Vous êtes sur la page 1sur 4

Prinsip-Prinsip Kerja Antimikroba

A. Pendahuluan
-

Antimikroba adalah obat yang digunakan mencegah /mengobati infeksi infeksi mikroorganisme asing bagi tubuh kita Antimikroba ideal memperlihatkan toksisitas selektif berbahaya bagi patogen, tanpa membahayakan hospes Bakteriosidal : Suatu antimikroba yang dapat mengeradikasi(membunuh)mikroba tanpa bantuan dari sistem pertahanan host membunuh bakteri Bakteriostatik : Suatu antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan kuman , tetapi untuk membunuh kuman memerlukan bantuan dari sistem pertahanan host tidak membunuh bakteri . Minimal Inhibitory Concentration (MIC) : Konsentrasi antimikroba paling rendah yang mampu menghambat pertumubuhan suatu organisme dalam media pertumbuhan.

B. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja antimikroba terbagi 5 : 1. Antimikroba yang menganggu metabolisme sel mikroba 2. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding mikroba 3. Antimikroba yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba 4. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba 5. Antimikroba yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

1. Antimikroba yang menganggu metabolisme sel mikroba


Contoh antimikroba : sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalsilat (PAS) dan sulfon Proses kerja : Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya Berbeda dengan mamalia yang mendapatkan asam folat dari luar, kuman pathogen harus mensintesis sendiri asam folat dari asam para amino benzoate (PABA) untuk kebutuhan hidupnya. Apabila sulfonamide atau sulfon menang bersaing dengan PABA untuk dikutsertakan dalam pembentukan asam folat, maka terbentuk asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan mikroba akan terganggu.

Berdasrkan sifat kompetisi, efek sulfonamide dapat diatasi dengan meningkatkan kadar PABA.

2. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding mikroba Contoh antimikroba : penisislin, sefalosporin, basitrasin, vankomisisn, dan sikloserin
Mekanisme kerja : Dinding sel bakteri, terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu komplek polimer mukopeptida (glikopeptida). Sikoserin menghambat reaksi yang paling dini dalam proses sintesis dinding sel. Diikuti berturut-turut oleh basitrasin, vankomisin dan diakhiri oleh penisilin dan sepalosforin, yang menghambat reaksi terakhir dalam rangkaisan tersebut. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel kuman lebih tinggi daripada tekanan di luar sel Maka kerusakan dinding sel kuman akan mengakibatkan terjadinya lisis,yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka.

3. Antimikroba yang mengganggu permeabilitas membran sel mikroba


Contoh antimikroba : polimiksin, golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik, umpamanya antiseptik surface active agents Mekanisme kerja : Polimiksin sebagai senyawa amonium-kuaterner dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman gram positif karena jumlah fosfor bakteri ini rendah. Kuman gram negatif yang menjadi resisten terhadap polimiksin ternyata jumlah fosfornya menurun. Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel fungus sehingga mempengaruhi permeabilitas selektif membran tersebut. Bakteri tidak sensitif terhadap antibiotik polien, karena tidak memiliki struktur sterol pada membran selnya. Antiseptik yang mengubah tegangan permukaan, dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba.

Kerusakan membran sel menyebabakan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-lain.

4. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba


Contoh antimikroba : golongan aminoglikosid, makrolid, likomisisn, tetrasiklin dan kloram fenikol Mekanisme kerja: Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai macam protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri atas dua sub unit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30s dan 50s. Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70s. Penghambat sintesis protein terjadi dengan berbagai cara Streptomisin berikatan dengan komponen ribososm 30s dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba. Antibiotik aminoglikosid lainnya yaitu gentamisin, kanamisin, dan neomisin memiliki mekanisme kerja yang sama., namun potensinya berbeda

5. Antimikroba yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
Contoh antimikroba : rifampisin, dan golongan kuinolon

Mekanisme kerja: - Rifampisin berikatan dengan enzim polimerase-RNA (pada sub-unit) Menghambat sinteis RNA DNA oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata kromosos yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil.

Staf FKUI.2006.Farmakologi dan Terapi.Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi