Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEPERAWATAN PD KLIEN

OSTEOMYELITIS

Oleh: Tarjuman

PENGERTIAN :

Inflamasi tulang, sumsum tulang dan
jaringan sekitar tulang yg disebabkan
oleh bakteri pyogenik (pus producing)
(Schoen, 2000)
Osteomyelitis adalah infeksi pada
tulang dan sumsum tulang.
Infeksi akut tulang yg dpt terjadi krn
penyebaran infeksi dari darah
(osteomyelitis hematogen)
kontaminasi fraktur terbuka atau
reduksi (osteomelitis eksogen).


PENYEBAB :


- Paling sering Staphylococcus Aureus.
- Streptococcus Hemlitik.
- Escherichia Coli.
- Pseudomonas Aeruginosa.
- Escherichia Coli.
- Pseudomonas Aerugginosa.
- Haemophilus Influensa.
- Salmonella
- Neisseria gonorrhea

PATHOFISIOLOGI:

Mikroorganisma memasuki metafisis tulang


Metafisis merupakan bagian tersendiri, hangat, mengandung banyak nutrisi
dimana mikroorganisma dapat tumbuh dan berkembang biak.

Mikroorganisma pathogens memproduksi pus pada area yang tetap dan
terbatas.massa pus menghalangi aliran darah ---- menimbulkan necrotik
pada area tsb.

Massa purulent terus diproduksi, bertambah besar pada area terbatas---
melewati korteks tulang dan memasuki jaringan contigous tulang.

Nyeri terjadi karena massa menekan dinding tulang yang infeksi. Eksudat
keluar ke permukaan kulit melalui sinus.


Tulang yang terinfeksi mencoba menjaga lokalisasi infeksi dengan membentuk
tulang baru disebut involucrum (Jaringan tulang yang necrotik disebut
sequestrum).

Infeksi dapat menyebar ke sumsum tulang sepanjang fascia tulang dan ke kulit
melalui sinus.

Pada keadaan yang lebih buruk terjadi fraktur tulang, pasien ragu-ragu untuk
bergerak, nyeri/kesakitan

Dapat terjadi oedema dan peningkatan suhu pada area infeksi--- (osteoklast
mencoba merusak /mereabsorpsi sequestrum).


Manifestasi Klinik:
Gejala lokal akut: nyeri hebat, tenderness, hangat,
kemerahan, bengkak, nyeri ketika bergerak,
pembatasan gerakan spasme otot-otot.
Gejala umum: mengigil, demam tinggi, headache,
nausea, diaphoresis, nadi cepat, leukositosis, ESR
meningkat, kultur darah positive.
Roetgent phototidak tampak adanya tanda-tanda
infeksi hingga 2 minggu dari onset.
Pada fase kronik: gejala bertambah buruk
demam rendah, nyeri, drainage persisten dari
sinus.
Roentgent fhoto: menunjukan adanya infeksi
Komplikasi
Septicemia
Acute bacterial arthritis
Pathologic fractures
Squamous cell carcinoma
Amyloidosis
Cronic osteomyelitis

Pengkajian

Riwayat :
- Riwayat infeksi sebelumnya/trauma terbuka
3-4 minggu sebelumnya.
- Tindakan operasi khususnya operasi tulang,
penggunaan kateter dan terapi radiasi.
*Pemeriksaan fisik:
- Area disekitar tulang menjadi bengkak, terasa
lembek bila dipalpasi, panas, kemerahan, kemungkinan terdapat
drainage pada ujung
tulang panjang.
- Nyeri meningkat dengan bergerak/menahan
berat badan.

- Suhu meningkat 39-40
o
C, menggigil, diaphoresis,
headache dan nausea.

Riwayat Psikososial :
-Klien sering kali merasa ketakutan, khawatir infeksi tidak
dapat sembuh,
Takut diamputasi.
-Karena dirawat cukup lama --- dapat tejadi perubahan pola
hubungan dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
Kultur drainage :--- infeksi pathogenic mikroorganisma.
Lekositosis--- sel darah putih meningkat, PMNs meningkat.
Erythrocyte Sedimen Rate : meningkat.
Roentgenograms: pada keadaan lanjut menampakan adanya
gambaran sequestrum dan involucrum.
CT scan : adanya penyebaran sekitar tulang.
Serum Culture : ditemukan organisma pathogen

TINDAKAN MEDIS:
Dilakukan Operasi:
- Aspirasi Abses.
- Mengganti sequestrum dengan bone
graft.
- Fixasi External (Hoffman/Illizarov).
Therapy Oksigen : Hyperbaric O2
( Tekanan O2 100 % dalam 2 atm).
Obat-obatan : Anti biotik.



PENATALAKSANAAN UMUM:
1. Antibiotics
2. Insisi dan drainage akut
3. Sequestrectomy kronik
4. Irigasi luka dgantibiotik
5. Immobilisasi area terkena Splint untuk mengurangi nyeri sendi.
6. Bed rest untuk menjaga kondisi fisik.
7. Bila terjadi pada lengan, gunakan
penggendong.
8. Pasang gips dengan diberi lubang.
9. Ganti balutan.
10.Periksa F.E jika ada.
11. Ambulasi.

Diagnosa Perawatan & Intervensi:
A. Gangguan mobilitas fisik b.d proses infeksi
1. Kaji pengaruh mobilisasi dan fungsi sendi.
2. Bantu untuk melakukan ROM pada sendi yang
tidak terpengaruh.
3. Motivasi untuk melakukan self care.
4. Anjurkan melakukan aktivitas beragam.
5. Gunakan alat bantu ambulasi ( kruk/kursi roda).

B. Nyeri b.d adanya abses pada tulang .
1. Pertahankan dlm posisi bed rest/kurangi aktivitas
yang menimbulkan stress pada luka.
2. Kaji nyeri: tingkatan,tempat,berat ringan,durasi.
3. Berikan obat analgetik sesuai anjuran.
4. Bila terjadi pada tangan, gunakan penggendong.
5. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
6. Berikan obat antibiotik sesuai anjuran.

C. Gangguan konsep diri : body image b.d perubahan gambaran diri.
.

Vous aimerez peut-être aussi