BAHASA INGGRIS = THANATOLOGY ASAL KATA : THANATOS = KEMATIAN LOGY / LOGOS = ILMU

TANATOLOGI = ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG KEMATIAN DAN PERUBAHAN PERUBAHAN YANG TERJADI SETELAH KEMATIAN.

ASPEK MEDIKO LEGAL PERUBAHAN POST MORTEM PADA MAYAT / JENAZAH : -TANDA PASTI KEMATIAN. -LAMA KEMATIAN -POSISI SAAT MENINGGAL

-SEBAB KEMATIAN
-CARA KEMATIAN

I.

KEMATIAN SOMATIK (SOMATIC DEATH) MATI KLINIS

MATI SOMATIS
MATI SISTEMIK II. KEMATIAN SELULER (CELLULAR DEATH)

YAITU : KEMATIAN TUBUH KARENA BERHENTINYA 3 PILAR KEHIDUPAN (TRIPOD OF LIFE) ; SISTEM SIRKULASI, SISTEM RESPIRASI, SISTEM INERVASI.

TERJADI KEMATIAN JASMANI DAN FUNGSI MANUSIA SECARA UTUH TIDAK ADA. HANYA FUNGSI TIAP TIAP ORGAN YANG HIDUP UNTUK SEMENTARA WAKTU. KEADAAN INI DIGUNAKAN UNTUK TRANSPLANTASI ORGAN-ORGAN TUBUH YANG DIPERLUKAN (KORNEA, GINJAL, SPERMA, JANTUNG, DLL)

MATI SURI = SUSPENDED ANIMATION

ADALAH SUATU KEADAAN DIMANA TUBUH MASIH HIDUP DAN FUNGSI SIRKULASI, RESPIRASI DAN INERVASI MASIH BEKERJA TETAPI PADA BATAS BASAL METABOLIK.

PADA ORANG TENGGELAM KENA ALIRAN LISTRIK

KORBAN KEDINGINAN TERTUTUP SALJU

KOMA KENA MORFIN DAN BARBITURAT DLL

A. TANDA KEMATIAN SEGERA (IMMEDIATE) BERHENTINYA SIRKULASI DARAH (FUNGSI JANTUNG) BERHENTINYA SISTEM PERNAFASAN (FUNGSI PARU) BERHENTINYA SISTEM INERVASI (FUNGSI OTAK) B. TANDA KEMATIAN DINI (EARLY) : PERUBAHAN PADA MATA PERUBAHAN PADA KULIT PERUBAHAN TEMPERATUR TUBUH (SUHU) LEBAM MAYAT C. TANDA KEMATIAN LANJUT (LATE) : KAKU MAYAT PEMBUSUKAN (PUTREFACTION / DECOMPOSITION) SAFONIFIKASI ATAU ADIPOSERE MUMMIFIKASI

A. TANDA-TANDA KEMATIAN SEGERA

1. BERHENTINYA SIRKULASI PERIKSA : INSPEKSI PALPASI DIDAERAH ICTUS AUSCULTASI SELAMA 5 MENIT BERTURUTTURUT. ECG TES TAMBAHAN (SUBSIDIARY TEST) TES MAGNUS MENGIKAT UJUNG JARI TES ICARD PENYUNTIKAN ZAT FLUORESCEN SECARA HIPODERMIS TES DIAPHANOUS (TRANSLUMINATION) MENYENTER TELAPAK TANGAN. TES PEMOTONGAN ARTERI

2. BERHENTINYA SISTEM PERNAPASAN

LAKUKAN PEMERIKSAAN SECARA AUSKULTASI DENGAN MENGGUNAKAN STATESKOP PADA DADA SELAMA 5 MENIT.

TES TAMBAHAN (SUBSIDIARY TEST):

TES BULU AYAM

TES CERMIN TES WINSLOW SECANGKIR CAIRAN DIATAS DADA

3. BERHENTINYA SISTEM INERVASI

DITANDAI DENGAN BERHENTINYA FUNGSI MOTORIK DAN SENSORIK. RESPON TERHADAP REFLEKS TIDAK ADA, REFLEKS CAHAYA PUPIL MATA TIDAK DIJUMPAI DITANDAI DENGAN PUPIL MATA MELEBAR (KECUALI PADA KERACUNAN MORFIN MENJADI SANGAT KECIL ATAU PIN POINT) PASTIKAN DENGAN PEMERIKSAAN EEG.

