Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JATI SUNARYATI, Ph D
METODOLOGI PENELITIAN Usaha ilmiah untuk mempelajari suatu obyek, dengan disertai bukti-bukti yang lengkap, menguatkan dan benar.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
4 . Merancang Penelitian
5 .Pembuatan Proposal
6 . Pengumpulan Data
Kaitan ilmu pengetahuan dengan penelitian FILSAFAT (Philosophy ) ILMU PENGETAHUAN (Science )
PENGETAHUAN (Knowledge )
TEKNOLOGI (Technology)
Fakta, informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan Pemahaman secara teoretis dan/atau praktis suatu bidang (studi), secara keseluruhan
Philosophy = Phil + Sophy (Yunani) Phil = Love = Cinta Sophy = Wisdom = Kebijaksanaan = Kearifan = Hikmat
Pengujian kritis terhadap dasar rasionalitas dari kepercayaan kita yang paling fundamental dan analisis logis terhadap konsep-konsep dasar yang digunakan dalam mengekspresikan apa yang kita percayai.
Filsafat biasanya berkaitan erat dengan kemanusiaan secara rasional, metodikal dan sistematis.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan: Ilmu Pengetahuan Eksakta: yaitu Ilmu Pengetahuan yang memiliki pengukuran (measurement) yang pasti (exact). Contoh: Fisika dan Kimia Ilmu Pengetahuan Deskriptif: Ilmu Pengetahuan yang tujuan utamanya adalah mengembangkan metode pendeskripsian atau klasifikasi yang kemudian menjadi acuan yang tepat dalam domain ilmu tersebut. Contoh: Taksonomi dalam Botani dan Zoologi
Merupakan aplikasi Ilmu Pengetahuan terutama untuk tujuan komersial dan industri Terkait erat dengan Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa (Engineering). Rekayasa adalah aplikasi Ilmu Pengetahuan dalam wujud pembuatan rancangan/disain pelbagai alat demi kemudahan manusia. Teknologi berkaitan dengan alat dan teknik mewujudkan rancangan alat-alat yang memudahkan kehidupan manusia.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
4 . Merancang Penelitian
5 .Pembuatan Proposal
UTS
6 . Pengumpulan Data
UAS
9. Persentasi
2.
3.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
4 . Merancang Penelitian
5 .Pembuatan Proposal
6 . Pengumpulan Data
1. Jenis-jenis literatur dan tingkat kegunaanya 2. cara melakukan studi literatur 3. cara menetapkan jenis literatur yg digunakan 4. cara menyusun dan menulis studi literatur
9. Persentasi
8 . Pembuatan Laporan
If the same author(s) published more than one work in a year, add letters to distinguish them, such as Irwig et al. (1992a) and Irwig et al. (1992b).
If several references occur together, separate them with semicolons. For references by the same authors in different years, there is no need to repeat the authors names: Oakley 1979, 1980; Rothman 1982; Zola 1972.
Youssef, N.M. (1988). School adjustment of children with congenital heart disease [dissertation]. Pittsburgh (PA): University of Pittsburgh.
Nutbeam, D. (1991). Present progress and future challenges for health promotion: observations from a recent migrant [editorial]. Australian Journal of Public Health, 15, 4-6.
Vallentine, J. (1992). Vaccination and medical defence. In: R. Hall and J. Richters, eds (1992). Immunisation: The Old and the New. Proceedings of the Second National Immunisation Conference, Canberra, 27-29 May 1991. Canberra: Public Health Association of Australia, 68-73.
Contoh: Laporan
Australian Bureau of Statistics ABS (1985). Projections of the population of Australia, states and territories, 1984 to 2021. Cat. No. 3222.0. Canberra: Australian Bureau of Statistics. Committee reports. Commission of Inquiry into Poverty (1975). Poverty in Australia. First Main Report (R.F. Henderson, Chairman). Canberra: Australian Government Publishing Service. Commission of Inquiry into Poverty (1975). Legal Aid in Australia. Research report, Law and Poverty Series. Canberra: Australian Government Publishing Service. Women's Health Policy Review Committee (1985). Women's Health Services in New South Wales. Final Report (F. LoPo, Chairperson). Sydney: Parliament of New South Wales.
