Disusun Oleh : Audit Energi Kegiatan yang dimaksud untuk mengidentifikasi dimana dan berapa energi digunakan serta langkah-langkah apa yang dapat dilakukan dalam rangka konservasi energi pada suatu fasilitas pengguna energi. PENGERTIAN UMUM Tujuan Audit Energi Untuk menentukan cara yang terbaik untuk mengurangi penggunaan energi per satuan output (produk) dan mengurangi biaya operasi (biaya produksi). 6. Rekomendasi 4. - Diskusi - Presentasi 3. - Analisis data - Menyusun laporan 1. Tim audit energi
2. Mengumpulkan data
5. Menyusun Laporan Akhir
PROSEDUR UMUM PELAKSANAAN AUDIT ENERGI PERALATAN UKUR AUDIT PADA MOTOR Power Quality FLUKE 435 (untuk mendapatkan Profil pada beban) Clamp on Power (untuk mendapatkan data load survey) Thermo infraret (digunakan untuk mengukur suhu pada object) Tachometer (digunakan untuk mengukur putaran motor/rpm) Syarat / Requirement TIM AUDIT 1. WAJIB ADA ALAT UKUR 2. BISA MENGGUNAKAN/MENG-OPERASIKAN ALAT UKUR 3. PENGALAMAN DI BIDANG AUDIT ENERGI / Konservasi Energi
6 Motor listrik
Motor Listrik Adalah alat untuk mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik (putaran)
Mengapa Digunakan Motor Listrik ? Kapasitas yang sesuai mudah diperoleh Sederhana dalam pengoperasiannya Ukuran dan bentuknya dapat disesuaikan Mudah dalam maintenance Memiliki efisiensi yang tinggi Dapat dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan Memiliki keandalan yang baik 7 Mekanisme Kerja Motor listrik
Arus Listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang membawa loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque utk memutar kumparan Medan magnet berasal dari kumparan medan, 8 Klasifikasi J enis Utama Motor Listrik
Motor Listrik Motor Arus Searah (DC) Motor Arus Bolak-balik (AC) Sinkron Induksi Satu Phasa Tiga Phasa Separately Excited Self Excited Seri Campuran Shunt 9 J enis-jenis motor listrik
Motor DC : Ukuran dan berat motor relatif besar Sulit mendapatkan sumber tegangan DC Faktor perawatan yang cukup tinggi Kurang cocok untuk derah yang berdebu dan mudah meledak Pengaturan kecepatan mudah dan memiliki range yang lebar. Motor Induksi : Ukuran, berat dan harga motor yang relatif rendah Mudah memperoleh sumber tegangan AC Faktor perawatan yang mudah Konstruksi yang kokoh, sehingga cocok untuk daerah yang mudah meledak (ekplosive) dan berdebu Memiliki keandalan yang baik Efisiensi yang tinggi untuk ukuran < 10 MW Biasanya dioperasikan pada kondisi kec. Konstan Motor Sinkron : Efisien untuk kapasitas > 10 MW Low speed Faktor daya bisa diatur 10
Motor listrik di sektor industri > 60 % beban terpasang pada sektor industri merupakan beban motor listrik Konsumsi energi oleh motor listrik > 80 % dari total konsumsi energi plant. > 95 % motor yang dipakai merupakan motor induksi
Kapan konservasi energi pada motor listrik dapat dilakukan ? Tahap perencanaan/ pemilihan motor Tahap pengoperasian motor Pentingnya konservasi energi pada motor listrik 11
Pemilihan motor listrik Pertimbangan dalam pemilhan motor : Jenis motor sesuai dengan kondisi operasi Daya motor sesuai dengan besar beban Efisiensi tinggi dan andal Tegangan sesuai dengan beban Bentuk dan sistim sesuai lingkungan Secara teknis dan ekonomis feasible 12 Pemilihan kapasitas motor listrik
Pengoperasian motor antara 80 s/d 100 % dari kapasitas-nya, menghasilkan efisiensi yang paling baik < 50 % dari kapasitasnya menyebabkan : Efisiensi motor akan turun drastis Faktor daya yang buruk Biaya pembelian mahal Membutuhkan ruang/tempat yang lebih besar Perhitungan kapasitas motor dapat dilakukan dengan : Menggunakan metode akar kuadrat Mengitung besar beban 13 Penentuan kapasitas motor (metode akar kuadrat)
Sebagai contoh, operasi kontinyu seperti gambar disamping P 1 = 100 kW, t 1 = 10 menit P 2 = 50 kW, t 2 = 15 menit P 3 = 80 kW, t 3 = 10 menit P 4 = 50 kW, t 4 = 20 menit Output motor yang diperlukan adalah :
P a =
= 67,6 kW = 70 kW Agar dalam batas aman dipilih motor 75 kW. beban maksimum 100/75 = 1,33. (133%) torsi maksimum motor > 200%
Time O u t p u t
t 1 t 2
t 3 t 4
t P 2
P 3
P 4
Continous rating P 1 `
14 Operasional motor listrik
Hal - hal yang mempengaruhi efisiensi motor:
Fluktuasi tegangan Idle running Starting loss tinggi Pengaturan kecepatan Preventive maintenance Motor oversize Faktor daya rendah Rewinding kurang baik 15 Idle running
