Vous êtes sur la page 1sur 16

Analisis Studi kelayakan finansial usaha perkebunan cokelat

By kelompok 2 Septika S. Silaban 090503064 Hernita Situmorang 090503120 S. Febriana T. Hutabarat 090503122

Perkebunan Kakao
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10 m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5 m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.

Prospek dan peluang pasar


Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

Kategori kakao
Dalam komoditas perdagangan kakao dunia dibagi menjadi dua kategori besar biji kakao : a. kakao mulia (fine cocoa) Secara umum, Kakao mulia diproduksi dari varietas Criolo b. kakao curah (bulk or ordinary cocoa) Kakao curah berasal dari jenis Forastero

Syarat pertumbuhan kakao


Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis. Kakao merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (Shade Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120 buah/pohon/tahun. Tanah/lahan a. Tinggi tempat tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat maksimum 1200 m dpl, ketinggian tempat optimum adalah 1-600 m dpl b. Topografi kemiringan lereng maksimum 40o c. Hidrologi Tanaman kakao sangat sensitif bila kekurangan air, sehingga tanahnya harus memiliki penyimpanan/ketersediaan air maupun saluran (drainase) yang baik

d. Sifat fisik tanah Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung liat berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 40%. Konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas sedang sampai baik, kedalaman air tanah minimal 3 m. e. Sifat kimia tanah Sifat kimia dari tanah bagian atas merupakan hal yang paling penting karena akar-akar akan menyerap nutrisi. Kemasaman tanah (pH) optimum 6.06.75, Kakao tidak tahan terhadap kejenuhan Al tinggi, Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit (CaCO3) dan gips (CaSO2) masingmasing tidak boleh lebih dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12 me/100 g, KTK sub soil: 5 me/100 g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan bahan organik > 3%.

f. Letak Lintang : 200 LU - 200 LS g. Jenis tanah sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol kurang baik.

Iklim
a. Curah hujan Curah hujan merupakan unsur iklim terpenting. Pepohonan sangat sensitif terhadap kadar air. Curah hujan yang dibutuhkan harus tinggi dan terdistribusi dengan baik sepanjang tahun. Tingkat curah hujan yang baik per tahun berkisar antara 1500 mm 2500 mm. Curah hujan saat musim kemarau sebaiknya lebih kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih dari tiga bulan

b. Temperatur Temperatur maksimum 300-320 C, minimum 180210 C, dan temperatur optimum 26.60 C c. Sinar matahari intensitas 75% dari cahaya penuh pada tanaman dewasa, 50% pada tanaman muda, dan 25% di pembibitan d. Kelembaban > 80% e. Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat membantu dalam penyerbukan

Kakao ideal
Memiliki tinggi jorget sekitar 120-160 cm dengan cabang primer 3-4 cabang, letaknya simetris dan arahnya ke atas membentuk sudut 45 derajat. Tajuk tanaman berbentuk seperti payung dengan jorget terlindung dari sinar matahari langsung sehingga tidak pecah. Tidak terdapat percabangan dengan jarak 40-60 cm dari jorget dan 15-25 cm dari pangkal cabang sekunder. Sistem percabangan tersier selang seling mengarah ke atas, tidak ada yang menggantung. Penyebaran daun merata, seluruh ruang tajuk terisi daun dengan kedudukan mendekati vertikal pada bagian atas dan semakin mendatar pada bagian bawah, mempunyai jumlah daun 750-1200 helai/perpohon pada umur 3-4 tahun.

Tidak terjadi tumpang tindih daun / cabang antara satu pohon dengan pohon yang lain disekitarnya, lebar tajuk sesuai dengan jarak tanam dan ketinggian pohon 3-3,5 meter. Daun-daun yang tidak produktif tidak ada, demikian juga dengan ranting atau cabang yang sakit/rusak. Sinar matahari mampu menerobos tajuk tanaman sehingga nampak penyebaran bercak-bercak sinar matahari dengan luas sekitar 510% dari luas naungan dan penyebaran merata. Suasana di dalam kebun tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Pertumbuhan batang kakao sama rata antara yang ditanam di pinggir kebun dengan yang ditanam di tengah kebun. Bunga dan buah tumbuh merata dibagian batang pohon dan cabang-cabangnya serta tanaman yang berbuah merata disemua penjuru kebun.

Aktivitas-aktivitas perkebunan kakao


Pemangkasan Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Pohon dipangkas sehingga cabang terendah akan berjarak lebih dari 1 m dari tajuk tanaman kakao Penyiangan Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara serta mencegah hama dan penyakit Pemupukan Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan.

Penyiraman Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan memiliki pohon pelindung tidak memerlukan banyak air.

Pemberantasan hama dan penyakit Pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida dalam dua tahap. Pertama, bertujuan untuk mencegahsebelum diketahui ada hama yang menyerang. Tahap yang kedua adalah usaha pemberantasan hama, dimana jenis dan kadar pestisida yang digunakan ditingkatkan

Asumsi Dasar
Luas perkebunan 200 hektar Perusahaan membeli hak guna usaha dari pemerintah sebesar Rp400.000 per hektar dengan jangka waktu 40 tahun. Tingkat bunga yang digunakan 18% Kakao kering mulai menghasilkan pada tahun keempat sampai tahun ke 40 Produksi rata-rata 1220 biji kering per hektar Total modal yang dibutuhkan 1.939.958.000 yang 100% berasal dari modal sendiri.

Biaya bahan yang digunakan adalah biaya perolehan pupuk, yang terdiri dari pupuk urea Rp 1200/kg, TSP Rp 1600, dan KCL Rp 2100. Upah tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian Tenaga kerja tetap : Rp 210.000.000 /tahun Tenaga kerja harian : Rp 4.410.000/tahun/HOK Harga Biji kakao Rp 11.841,96/kg.

Hasil perhitungan dimuat dalam file word analisis studi kelayakan usaha perkebunan Sumber : https://www.google.co.id/search?q=gambara n+sekilas+industri+kakao+sekretaris+jenderal &oq=gambaran+sekilas+industri+kakao+sekret aris+jenderal&sugexp=chrome,mod=8&source id=chrome&ie=UTF-8 http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1 4817

Vous aimerez peut-être aussi