Dr.D.Erwin Irawan - KK Geologi Terapan
Contoh: Laporan
Ergas, H. (1986). Telecommunications and the Australian economy. Report to the Department of Communications. Canberra: Australian Government Publishing Service. Callaghan, A.R. (1972). The wheat industry and stabilization [unpublished]. Report to the Minister for Primary Industry. Canberra. Bureau of Transport Economics (1985). Economic Regulation of Aviation in Australia. Seminar Papers and Proceedings. Canberra: Australian Government Publishing Service.
Contoh: Laporan
Bureau of Transport Economics (1986). Demand for Australian Domestic Aviation Services. Occasional Paper No. 79. Canberra: Australian Government Publishing Service. Department of Employment and Industrial Relations (1984). Annual Report 1983-84. Canberra: Australian Government Publishing Service.
Contoh: Laporan
Australian Standard AS 1199-1988. Sampling procedures and tables for inspection by attributes. Sydney: Standards Association of Australia. Newspaper, magazine article Perrottet, T. (1990). Weisberg's wisdom: look before you leap. Medical Observer (Sydney) 3 August: 36-9. SMH (1987). Researchers defend claim that children watch video nasties. Sydney Morning Herald 21 March: 7.
Contoh: Leaflet/brosur
NSW DH (1987). Head lice [leaflet]. State Health Publication No. (HSU) 82001. Sydney: NSW Department of Health.
ACON (n.d.). Safe sex summer 1988 [leaflet]. Sydney: AIDS Council of NSW.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
4 . Merancang Penelitian
5 .Pembuatan Proposal
1. menetapkan variabel yg akan diteliti 2. Jenis-jenis metode penelitian 3. memilih jenis metode penelitian 4. menetapkan detail tahapan penelitian atau tahapan perancangan
6 . Pengumpulan Data
b. Pendekatan ilmiah
Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkehendak untuk mengujinya
3. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) suatu unit sosial 4. Penelitian Korelasional, bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-varisasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi 5. Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara : berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
6. Penelitian Eksperimental Sungguhan, bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebabakibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu. 7. Penelitian Eksperimental Semu, bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan
8. Penelitian Tindakan, bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
membuat proposal untuk tugas akhir/ penelitian pada umumnya dan teknik penulisannya
4 . Merancang Penelitian
5 .Pembuatan Proposal
6 . Pengumpulan Data
Rencana/Proposal Penelitian
Merupakan suatu rencana kegiatan yang terinci untuk, yang umum disebut rencana atau proposal penelitian Suatu rencana penelitian pada umumnya memuat pembahasan tentang sub-pokok bahasan sbb:
1. 2. 3. 4. 5.
Latar belakang Tujuan Penelitian Hipotesis Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
1.
Latar belakang
Pada dasarnya latar belakang menjelaskan apa sebab penelitian dilakukan. Akan tetapi dianjurkan, pembahasannya disertai dengan hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sendiri maupun oleh peneliti lain. Selanjutnya dapat dikemukakan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain. Latar belakang yang baik atau sempurna akan sangat menunjang penentuan permasalahan yang akan dikemukakan.
Menentukan atau mendefinisikan permasalahan dipandang merupakan bagian yang terpenting dalam menyusun rencana penelitian. Permasalahan pada umumnya dikemukakan dengan kalimat bentuk pertanyaan, tetapi tidak merupakan keharusan.
2.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dapat dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus. Secara sederhana tujuan suatu penelitian merupakan jawaban atau hasil pemecahan masalah yang dikemukakan
3.
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu argumen yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya.
Dalam bidang teknik sering kali hipotesis ini dimasukkan dalam tinjauan pustaka atau studi literatur apabila sudah ada sebelumnya atau jika itu merupakan perbaikan atau modifikasi dapat kita kemukakan terlebih dahulu.
4.
Dalam bagian ini dikemukakan antara lain populasi sampel dan cara pemilihannya ukuran sampel variabel dan instrumen yang akan digunakan jika menggunakan data sekunder atau primer yang dikumpulkan oleh peneliti lain atau lembaga tertentu, hal-hal tersebut juga dikemukakan
5.
