Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
PENDAHULUAN
KORNEA . Bagian mata yang tembus cahaya & menutup bola mata bag. depan
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan ganguan penglihatan di seluruh dunia Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai
EPIDEMIOLOGI
Insidensi ulkus kornea di Indonesia (1993 ) 5,3 per 100.000 penduduk Predisposisi terjadinya ulkus kornea trauma, pemakaian lensa kontak terutama yang dipakai hingga keesokan harinya, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya\ Di Inggris: insidens terjadinya ulkus kornea meningkat sehingga 8 kali pada mereka yang tidur sambil memakai lensa kontak berbanding dengan mereka yang memakai lensa kontak ketika jaga Ulkus kornea dapat mengenai semua umur.
KORNEA
ANATOMI HISTOLOGI : Kornea Adl Jaringan Transparan Dan Avaskuler, Bersama Konjungtiva, Kornea Merupakan Batas Depan Bola Mata Berhubungan Dgn Dunia Luar. Tebal Kornea Kurang Lebih 0,8 Mm 1 Cm Dibagian Tepi & Makin Ketengah Makin Tipis, Sampai Mencapai 0,6 Mm Di Bagian Sentral. Diameter Kornea Krg Lbh 11,5 Mm.
Kornea adalah jaringan transparan, yang ukurannya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea dewasa rata-rata mempunyai
Tebal sentral 0,54 mm Tebal tepi 0,65 mm Diameter 11,5 mm dari anterior ke posterior
FUNGSI KORNEA
Membran Protektif Media Refraksi :+43 Dioptri. Jendela Mata Sinar Masuk Mencapai Retina.
Anatomi kornea
Kornea terdiri atas lima lapisan:
1. Epitel tiga jenis sel dengan banyak saraf sensoris di dalamnya 2. Lapisan bowman struktur aseluler 3. Stroma (90% ketebalan kornea) terdiri dari serat kolagen 4. Membran decemen mengandung serat kolagen 5. Endotel satu lapisan yang mengandung sel yang berbentuk heksagonal.
EPITEL
5-6 Lapisan Sel. Sel Epitel Kubus --Paling Dasar, Poligonal & Berbentuk Pipih Di Permukaan. Elektron Mikroskop :Jonjot2 Menahan Air Mata Mencegah Kekeringan Kornea Sel2 Epitel :Daya Regenerasi Yg Bsr
2. MEMBRANA BOWMAN
Lapisan Aseluler Yg Jernih & Sebagian : Serabut2 Kolagen Modifikasi Bagian Stroma.
3. STROMA
Tertebal Dari Kornea (90 % Tebal Kornea). Sabut2 Kolagen Bhn Dasar Mukopolisakarida. Tersusun Pararel Teratur Kornea Ttp Pransparan.
4. MEMBRANA DESCEMENT Terkuat Tak Mdh Ditembus O/ Mikro Organisme /Pun Trauma. Melapisi Stroma Dibagian Posterior tddSerat2 Kolagen Jernih & Dianggap Sbg Hasil Sekresi Endotel. 5. ENDOTEL Lapis Sel2 Kubus. Tdk Punya Daya Regenerasi Kerusakan Pd Sel2 Endotel --Permanen & Lbh Berat Dibanding Epithel.
NUTRISI
Elemen2 Nutrisi Masuk Kedalam Rongga Kornea Yg Avaskuler Dr Limbus Yg Kaya Pembuluh Darah. Disamping Itu Kornea Jg Mendpt Nutrisi
Dr Aquous Humour Dlm Kamera Anterior O2 Dr Udara Luar.
PERSYARAFAN ( INERVASI )
Dr Cabang2
N. Trigeminus (N.V)
Erosi Epitel
Rangsangan Nyeri
Evaporasi Air Dari Tear Film Prekorneal Kerusakan Endothel Edema Kornea
MIKRO KORNEA
MEGALOKORNEA
ULKUS KORNEA
ULKUS KORNEA
hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.
FAKTOR PREDISPOSISI
keratitis, neurotopik keratopik, tear deficiency Non higienic use contact lens
Traumatic of eye
Immunodeficienci
Ulkus kornea
ETIOLOGI
Infeksi
Bakteri Jamur Virus acanthamoeba
Non Infeksi
Bahan kimia Radiasi/suhu Sindrom Sjorgen Defisiensi vitamin A Obat-obatan (imun) Kelainan membran basal (trauma) Pajanan Neurotropik
Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral. Infeksi Jamur : Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides. Infeksi virus herpes zooster & simplex cukup sering dijumpai Acanthamoeba protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik.
