Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Nyeri keluhan paling sering Merupakan manifestasi proses patologis Penatalaksanaan mengatasi proses patologis penyebab dan nyeri itu sendiri Nyeri akut respon fisiologis yang memperingatkan seseorang akan adanya atau akan terjadinya suatu kerusakan jaringan
Pendahuluan
Nyeri pascaoperasi bentuk nyeri akut Nyeri adalah pengalaman sensoris & emosional, nyeri pascaoperasi kecemasan dan penderitaan Nyeri pascaoperasi bersifat sangat individual, tindakan yang sama pada pasien dg KU hampir sama, tidak selalu mengakibatkan nyeri pascaoperasi yang sama
Batasan Nyeri
Nyeri komponen fisiologis & psikologis
Sensoris, deteksi neural dari stimulus noksius Kognitif, pemikiran mengenai nyeri Afektif, reaksi emoional terhadap nyeri Tingkah laku, aksi atau mekanisme menghindari yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
Batasan Nyeri
Intenational Association For The Study of Pain (IASP) Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan, yang tejadi karena adanya kerusakan jaringan atau ancaman kerusakan jaringan
Batasan Nyeri
Nosisepsi tidak langsung diterjemahkan sensasi nyeri Medula spinalis meningkatkan atau menurunkan sinyal nosisepsi menuju ke otak Tingkat psikologis seseorang mempengaruhi sensasi nyeri sesuai respon emosional dan tingkah lakunya Pendekatan psikologis (terapi pengalihan perhatian dan teknik relaksasi) jg berperan penting
Anatomi
Fisiologi Nyeri
Nosiseptor Diaktifkan oleh ambang tinggi dan mengkode intensitas stimulus dengan meningkatkan discharge rate secara gradual Stimuli yang berulang adaptif, sensitisasi, dan after discharge. Sensasi noksius (2 komponen) yaitu
nyeri tajam, cepat dan dilokalisasi dengan baik nyeri tumpul onset lebih lambat, dan tidak dapat dilokalisasi dengan baik
Fisiologi Nyeri
Nosiseptor Kulit Nosiseptor Somatik Dalam
tersensitisasi oleh peradangan bersifat tumpul dan tidak dapat dilokalisasi dengan baik
Fisiologi Nyeri
Mediator Kimiawi Nyeri Kebanyakan mengandung lebih dari satu neurotransmiter yang dilepaskan secara bersamaan. Substansi P (sP), peptida kalsitonin tergantung gen (CGRP), Glutamat
Fisiologi Nyeri
Substansi P
degranulasi histamin dari sel mast dan 5-HT dari platelet. vasodilator poten chemoattractant poten untuk leukosit.
Neuron yang melepaskan sP juga menginervasi viseral dan memberikan kolateral ganglion simpatis paravertebral
Fisiologi Nyeri
Modulasi Nyeri Modulasi nyeri dapat terjadi pada bagian nosiseptor, medula spinalis, atau struktur supraspinal Dapat menghambat (supresi) atau memfasilitasi rasa nyeri
Fisiologi Nyeri
Modulasi Perifer Hiperalgesia Primer
diperantarai oleh pelepasan alogen yang berasal dari jaringan yang rusak Histamin (sel mast, basofil dan platelet) Bradikinin setelah aktivasi faktor XII Prostaglandin
Fisiologi Nyeri
Modulasi Perifer Hiperalgesia Sekunder
pelepasan sP (kemungkinan CGRP) akson kolateral neuron aferen primer degranulasi histamin dan 5-HT, vasodilatasi pembuluh darah, menyebabkan edema jaringan, termasuk induksi pembentukan leukotrien tripel respon
Fisiologi Nyeri
Modulasi sentral mekanisme yang mengaktikan medula spinalis secara sentral:
Efek penjumlahan dan sensitisasi dari neuron kedua. Neuron WDR akan mengalami Wind Up Perluasan lapangan reseptor Alodinia Hipereksitabilitas dari reflek fleksi.
Fisiologi Nyeri
Modulasi sentral sP, CGRP, peptida intestinal vasoaktif (VIP), kolesistokinin (CCK), angiotensin dan galanin, L-glutamat dan L-aspartat perubahan eksitabilitas membran interaksi dengan reseptor membran terikat Gprotein mengaktifkan intracellular second messenger fosforilasi substrat protein konsentrasi Ca++ intrasel
Fisiologi Nyeri
Efek Sistemik Nyeri Efek Endokrin
Hormon katabolik meningkat Glukoneogenesis meningkat Hormon anabolik menurun Lipolisis, katabolisme protein.