B. TANDA - TANDA KEMATIAN DINI

1. PERUBAHAN PADA MATA
TIDAK DIJUMPAI KILATAN KORNEA KORNEA MENJADI KERUH DAN AKHIRNYA BERWARNA PUTIH. PUPIL MENGALAMI DILATASI TIDAK ADA REAKSI PUPIL PADA TETESAN ATROPIN ATAU ESERIN. TEKANAN BOLA MATA MENURUN REFLEKS KORNEA DAN KONJUNCTIVA TIDAK ADA

2. PERUBAHAN PADA KULIT

KULIT MENJADI PUCAT KEHILANGAN ELASTISITASNYA KEHILANGAN SINARNYA.

3. PERUBAHAN TEMPERATUR
RUMUS SYMPSON (INGGRIS) RUMUS JAISING P. MODI (INDIA) RUMUS AMRI AMIR (MEDAN)

RATA-RATA AHLI/RUMUS MENYIMPULKAN BAHWA DALAM 12 JAM SUHU TUBUH MAYAT AKAN SAMA DENGAN SUHU LINGKUNGANNYA SETELAH KEMATIAN.

USIA
ANAK-ANAK DAN ORANG TUA LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN ORANG DEWASA.

JENIS KELAMIN
PRIA LEBIH CEPAT DIBANDING WANITA KARENA FAKTOR JARINGAN LEMAK.

CARA KEMATIAN
PENDERITA PENYAKIT KRONIS LEBIH CEPAT.

LINGKUNGAN SECARA NYATA

RUANG TERBUKA LEBIH CEPAT

PAKAIAN
MAYAT TANPA PAKAIAN LEBIH CEPAT MENURUN SUHUNYA

4. LEBAM MAYAT
LIVOR MORTIS HIPOSTATIS SUGGILATION POST MORTEM STAINING BINTIK MAYAT VIBISES MERUPAKAN KEADAAN YANG TERJADI AKIBAT TIDAK ADANYA SIRKULASI MAKA CAIRAN TUBUH (DARAH) BERHENTI DAN AKAN MENUMPUK / BERKUMPUL DI BAGIAN TERBAWAH TUBUH (GAYA GRAVITASI) MULAI SEJAK - 1 JAM SESUDAH KEMATIAN MENETAP SETELAH 4 6 JAM. WARNA MERAH GELAP (LIVID) WARNA MERAH TERANG (BRIGHT RED/CHERRY RED) PADA KORBAN KERACUAN CO, SIANIDA ATAU NITRIT.

TANDA PASTI KEMATIAN MENENTUKAN LAMA KEMATIAN. MEMPERKIRAKAN POSISI PADA WAKTU MATI MENENTUKAN PENYEBAB KEMATIAN (SEPERTI PADA KERACUNAN CO, SIANIDA). MEMPERKIRAKAN POSISI MAYAT APAKAH SUDAH PERNAH DIRUBAH SESUDAH MATI ATAU TIDAK.

LEBAM MAYAT PADA WAJAH (BERWARNA LIVID)

LEBAM MAYAT PADA WAJAH (BERWARNA CHERRY RED)

GAMBARAN LEBAM

MAYAT :

A. TAMPAK BATAS TEGAS (DAERAH PUTIH) AKIBAT BAGIAN TUBUH TERBAWAH YANG TERTEKAN (GBR KIRI, KANAN ATAS) B. TAMPAK DARI SAMPING GAMBARAN LEBAM MAYAT DIPUNGGUNG

(GBR KIRI BAWAH)

SIFAT 1. 2. 3. 4. Letak Kutikula (kulit ari Lokasi Gambaran

LEBAM MAYAT Epidermal kulit Tidak ada Bagian tubuh terendah Tidak ada elevasi kulit Jelas Sama Mudah dibersihkan Yang masih baru akan hilang

MEMAR Sub epidermal kulit Rusak Dimana saja sesuai tempat trauma Elevasi kulit ada ditandai dengan bengkak krn resapan darah dan edema Tidak jelas Bervariasi mnrt memar Putus kena traun Sulit dibersihkan Tidak ada perubahan

5. 6. 7. 8.

