Vous êtes sur la page 1sur 11

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Pada tahun 1886 Frederick Winslow Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.(Ritha Dalimunthe, 2003) Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (Ritha Dalimunthe, 2003) 1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. 2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut. 3. Adanya kegiatan /proses /usaha 4. Adanya tujuan Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modern. Dimana fenomena masyarakat modern itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.(Gibson, Ivancevich, Donnely, 1997) Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu : (Ritha F. Delimunthe, 2003) 1. Tekanan pemilik perusahaan 2. Kemajuan teknologi 3. Saingan baru 4. Tuntutan masyarakat 5. Kebijaksanaan pemerintah 6. Pengaruh dunia Internasional

Pada kenyataanya manajemen sulit didefenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut : (James Stoner, 1993) Manajemen adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari defenisi di atas terlihat bahwa stoner telah menggunakan kata "proses", bukan "seni". Mengartikan manajemen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.(James Stoner, 1993) Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi

perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing), pengarahan (Actuating), dan pengawasan (controling). Actuating merupakan bagian penting, dari proses manajemen berlainan dengan ketiga fungsi manajemen lainnya. Actuating khususnya berhubungan dengan orangorang. Bahkan banyak manajer yang praktik, beranggapan bahwa actuating merupakan intisari management.(Hani Handoko, 1997)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Actuating 2.1.1 Pengertian Menurut Koontz dan ODonnel, actuating yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia sebagai pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara mana yang paling efektif.(Nanang Fattah, 1999) Pada tahun 1986, George R. Terry mengartikan actuating sebagai usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut olehkarena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Jadi pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian.(Nanang Fattah, 1999) Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.(Departemen Pendidikan Nasional, 2001)

Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian.

2.1.2 Tujuan Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner, 1993) 1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan 2. 3. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi. Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain secara harmonis.(Herujito, 2003) Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja

sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional. (Herujito, 2003) Tujuan fungsi aktuasi, adalah: (Gde Muninjaya dan A.A., 2004) 1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien 2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf 3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan 4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf 5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis

2.1.3 Elemen actuating Berikut ini adalah beberapa elemen penggerakan atau actuating dalam manajemen : a. Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai . (George. R. Terry, 1986) b. Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal. (George. R. Terry, 1986) c. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan. (George. R. Terry, 1986)

d. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. (Prajudi Atmosudirdjo, 1982) Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin. Bilamana diambil secara singkat dan ringkas, maka fungsi actuating dapat tercakup dalam lima sub fungsi manajemen, yakni : communicating, leading, directing, motivating, dan

facilitating(George. R. Terry, 1986) 2.1.4 Prinsip actuating Ada beberapa prinsip dalam penggerakan (actuating) staf suatu organisasi yang perlu diperhatikan, yaitu: (Gde Muninjaya dan A.A., 2004) 1. Efisien 2. Komunikasi 3. Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H 4. Penghargaan linsentif

2.1.5 Tahapan actuating Tindakan actuating dibagi dalam tiga tahap, yaitu: a. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh semangat sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut 6

motivating (Muninjaya, 2004). Motivasi merupakan proses dengan apa seseorang menejer merangsang bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk memuaskan keinginan pribadi mereka sendiri. Contohnya adalah menaikkan sistem upah untuk memotivasi para karyawan. Makin besar hasil yang dikerjakan karyawan tersebut makin besar upah yang didapat (Pintauli, 2003). b. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian pendidikan dan pelatihan (Nuraida, 2008). Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan staf (Muninjaya, 2004). c. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saransaran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004). d. Berkomunikasi secara efektif (Herujito, 2001).

2.1.6 Contoh penerapan Contoh penerapan actuating dalam manajemen rumah sakit misalnya, seorang kepala sub-bagian Asuhan Keperawatan yang melaksanakan fungsi pengarahan (actuating), yaitu: a. Memberikan bimbingan dan pembinaan asuhan keperawatan sesuai standar.

b. Memberikan bimbingan terhadap penerapan SOP pelayanan keperawatan. c. Memberikan bimbingan pendokumentasian asuhan keperawatansehingga diperoleh catatan asuhan keperawatan yang akurat dan baru. d. Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bagian Pelayanan Keperawatanatas persetujuan Wakil Direktur Pelayanan sesuai kebutuhan. e. Menyampaikan dan menjelaskan tentang sistem pembinaan

asuhankeperawatan koordinasi dengan Kepala Ruangan.

BAB 3 KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan Actuating dalam manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian. Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar orang.

10

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia Dalimunthe, R. F. 2003. Keterkaitan Antar Penelitian Dengan Pendidikan Dan Pengemangan Ilmu Manajemen. available at:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1229/1/manajemen-ritha.pdf Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya. Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997. Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta: Binarupa Aksara Muninjaya, Gde, A,A. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi II. Jakarta:EGC. Nuraida, I. 2008. Manajeman Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Hlm. 11. Stoner, James. A.F. 1993. Manajemen, Jakarta. Terry, George. R. 1986. The Principles of Management, Third Edition, Homewood Illinois: Richard Irwin Pintauli, S. 2003. Dokter Gigi Sebagai Menejer di Puskesmas. (Online) http://repository.usu.ac.id/, diakses 7 Maret 2012. Herujito, YM. 2001. Dasar Dasar Manajemen. Bogor: Grasindo. Hlm. 29.

10

11

11

Vous aimerez peut-être aussi