Idle running mengakibatkan : Motor bekerja tanpa beban atau, Starting ulang menjadi lebih sering Upaya pencegahan iddle running : Pemasangan suatu peralatan alarm iddle running Otomatisasi proses dan peralatan Pengurangan waktu tunggu dengan memperbaiki layout peralatan
16 Preventive maintenance
Bearing maintenance - Penggantian - Lubrication Temperature, noise and vibriation - Bearing - Over load - Poor cooling Winding maintenance - Cleaning - Insulating testing Brush contactor maintenance (DC) 17 Menggulung ulang motor (rewinding)
Penggunaan kawat yang lebih kecil/ kualitas kawat yang rendah untuk kumparan menaikkan rugi-rugi stator Mengurangi jumlah lilitan kumparan stator dapat mengurangi power factor. Kerusakan pada inti stator atau rotor dapat mempengaruhi bentuk celah udara dan mempengaruhi rugi-rugi stator Penggantian bearing, fan, atau cara pemasangan kembali (assembly) mempengaruhi rugi-rugi gesekan dan angin Rewinding yang jelek dapat mengurangi efisiensi motor sekitar 1 - 4 %
Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 22 Perbandingan biaya operasi high efficiency motor dengan motor standar
Contoh : Hitung biaya pertahun dari motor 25 HP yang beroperasi pada efisiensi 90 % dibandingankan dengan efisiensi 85 %. l Pada efisiensi 85 % : Input daya listrik : (25 x 746)/0,85 = 21941 W l Pada efisiensi 90 % : Input daya listrik : (25 x 746)/0,90 = 20722 W l Perbedaan input daya : 21941 - 20722 = 1160 W l Untuk operasi selama 8000 jam/tahun dengan harga listrik Rp. 120,-/kWh, maka didapatkan penghematan : (1160/1000)x8000x120 = Rp. 1.113.600,- per tahun.
23
Apabila motor 25 Hp yang dibeli dari pabrik A mempunyai efisiensi 85 % dan yang dibeli dari pabrik B mempunyai efisiensi 88 %, apakah cukup efektif biaya biayanya dengan membeli motor yang lebih efisien ? Basis : full load Pabrik A Pabrik B Purchase price Rp. 1.000.000,- Rp. 1.300.000,- Efficiency 85 % 88 % Load 80 % 80 % Operating hours/year 4000 4000 Power cost Rp. 120,-/kWh Rp. 120/kWh Operating cost/year Rp. 10.531.800,- Rp. 10.172.700,- Operating cost saving - Rp. 359.100,- Simple pay back - 10 months Cost Comparison For Motor Selection 24 Kesesuaian antara motor dan beban
Percent of load E f f i c i e n c y ,
P o w e r
f a c t o r
( % )
20 40 60 80 100 0,8 1,0 0,6 0,4 0,2 0 Efficiency 0 Power factor Kesuaian motor dan beban
Kondisi operasi Motor 1 Motor 2 Motor 3 Kapasitas motor (kW) 3,7 7,5 18,5 Beban aktual (kW) 3,7 3,7 3,7 % Load 100 50 20 Efisiensi (%) 83 83 77 Faktor daya 0,85 0,65 0,5 Daya input (kW) 4,458 4,458 4,805 Saving daya (kW) - - 0,347 Daya semu input (kVAr) 5,245 6,858 9,610
25
Change Motor Size Kasus : Rating motor > beban aktual
Kondisi existing : Jam operasi = 7200 jam/tahun Harga listrik = Rp. 120,-/kWh motor rating = 75 kW Efisiensi = 90,5 dan PF 0,89 Iron loss = 0,3 % dan Copper loss = 0,56% Dengan pengukuran; load 37,5 kW dan PF = 0,58 Sehingga Load Factor (LF) = (kVA-terukur)/(kVA-nameplate) = ((37,5/0,58)/(75/0,89) = 0,767 Iron loss = kW x (1/eff - 1) x % iron loss = 75 x (1/0,905 - 1) x 0,3 = 2,362 kW Copper loss = kW x (1/eff - 1) x % copper loss (LF) 2
= 75 x (1/0,905 - 1) x 0,56 x (0,767) 2 = 2,595 kW Total loss 1 = 4,957 kW
. 26
Kondisi dengan menukar motor 45 kW : Harga motor Rp. 1.376.000 Efisiensi = 90,5 dan PF 0,87 Iron loss = 0,3 % dan Copper loss = 0,56% Load Factor (LF) = ((37,5/0,87)/(45/0,87) = 0,833 Iron loss = kW x (1/eff - 1) x % iron loss = 45 x (1/0,905 - 1) x 0,3 = 1,417 kW Copper loss = kW x (1/eff - 1) x % copper loss (LF) 2
= 45 x (1/0,905 - 1) x 0,56 x (0,833) 2 = 1,837 kW Total loss 1 = 3,254 kW
Selisih loss motor 1 dan 2 = 4,957 - 3,254 = 1,703 kW Saving = 1,703 x 7200 = 12.262 kWh/tahun = 12.262 x Rp. 175,- = Rp. 2.154.850,-/tahun Simple pay-back = 8 bulan Rekomendasi : menukar motor 75 kW dengan motor 45 kW sehingga load faktor motor menjadi > 80 % dan diperoleh pengematan 12.262 kWh/tahun atau Rp. 2.154.850,-/tahun dengan dengan waktu pengembalian modal kurang lebih 8 bulan Change Motor Size 27
Sebuah motor 60 Hp untuk menggerakkan blower beroperasi secara kontinyu pada rating 400 Volt. Pengukuran yang dilakukan setiap minggu pada beban penuh menunjukkan variasi antara 74 dan 77 Amper. Ketika motor terbakar, maka motor tersebut digulung ulang dan kemudian dipasang kembali. Sekarang pengukuran arus pada beban penuh menunjukkan variasi antara 77 dan 80 Amper. Sedangkan power factor pabrik tetap dijaga tetap pada 0,8.