Pinggiran Warna Pemotongan Setelah penekanan

SIFAT 1.WARNA MERAH

LEBAM MAYAT TIDAK BERATURAN DAN TERDAPAT PADA BAGIAN TUBUH TERENDAH PUCAT TIDAK TERDAPAT EKSUDAT PERADANGAN LAMBUNG DAN USUS HALUS JIKA DIREGANG AKAN TAMPAK DAERAH YANG WARNANYA TIDAK SAMA

KONGESTI SAMA MERAHNYA DISELURUH ORGAN TUBUH NORMAL BISA TAMPAK EKSUDAT

2.MEMBRAN MUKOSA 3.EKSUDAT

4.ORGAN DALAM

WARNANYA SAMA.

C. TANDA-TANDA KEMATIAN LANJUT

1. KAKU MAYAT
=RIGOR MORTIS =CADAVERIS RIGIDITY PERUBAHAN PADA OTOT YANG TJD STLH KEMATIAN ADA 3 TAHAP : PERIODE RELAKSASI PRIMER (FLAKSIDITAS PRIMER) KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS) PERIODE RELAKSASI SEKUNDER

a. PERIODE RELAKSASI PRIMER :

TERJADI SEGERA SETELAH SETELAH KEMATIAN BERLANGSUNG 2 - 3 JAM SETELAH KEMATIAN

b. KAKU MAYAT/RIGOR MORTIS

Terjadi setelah relaksasi primer (2 -3 jam setelah kematian) Berlanjut hingga 8 12 jam. Berlangsung selama 24 36 jam. Proses :
ADP (glikogen) Melenturkan serabut actin dan myosin ATP

(Bila cadangan glikogen habis maka energi tidak lagi terbentuk dan otot otot berubah menjadi massa Seperti jelli yang kaku (stiffgel) sehingga terjadi rigiditas).

Lokasi kaku mayat dimulai dari kumpulan otot-otot kecil yang mempunyai cadangan glikogen relatif sedikit seperti : m. orbicularis Palpebrae, otot-otot muka, rahang, leher, dada, tungkai atas, otot perut, pinggang, tungkai bawah. Urutan menghilang rigor mortis sesuai urutan terjadinya yaitu dari atas ke bawah. Keadaan mirip kaku mayat : Kaku mayat karena panas (heat stiffening) Kaku mayat karena dingin (cold stiffening)

Kejang mayat (cadaveric spasme)

Faktor faktor yang mempengaruhi kaku mayat : Suhu daerah panas mulai cepat, hilangnya juga cepat. Keadaan otot otot yang capek / lemah seperti pada peny. Kolera maka akan berlangsung cepat. Umur Pada anak-anak dan orangtua cepat terjadi. Aspek medekolegal : Penentuan bunuh diri atau tidak pada kasus luka tembak. Penentuan kematian karena tenggelam atau tidak pada kasus tenggelam dengan melihat genggaman tangan. Mencari petunjuk pelaku pembunuhan pada pemeriksaan genggaman korban seperti rambut, kancing dsb.

KAKU MAYAT 1. Mulai timbul 2. Faktor Predisposisi 1-2 jam setelah meninggal --------

CADAVERIC SPASME Segera setelah meninggal Aktivitas berlebihan, ketakutan, terlalu lelah, tegang, dan lain-lain. Terbatas pada otot volunter saja. Sangat jelas. Menunjukkan cara kematian (bunuh diri, pembunuhan, kecelakaan) Hangat Tidak ada Ada respon otot.