PATOGENESIS
Kornea avaskuler, Respon imun seluler tidak segera datang
Badan kornea, dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, bekerja sebagai makrofag Selanjutnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear (PMN), Selanjutnya terjadinya pembentukan infiltrat, yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu. Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus kornea.
PATOFISIOLOGI
Trauma
Defek pada epitel
Penetrasi ke membran descement yang intak
3. Stadium Regresi
Regresi dipicu daya tahan tubuh natural (produksi antibodi dan immune selular) dan terapi yang dapat respon yang baik. Garis demarkasi terbentuk disekeliling ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralisir dan phagosit yang menghambat organisme & debris sel nekrotik. didukung oleh vaskularisasi superfisial yang meningkatkan respon imun humoral dan sesuler. Ulkus mulai membaik dan epithelium mulai tumbuh pada sekeliling ulkus.
3. Stadium Regresi
Regresi dipicu oleh daya tahan tubuh natural (produksi antibodi dan immune selular) dan terapi yang dapat respon yang baik. Garis demarkasi terbentuk disekeliling ulkus, yang terdiri dari leukosit yang menetralisir dan phagosit yang menghambat organisme dandebris sel nekrotik. Proses ini didukung oleh vaskularisasi superfisial yang meningkatkan respon imun humoral dan sesuler. Ulkus pada stadium ini mulai membaik dan epithelium mulai tumbuh pada sekeliling ulkus.
4. Stadium Sikatrik
Stadium ini, proses penyembuhan berlanjut dengan semakin progresifnya epithelisasi yang membentuk lapisan terluar secara permanen. Selain epithelium, jaringan fibrous juga mengambil bagian dengan membentuk fibroblast pada kornea dan sebagian sel endotelial untuk membentuk pembuluh darah baru. Stroma yang menebal dan mengisi lapisan bawah epithelium , mendorong epithel ke anterior. Derajat jaringan parut (scar) pada penyembuhan bervariasi. Jika ulkus sangat superfisial dan hanya merusak epithelium saja, maka akan sembuh tanpa ada kekaburan pada kornea pada ulkus tersebut. Bila ulkus mencapai lapisan Bowman dan sebagian lamella stroma, jaringan parut yang terbentuk disebut dengan nebula. Makula dan leukoma adalah hasil dari proses penyembuhan pada ulkus yang lebih dari 1/3 stroma kornea.
HASIL AKHIR
tergantung kepada: 1. virulensi agen infektif, 2. mekanisme daya tahan tubuh 3. terapi yang diberikan.
DIAGNOSA
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA SUBJEKTIF
Eritema Palpebrae dan konjungtiva
Sekret mukopurulent Merasa ada benda asing dimata Pandangan kabur Lakrimasi
GEJALA OBJEKTIF
Injeksi siliar
Anamnesa
Riwayat trauma Benda asing Penyakit kornea spt keratitis Pemakaian obat topikal Rwyt pemakaian kontak lensarwyt penyakit sistemik
PEMERIKSAAN KLINIS
Ketajaman penglihatan : visus menurun Tes air mata : epifora Pemeriksaan slit-lamp : CVI+, infiltrat pada kornea, hipopion. Keratometri (pengukuran kornea) Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi: positif pada tepi ulkus Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
KLASIFIKASI KLASIFIKASI
ULKUS KORNEA SENTRAL
Ulkus Ulkus Ulkus Ulkus kornea kornea kornea kornea bakterialis fungi virus acanthamoeba
klasifikasi
Ulkus kornea sentral timbul akibat Bakteri staphylococcus aeureus streptococcus pneumonia Pseudomonas dan enterobactericeae. Bakteri gram negatif lainnya Jamur Aspergillus 10.8% Fusarium Sp 80.5% Candida Akantamuba Virus Herpes simpleks Ulkus perifer akibat defisiensi vit A, keratitis neurotropik
Xie L,et al. Antifungal susceptibility for common pathogens of fungal keratitis in Shandong Province China. In: Am Journal of Ophthalmology. 2008 Bharathi M J,et al. Microbial Keratitis in South IndiaIn: Ophtalmic Epidemiology.2007
SENTRAL
ULKUS SENTRAL
Disebabkan oleh infeksi
Ulkus Streptokokus :
Ulkus menjalar dari tepi kornea. Bewarna kuning keabu-abuan. Ulkus cepat menjalar perforasi kornea, karena eksotoksin.
Ulkus Stafilokokus :
Ulkus bewarna putik kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas. Apabila tidak diobati abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.
Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam Berwarna abu-abu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan, hipopion.
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa minggu sesudah. Riwayat trauma oleh tumbuh-tumbuhan Permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan. Tepi lesi berbatas tegas irregular. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang & Terdapat injeksi siliar Hipopion kental, permukaan tak rata(ada hifa jamur)
Penyebab : candida, fusarium, aspergillus, penicillium, cepalosporium Dengan pewarnaan giemsa terlihat gambaran hifa (jamur non candida)/ bentuk ragi.
Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah.
Infeksi primer dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi. Hipestesi pada kornea secara lokal menyeluruh.
Kambuhnya penyakit
GEJALA
Iritasi Fotofobia Berairmata Gangguan penglihatan Sensibilitas kornea menurun Riwayat lepuh-lepuh demam atau infeksi herpes lain Reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
Adanya gangguan penglihatan karena lesi yang timbul pada kornea dalam bentuk bintik-bintik, bintang (stellate), filamen, dendrit yang bercabang-cabang dan bentuk diskiform.
ULKUS MOOREN
berjalan progresif dari perifer kornea ke sentral. T.u pada usia lanjut. Penyebabnya belum diketahui diduga hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi, autoimun. Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
perifer
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral.
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. Terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui. Kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada bagian yang sentral.
ULKUS MOOREN
bukan disebabkan infeksi oleh mikroba, tapi diduga merupakan reaksi alergi (penyakit autoimun) Merupakan ulkus bergaung yang terjadi sekeliling limbus, terjadi unilateral bersifat progresif sehingga terlihat pencekungan limbus yang meluas ke bagian sentral.
RING ULCER
Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang perforasi. Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral. Perjalanan penyakitnya menahun. Perjalanan penyakitnya menahun.
KERATOMALASIA
ulkus kornea bilateral + pelunakan kornea karena penyakit defisiensi vitamin A (xeroftalmia) Ulkus berbentuk cekungan seperti tusukan jarum pada kornea yang tenang kekeringan kornea, akibat terjadinya keratinisasi epitel Umumnya terjadi pada anak balita Kurang Kalori Protein (kwarshiorkor) + infeksi campak
ULKUS NEUROPARALITIK
Ulkus yang terjadi akibat gangguan N. V atau ganglion Gaseri kornea atau mata menjadi anestetik dan refleks mengedip hilang Terjadi pengelupasan epitel dan stroma kornea sehingga terjadi ulkus kornea. Pengobatan dengan melindungi mata dan memerlukan tindakan blefarorafi
penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
Di rumah
DERAJAT
Ukuran ulkus Lokasi pada kornea Penatalaksanaan
3 mm
Rawat jalan Antibiotik topikal /jam Rawat inap Antibiotik topikal/1/4 jam
Rawat inap Antibiotik topikal / jam Antibiotik subkonjunctivva Antibiotik parenteral
3mm
3mm+hipopion
Di segala tempat
Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan dengan steroid. Sulfas atropine Skopolamin sebagai midriatika. Analgetik
PENATALAKSANAAN
Tidak boleh dibebat Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder Debridement sangat membantu penyembuhan Indikasi rawat : - ancaman terjadinya perforasi - pasien tidak dapat memberi obat sendiri - tidak terdapat reaksi obat - perlunya obat sistemik.
TATALAKSANA di RUMAH
1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk
melepaskannya
2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang 3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya
MEDIKAMENTOSA
Siklopegik topikal (Atropin 1% 2 3 kali/hari ; Skopolamin 0,25 %) Tujuannya :
mengistirahatkan iris dan corpus siliar, sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan lakrimasi menghambat timbulnya reaksi radang pada traktus uvealis, sehingga perjalanan penyakit ke bagian mata yang lebih dalam dapat dicegah.
ANTIBIOTIK
Morfologi hapusan
Topikal Kokus gram positf Cephaloridin 50 mg/ml Gentamycin 14 mg/ml Subkonjunctiva Cephaloridin 100 mg intravena Methicilin 200 mg/kg BB/hr Gentamycin 3-7 mg/kg BB/hari
Gentamycin 20 mg
Penicillin G 100.000U/ml
Penicillin G 500.000U/ml
Gentamycin 20 mg
Amikacin 10 mg/ml
Amikacin 25 mg
Methicilin
Staphylococcus resisten penisillin Cefazolin 50 mg/ml Cefazolin 50 mg/ml
Penicillin G 2-6 U/hr Streptococcus, pneumococcus Penicillin G 100.000U/ml Penicillin G 500.000U/ml Gentamycin 3-7 mg/kg BB/hari
Speecies Pseudomonas
Gentamycin 14 mg/ml
Gentamycin 20 mg
Steroid, untuk menenangkan inflamasi yang terjadi. Sediaan steroid biasanya digabungkan dengan sediaan antibiotik.
