Vous êtes sur la page 1sur 6

TUGAS KONSERVASI SUMBER DAYA LINGKUNGAN

ABRASI PANTAI BALI DAN ABRASI PANTAI PANDEGLANG BANTEN


Dosen Pengampu Dr. TONNY BACHTIAR, M. Sc

Oleh WAHYUDI NIM : L4K007030

PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ANGKATAN 19

ABRASI PANTAI BALI DAN PANDEGLANG MAKIN PARAH DAN MENGKAWATIRKAN Kondisi pantai dikawasan Bali dan Pandeglang Banten saat ini mengkawatirkan, hal ini menyebabkan abrasi ( pengkikisan ) pantai sudah mencapai 30 40 meter dari garis pantai. Efek berantai yang ditimbulkan dari abrasi pantai disepanjang perairan Bali pun tidak luput dari kondisi yang sama, disejumlah lokasi menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat disekitar pesisir, abrasi menjadikan garis pantai makin dekat dengan pemukiman sehingga ketika ombak datang kemungkinan pemukiman maupun pepohonan diterjang ombak sangat besar. Penyebab terjadinya abrasi : 1.Pantai Bali : a. Adanya kegiatan pengerukan dan penimbunan pulau yang terjadi di Pulau Serangan untuk merealisasikan proyek BTID; b. Akibat kegiatan Reklamasi yaitu jarak antara Tanjung Benoa dan Pulau Serangan semakin dipersempit; c. Adanya penumpukan Lumpur dan sampah didaerah hutan Bakau disebelah barat Pulau Serangan dan diperkuat lagi dengan adanya reklamasi; 2. Pantai Pandeglang Banten a. Adanya kegiatan penggalian pasir dan pengangkatan karang dikawasan sekitarnya. b. Pohon Kelapa didekat pantai sebagian hilang dan tersapu ombak. Sehingga menimbulkan beberapa kerusakan perairan pantai di Bali dan Pantai Pandeglang Banten diantaranya sebagai berikut a. Pengerukan dan penimbunan yang terjadi di pulau Serangan Bali akan mengakibatkan perubahan arus laut pada sekitar Pulau Serangan yang nantinya akan meningkat daya tekanan arus yang masuk / lepas masuk ke Teluk Benoa; Dan pengerukan itu dapat menyebabkan penggrogosan struktur dasar perairan sehingga terjadi putaran dan percepatan arus ( dapat menghalangi sirkulasi pergerakan air dalam bentuk erosi atau deposisi disekitarnya ) yang berakibat abrasi di sekitar pantai. Dengan kegiatan Reklamasi atau penyempitan jarak antara Tanjung Benoa dan Pulau Serangan akan terjadi arus cepat menyebabkan abrasi , dimana sisi yang lebih lemah akan diperkuat adanya kegiatan reklamasi, sehingga arus akan keluar lagi melewati pantai Mertasari. penumpukan Lumpur dan sampah didaerah hutan bakau menyebabkan adanya Sedimentasi dan pembusukan sampah diareal hutan bakau sehingga terjadi kenaikan keasaman ( Salinitas ) dimana akan terjadi perubahan yang ekstrim salinitas air laut, dan berakibat matinya hutan bakau sehingga dapat terjadi abrasi;

b.Sedangkan dampak yang muncul di Pantai Pandeglang Banten sebagai akibat Penggalian pasir dan pengangkatan Karang dapat menimbulkan berubahnya struktur dasar perairan / pantai karena dengan pengerukan pasir lapisan dasar akan menjadi cekung yang menjadikan mudahnya tekanan aliran air dari atas kebawah yang selanjutnya akan terjadi tekanan air atau ombak ke tepi pantai dan menyapu pohon pohon kelapa yang berada disekeliling pantai dan lama kelamaan terjadi abrasi dengan memperluas jarak ketepi pantai sehingga jarak bibir pantai dengan jalan raya akan menjadi dekat; Adapun untuk pengangkatan karang di Pantai Pandeglang Banten itu juga berpengaruh terhadap Habitat ( berkembang biak dan tempat berlindungnya Sumber Daya Hayati Laut ) . Perbedaan yang perspektif dari masing masing penyebab kerusakan ke dua Pantai Bali dan Pandeglang adalah : Peran serta Swasta ,masyarakat di Sekitar Pantai dan Dukungan serta Peningkatan pengawasan Pemerintah dalam mengelola Pantai tidak diterapkan seiring dengan penyelamatan serta konservasi pantai dan kelautan. Proyek BITD yang berada di Pantai Bali tidak dilakukannya suatu kajian dampak yang dapat berpengaruh terhadap keberadaan pantai dan perairan laut baik oleh Pemrakarsa sendiri dan Lengahnya Persyaratan tehnis dalam perijinan oleh Pemerintah adanya pengerukan dan penimbunan serta reklamasi yang tidak mempertimbangkan efek penyempitan arus perairan laut dan pantai sehingga terjadi perubahan arus perairan / ombak yang dapat menimbulkan abrasi ke akses jalan dan pemukiman semakin dekat dengan pantai . Pesatnya pembangunan untuk Bangunan bangunan sebagai penyediaan pelayanan wisata pantai di Bali dengan reklamasi yang kian bertambah tidak disertai dengan pembangunan sabuk sabuk pantai dan penanaman dan pemeliharaan hutan bakau, mangrove dll, sebagai pengaman dan pelindung alami yang paling kuat untuk menahan erosi pantai dan berperan untuk menjaga stabilitas garis pantai tidak dilakukan , hal ini berakibat rusaknya ekosistem pantai dan laut , ditambah lagi pembuangan sampah oleh para wisatawan dan pemukiman dekat pantai . Sedangkan perbedaan di Pandeglang kerusakan diakibatkan penggalian pasir dan pengangkatan karang , yang berpengaruh pada keselamatan habitat yang ada pada tempat dimana karang itu diambil atau diangkat sehingga biota laut yang hidup didasar laut serta biota lain yang hidup bebas didalam perairan sekitarnya akan terganggu bahkan stagnasi untuk kurun waktu yang sangat lama untuk membentuk terumbu karang lagi menunggu perubahan kembali ekosistemnya yang baik. Masing masing lokasi Pantai diatas berdasarkan tingkat kepentingan/ prioritas Daerah yang memiliki pantai mengedepankan pada aspek ekonomi dimana tidak memperhatikan aspek lingkungan walaupun perkembangan selanjutnya sebagai tempat rekreasi / wisata pantai ( bahari ) yang meninggalkan ketidak ramahan lingkungan, dan tingkat kesadaran masyarakat serta sosialisasi akan arti pentingnya konservasi pantai sangat kurang padahal pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosisitemnya yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya adalah sangat penting dan berarti.

. DAFTAR PUSTAKA

1. Akbar,Fadil. 2004. Abrasi Pantai di Pandeglang Makin Parah.Tempo. www.Tempo.com 2. Anonim. 2006. Abrasi Pantai Bali makin mengkhawatirkan. Bali Post. www.Balipost.com 3. Hilman, Masnellyarti. 2005. Kumpulan Peraturan Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta. 4. Bachtiar,Tonny.2008. Konservasi Sumber Daya Lingkungan ( 1) .Lingkungan Pesisir dan Laut.MIL Undip Semarang.

Vous aimerez peut-être aussi