Biaya penggantian motor baru : Rp. 2.400.000,- Biaya penggulungan ulang : Rp. 750.000,- Tambahan biaya untuk motor baru : Rp. 1.650.00,- Konsumsi daya sebelum terbakar = 1,73 x 400 x 0,8 x 75 x 10 -3 = 41,6 kW Konsumsi daya sesudah terbakar = 1,73 x 400 x 0,8 x 75 x 10 -3 = 43,2 kW Tambahan konsumsi energi = (43,2-41,6) x 8760 jam/tahun = 14016 kWh/tahun Tambahan biaya @ Rp. 120,-/kWh = Rp. 1.681.920,-/ tahun Payback periode : sekitar 1 tahun
Kelayakan Rewinding 28 Energi reaktif Sumber listrik AC mengeluarkan energi listrik dalam bentuk :
Energi aktif (kWh) - diubah menjadi energi mekanik, panas, cahaya dsb.
Energi reaktif (kVAr) - diperlukan oleh peralatan listrik yang bekerja dengan sistem elekromagnet - untuk pembentukan medan magnet
M Ne 29 Faktor daya Penjumlahan vektor dari daya aktif dan daya reaktif menghasilkan daya nyata S = P + Q S = daya nyata (kVA) P = daya nyata (kW) Q = daya reaktif (kVAr) Faktor Daya :
F = Daya nyata Daya aktif
= P S = Cos daya aktif (P) daya nyata (S) daya reaktif (Q)
30 Biaya kVArh
PLN membebankan biaya kelebihan pemakaian kVArh : faktor daya (cos ) < 0.85 pemakaian kVArh total > 0.62 x pemakaian kWh total ( LWBP + WBP ) pada golongan tarif tertentu kVArh yang dibayar = kVArh terpakai - ( 0.62 x kWh total terpakai ) 31 Prinsip kompensasi
SEBELUM KOMPENSASI daya aktif daya reaktif M1 M2 Mn daya aktif (P) daya nyata (S) daya reaktif (Q) S = P + Q
32 Prinsip kompensasi SESUDAH KOMPENSASI M1 M2 Mn = Persediaan daya daya reaktif daya aktif S = P + Q
daya nyata (S) daya reaktif (Q) daya aktif (P) daya reaktif yang disuplai kapasitor (Qc) dengan Q < Q, maka S < S
33 Koreksi faktor daya = penghematan INSTALASI TANPA KAPASITOR BANK membayar denda pemakaian kVAr pemakaian kVA jauh lebih besar dari kW yang terpakai karakteristik instalasi : beban 500 kW, faktor daya 0,75 pemakaian daya nyata = 666 kVA trafo overload, tidak bisa menyuplai kebutuhan beban arus = 960 A, circuit breaker harus mempunyai rating yang tinggi rugi - rugi (cable / joules ) tinggi I Faktor daya 0,75 energi reaktif disuplai oleh trafo dan merambat pada instalasi circuit breaker, kabel harus berkekuatan tinggi kVA kVAr kW 630 kVA 400 V instalasi faktor daya = 0,75 34 Koreksi faktor daya = penghematan INSTALASI DENGAN KAPASITOR BANK tidak ada lagi denda PLN pemakaian kVA lebih mendekati kW yang terpakai karakteristik instalasi : beban 500 kW, faktor daya 0,95 pemakaian daya nyata = 526 kVA trafo masing masing memiliki daya untuk penambahan beban arus = 760 A, rating circuit breaker lebih rendah rugi - rugi berkurang 37 % faktor daya 0,95 daya reaktif yang disuplai kapasitor = 275 kVAr kVA kVAr kW 630 kVA 400 V instalasi faktor daya = 0,95 = 35 Metoda pemasangan kapasitor 3) Centralized Compensation Incoming 2) Group Compensation 1) Individual Compensation M M M M M M