Vous êtes sur la page 1sur 26

Istilah asma berasal dari bahasa Yunani asthma yang berarti sengal-sengal.

Dalam pengertian klinik, asma dapat kita artikan sebagai batuk yang disertai sesak napas berulang dengan atau tanpa disertai mengi

Pada penderita asma bronkial terjadi penyempitan bronkus secara berulangulang. Di antara masa serangan tersebut, terdapat fungsi dimana fungsi ventilasi paru mendekati keadaan normal.

Batasan asma yang lengkap menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanisme terjadinya asma dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma (GINA). Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.

Pada usia kanak-kanak terdapat predisposisi laki-laki : perempuan = 2 : 1 yang kemudian menjadi sama pada usia 30 tahun. Di poliklinik Subbagian Paru Anak FKUI-RSCM Jakarta ,>50% kunjungan merupakan penderita asma. Jumlah kunjungan di poliklinik Subbagian Paru Anak 12.00013.000 atau rata-rata 12.324 kunjungan pertahun.

Pajanan lingkungan hanya meningkatkan risiko asma pada individu dengan genetik asma Baik faktor lingkungan maupun faktor pejamu atau genetik masing-masing meningkatkan risiko asma

PATOGENESIS

Penurunan diameter jalan napas

Resistensi jalan napas penurunan ekspirasi paksa (forced expiratory volume) hiperinflasi paru peningkatan kerja bernapas perubahan fungsi otot-otot pernapasan perubahan rekoil elastik (elastic recoil)

Batuk, sesak napas

Anamnesis,pemerik saan jasmani & pengukuran faal paru (reversibiltas kelainan faal paru)

mengi, rasa berat di dada dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca

Riwayat keluarga (atopi).

Riwayat alergi/atopi. Perkembangan penyakit dan pengobatan.

Penyakit lain yang memberatkan.

Serangan batuk&mengi yang berulang lebih nyata pada malam hari atau bila ada beban fisik sangat karakteristik untuk asma Batuk malam yang menetap dan yang tidak tidak berhasil diobati dengan obat batuk biasa dan kemudian cepat menghilang setelah mendapat bronkodilator, sangat mungkin merupakan bentuk asma.

Gejala asma bervariasi pada asma ringan dan sedang tidak ditemukan kelainan fisik di luar serangan. inspeksi : nafas cepat ,batuk-batuk paroksismal, mengi, ekspirasi memanjang, retraksi daerah supraklavikular, suprasternal, epigastrium dan sela iga.

Perkusi hipersonor, terutama bagian bawah posterior. Auskultasi bunyi napas kasar/mengeras. Terdengar juga ronkhi kering dan ronkhi basah serta suara lender bila sekresi bronkus banyak.

Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa. Mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada serangan yang sangat berat disertai gejala sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan obat bantu napas

Derajat obstruksi bronkus

Menilai hasil provokasi bronkus

Menilai hasil pengobatan

mengikuti perjalanan penyakit

Histamin, Alergen

Metakolin

Uji provokasi bronkus

Beban lari

Udara dingin, Uap air

Foto rontgen toraks Tampak corakan paru yang meningkat. Atelektasis. Hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik. Rontgen foto sinus paranasalis. Pemeriksaan darah eosinofil dan uji tuberkulin Charcot-Leyden dan spiral Curshman. leukositosis polimormonuklear (Bila ada infeksi). Uji kulit alergi dan imunologi Pengukuran IgE spesifik serum. prick test. uji provokasi bronkus. Pemeriksaan IgE spesifik

Tujuan Tatalaksana

Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya, Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Gejala tidak timbul siang ataupun malam hari. Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok. Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.

TATA LAKSANA MEDIKAMENTOSA

Obat pereda (reliever)


Obat pengendali (controller)

Agonis beta-2 kerja singkat Antikolinergik Aminofilin Adrenalin

Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium kromoglikat Nedokromil sodium Metilsantin Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi Agonis beta-2 kerja lama, oral Leukotrien modifier Antihistamin generasi ke dua

Glukokortikosteroid
Inhalasi : Beclomethasone, budesonide, flusonide
dimulai dengan dosis untuk mengontrol asma kemudian diturunkan selama 2-3bulan pada dosis efektif

Tablet/syrup : hidrokortison metilprednisolone, prednison


untuk rumatan 5-40mg equivalent dengan prednison. Untuk serangan akut 1-2mg/kg BB /12-24jam.

Sodium cromoglycate : cromolyn

Metered dose inhaled(MDI) 2mg/5mg 2-4hirup 3-4


kali per hari. Nebulisasi 20mg 3-4 kali/hari.

Long acting 2-agonist


Inhalasi : formoterol (F), salbutamol(S)
Dry powder inhaled Metered dose inhaled

Sustained-release theophiline : Aminophiline,


methilxantine,xanthine

Antileukotrine : Leukotrine , montelukast, pranlukast,


zafirlukast

Imunnomodulator : omalizumab, anti Ig-E

Short acting 2-agonist : salbutamol, Fenoterol, terbutaline Anticholinergik : Ipratropium bromide, oxitropium bromide

Short acting Theophiline : Aminophiline


Epinefrine/ adrenaline injection

Vous aimerez peut-être aussi