Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelompok 3 :
Asri Kusuma Wardhini (8A/4) Hari Waskito (8A/11) Monika Yulando Putri (8A/17) Nolaristi (8A/19) Septiana Asti Buana P. (8A/26)
SWEDIA
Penerapan pada tingkat kementerian pada tahun 1993 dan penerapan pada level konsolidasian pada tahun 1994 Standar akuntansi berbasis akrual yang diterapkan Pemerintah Swedia mempunyai beberapa karakteristik: a. Standar akuntansi berbasis akrual mencakup pemerintah (secara keseluruhan) dan kementerian/lembaga. b. Standar akuntansi berbasis akrual yang diterapkan dapat dikelompokkan sebagai relatively full accrual accounting. c. Penggunaan nilai historis. Setiap kementerian/lembaga menyiapkan Laporan Operasional, Neraca, Laporan Dana dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Pada awal tahun 1990-an UU memberi waktu tiap departemen 2 tahun, dan seluruh departemen telah siap dalam 1,5 tahun Untuk departemen secara individu, semua elemen kunci dari sistem baru yaitu penganggaran akrual, proses apropriasi, dan proses pelaporan berubah pada saat yang sama.
1. 2.
3.
Jerman
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Laporan Kas, didukung informasi akrual Ya Ya Sejak TA 2000 Sejak TA 1998 Sejak TA 1995 Tidak Beberapa
Tidak
Ya ESA 95, dimaksudkan untuk berpindah ke akrual basis modifikasian ESA 95 dalam persiapan ESA 95 Ya Tidak ESA 95 sejak 2002 Beberapa Sejak TA 2000 ESA 95 Akrual Modifikasi ESA 95 Akrual Modifikasi
10. Belgia
Penganggaran Akrual Tidak, tapi akan dikenalkan akrual mengacu ESA 95 ESA 95 sedang dikenalkan penganggaran akrual penuh ESA 95 ya
12.
Denmark
Beberapa
Beberapa
13.
Finlandia
Sejak TA 1998
Sejak TA 1998
14.
15.
Yunani
Hongaria
Beberapa
Laporan kas,
Ya
didukung Tidak
ESA 95 Akrual
Tidak, tapi akan dikenalkan akrual
ESA 1998
95
sejak
17.
18.
Irlandia
Republik Korea
Laporan kas
Tidak
ESA 95 Akrual
Sedang dikenalkan penganggaran akrual penuh
19. 20.
Luxemburg Meksiko
Tidak Tidak
Tidak Tidak
ESA 95 Tidak
No. Nama
Akuntansi Akrual
Laporan Konsolidasi Penganggaran Akrual Akrual Sedang dikenalkan ESA 95 untuk lembagalembaga (agencies) sejak 1997 sedang dikenalkan akrual penuh Sejak TA 1995 Tidak Tidak, tetapi akan dikenalkan akrual modif mengacu ESA 95 ESA sedang dikenalkan tambahan informasi akrual Tidak, tetapi akan dikenalkan akrual modif mengacu ESA 95 ESA 95 kas modifikasian ESA 95 sedang dikenalkan akrual Sedang dikenalkan akrual penuh Tidak
21.
Belanda
Sejak 1994
25.
Portugal
Ya
Tidak
26.