Metode Analisis
1. Banyak sekali metode yang digunakan, berdasar pengalaman sering digunakan metode analitis statistika, yang merupakan perhitungan-perhitungan matematis untuk melihat kecenderungan suatu obyek penelitian. 2. Ditinjau dari variabel yang diteliti dapat juga digunakan metode analisis multivariat yang menghubung-hubungkan proses antara berbagai variabel.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
4 . Merancang Penelitian
1. perencanaan survai/ eksperimen 2. teknik sampling 3. metode survai atau eksperimen 4. pembuatan formulir survai atau laporan eksperimen
5 .Pembuatan Proposal
6 . Pengumpulan Data
Bentuk Pengamatan
Dengan memperhatikan perbedaan cara pengamatan atau bentuk observasi yang dilakukan, penelitian dapat dibedakan dalam kelompok sebagai berikut: 1. Eksperimen yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen alamiah 2. Penelitian Survai 3. Penelitian Partisipasi 4. Penelitian Kepustakaan
1.
Eksperimen
Pada dasarnya eksperimen dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengaruh sebuah perlakuan atau lebih terhadap variabel respon yang diperhatikan
2.
Penelitian Survai
Penelitian survai selalu dikaitkan dengan sampel, sehingga penelitian survai (survey research) juga disebut sampel survai.
3.
Penelitian Partisipan
Dalam penelitian semacam ini, si peneliti melakukan pengamatan atau observasi dengan berada di wilayah atau lingkungan yang diteliti sehingga proses dan peristiwa yang ada dapat dipelajari.
4.
Penelitian Kepustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.
1. Surrogate information error, variasi/ perbedaan antara data atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan data yang dipikirkan atau diperhatikan si peneliti. 2. Measurement error, perbedaan antara informasi/ data yang dipikirkan oleh si peneliti dengan data yang dihasilkan oleh proses pengukuran
3. Experimental error, perbedaan antara pengaruh sebenarnya dari variabel bebas (faktor eksperimen) dengan pengaruh yang nampak atau diberikan sebagai hasil analisis 4. Population specification error, perbedaan antara populasi yang diperlukan untuk memberikan informasi dengan populasi yang diperhatikan oleh si peneliti 5. Frame error, perbedaan antara populasi yang dinyatakan atau didefinisikan oleh si peneliti dengan daftar unit atau anggota populasi yang dipakai.
6. Sampling error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan sampel probabilitas 7. Selection error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan nonprobabilitas
8. Nonresponse error, perbedaan antara sampel yang terpilih dengan sampel yang sebenarnya direncanakan dalam penelitian.
TEKNIK SAMPLING
Bahan kuliah Yossyafra, Ph D
Dasar pemikiran
Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa kendala :
Kendala biaya Kendala waktu Kendala tenaga Polulasi yang tidak terdefinisikan
Untuk mengatasi masalah dalam pemakaian data yang mengalami kendala-kendala, maka dapat dipergunakan SAMPEL. Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Untuk resiko perbedaan hasil antara populasi dengan sampel, dipergunakan kemungkinan tingkat kesalahan (misalnya 1%, 5%, 10%) Angka tingkat kepercayaan tersebut pararel dengan tingkat kepercayaan/ kebenaran (misalnya 99%, 95%, 90%)
Ukuran Sampel
Macam-macam cara untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi. Beberapa ahli mengemukakan berbagai cara yang berbeda.
n = N = e =
ukuran sampel ukuran populasi persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2%
Dengan cara memberikan nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dgn banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Ada dua rancangan cara undian :
Pengambilan sampel tanpa pengembalian, yang berarti sampel yang pernah terpilih tidak akan dipilih lagi. Akan menghasilkan nilai probabilitas yang tidak konstan Pengambilan sampel dengan pengembalian, yang berarti sampel yang pernah terpilih ada kemungkinan terpilih lagi. Megnghasilkan nilai probabilitas yang konstan
Atau dapat juga dilakukan dengan membagi angka ukuran populasi dengan angka ukuran sampel :
Jika populasi 400 dan sampel 80, maka 400:80=5 Sehingga responden yang dipilih adalah responden yang memiliki nomor kelipatan 5. nomor 5,10,15,dstnya
Dilakukan dengan membuat strata pada anggota populasi Mengelompokkan suatu populasi yang heterogen berdasarkan karakteristik tertentu ke dalam beberapa sub-populasi. Sehingga setiap sub populasi akan memiliki anggota sampel yang homogen Dari setiap sub populasi diambil anggota sampelnya secara acak Penghitungan sampel menggunakan dua pendekatan :
a. b. Cara proporsional (bila jumlah elemen tiap sub populasi tidak sama) Cara disproporsional (bila jumlah elemen tiap sub populasi sama)
a.
