Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Identitas pasien
Nama : an. E
Umur : 13 tahun
Pendidikan : SMP
Anamnesa
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Bercak merah disekitar hidung dan kedua pipi sejak 1 tahun yang lalu.
Gatal dan nyeri yang bertambah pada bercak jika terkena sinar matahari Botak, nyeri sendi, sariawan
keluhan bercak kemerahan pada muka disekitar hidung dan pipi yang berbentuk seperti kupukupu
7 bulan yll
bercak merah dimuka berkembang menjadi koreng yang mengeluarkan sedikit nanah
1 tahun yll
rambut pada dahi yang menjadi tempat bercak kemerahan tersebut secara perlahan rontok, sehingga membuat pasien terlihat botak
3 bulan yll
Sariawan di mulut
Hilang timbul
Batuk berdahak
Semenjak pasien mendapat pengobatan di RSAM dan mengalami perbaikan keluhan, pasien setiap bulan rutin datang ke poli kulit RSAM untuk memeriksakan dirinya.
kejang
disangkal
Nyeri dada
BAK berdarah
RPD
RPK
Riwayat alergi
Riwayat sosial dan kebiadsa n
Pemeriksaan Fisik
KU: tampak sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital : Tekanan darah= tidak dilakukan Nadi = 80 x/menit, reguler isi cukup Respirasi = 20 x/menit Suhu badan = 0 36,3 C
Kepala : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-) Mulut : karies gigi (-), stomatitis (+) Leher : Trakea letak tengah, pembesaran KGB (-)
Thorax : Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-), ictus cordis tidak tampak Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan, batas jantung kanan dan kiri dalam batas normal Perkusi : Sonor kiri = kanan Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, bunyi jantung I-II reguler, mur-mur (), gallop (-), pericardial friction rub (-)
Abdomen : Inspeksi : datar Auskultasi : Bising usus (+) normal Perkusi : Timpani, ascites (-) Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba Ekrtimitas: edema (-)
Status dermatologis
Lokasi : kedua pipi dan batang hidung Efloresensi : makula eritematosa yang berbentuk seperti kupu-kupu, squama tipis namun tidak terdapat peninggian daerah tepi. Lokasi : scalp berambut di regio frontal dextra Efloresensi : Plakat eritematosa berbatas tegas yang ditutupi oleh daerah squama yang meluas hingga ke bukaan folikel rambut dan hiperpigmentasi di pinggir dengan eskar atrofi, telangiektasia dan hipopigmentasi di tengah, alopesia (+).
Dermatomiositis
Diagnosa banding
Resume
Anamnesis: 1. Ruam berbentuk kupu-kupu 2. Makin nyeri jika terkena sinar matahari 3. Nyeri sendi 4. Sariawan 5. Lemas pusing Riwayat keluarga (+) Pemeriksaan fisik: 1. Mallar rash 2. Discoid rash 3. Alopesia 4. Stomatitis Pemeriksaan penunjang belum dilakukan
Diagnosa Kerja
Umum: edukasi
Terapi
Menjelaskan kepada pasien/kelua rga mengenai penyakit pasien. Selalu gunakan payung, topi, baju lengan panjang bila bepergian. Menggunaka n obat sesuai penjelasan dokter. Konsul Sp.A Konsul Sp.M
Medikamentosa : topikal parasol sunblock cream SPF 33 setiap 4 jam terutama siang hari betametason diproprionat cream lesi 2x/hari
Medikamentosa : sistemik hidroksikloro quin 200 mg 2x/hari Methylpredni solon 5 mg 1 x 1 tablet Vit. A, Bkompleks 2 x 1 tablet
Pemeriksaan anjuran
Prognosis
urinalisis
Hematologi rutin
Analisa kasus
Kriteria diagnostik untuk SLE menurut American College of Rheumatology. (Dikutip dari: Gill J et al, Diagnosis of Systemic Lupus Erythematosus American Family Physian 2003, Ulkus oral Vol.68:11, pp.2179-2186.)
arthrtis
serositis
fotosens itivitas
Discoid rush
Ganggu SL Malar an imunolo rush gis E Diagnosis SLE berdasarkan ciri khas gejala klinisnya dan adanya autoantibodi.
Kombinasi 4 dari 11 kriteria, yang terdokumentasi pada saat apapun dalam riwayat medis pasien, membuat pasien cenderung memiliki SLE dengan spesifitas 95% dan sensitivitas 75% menurut Hahn et al, 2005.
DLE kira-kira 50% berasosiasi atau menjadi SLE lesi mukosa oral dan lingual jarang gejala konstitusional jarang kelainan laboratorik dan imunologik jarang
eduk asi
Topik al
siste mik
definisi
Gejala SLE biasanya hilang timbul selama hidup penderita Jika dg kelainan kulit saja, angka harapan hidup lebih besar dibangding dg keterlibatan renal maupun SSP Resiko ematian 3x lebih besar dibanding populasi umum
Patofisiologi
HLA dan lainnya Pewarisan gen / mutasi somatik
Pembentukan autoantibodi
Ekspansi sel T
Jejas imunologis
Gambaran klinis
Diagnosa
arthrtis Ulkus oral fotosens itivitas serositis
Kriteria diagnostik untuk SLE menurut American College of Rheumatology. (Dikutip dari: Gill J et al, Diagnosis of Systemic Lupus Erythematosus American Family Physian 2003, Vol.68:11, pp.2179-2186.)
Ganggu an ginjal
Discoid rush
Ganggu SL Malar an imunolo rush gis E Diagnosis SLE berdasarkan ciri khas gejala klinisnya dan adanya autoantibodi.
Kombinasi 4 dari 11 kriteria, yang terdokumentasi pada saat apapun dalam riwayat medis pasien, membuat pasien cenderung memiliki SLE dengan spesifitas 95% dan sensitivitas 75% menurut Hahn et al, 2005.
Tatalaksana
konservatif agresif
Kortikosteroid dosis tinggi
nsaid
Kortikosteroid topikal
metotrexat
Antimalaria
Azatriiopine, dll
Daftar pustaka
Djuanda A, dkk. Lupus Eritematosus. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. Hal:264-267. Harahap M, dkk. Lupus Eritematosus. Dalam; Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates 2000. Hal: 189-196 Wallace, D.J. The Lupus Book.Panduan Lengkap Bagi Penderita Lupus dan Keluarganya. Edisi Pertama. Yogyakarta: B-First. 2007. Carter. M. A. lupus eritematosus sistemik. Dalam: Price. S.A, Wilson. L. M (Editor.)Patofisiologi. Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi ke 6. Jakarta: EGC; 2006. Hal 1392 1396 Kuhn A, Sticherling M, Bonsmann G, Clinical Manifestations of Cutaneous Lupus Erythematosus. 2007. JDDG Graham-Brown,R. Burns T. Lecture Notes of Dermatology 8th ed. Jakarta:EMS. 2005. p148 - 150 Cotsner, M.I., Sontheimer R.D. Lupus erythematosus. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatricks dermatology in general medicine. 6th ed. New York: Mc Graw-Hill.2008