Republik Slovakia
Tidak
Tidak
TIdak
KOMPARASI BASIS AKUNTANSI DI INDONESIA, SELANDIA BARU, AUSTRALIA, DAN AMERIKA SERIKAT
Perbedaan Name of Board Selandia Baru Accounting Standards Review Board (ASRB) Australia Amerika Serikat Australian Federal Accounting Accounting Standards Advisory Standards Board Board and (AASB) Governmental Accounting Standards Board Legislated FASAB legislated GASB some states have legislated; auditors required to refer to it as GAAP AASB dan AAS GASB dan SFFAC Private/Public Public Indonesia KSAP
Auhority
Legislated
Legislated
NZ IAS Of Private/Public
All sectors; All sectors; FASAB Federal government based government based government on IFRS (NZ) on IFRS GASB State and local government IPSAS Adoption Governments that Governments that IPSAS-compliant by Country already apply full already apply full government accrual accrual accounting accounting accounting standards expected standards and standards and by 2009 apply accounting apply accounting standards that are standards that are broadly consistent broadly consistent with IPSAS with IPSAS requirements requirements
Amerika Serikat
Indonesia Accrual to
Accrual Basic
Appropriasi dibuat berdasarkan output. Permasalahan timbul ketika output tidak memiliki pembanding. Rincian appropiasi (line item) tidak diketahui. Baik NZ maupun Australia menggunakan actuarial dan accrual method untuk melaporkan future liabilities berupa pension dan asuransi pegawai. NZ juga membukukan secara akrual keseluruhan hutang-hutang
Accrual Basic
Appropriasi dibuat berdasarkan output. Permasalahan timbul ketika output tidak memiliki pembanding. Rincian appropiasi (line item) tidak diketahui. Baik NZ maupun Australia menggunakan actuarial dan accrual method untuk melaporkan future liabilities berupa pension dan asuransi pegawai
Modified Accrual Cash Toward Basic Accrual Cash Basic Cash Basic Proses penganggaran (appropriasi) dibuat oleh kongres secara detail dengan mengacu pada the Appropriations Clause and the Nondelegation Doctrine. Output based budgeting masih belum memungkinkan. GAO menyatakan bahwa meskipun US menerapkan accrual budgeting, mereka tidak akan membukukan social security obligations sebagai kewajiban karena ketidakpastiannya terlalu tinggi.
Proses penganggaran (appropriasi) dibuat oleh DPR bersama-sama dengan Presiden. Penganggaran dilakukan secara detail atas pengeluaran yang dilakukan.
Sampai saat ini, masih belum ada future liabilities yang dibukukan.
1. Selama ini negara-negara OECD menerapkan basis akrual untuk laporan keuangan saja dengan alasan disiplin anggaran dan kompleksitas. 2. Namun, jika basis akrual hanya diterapkan untuk laporan keuangan dan tidak untuk anggaran, masalh tidak akan pernah selesai. 3. Jika basis akrual hanya diterapkan pada laporan keuangan, sedangkan laporan anggaran dengan basis kas, ini menimbulkan kesan hanya sekedar latihan
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (kos) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar basis kas
Laporan keuangan yang disajikan dengan basis akrual memungkinkan pengguna laporan untuk: 1. Menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas; 2. Menilai kinerja, posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas; dan 3. Pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada, atau 4. melakukan bisnis dengan suatu entitas. Pada level yang lebih detil, pelaporan dengan basis akrual: 1. Menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai aktivitas-aktivitasnya dan 2. memenuhi kebutuhan dananya; 3. Memungkinkan pengguna laporan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah saat ini untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban-kewajian dan komitmen-komitmennya; 4. Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi 5. keuangannya. 6. Memberikan kesempatan pada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan sumber daya yang dikelolanya; dan 7. Bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektifivitas penggunaan sumber daya.
Kewajiban
Ekuitas
Arus Kas
Manajemen kas yg lebih baik
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM MENDUKUNG REFORMASI YANG DIJALANKAN DI SELANDIA BARU
AXIAL PRINCIPLES COMMUNICATING IDEAS
KEY PEOPLE
CONTEXTUAL DETERMINANTS
ETHOS
KNOWLEDGE
INNOVATION
INFORMATION
CONSEQUENCES
B. Australia Akuntansi akrual untuk individual departemen/lembaga diimplementasikan sejak tahun 1995. Laporan konsolidasian akrual diterapkan sejak tahun 1997, dan penganggaran akrual dilaksanakan sejak tahun 2000.
Strategi perjalanan akuntansi berbasis akrual di Australia : 1. Periode sebelum 1989 Sebelum tahun 1989, Australia menggunakan basis kas untuk pelaporan akuntansi sektor pemerintah. 2. Periode tahun 1989 s.d. 1992 Dalam periode ini, pemerintah Australia mulai menerapkan akuntansi modifikasi kas. 3. Periode tahun 1992 s.d. 1994 Periode ini adalah periode dimana pemerintah melakukan transisi menuju akuntansi akrual penuh. 4. Periode tahun 1995 dan setelahnya Proses memindahkan agency Pemerintah Australia dari akuntansi kas ke akuntansi akrual berlangsung stabil dan terukur.
