Vous êtes sur la page 1sur 53

7/10/2014 1

OBAT-OBAT YANG
DIGUNAKAN PADA
PENYAKIT DI
SISTEM REPIRASI
Dr. Nurhidayati
PSPD UNRAM
7/10/2014 2
OBAT-OBAT YANG DIGUNAKAN
PADA PENYAKIT DI SISTEM REPIRASI
Antimikroba
OAT
Obat asma
Antitusif, ekspektoran dan mukolitik
7/10/2014 3
A. ANTIMIKROBA

PENDAHULUAN
DEFENISI
BAKTERICIDAL :Suatu antimikroba yang dapat
mengeradikasi(membunuh) mikroba
tanpa bantuan dari sistem
pertahanan host
membunuh bakteri
BAKTERIOSTATIK :Suatu antimikroba yang dapat
menghambat pertumbuhan kuman ,
tetapi untuk membunuh kuman
memerlukan bantuan dari sistem
pertahanan host.
tidak membunuh bakteri
MINIMAL INHIBITORY CONCENTRATION
(MIC) :Konsentrasi antimikroba paling
rendah yang mampu menghambat
pertumubuhan suatu organisme
dalam media pertumbuhan

7/10/2014 4
DEFENISI (lanjutan)
SELECTIVE TOXICITY
Lebih toksik pada pada sel kuman dari pada
sel tubuh host
BROAD SPECTRUM (SPEKTRUM LUAS)
Antimikroba yang mampu membunuh / menghambat
pertumbuhan banyak jenis kuman (gram (+)
dan gram (-))
SPEKTRUM SEMPIT
Antimikroba yang hanya mampu membunuh atau
menghambat pertumbuhan kuman tertentu saja
(gram (+) atau gram (-) saja)
RESISTENSI
Suatu keadaan dimana kuman kebal terhadap
antimikroba

7/10/2014 5
PENGGOLONGAN ANTIMIKROBA
I. BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA
II. BERDASARKAN MEKANISME
KERJA
III. BERDASARKAN EFEK TERHADAP
KUMAN
IV. BERDASARKAN SENSITIVITAS
TERHADAP KUMAN
7/10/2014 6
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA

GOL. BETA LAKTAM (PENICILLIN DAN
CEPHALOSPHORIN)
KLORAMFENIKOL DAN TETRASIKLIN
AMINOGLIKOSIDA DAN POLIMIKSIN
SULFONAMID DAN TRIMETOPRIM


7/10/2014 7
BERDASARKAN MEKANISME KERJA

A. CELL WALL SYNTHESIS INHIBITOR
(PENGHAMBAT SISTESIS DINDING SEL)
B. SELECTIVELY INHIBIT BACTERIAL
PROTEIN
(PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERI)
C. ANTIMETABOLITES SELECTIVELY
(PENGHAMBAT METABOLISME SEL)
D. NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR
(PENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT)

7/10/2014 8
CELL WALL SYNTHESIS INHIBITOR
(PENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL)

MEKANISME KERJA :
Menghambat sintesis dinding sel dengan cara :
1. Pengikatan obat dengan reseptor spesifik (PBs) yang
terdapat pada membran sitoplasma bakteri
2. Menghambat enzim transpeptidase (yang bekerja untuk
nengikat rantai peptidoglikan yang merupakan bagian dari
dinding sel)
3. Mengaktifkan enzim autolitik sehingga terjadi lesi pada
dinding sel
Aktifitas antibakteri bisa dihambat oleh enzim
beta laktamase (penisillinase) dengan cara
menghidrolisis cincin beta laktam
7/10/2014 9
SELECTIVELY INHIBIT BACTERIAL PROTEIN
(PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERI)
MEKANISME KERJA
1. Menghambat sintesis protein pada tingkat ribosom yaitu pada
50S ribosom, kecuali tetrasiklin pada 30S ribosom.
2. Kloramfenikol menghambat transpeptidasi secara indirek
yang dikatalisasi oleh peptidyl transferase, dengan memblok
pengikatan aminoacyl moieti pada tRNA ke bagian penerima
(aseptor) pada ribosom-messenger (mRNA) complex
3. Macrolide, clindamisin mengikat binding site pada 50S
ribosom, memblok translokasi peptidil tRNA dr bagian aseptor
ke bagian donor sehingga tRNA tidak dapat mengakses bagian
aseptor dan asam amino selanjutnya tidak bisa ditambahkan
pada rantai peptida
4. Tetrasiklin terikat pada 30 S ribosom pada sisi yang
menyebabkan terbloknya ikatan antara amino acid-charged
tRNA ke bagian aseptor pada (mRNA)



7/10/2014 10
ANTIMETABOLITES SELECTIVELY
(PENGHAMBAT METABOLISME SEL)

Mekanisme kerja
1. Sulfonamid Merupakan antimetabolit dari
PABA, menghambat secara kompetitif
dihidroprotease synthase sehingga
menghambat sintesis asam folat
2. Trimetoprim menghambat secara selektif
enzim dihidrofolat reduktase
3. Kombinasi Sulfametoksazol + trimetoprim
efek sinergis menghambat sintesis
asam folat pada tingkatan yang berbeda

7/10/2014 11
NUCLEIC ACID SYNTHESIS INHIBITOR
(PENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT)

