Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kedokteran sosial Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan dan suatu komunitas
Kedokteran komunitas Suatu kesatuan yang seimbang antara kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat
Diagnosis klinik
Individu-individu Puskesmas, Rumah sakit, Praktek dokter, dll Peralatan kedokteran diagnostik fisik Anamnesis, gejala penyakit, laboratorium
Diagnosis Komunitas
Kelompok/grup masyarakat Desa, Kecamatan, Kabupaten, dst Biostatistik, Epidemiologi
3.
Alat
4. Cara Diagnosa
Pengumpulan data, distribusi dan frekuensi penyakit (who, whwn, where), Statistik vital, dll Imunisasi, penyuluhan dan promosi kesehatan, sanitasi lingkungan, Kontrol terhadap penyakit menular, dll
5.
Tindakan/terapi
DIAGNOSIS KOMUNITAS
Apakah sekelompok masyarakat itu mempunyai masalah kesehatan atau tidak?
PENCEGAHAN
PRA-PATOGENESIS Preventif Primer Preventif Skunder PATOGENEIS Preventif Tersier
Promosi Kesehatan
Proteksi Spesifik
Diagnosa dini
Terapi adekuat Tes skrining
Limitasi
kecacatan
Rehabilitasi
Preventive Medicine
Pra-patogenesis Patogenesis
H
Mati Kronis Perjalana klinis Cacat
E
Keseimbangan segitiga ekologis terganggu
Tahapan Preventiv e
Promosi kesehatan
Proteksi spesifik
Limitasi kecacatan
Rehabilitasi
Preventif Primer
Skunder
Preventif tersier
Model Blum
Model Mosley
HOST (intrinsic)
AGENT
ENVIRONMENT
Physical, Biological, Social)
INTERNAL (intrinsic)
Social politic, economic culture
Biological Environment
HOST
Genetic
Physical Environment
EXTERNAL (extrinsic)
BLUM MODEL
Genetic
Morbidity and mortality in a population
Behavior
Health services
Environmental factors
Socioeconomic determinants
Maternal factors
Environmental Contamination
Nutrient deficiency
Injury
Healthy
Prevention Treatment Growth faltering
Sick
Mortality
2.
3.
4. Pencemaran udara 5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga 6. Bencana alam dan pengungsian 7. Otonomi daerah dan pelayanan kesehatan primer 8. Peningkatan prevalensi dan insiden penyakit menular
Angka kematian kasar Angka kematian spesifik Angka kelahiran hidup kasar Angka fatalitas kasus Angka Kematian Ibu Angka Kematian bayi dll
MMR =
100.000
Rumus :
Angka Insiden =
1000
Angka Insiden =
Jumlah orang yang menderita suatu penyakit tertentu (kasus baru + lama) pada suatu saat/periode tertentu x
Population at risk/penduduk yang mempunyai risiko tertular penyakit yang sama
1000
CONTOH
DATA EPIDEMIOLOGIS MENUNJUKKAN BAHWA MMR (kematian ibu karena komplikasi kehamilan dan persalinan) adalah: Sekitar 50% kematian karena perdarahan dan infeksi saat hamil sebagai akibat abortus disengaja karena KTD
Sekitar 50% lainnya karena tetanus, keracunan kehamilan, ruptur rahim, perdarahan post partum
Ibu terlalu (terlalu banyak anak, terlalu dekat kelahiran anaknya, terlalu tua untuk melahirkan, terlalu muda)
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA + KB) 2. Program Gizi Kesmas 3. Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) 4. Program Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Kerja 5. Program UKS 6. Balai Pengobatan
1.
PROGRAM KIA
post partum (misal ok anemia, multigrande, malnutrisi) -Sepsis (misal ok ruptur uteri, persalinan macet) -Keracunan kehamilan (pre eklamsia/eklamsia) Saat MASA NIFAS Infeksi Tetanus
Penduduk Sasaran Semua WUS, Ibu hamil, dan ibu menyusui Menghitung : langsung atau estimasi
Target Misal: Cakupan K4 di Puskesmas A meningkat dari 80% menjadi 100% pada tahun 2010
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN PRIMER
1.
2.
3. 4.
Penyuluhan Kespro Imunisasi TT Pemberian tablet Fe kepada semua ibu hamil Layanan KB Deteksi dini dan pengobatan tepat anemia Deteksi dini dan pengobatan tepat keracunan kehamilan dengan mengukur BB dan TD secara berkala, dll
PENCEGAHAN SEKUNDER
1. 2.