KERATOPLASTI / PEMBEDAHAN
Jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan kemunduran tajam penglihatan.
Penyulit: 1. Infeksi 2. Iritis 3. Blok pupil glaukoma sekunder 4. Penolakan graft (3 minggu 5 thn )
DONOR Kornea Diambil Dari Orang Yg Telah Meninggal Kemudian Digunakan Langsung / Dipindahkan Pd Resipien / Diawetkan Dulu Dgn Es / Medium Tertentu
RESIPIEN Penderita2 Dengan Kelainan Kornea Tertentu
INDIKASI
1. Optik : siktarik di axial kornea Makula/ Lekoma Kornea Ditengah2 Kornea
CARA / METODE
Keratoplasti Tembus : Terhadap Seluruh Tebal Kornea.
KERATOPLASTI
KERATOPLASTI TEMBUS
KERATOPROSTHESIS
Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis Prolaps iris Sikatrik kornea Katarak Glaukoma sekunder
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular.
KERATITIS
KERATITIS
Adalah : Radang Pada Kornea (Apapun Sebabnya)
Penyebab : 1. Bakteri,.
Gejala klinis: Rasa Nyeri // Bila Penderita Terkena Rangsangan Chy. (Photofobia) Spasme Palpebra (Blepharospasme). Air Mata Berlebihan (Epipora). Kabur Infiltrat Berada Di Kornea Sentral. Pada Pemeriksaan Dgn Lampu Senter / Opthalmoskop Tampak Adanya Infiltrasi.
1. BENTUK INFILTRAT - Numuler, Mis: Keratitis Numularis. - Punctat, Mis : Keratitis Punctata Superficial. - Dendrit, Mis : Keratitis Herpes Simplex. - Filamen, Mis : Keratitis Herpes Simplex. - Disciform, Mis : Stromal Keratitis.
2. TES FLUORESCEIN. Cairan Fluorescein Infiltrat : Fl + Fl -. 3. LOKASI. - Sub-Epithel, Epithel Dari Stroma. - Lokal - Merata -Perifer - Sentral.
4. SENSIBILITAS KORNEA
Ujung Kapas Hasil + (Sensabilitas Baik). Sensabilitas Menurun Keratitis. Herpes Simplex
EDEMA KORNEA
FLUORESCEIN POSITIF
INFILTRAT DENDRITIKA
ULKUS KORNEA
PENGOBATAN
Salep Mata
Antibiotika Anti Virus Anti Jamur.
Simtomatis : Midriatikum Mengurangi Spasme Silier -- Rasa Nyeri Berkurang. Bebat Mata :
Superinfeksi Spasme Palpebra.
PERJALANAN PENYAKIT
Sembuh Tanpa Bekas
LESI KORNEA
JARINGAN SIKATRIK PD KORNEA DIBAGI MENURUT TEBALNYA : NEBULA : Sikatrik Tipis, Dgn Slit lamp MAKULA : Tebal, Dgn Lampu Senter. LEKOMA : Tebal , dgn Mata Biasa.
INFILTRAT
Radang Batas Edema kornea Permukaan Tepi + Tidak jelas + Abu-abu Tidak rata
SIKATRIKS
Tegas Licin mengkilat Rata
PROGNOSIS
Tanpa Pengobatan Yg Baik Ulkus Kornea Descemetocele Perforasi Endopthalmitis Phtisis Bulbi. Pd Ulkus Kornea o.k Pneumococcus Sering Disertai Hipopion & Tjd 24 48 Jam Sangat Patogen U/ Kornea
ENDOFTALMITIS
KLINIS
Infiltrat Abu2 Di Perifer Ketengah KorneaHipopyon. Kornea sekitar Lesi Tetap Jernih. Pd Pseudomonas: Infiltrat Abu2 & Cenderung Menyebar Kepermukaan Kornea o.k Enzym Proteolitik.
TERAPI :
- Antibiotika Lokal & Atau Sistemik.
CARA PENGOBATAN
Poliklinik, Antibiotika Topikal Tiap Jam. Tinggal Rawat - Antibiotika Topikal Tiap Jam.
