Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEFINISI
Asma adalah suatu proses inflamasi kronis yang khas, melibatkan dinding saluran respiratorik, dan menyebabkan terbatasnya aliran udara serta teradinya penyempitan saluran respiratori
PREVALENSI
Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa, dan 10% pada anak) Angka kematian mencapai 3,8 juta per 1 juta anak dan lebih tinggi pada orang kulit hitam 4,6 kali lebih tinggi
FAKTOR RESIKO
Jenis Kelamin
Prevalensi asma pada anak laki-laki sampai usia 10 tahun adalah 1,5 sampai 2 kali lipat anak perempuan dengan rasio
3:2 pada usia 6-11 tahun 8:5 pada usia 12-17 tahun Sebanding pada orang dewasa 30 tahun
Usia
25% anak dengan asma persisten mendapat serangan pada usia < 6 bulan, 75% mendapat serangan pertama sebelum usia 3 tahun
Riwayat Atopi
Pada anak usia 16 tahun dengan riwayat asma akan terjadi serangan 2 kali lipat jika anak pernah mengalami hay fever, rinitis alergi, atau eksema.
Lingkungan
Alergen di lingkungan hidup meningkatkan risiko penyakit asma seperti serpihan kulit binatang piaraan, tungau debu rumah, jamur, kecoa (MMM, 2001)
Ras
Rata-rata prevalens adalah 57,8% per 1000 penduduk pada orang kulit hitam dan 50,8% per 1000 penduduk pada orang kulit putih
Asap Rokok
Anak yang terpajan asap rokok lebih tinggi resiko dimulai sejak janin dalam kandungan, berlangsung terus setelah anak dilahirkan. Kejadian eksaserbasi lebih tinggi, umumnya fungsi paru lebih buruk
Infeksi Respiratorik
Perjalanan Alamiah
Penelitian TCRS (Tucson Children Respiratorys Study) di Arizona AS terdapat 3 fenotipe mengi: Transient Early Wheezing Wheezing of late onset Persistent Wheezing
Persistent Wheezing
Paling sedikit satu kali penyakit saluran pernapasan bawah dengan mengi dalam 3 tahun pertama dan terus menetap sampai usia 6 tahun Mempunyai ibu dengan riwayat asma lebih banyak Pada masa bayi, fungsi paru tidak berbeda bermakna, tapi menurun pada usia 6 tahun dengan peningkatan IgE
Gen Asma
Asma merupakan complex genetic disorders dengan sekitar 80 gen diantaranya gen ADAM-33 (a disintegrin and metalloprotease-33) dikatikan dengan hiperreaktivitas bronkus dan AR (airway Remodelling) Ekspresi molekul ditemukan pada sel otot polos saluran respirasi, miofibroblas, dan fibroblas Gangguan ADAM-33 merupakan dasar abnormalitas yang menyebabkan hiperreaktivitas dan remodelling saluran respirasi
Pada pasien Asma EMTU teraktivasi menyebabkan remodeling patologis dan proliferasi Airway Smooth Muscle dengan 3 tahap:
Inisiasi kepekaan epitel bronkus terhadap inhalan lingungan Propagasi aktivasi fibroblas dan miofibroblas di bawah epitel oleh faktor pertumbuhan Amplifikasi aktivasi miofibroblas
melepaskan GF proliferasi miofibroblas dan ASM, deposisi ECM AR Sitokin dan Kemokin Th2 mengeluarkan IL-4 dan IL-3 yang berinteraksi dengan EMTU dan perberat Remodeling
IL-3 Basofil
Sel dendritik
Sel T
Eosinofil
Makrofag
Inflamasi
Asma
Konsekuensi Remodelling
Peningkatan massa otot polos spasme bronus makin berat selama eksaserbasi Peningkatan kelenjar mukus sekresi mukus penting selama eksaserbasi Sel inflamasi yang menetap proses inflamasi tetap berjalan Pelepasan faktor pertumbuhan fibrogenik deposisi kolagen Elastolisis penurunan elastisitas dinding saluran respirasi
DIAGNOSIS
Dianosis berdasarkan klasifikasi GINA:
Ringan Sedang Berat
ringan
sedang
Sesak (breathless)
Posisi
Bicara Kesadaran Sianosis Mengi
Bisa berbaring
Kalimat Tidak ada Sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi
Biasanya tidak
Biasanya ya
Retraksi
40-60% 60-80%
<40% <60%
SaO2%
PaO2 PaCO2
>95%
Normal <45mmhg
91-95%
>60mmhg <45mmhg
<90%
<60mmhg >45mmhg
EPIDEMIOLOGI
Prevalens EIA mencapai 90% pada anak asma, dan sekitar 40% pada anak dengan rinitis alergika Banyak dijumpai pada atlet terutama yang melakukan aktivitas olahraga di lingkungan udara dingin
DIAGNOSIS
Anamnesis untuk mengidentifikasi anak dengan asma persisten, termasuk riwayat pemakaian short actng B-agonist serta respon klinisnya, Riwayat pemeriksaan uji fungsi paru, Kemampuan melakukan aktivitas fisik yang terbatas Faktor pencetus dan faktor ang memperberat gejala seperti udara dingin, jenis olahraga.
Temuan subjektif:
Wheezing Batuk Napas pendek Merasa kondisi fisik tidak sehat Kurang berminat terhadap aktivitas fisik
Temuan Objektif
Penurunan FEV 10-15% Proteksi terhadap penurunan FEV1 sebesar 15% Respon positif terhadap pemberian bronkodilator
PATOFISIOLOGI
Hipotesis Termal
Aktifitas fisik Pemanasan secara cepat
Kongesti
edema
Penyempitan bronkus
Hipotesis Osmotik
Penguapan air dari saluran respiratorik Keadaan hiperosmolaritas
Volume berkurang
bronkokonstriksi