMINI (D1B1 10 008) 6. INDAYANTI (D1B1 10 132) 7. RIYANA SUSANTI (D1B1 10 048) 8. JEPRIYANTO (D1B1 10 052) 9. ILHAM (D1B1 10 126) 10. SAMRAN (D1B1 10 130) 11. SUMARDIN (D1B1 10 102) 12. RISAL SISWANTO (D1B1 10 044) JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atmosfer merupakan bagian tak terpisahkan dari planet bumi seperti halnya laut d an daratan karena adanya rotasi bumi pada porosnya dan gerakkanya dalam revolus i mengarungi angkasa mengitari matahari, maka haruslah dianggap bahwa permukaan bumi yang sebenranya adalah batas luar atmosfer. Hanya karena udara itu hampir t ak berbobot bila dibandingkan dengan daratan atau air dengan batas-batas luarnya yang demikian tidak jelas, maka permukaan daratan air biasanya atau (meski sebe narnya kurang tepat) dianggap sebagai permukaan planet bumi. Jadi kehidupan manu sia terletak didasar, dan dibagian yang paling rapat dari lautan udara, dimana p engaruh lingkungan atmosfer sangat besar. Pada susunan bola bumi yang terdiri dari 3 macam fase benda yaitu atmosfer, mer umpukan kumpulan berbagai macam gas yang menyelubungi permukaan, Hidrosfer merup akan ruang yang terisi air terutama lautan, dan permukaan litosfer atau ruang ya ng terisi zat padat yakni daratan. Dengan ikatan gaya berat, ketiga fase benda t ersebut membentuk bola bumi yang merupakan salah satu diantara 9 planet yang ber sumber energi surya. Bola bumi mengalami rotasi menyebabkan terjadinya siang dan malam disuatu tempat sehingga mengakibatkan gejala fisika atmosfer atau cuaca periode 24 jam. Sedang kan revolusi bumi menyebabkan perubahan kedudukan arah utara selatan dari surya terhadap suatu tempat berlangsung bulan demi bulan selama periode setahun. Hal i ni menimbulkan gejala perubahan rata-rata cuaca bulan demi bulan yang membentuk pola siklus periode setahun. Untuk memahami cuaca dan iklim serta penyebarannya menurut Rang dan waktu diperl ukan dasar pengetahuan Fisika atmosfer, pemahaman geografi serta pemahaman stati stika dan matematika untuk menyederhanakan kerumitan proses fisika atmosfer ters ebut. Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan sec ara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamata n tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lannya. Dalam persetu juan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan i klim selama 10 tahun berturut turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang rerata keadaan iklimnya, batas batas ekstrim dan juga pola siklusnya. Oleh karena itu diadakanlah praktikum ini untuk dapat mengetahui dan memahami te ntang kondisi iklim disuatu wilayah serta dapat mempergunakan prinsip kerja dari alat pengukuran cuaca dan iklim.

B. Tujan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum adalah untuk mengetahui dan memahami cara kerja alat alat me teorologi. Sedangkan kegunaan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan mem ahami cara kerja alat-alat meteorologi. II. TINJAUAN PUSTAKA Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmo sfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan perm ukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan te knik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada loka si yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorolo gi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteoro logis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hu bungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stas iun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berb agai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi m atahari (Prawirowardoyo, 1996). Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondi si iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Ikli m mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelemba ban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, uda ra, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tan ah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evapor asi, dan drainase. Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan b anyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemup ukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dila kukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan le bat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saa t tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tent ang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawa n, 2003). Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelu m ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran me nyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982). Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alatalat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misal nya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindu ng dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh obse rver. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pema sangannya dan para petugas yang menggunakan (Anonim, 2008). Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaran ya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higro graf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six Bel lani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termomete r Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termomet er Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Akti nograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) d an alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemome ter) (Prawirowardoyo, 1996).

Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimk an kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 n ilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukur an utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperat ur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002). Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau s tasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ket ersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suh u udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney C riddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang re latif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008). Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas a spek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan an alisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar parameter um umnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan de ret waktu ( Pramudiaet.al., 2008).

III. METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 18 Desember 2011, bertempat di kantor BMKG Stasiun Maritim. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan praktikum ini yaitu pencatat arah angin, pencatat radiasi ma tahari, pencatat kecepatan angin, pencatat suhu dan kelembaban, pencatat curah h ujan, dan pencatat tekanan udara. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis menulis dan kamera di gital C. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah: Menyiapakan alat tulis menulis untuk mencatat hasil. Mendengarkan arahan yang disampaikan dari pegawai kantor BMKG. Melakukan pengukuran terhadap lima parameter yaitu arah angin, radiasi m atahari, kecepatan angin, suhu dan kelembapan serta curah hujan. Menganalisis data yang telah di dapatkan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pengamatan pada praktikum ini disajika pada Tabel 1. Tabel 1. Alat-alat Pengamatan Cuaca dan Iklim NO ALAT FUNGSI 1. Barometer air raksa Sebagai alat pengukur tekanan udara 2. Barograf Sebagai alat pengukur tekanan udara 3. Termometer bola kering dan basa dan maks serta minimum Sebagai alat pengukur su