Axial
3 Mm + HIPOPYON
Di mana saja
FAKTOR PREDISPOSISI :
Penggunaan Kortikosteroid Yg Lama.
Nystatin
Flucytocin Symtomatis
MYCOTIC KERATITIS
MYCOTIC KERATITIS
1. Hsv Type 1 (H. Labialis). 2. Hsv Type 2 (H. Genitalis). Hsv Tipe 1 Keratitis.
Gejala :Sangat Ringan Tdk Terdiagnosis, Berupa : Konjungtivitis Folikularis, Blepharoconjungtivitis. Yg Berat Dijumpai : - Pseudomembran - Kelopak Mata Bengkak & Dijumpai Vesikel2. Dlm 2 Mgg Pd 50% Di Epitel Berbentuk : Punctat, Stellata / Filamen Disertai Gejala Epiphora,fotofobia,& Perasaan Adanya Benda Asing.
Gejala Lain Yg Khas Adalah Hilangnya Kepekaan Kornea (Hipo Annestesi). Lesi Primer Ini Bersifat Subklinik & Akan Sembuh Sendiri,tetapi Krg Lbh 25% Penderita Dgn Infeksi Primer Akan Mengalami Kekambuhan.
GAMBARAN KLINIS
Hsv Bersifat Epiteliotrof & Neurotrof. Punctat, : Filamen / Stelata. Dendrit Tanda Khas U/ Keratitis Herpetika. Geograpis / Amuboid. Keratitis Disciformis
ULKUS GEOGRAPHIC
PENGOBATAN
1. Anti Virus. # Vidorabine, Ara.A : Inhibitor Dna Polimerase Idu (5 Iodo Deoxy Uridine). - Mengganggu Sintesa Dna - Tetes Mata / Salep Mata - Efek Samping Banyak : A. Penyembuhan Epitel Lambat. B. Punctat Keratopati. C. Kemosis. D. Edema Perilimbal, Dll.
# Tft ( Tri Fluoro Tymidine ). Mempengaruhi Enzym U/ Sintesa Dna. Lebih Efektif Dibanding Idu & Ara. A. Tetes Mata 1 Tetes / Jam Salep Mata Toksisitas Lebih Kecil Dibanding Idu & Ara.A
# Acycloguanosine (Acyclovir Zovirax). Mengganggu Sintesa Dna Salep Mata 3% 5-6 Kali Sehari Dpt Secara Sistemik
# INTERFERON
Dihasilkan Akibat Rx Antigen-antibodi. Mencegah Perbanyakan Virus. Mempercepat Penyembuhan Akibat Infeksi Virus. Tetes Mata. Sebaiknya Dikombinasi Dengan Obat2 Antivirus Yg Lain.
2. Scraping / Pengerokan Dikerjakan Dgn Menggunakan Kapas Lidi / Spatula U/ Epithel Yg Nekrotik. 3. Krio Aplikasi Terhadap Epithel Kornea Yg Sakit.
4. Keratoplasti Indikasi : - Ulkus Yg Akan / Mengalami Perforasi. - Ulkus Besar Ditengah Kornea. - Ulkus Yg Sering & Berulang2 Kambuh.
KORTIKOSTEROID LOKAL
Kortikosteroid Lokal Sebaiknya Tdk Digunakan Sebab Akan 1. Menambah Aktivitas Destruksi Kolagenase Kornea. 2. Menambah Aktivitas Virus. 3. Mengurangi Kerentanan Terhadap Mikroorganisme Lain.
Pada Pemakaian Yg Lama Kortikosteroid Akan : - Memudahkan Infeksi Jamur. - Menimbulkan Katarak. - Tekanan Bola Mata Yg Meningkat (Glaukoma).
KERATITIS NUMULARIS
Dimmers Keratitis Padi Keratitis Keratitis Sawahica
Banyak Dijumpai Pd Petani, Virus (Diduga). Virus Mengadakan Replikasi Di Epitel, Kemudian Mati, Tetap Timbul Rx. Ag-ab. Dibawah Epitel.
KLINIS
Infiltrat Bulat2 / Coin Shaped & Cenderung Bergabung Mjd Satu. Hasil Test Fluoroscein (-). Sensasi Benda Asing Kadang Disertai Epifora, Fotofobia Ringan & Kabur Bila Infiltrat Ditengah Kornea.
Terapi :
Kortikosteroid Lokal, Sembuh Krg Lbh 10 Hari -2 Minggu.
ARCUS SENILIS
KERATOGLOBUS
KERATOCONUS
NEOVASKULARISASI STROMA
TERIMAKASIH