Efek Kardiovaskuler Efek Respirasi Efek gastrointestinal Efek Genitourinarius Efek Imunologis Efek pada fungsi koagulasi Efek umum
Persiapan preoperasi :
Dokter bedahmenjelaskan alasan pembedahan. Ahli anestesidiskusi pilihan mengontrol nyeri intra dan pascaoperasi. Perawatmemberi penjelasan di bangsal dan memberikan jawaban.
- Premedikasianalgesia preemptif. - Berhati-hati dan lembut: memasang jalur i.v, intubasi, memposisikan, manipulasi jaringan. Efektifitas tim pascaoperasi : dari persiapan dan terapi dapat dilihat dari efek yang terlihat pada pre, intra dan pascaoperasi.
Jenis kelamin : wanita lebih cepat nyeri. Umur : ambang rangsang ortu > tinggi. Kepribadian : pasien neurotik lebih merasakan nyeri. Pembedahan sebelumnya: ditempat sama nyeri tidak sehebat sebelumnya. Motivasi pasien : pembedahan paliatif tumor ganas lebih nyeri.
Evaluasi Pasien
a. b. c. d. e. f. g. Menentukan diagnosis Anamnesis nyeri Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Tes untuk mengetahui derajat nyeri Observasi prilaku Penampilan pasien
Proses modulasi
Opioid mempengaruhi proses modulasi di tingkat medula spinalis.
Pilihan utama pengobatan nyeri akut. Efek menguntungkan: analgesia, sedasi, peningkatan mood, mensupresi batuk. Efek samping: gatal, mual, muntah, disforia, sedasi, retensi urin dan depresi nafas.
Analgetik narkotik
Pemberian intramuskular Jumlah obat dalam darah dan efek klinis bervariasi, tgt jumlah darah yang mengalir. Kekurangan: pasien harus memanggil perawat bila merasa sakit, setelah pemberianada periode waktu sebelum obat diabsorpsi ke sistemik
Pasien memberikan sendiri opioid iv/epidural untuk mendapatkan efek analgesia maksimal, efek samping minimal.
Selektif reseptor opioid, tidak tjd hipotensi krn blok simpatis. Tidak menyebabkan blok motorik. Dosis kecil menghasilkan analgesia dgn durasi lebih lama.
Obat yang sering digunakan: morfin, petidin dan fentanil yang bebas preservatif.
Opioid sublingual
Mudah dan menyenangkan. Masa kerja lama (lebih dari 8 jam). Buprenorfin (agonis antagonis), efek samping depresi nafas sangat jarang.
Opioid oral
Pada pasien yang dapat menelan. Morfin sulfat, analgesia adekuat selama 6-8 jam.
Efek samping anestesi lokal blok sensoris dan motorik. Waktu dan personel yang banyak untuk blok ulang dan follow up. Kurangnya pelatihan, keterampilan dan keinginan pada staf medis dan perawat. Peralatan yang banyak.
Obat-obat ajuvan
Obat anticemas, mengatasi kecemasan dan kesedihan. ESO: sedasi dan disorientasi. Antihistamin, efek sedasi dan analgesik nonspesifik. Fenotiazin hanya berefek sebagai sedatif.
Modulasi sensoris
Hiperstimulasi sistem saraf akan menurunkan impuls nyeri ke SSP. Pijatan, transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS), Akupuntur, kontras dingin dan hangat bergantian.
Analgesia Preemptif
Pemberian analgesia sebelum terjadi luka untuk mengatasi nyeri setelah luka, lebih lama daripada obat yang diberi setelah terjadi luka. Luka pada jaringanujung terminal saraf menjadi tersensitisasi & peningkatan eksitabilitas saraf spinalhipersensitivitas tehadap nyeri: nyeri pascaoperasi.
Analgesia Preemptif
Pengobatan preemptif tunggal tidak cukup analgesia preemptif kontinyu . NSAIDs mengurangi aktivasi/sensitisasi perifer nosiseptor. Anastesi lokal memblok impuls sensorik. Opiat mencegah sensitisasi sentral
KESIMPULAN
Nyeri keluhan paling sering Merupakan manifestasi proses patologis Penatalaksanaan mengatasi proses patologis penyebab dan nyeri itu sendiri Nyeri akut respon fisiologis yang memperingatkan seseorang akan adanya atau akan terjadinya suatu kerusakan jaringan
KESIMPULAN
Sensasi yang dirasakan pasien sebagai nyeri tidak bisa diobati dengan cara yang sama. Terapi yang terbaik adalah sesuai dengan penyebab nyeri dan terapi yang mampu menghilangkan rasa nyeri. Tujuan semua terapi: tercapainya kenyamanan pasien, cepatnya masa pemulihan, masa rawat lebih singkat dan berkurangnya biaya