c. Amerika Serikat
1985 : GASB menerbitkan GASB Research Report, The Needs of Users of Governmental Financial Reports yang selanjutnya diikuti dengan pengajuan Concepts Statement. 1987 : GASB menerbitkan Exposure Draft (ED) pertama mengenai total financial resources measurement focus and accrual basis of accounting for the governmental funds. 1989 : GASB menerbitkan ED kedua. 1990 : GASB menerbitkan GASB Statement No. 11, Measurement Focus and Basis of Accounting Governmental Fund Operating Statements 1992 : GASB menerbitkan preliminary views document (PV), Implementation of GASB Statement No. 11, Measurement Focus and Basis of Accounting Governmental Fund Operating Statements, PV ini mengetengahkan isu penyajian neraca. 1993 : setelah melalui due process, GASB menyimpulkan bahwa pemberlakuan GASB Statement No. 11 harus ditunda setidaknya sampai 2 tahun setelah diterbitkannya standar yang mengatur laporan neraca. Oleh sebab itu, maka diterbitkanlah GASB Statement No. 17, Measurement Focus and Basis of Accounting Governmental Fund Operating Statements : Amendment of the Effective Dates of GASB Statement No. 11 and Related Statements. 1994 : GASB menyetujui untuk mengembangkan alternatif model pelaporan keuangan dengan menerbitkan invitation to comment (ITC) tentang Governmental Financial Reporting Model. 1995 : berdasarkan analisis dari reaksi para kontituen dalam ITC tersebut, GASB mengembangkan persyaratan dasar dengan mengeluarkan PV Governmental Financial Reporting Model: Core Financial Statements. Model PV mengusulkan bahwa terbaik untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dari kelompok pengguna yang beragam, dasar laporan keuangan untuk pemerintah harus mencakup laporan keuangan dan dana agregat laporan keuangan. 1997 : setelah melalui due process, GASB menerbitkan ED mengenai Basic Financial Statements and Managements Discussion and Analysis for State and Local Governments. 1999 : akhirnya GASB menerbitkan GASB Statement No. 34, Basic Financial Statements and Managements Discussion and Analysis for State and Local Governments. Penerbitan standar tersebut menandai keberhasilan GASB dalam usahanya menyusun standar pelaporan keuangan pemerintah berbasis akrual.
STRATEGI TRANSISI AKUNTANSI AKRUAL DI INDONESIA MELALUI MODEL OUDA 1. Management Change Management Changes (MC) dapat dilihat dengan SK MenPAN Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Peningkatan Pelayanan Publik, Rancangan UndangUndang (RUU) mengenai Administrasi Pemerintahan dan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Ketiga peraturan tersebut menunjukan bahwa pemerintah, sebagai lembaga eksekutif, telah melakukan langkah awal reformasi yang signifikan dalam hal birokrasi dan administrasi publik. 2. Policital and Bureaucracy Support (PBS) Variabel Political and Bureucracy Support (PBS) dalam pemerintah Indonesia dapat dilihat dengan pemberlakuan paket undang-undang dan peraturan mengenai pengelolaan keuangan publik. Beberapa paket undang-undang yang telah dibahas adalah UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PP Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang telah diubah oleh PP Nomor 71 Tahun 2010. 3. Professional and Academic Support (PAS) Professional and Academic Support (PAS) dapat dilihat pada Memorandum Pembahasan Penerapan Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia yang disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (2006).
A.
4. Communication Strategy (CS) Strategi komunikasi (CS) di pemerintah pusat dapat dilihat dengan adanya buletin khusus yang membahas tentang penerapan akuntansi akrual seperti Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah Pusat. Kolom Klinik Akuntansi Pemerintah Pusat memiliki format tanya-jawab atas masalahmasalah teknis yang muncul pada penerapan basis akrual. Selain itu, perlu adanya Sosialisasi dan Pelatihan yang berjenjang hingga pada tingkat daerah. 5. Willingness to Change (WC) Keinginan untuk berubah menuju akuntansi akrual telah secara jelas ditulis dalam Undang-undang Reformasi Keuangan. Menurut UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004, Laporan Keuangan Pemerintah (Pusat dan Daerah) tahun anggaran 2008 sudah harus disusun dan dilaporkan dengan menggunakan basis akrual (akrual penuh), baik untuk laporan realisasi anggaran maupun neraca. 6. Consultation and Co-ordination (CC) Koordinasi dapat dilihat dalam Sistem Akuntansi Pemerintahan. Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. Konsultasi teknis terkait penerapan SAP Berbasis Akrual juga telah difasilitasi oleh KSAP.