PENCEGAHAN TERSIER
INDIKATOR KEBERHASILAN
Pencegahan Primer
1. 2. 3.
Pencegahan Sekunder
1. 2. 3.
Peningkatan pengetahuan ibu dalam pola makan selama hamil Proporsi ibu yang mendapat TT dll Proprsi K1 dan K4 Proporsi ibu hamil risiko tinggi dll
Pencegahan Tersier
1.
2.
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator Input (3M)
1. 2. 3.
Man: jumlah bidan, jumlah kader Money: jumlah biaya operasional Material: jumlah tablet Fe, kartu KMS ibu hamil, dll
Indikator Proses
Frekuensi penyuluhan, frekuensi posyandu, rapat koordinasi, dll Persentase K1 dan K4, persentase yang mendapatkan Fe dan TT, dll Angka morbiditas ibu dan anak (misal perdarahan post partum, infeksi, dll) MMR, IMR
Indikator Output
Indikator Outcome
Indikator Dampak
PROGRAM KB
TUJUAN PROGRAM KB
1.
2.
Tujuan yang berkaitan dengan KESEHATAN mencegah kematian ibu (menurunkan MMR) dan kematian bayi/anak (menurunkan IMR/CMR) Tujuan yang berkaitan dengan KEPENDUDUKAN menekan laju pertumbuhan penduduk
Kriteria SMAAART
Dalam merumuskan goal, objectives, indikator, dan target harus memenuhi kriteria SMAAART: 1. Specific 2. Measureable 3. Achievable 4. Affordable 5. Appropriate 6. Result Oriented 7. Realistic 8. Time Bound
Membuat Tujuan
Harus diawali dengan kata kerja aktif Contoh: Meningkatkan pengetahuan kontrasepsi pada ibu usia subur Meningkatkan proporsi (prevalensi) pengguna kontrasepsi dll
Prevalensi Pemakaian KB
Adalah pemakai kontrasepsi pada satu titik waktu disebut Current User (CU) yaitu pasangan usia subur yang sedang memakai alat kontrasepsi pada saat survei CU hanya lewat Survei Rumah Tangga dan tidak bisa lewat laporan klinik
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator Input (3M) Man: Jumlah PLKB Money: Jumlah anggaran transport lapangan Material: Jumlah alat kontasepsi, dll Frekuensi penyuluhan per bulan, jumlah hari buka klinik, dll Tingkat pengetahuan PUS, jumlah akseptor tubektomi baru dalam satu tahun, dll Tingkat kelahiran (crude birth rate)
Indikator Proses
Indikator Output
Indikator Outcome
Indikator Dampak
Total fertility rate, tingkat pertumbuhan penduduk, angka kematian ibu, dll
PROGRAM GIZI
3. Kurang vitamin A
Sumber yang kurang (kemiskinan, bencana, paceklik, dll) kurang gizi Sumber cukup tapi tidak dimanfaatkan karena ketidaktahuan, tradisi, dll salah gizi
KOMPONEN KEGIATAN PROGRAM GIZI SESUAI DENGAN KONSEP PENCEGAHAN 1. Pencegahan primer
Menjamin kesediaan pangan (bila sumber yang kurang) Subsidi pupuk Membuat percontohan pemanfaatan tanah pekarangan untuk tanaman bergizi Edukasi Pemberian tablet Fe untuk semua ibu hamil atau semua remaja perempuan Memberikan susu setiap hari kepada anak sekolah Memberikan vitamin A kepada semua balita Distribusi garam beryodium
2. Pencegahan sekunder
Deteksi dini kurang gizi pada balita dengan menimbang secara berkala lalu memberikan edukasi atau merujuk yang mempunyai masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk) Pemeriksaan kadar Hb secara berkala (pada ibu hamil, perempuan remaja, dll)
3. Pencegahan tersier
Pembatasan ketidakmampuan dan rehabilitasi (medik, fisik, sosial, psikologis, ekonomis) anak-anak yang IQ rendah sebagai akibat kurang yodium, anak-anak yang buta karena kurang vitamin A, dll)
Dicari di puskesmas dan memakai patokan yang benar (lihat seksi KIA dan KB) tentang indikator proses, output, outcome, dampak dalam pencegahan primer, sekunder, tersier masalah gizi
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk sumber penularan (misalnya kuman TBC dalam tubuh manusia, virus dengue pada penduduk yang terinfeksi, dll)
2. Kegiatan yang dilakukan pada cara/rantai penularan 3. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya melindungi penduduk yang at risk
PRINSIP DASAR
Untuk masing-masing penyakit, kegiatan penanggulangannya ada yang dominan di reservoir, di cara penularan, dan ada yang dominan di penduduk yang at risk. Hal ini tergantung dari: Kuman penyebabnya/ada tidaknya obat untuk membunuh kuman di reservoir Perjalanan penyakit (proporsi asimtomatis, akut, kronis, dst) Apakah reservoirnya manusia atau binatang Cara penularan/ada tidaknya teknologi untuk intervensi pada rantai penularan Ada tidaknya teknologi untuk melindungi penduduk sehat (vaksin, dll)
P2M TBC
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA RESERVOIR
(tempat kuman hidup dan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia)
Mencari penduduk yang terinfeksi sebanyakbanyaknya, lalu diobati sampai sembuh sehingga tidak lagi bisa menularkan kepada orang lain
Karena menular melalui udara, tidak banyak yang bisa dilakukan Di laboratorium yang biasa membuat kultur TBC, biasanya ruangannya disinari dengan ultraviolet Kegiatan yang sedikit dampaknya antara lain penyuluhan kepada masyarakat agar rumahnya berisi ventilasi yang memadai dan ada sinar pagi (ultraviolet) yang masuk ke dalam ruangan di rumahnya.