populasi
Misalkan jumlah sampel telah ditentukan menggunakan rumus Slovin yaitu sebesar 150. Dan telah ditentukan jumlah sub populasi (kelompok) adalah 5 Maka dapat ditentukan bahwa jumlah sampel pada tiap sub populasi adalah 150 : 5 = 30 sampel
L = jumlah strata D = B2 : 4 (untuk mengestimasi nilai mean) B = batas maksimal simpangan yang diterima dalam estimasi (Bound of error). Nilainya dapat dihitung (misalnya menggunakan Interval taksiran) atau ditentukan sendiri N = total jumlah populasi Ni = anggota sub populasi/kelompok 2 = dapat diambil dari penelitian yang terdahulu (jika ada) atau dari prasurvei
Selanjutnya untuk menghitung besar sampel untuk tiap strata/sub-populasi/ tiap kelompok menggunakan rumus :
N
ni =
L
Dimana :
n = jumlah sampel yang ditarik dari L = jumlah strata populasi
Contoh :
Akan dilakukan survei pendapat konsumen terhadap suatu produk. Dari total jumlah anggota populasi 868 yang berdomisili di 5 wilayah DKI, akan diambil sejumlah sampel Berikut tabel jumlah konsumen menurut lokasi tempat tinggal :
Lokasi
Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Selatan
Strata (Li)
I II III IV
Ni
448 131 81 108
2
6 10 5 7
Jakarta Barat
100
Ni2 2 =
Ni 2
Hasilnya adalah 151,41 Dibulatkan menjadi 150 Besar sampel tiap strata
ni = (n : L) = (150 : 5) = 30
Jadi dari tiap sub populasi akan diambil sampel masingmasing sebesar 30
b.
Untuk menentukan jumlah sample untuk masingmasing sub populasi / strata yang tidak sama harus menentukan sample fraction terlebih dahulu menggunakan rumus :
Ni
fi =
Dimana :
Contoh :
Akan dilakukan survei pendapat konsumen terhadap suatu produk. Dari total jumlah anggota populasi 868 yang berdomisili di 5 wilayah DKI, akan diambil sejumlah sampel Berikut tabel perhitungan sample fraction dan jumlah sampel : Total elemen populasi (N) = 868 Jumlah sampel yang ingin diambil (n) = 150
Lokasi
Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Barat
Strata (Li)
I II III IV V
Ni
448 131 81 108 100 868
(Ni:N)
0,516 0,151 0,093 0,124 0,116 1
n(Ni:N)
77 23 13 19 18 150
3. Cluster Sampling Pendekatan pengambilan sampel dengan cara melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap setiap individu yang menjadi populasi Dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok elemen dan secara random beberapa anggota kelompok dipilih sebagai sampel. Atau melakukan randomasi terhadap kelompok bukan terhadap subjek terhadap secara individual. Didasarkan pada satuan analisis dalam kelompok tertentu di satu wilayah.
Contoh :
Penelitian untuk mengetahui penggunaan internet di wilayah Belimbing kota malang. Kesulitan membuat kerangka populasi karena jumlah satuan analisis yang banyak (warga belimbing kota malang) Misal wilayah belimbing memiliki 10 RW. Dari 10 RW tersebut diambil 25% melalui teknik random, diperoleh 3 RW Masing-masing RW memiliki 11,12 dan 14 RT Masing-masing RT terdiri dari 25, 26 dan 29 KK Dari 80 KK tersebut hanya 50 KK yang menggunakan internet.
a. Cara keputusan (judgment sampling) Mengambil sampel dengan melakukan pertimbangan Contoh :
Bila ingin mengetahui pendapat karyawan tentang suatu produk yang akan dibuat, peneliti telah beranggapan bahwa karyawan akan lebih banyak tahu daripada orangorang lain, sehingga peneliti telah melakukan pertimbangan.