7. Budgeting Adoption Cost (BAC) Indonesia tetap menerapkan penganggaran berbasis kas meskipun akuntansi berbasis akrual melandasi pelaporan keuangan instansi pemerintah. 8. Spesific Accounting Issue (BAC) Specific Accounting Issue (SAI) telah dipaparkan terinci dalam PP nomor 71 tahun 2010. Salah satu hal penting, yaitu identifikasi dan evaluasi aset tetap, terdapat dalam Lembar Tambahan Negara PP 71/2010, PSAP No. 7 tentang Aset Tetap dan No. 8 tentang Konstruksi Dalam Pengerjaan. 9. Information Technology Capacity (ITC) Teknologi informasi untuk mendukung penerapan basis akrual di Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Landasan hukum SIMDA adalah PP nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Untuk tahun anggaran 2005, daerah yang menerapkan SIMDA ini adalah pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten Gorontalo. Beberapa daerah yang belum menerapkan SIMDA disebabkan oleh struktur kode rekening dan mekanisme pengeluaran kas masih menggunakan peraturan Kepmendagri no 29 tahun 2002
Alasan diterapkannya proses transisi secara Big Bang : menghindari hilangnya momentum dan mengurangi resiko keletihan reformasi
Saat ini Indonesia menggunakan basis akuntansi Cash towards Accrual dimana transaksi dicatat dengan basis kas (untuk penerimaan dan pengeluaran) sedangkan akrual digunakan pada saat menyusun neraca.
Idealnya adalah pada saat terjadinya transaksi itulah diterapkan basis akrual. Jadi, opsi penerapan basis akrual di satker lebih tepat dibanding penerapan basis akrual di KPPN. Pada saat transaksi terjadi di satker, pada saat itu pula harus ada pengakuan (recognition) atas transaksi tersebut dan harus ada pencatatan.
PENERAPAN AKRUAL TERKAIT DENGAN SPAN DAN KONDISI YANG ADA DI INDONESIA
Penerapan akuntansi berbasis akrual di Indonesia harus mempertimbangkan aspek-aspek terkait kondisi SDM, infrastruktur dan lain-lain Entitas yang akan melakukan pencatatan akrual dapat berupa satker atau pada tingkat kantor pusat KL, sedangkan pada level BUN, pencatatan dapat dilakukan pleh KPPN atau pada Direktorat Akuntansi dan Pelaporan keuangan. Terkait dengan saat pencatatan akrual, maka terdapat beberapa alternatif waktu pencatatan berupa pencatatan saat transaksi atau pada akhir tahun seperti yang telah dilakukan saat ini. Idealnya, pencatatn akrual dilakukan oleh satker pada saat transaksi. Namun, untuk mencapai kondisi ideal tersebut, beberapa tahapan penerapan akan dilakukan. Untuk tahun 2010, diusulkan agar satker melakukan pencatatan akrual pada saat akhir tahun. Sedangkan untuk LKPP 2011 dan 2012, proses akrual akan dilaksanakan oleh KPPN pada saat pencatatan transaksi. Satker akan membukukan akrual pada saat transaksi dimulai untuk
STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI AKRUAL SECARA AKRUAL SECARA BERTAHAP DI INDONESIA 2010 Penerbitan SAP Mengembangkan Framework Akuntansi Berbasis Akrual dan BAS Sosialisasi SAP Berbasis Akrual 2011 Penyiapan aturan pelaksanaan+kebijakan akuntansi; Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI bag. Pertama; Pengembangan kapasitas SDM
2014 Parallel Run dan Konsolidasi seluruh LK Reviu, Evaluasi dan Penyempurnaan Sistem Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)
2012 Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI (lanjutan) Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)
2013 Piloting beberapa KL dan BUN Reviu, Evaluasi dan Penyempurnaan Sistem Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)
SDM
POLITIK
DANA
SISTEM
TERIMA KASIH