hu udara 4. Thermohygrograph Sebagai alat pegukur suhu udara dan kelembaban 5. Anemometer Alat pengukur angin 6. Cupcounter Alat pengukur angin 7. Penakar Hujan Obs Alat pengukur curah hujan 8. Penakar Hujan Helman Mengukur jumlah curah hujan secara otomatis 9. Campble Stokes Alat pengukur Lamanya Penyinaran Matahari 10. Panci Penguapan Alat Pengukur Penguapan 11 Sangkar meteorolgi

berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer maksim um, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah.

B. Pembahasan 1. Barrometer Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Barom eter umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi mena ndakan cuaca yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemung kinan badai. Tekanan udara akan menekan pada ujung pipa sehingga akan membuat ru ang hampa pada ujung pipa Ketinggian air raksa pada permukaan laut (1013.25 mb) adalah seting Skala ketinggian air raksa yang telah dikonversi sebagai skala tek anan udara . 2. Barograf Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil p engukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan me nghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat track pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pa da pias terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar menunjuk kan tekanan udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah satunya ditentukan ol eh jumlah kapsul/ cell aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yan g digunakan maka semakin peka barograph tersebut terhadap perubahan tekanan udar a. 3. Barrometer Barometer ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat a danya perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu: 1. Jenis Bourdon ,Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berb entuk oval. Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan uda ra menyebabkan perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk ak an bergerak. Pergerakan jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan u dara. 2. Jenis Vidi, Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya dikosongkan/ hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell in i biasanya terdiri dari 7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka kapsul/ cell ini tertekan dan menarik sebagian dari tuas (lever) ke bawah, bagian lainny

a akan naik menggerakkan jarum penunjuk. Jika tekanan turun, akan terjadi sebali knya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini kemudian dihubungkan denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/ simpangan. Besarnya simpangan yang terjadi sel anjutnya dikonversi ke dalam skala tekanan udara (mb). 4. Thermometer Thermometer bola kering dan basah Thermometer maks dan minimum Thermometer bola basah dan bola kering Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktu al yang terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Thermometer maximum Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningk at, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengemb alikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kol om air raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa t erputus pada bagian yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut . Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu uda ra karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermomete r menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer di kembalikan setelah dibaca. Thermometer minimum Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yan g terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibandin g air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermom eter minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alko hol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah , namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain it u peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar ind ek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). 5. Thermoygrograph mengukur suhu udara dan kelembaban udara Higrometer Alat pengukur kelembaban dengan sensor rambut. Prinsip: bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut meny usut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pa da skala antara 0 sampai 100%. Termohigrograf Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara dan men ggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena pe nulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembaban setiap waktu secara otomatis pada pias 11. Sangkar Meteorologi Sangkar meterologi merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yan g berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan termometer bola basah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di tarik dari praktikum ini adalah: 1. Proses kerja alat-alat klimatologi yang digunakan dalam praktikum yaitu bekerja secara otomatis dan manual. Dengan menggunakan alat Bantu yaitu memori perbulan, setelah satu bulan memori diambil lagi kemudian di cek kembali dengan menggunakan program cimmet. 2. Dalam menganalisis data-data yang telah didapatkan harus dengan mengguna kan persamaan-persamaan yang telah ditentukan. B. Saran Adapun saran yang dapat sya ajukan pada praktikum ini adalah pada saat p raktikum untuk selanjutnya diharapkan praktikan memperhatikan apa yang dijelaska n oleh pemandu praktikum agar hasil yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan b aik.

DAFTAR PUSTAKA Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-u nsur iklim. PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Laan, 2007. Pengaruh Cuaca Iklim. http://Yprawira.Wordpress.Com/Pengaruh-Cuaca-I klim-Dan-Tanaman/ ( Diakses10 Desember 2010).

Oldeman, et al., 1980. http://mbojo.wordpress.com/2007/05/02/klasifikasi-iklim/h ttp: //mbojo.wordpress.com/2007/05/02/klasifikasi-iklim/ (Diakses 10 Desember 2 010). Setiawan, 2007.http://mbojo.wordpress.com/2007/05/02/klasifikasi-iklim/ ( Diakse s 10 Desember 2010). Tjasyono, 2004. Tujuan Klasifikasi Iklim http://www.tujuan-klasifikas-iklimi.com /index.php?act=news&nid=40490 ( Diakses 10 Desember 2010).

Vous aimerez peut-être aussi