Vaksinasi BCG. Catatan: vaksin BCG tidak efektif 100% dan karena itu walaupun cakupan BCG di Bali hampir 100%, masih tetap dilaporkan sekitar 1500 kasus TBC per tahun. Ini yang dilaporkan. Kenyataannya pasti jauh lebih tinggi. Vaksin mampu mencegah TBC yang berat (TBC otak, TBC milier, dll)
P2M DBD
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA RESERVOIR
(tempat kuman hidup dan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia)
Tidak banyak yang bisa dilakukan disini karena: disebabkan oleh virus. Selain itu, masa viremia juga amat pendek (hanya beberapa hari). Berbeda dengan HIV yang viremianya seumur hidup
Disini banyak kegiatan yang bisa dilakukan yaitu terhadap: a) nyamuk dewasa, b) larva. c) tempat perindukan nyamuk CATATAN: bukti-bukti menunjukkan bahwa fogging nyamuk dewasa tidak begitu efektif karena a) pencemaran lingkungan, b) kemungkinan resisten, c) sosiologis, dimana penduduk tidak senang bila asap yang berminyak masuk ke ruang tidur mereka sedangkan nyamuk Aedes berada di dalam ruangan pada siang hari. Yang paling efektif adalah PSN
Karena belum ada vaksin, tidak banyak yang bisa dilakukan disini Penyuluhan kepada masyarakat ada dampaknya tetapi tidak begitu signifikan.
P2M DIARE
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA RESERVOIR
(tempat kuman hidup dan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia)
Tidak banyak yang bisa dilakukan disini, penyebabnya banyak dan kebanyakan oleh virus. Selain itu juga karena penyakitnya akut.
Pengadaan air bersih secara dramatis telah terbukti mampu menurunkan insiden penyakit-penyakit ini
Penyuluhan cara pengolahan makanan dan minuman yang bersih. Sebagaimana lazimnya, semua upaya perubahan perilaku dengan metode himbauan memberikan dampak yang amat minimal dan jangka waktu yang panjang.
P2M HIV/AIDS
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA RESERVOIR
(tempat kuman hidup dan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia)
Dilakukan VCT (test HIV sukarela) dengan post test konseling perubahan perilaku agar tidak menularkan HIV ke orang lain (pasangan seksual, pemakai narkoba lain, bayi)
Program wajib kondom. Telah dilaksanakan di beberapa kabupaten di Indonesia (Malang, Bintan, dll). Catatan: Denpasar baru mulai karena prevalensi pada PSK telah 20% dan 100 kasus baru dilaporkan setiap bulan dari seluruh Bali ke Dinkes. Program substitusi metadon (pemakai narkoba suntik dialihkan ke metadon oral). Program distribusi jarum steril. Ini bagi yang gagal dalam program metadon (biasanya sekitar 50% gagal). Penyuluhan perubahan perilaku
Penyuluhan
KONSEP/MODEL BLUM
Genetik
Perilaku
Morbiditas/ mortalitas
Pelayanan kesehatan
Lingkungan
FAKTOR LINGKUNGAN
1. 2. 3. 4.
dll
Terima kasih
Ada Pertanyaan?