3. Otot yang kena 4. Kaku otot 5. Medikolegal

Semua otot Tidak jelas, dapat dilawan Perkiraan saat kematian

6. Suhu mayat 7. Kematian Sel 8. Rangsangan listrik

Dingin Ada Tidak ada respon otot

2. PEMBUSUKAN
BERLANGSUNG SEIRING DENGAN BERAKHIRNYA PERIODE RELAKSASI SEKUNDER.

TERJADI KARENA PEMECAHAN PROTEIN KOMPLEKS MENJADI PROTEIN YANG SEDERHANA KARENA KERJA BAKTERI KOMENSALIS ( CL. WELCHII, B.COLLI, STREPTOKOKKUS, STAFILOKOKKUS, DIPHTEROID, PROTEUS, DLL)
PERUBAHAN WARNA HIJAU DI PERUT KANAN. PELEBARAN PEMBULUH VENA SUPERFISIALIS. KULIT MELEPUH (BLISTER)

KELUAR GAS-GAS PEMBUSUKAN.

PEMBUSUKAN DI UDARA TERBUKA 2 KALI LEBIH CEPAT, DAN DI MEDIA CAIR 8 KALI LEBIH CEPAT BILA DIBANDINGKAN PEMBUSUKAN DI TANAH.

PROSES PEMBUSUKAN LANJUT (DIJUMPAI BELATUNG)

GAMBARAN PEMBUSUKAN LANJUT DIJUMPAI BELATUNG PADA TUBUH

PERUBAHAN PADA MAYAT BERUPA : LEBAM MAYAT PELEBARAN VENA SUPERFISIALIS

WARNA KEHIJAUAN PADA PERUT KANAN BAWAH

PERUBAHAN PADA MAYAT KARENA PROSES PEMBUSUKAN TAMPAK KULIT ARI MENGELUPAS

PROSES PEMBUSUKAN LANJUT A. KERUSAKAN BOLA MATA DAN PENGELUPASAN KULIT (KIRI ATAS) B. PELEBARAN VENA SUPERFISIALIS (KANAN ATAS) C. PENGELUPASAN KULIT ARI DI DAERAH TELAPAK KAKI (KANAN BAWAH)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN :

TEMPERATUR UDARA LEMBAB MEMPERCEPAT. RUANGAN DAN PAKAIAN

UMUR
PENYAKIT KEADAAN TUBUH

PEMBUSUKAN DALAM AIR LEBIH LAMBAT DIBANDINGKAN DI UDARA TERBUKA. TETAPI SETELAH MAYAT DIKELUARKAN DARI AIR MAKA PROSES PEMBUSUKAN 16 KALI LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN YANG BIASA.

3. SAPONIFIKASI ATAU ADIPOSERE

TERJADI KARENA PROSES HYDROGENERASI DARI ASAM LEMAK BEBAS, SEPERTI : ASAM OLEAT ASAM LEMAK JENUH ASAM PALMITAT, STEARAT, HYDROKSI STEARAT. BERBENTUK SUBSTANSI ASAM LEMAK YANG LUNAK, PUTIH KECOKLATAN, BERMINYAK DENGAN BAU SPESIFIK. DAPAT BERTAHAN LAMA DAN MENGAWETKAN JENAZAH. PEMBENTUKAN ADIPOSERE DIMULAI SEKITAR 1-3 MINGGU, DAN PEMBENTUKAN AKAN BERLANGSUNG SAMPAI 12 BULAN.

4. MUMMIFIKASI
ADALAH PROSES PENGERINGAN TUBUH. DIPENGARUHI OLEH FAKTOR PANAS DAN UDARA KERING. TUBUH TIDAK BERBAU, KULIT BERWARNA COKLAT DAN MELEKAT KETAT PADA TULANG-TULANG. TERJADI DI DAERAH GURUN PASIR. JANGKA WAKTU UNTUK MEMBENTUK MUMMIFIKASI PROSESNYA 3 BULAN ATAU LEBIH.

SELAMAT BELAJAR

DI TKP, RABU 21 FEBRUARY 2007

Dr. H. MISTAR RITONGA, SpF

NIP. 131 837 032
Alamat :
Jl. Sosro No. 98
Kelurahan Bantan - Medan Telepon / HP : 061-7305944 - 0813 6156 0500