Vous êtes sur la page 1sur 12

2.

4 ADAB TERHADAP AL-QURAN

Al-Quran merupakan wahyu Ilahi yang mempunyai adab-adab tersendiri yang sudah diatur dengan tersusun bagi orang yang membacanya. Setiap orang mesti berpedoman kepada al-Quran dan mengerjakannya sebagai penghormatan di atas keagungannya. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah menggariskan dengan terperinci tentang adab-adab terhadap al-Quran secara zahir dan batin. Adab secara batin ini diperincikan dengan arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati ketika membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Dengan demikian, kandungan Al Quran yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubari.

Kesemuanya ini adalah adab yang berhubungan dengan batin, iaitu dengan hati dan jiwa. Sebagai contoh, Imam Al Ghazali menjelaskan, bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah, iaitu bagi pembaca Al-Quran ketika ia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah kalam Allah Azza wa Jalla. Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Al Quran itu sendiri.

Sebagaimana yang diriwayatkan, Ikrimah bin Abi Jahl, sangat gusar hatinya bila melihat lembaranlembaran yang bertuliskan Al Quran berserak-serak seolah-olah tersia-sia, lalu ia memungutnya selembar demi selembar, sambil berkata:Ini adalah kalam Tuhanku! Ini adalah kalam Tuhanku, membesarkan kalam Allah bererti membesarkan Allah. Adapun mengenai adab dalam membaca Al Quran, selain didapati di dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga banyak terdapat di dalam kitab-kitab lain.

Adab-adab Membaca Al Quran


1. 2. 3. 4. 5. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah. Mengambil Al Quran hendaknya dengan tangan kanan; sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang paling utama ialah di mesjid. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dengan khusyu dan tenang; sebaiknya dengan berpakaian yang pantas. Ketika membaca Al Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

Adab-adab Membaca Al Quran


6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca taawwudz, yang berbunyi: audzubillahi minasy syaithanirrajim. Sesudah itu barulah dibaca Bismillahirrahmanir rahim. Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al Quran, dijauhi dari gangguan. Biasa juga orang yang sebelum atau sesudah membaca taawwudz itu, berdoa dengan maksud memohon kepada Allah supaya hatinya menjadi terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut. Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami rahmat dan khazanah-Mu, ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Adab-adab Membaca Al Quran


7. Disunatkan membaca Al Quran dengan tartil, iaitu dengan bacaan yang perlahan-perlahan dan tenang, sesuai dengan Firman Allah SWT : Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil. (Surah Al Muzammil : ayat 4)

Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al Quran.
Ibnu Abbas r. a. telah berkata: Aku lebih suka membaca surat Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil, daripada kubaca seluruh Al Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat.

Adab-adab Membaca Al Quran


8. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, iaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan erti dan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Dengan demikian, ia akan sampai kepada hakikat yang sebenarnya, yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang terkandung di dalamnya. Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran itu. Firman Allah SWT : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (Surah an-Nisa: ayat 82 )

Adab-adab Membaca Al Quran


9. Dalam membaca Al Quran itu, hendaknya benarbenar diresapkan erti dan maksudnya, lebihlebih apabila sampai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yang mencucurkan air matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang menggambarkan betapa nasib yang akan diderita oleh orang-orang yang berdosa.

Adab-adab Membaca Al Quran


10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan uslubnya Al Quran. Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : Kamu hiasilah Al-Quran itu dengan suaramu yang merdu Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah SAW menunggununggu isterinya, Siti Aisyah RA yang kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah ia datang, Rasulullah bertanya kepadanya: Bagaimanakah keadaanmu? Aisyah menjawab :Aku terlambat datang, karena mendengarkan bacaan Al Quran seseorang yang sangat bagus lagi merdu suaranya. Belum pernah aku mendengarkan suara sebagus itu. Maka Rasulullah terus berdiri dan pergi mendengarkan bacaan Al Quran yang dikatakan Aisyah itu. Rasulullah kembali dan mengatakan kepada Aisyah: Orang itu adalah Salim, budak sahaya Abi Huzaifah. Puji-pujian bagi Allah yang telah menjadikan orang yang suaranya merdu seperti Salim itu sebagai umatku

Adab-adab Membaca Al Quran


Oleh sebab itu, melagukan Al Quran dengan suara yang bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harakatnya (barisnya) idghamnya dan lain-lainnya. Di dalam kitab zawaidur raudhah, diterangkan bahwa melagukan Al Quran dengan cara bermain-main serta melanggar ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas itu, haramlah hukumnya; orang yang membacanya dianggap fasiq, juga orang yang mendengarkannya turut berdosa.

11.Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya kerana hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang ketawa, bermain-main dan lain-lain yang seumpama itu, ketika sedang membaca Al Quran. Sebab pekerjaan yang seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan bererti tidak menghormati kesuciannya.

Vous aimerez peut-être aussi