Cara ini cocok untuk dipakai pada saat tahap awal studi eksploratif.
B. Cara kuota (Quota sampling) Mengambil sampel sebanyak jumlah tertentu yang dianggap dapat merefleksikan ciri populasi. Pada cara ini tidak ada jaminan bahwa ciri-ciri populasi akan terwakili dalam sampel yang terpilih dan kita tidak dapat mengestimasi error yang terjadi. Hasil penelitian terhadap sampel ini tidaklah dapat digeneralisasikan secara valid pada populasinya. Cara ini dapat dipergunakan apabila :
peneliti menghadapi keterbatasan dana tujuan penelitian bukan untuk memperoleh gambaran mengenai populasi melainkan untuk pengujian hipotesis-hipotesis dalam penelitian awal.
Contoh :
Tujuan peneliti ingin mengetahui penggunaan internet di kampus ASIA bagi mahasiswa masingmasing jurusan semester 5 Peneliti menetapkan 20 mahasiswa untuk masingmasing jurusan semester 5 sebagai responden Angka 20 merupakan perkiraan peneliti yang diyakini dapat mewakili mahasiswa di lokasi penelitian.
C. Cara Dipermudah (Convinience sampling) Sampel dengan cara ini adalah yang paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Kurang bisa diandalkan Bermanfaat untuk tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk-petunjuk penelitian, yang akan menghasilkan bukti-bukti yang cukup melimpah sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi.
D. Cara bola salju (Snowball sampling) Merupakan teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi banyak.
E. Area Sampling Populasi dibagi atas beberapa bagian populasi di mana bagian populasi ini dapat dibagi-bagi lagi. dari bagian populasi yang terkecil diambil sampel sebagai wakilnya untuk masuk kepada bagian populasi yang lebih besar. Dari bagian populasi yang lebih besar ini akan diambil lagi sampel yang akan dipakai lagi dan seterusnya.
F. Purposive Sampling Pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Memilih sampel berdasarkan kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu yang diyakini mewakili semua unit analisis yang ada.
Contoh :
Penelitian untuk meneliti sikap mahasiswa terhadap peraturan pemerintah mengenai UU Hak Cipta Maka dipilih beberapa Perguruan Tinggi dan Universitas yang dianggap dapat mewakili bedasarkan penyelidikan atau kenyataan sebelumnya.
Kekeliruan Sampling
Proses riset harus terbebas atau paling tidak hanya memilki sedikit kesalahan ataupun kekeliruan baik pada saat pengumpulan, pengolahan data sampai dengan saat penyajian informasi sebagai hasil riset Secara logis, tidak mungkin rata-rata hitung suatu sampel yang diambil dari suatu populasi akan sama persis dengan rata-rata hitung populasi.
Kekeliruan sampling :
Adalah kekeliruan yang terjadi pada saat menelaah sampel, misalnya dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
1. proses analisa data menggunakan statistik atau formula perancangan 2. teknik menampilkan hasil penelitian dalam kurva/grafik dll, serta teknik membahas pola-pola data yg ditampilkan 3. proses perencanaan, pelaksanaan, kontrol proses penelitian 4. cara membuat laporan untuk tugas akhir jenis penelitian dan jenis perancangan serta teknik penulisannya
Validitas berarti juga bahwa instrumen penelitian merupakan bukti kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu atau yang diukur atau diamati oleh peneliti, sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan. Reliabelitas atau tingkat ketetapan (consistency atau keajegan) adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel.
Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok sampel yang sama
Dalam hal ini kita menyadari bahwa alat ukur dan hasil pengukuran berkaitan atau merupakan satu kesatuan, sehingga kriteria validitas dan reliabilitas tidak dapat berdiri sendiri.
Dan, kita selalu berusaha untuk membuat atau memakai alat ukur yang terpecaya (reliable) dengan hasil pengukuran yang valid.
1 . Filosofi Penelitian
2 . Rumusan Masalah
3 . Review Literature
cara membuat makalah untuk seminar hasil maupun publikasi jurnal dan teknik penulisannya