Rifampicin
menghambat DNA- dependent RNA
polimerase
Quinolon
menghambat topoisomerase II (DNA
girase) dan topoisomerase IV
7/10/2014 12
BERDASARKAN EFEK TERHADAP
KUMAN

A. BAKTERIOSTATIK
KLORAMFENIKOL , TETRASIKLIN,
MACROLID, CLINDAMICIN, LINEZOLID
SULFONAMID DAN TRIMETOPRIM
B. BAKTERISID
GOL. BETA LAKTAM (PENICILLIN DAN
CEPHALOSPHORIN)
AMINOGLIKOSIDA DAN POLIMIKSIN
STREPTOGRAMIN

7/10/2014 13
BERDASARKAN SENSITIVITAS
TERHADAP KUMAN

A. SENSITIF (SELEKTIF) GRAM (+)

B. SENSITIF (SELEKTIF) GRAM (-)

C. SENSITIF GRAM (+) DAN (-)
BROAD SPECTRUM
7/10/2014 14
B. OBAT ANTITUBERCULOSIS
Isoniazid (INH) H
Rifampin (rifampisin) R
Ethambutol E
Pyrazimanid Z
Streptomisin S

7/10/2014 15
ISONIAZID
Mekanisme kerja :
menghambat enzim yang dibutuhkan untuk
sintesis asam mikolat sehingga mengganggu
dinding sel bakteri
Antagonis kompetitif dalam reaksi yang
dikatalisasi oleh piridoksin (analog struktural)
Farmakokinetik :
Diabsorbsi dengan baik / cepat pada pemberian per oral
Berdifusi ke semua cairan tubuh dan jaringan
Dimetabolisme di hepar (acetylation)
Kegunaan klinis : OAT yang paling penting
(terdapat pada setiap regimen TB)
7/10/2014 16
ISONIAZID (INH)
Toksisitas dan interaksi :
efek neurotaksik (paling sering), termasuk neuritis
perifer, lemah, muscle twitching, insomnia
diduga akibat kompetisi INH dengan piridoksin
Efek ini dapat dihambat oleh pyridoxin
(25-50 mg /hari /oral)
Hepatotoksik gangguan fungsi hepar, hepatitis,
ikterus
Bisa menghambat metabolisme obat lain (misalnya
penitoin)

7/10/2014 17
RIFAMPISIN
Mekanisme kerja :
menghambat DNA-dependent RNA polymerase
Efek baktericidal
Farmakokinetik :
Diabsorbsi dengan baik pada pemberian per oral
Didistribusikan pada hampir semua jaringan tubuh
Mengalami siklus enterohepatik dan dimetabolisme parsial di
hepar
Obat yang bebas dan metabolitnya berwarna merah, memberi
warna merah pada urine, keringat, air mata dan diekskresi
terutama lewat feses
Kegunaan klinis :
Pada TB selalu dikombinasi dengan obat lain
Pada terapi kusta sebulan sekali

7/10/2014 18
RIFAMPISIN
Toksisitas dan interaksi
Menyebabkan proteinuria ringan
Trombositopenia
Nefritis
Disfungsi hepar
Skin rash
Meningkatkan enzim hepar yang
memetabolisme obat dan meningkatkan
eliminasi banyak obat seperti antikonvulsan,
kontrasepsi, ketokonazol, warfarin
7/10/2014 19
ETAMBUTOL
Mekanisme kerja :
menghambat arabinosyi transferase
menghambat arabinogalactan, suatu komponen
dinding sel mikobakterium
Bila digunakan sendiri cepat terjadi resistensi
Farmakokinetik
Pada pemberian per oral, diabsorbsi dengan baik
Terdistribusi luas ke jaringan tubuh, termasuk SSP
Diekskresi melalui urine
7/10/2014 20
ETAMBUTOL
Kegunaan klinis
Selalu dikombinasi dengan OAT lain
Toksisitas
Efek samping yang paling sering : gangguan
penglihatan tergantung dosis sebagian
beasr menghilang setelah pengobatan
dihentikan
Efek neurotoksik lain : Sakit kepala, bingung,
neuritis perifer

7/10/2014 21
PIRAZINAMID
Mekanisme kerja
Belum diketahui dengan jelas
Diduga mengganggu metabolisme kuman melalui
pirazinamidase
Bakteriostatik
Bila digunakan sendiri cepat terjadi resisten
Farmakokinetik
Pada pemberian per oral, diabsorbsi dengan baik
Terdistribusi luas ke jaringan tubuh, termasuk SSP
Diekskresi melalui urine
T1/2 memanjang pada gagal hati dan ginjal

7/10/2014 22
PIRAZINAMID
Kegunaan klinis
Dikombinasi dengan OAT lain
Faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan terapi jangka pendek
Toksisitas
40 % penderita men geluh poliatralgia
ESO lain : mialgia, iritasi gastrointestinal, skin
rash, reaksi fotosensitifitas, disfungsi hepar

7/10/2014 23
STREPTOMISIN
Golongsn sminoglikosida
Mekanisme kerja
menghambat sintesis protein
Farmakokinetik
Absorpsi per oral buruk, pemberian secara IM
Kegunaan klinis
Terutama efektif pada basil tuberkel ekstrasel
Sebaiknya tidak diguna bila masih bisa menggunakan
OAT lain
Toksisitas
Ototoxic setelah pemakaian beberapa minggu
bisa menetap
7/10/2014 24
REGIMEN PENGOBATAN TB
Ada 2 macam preparat OAT :
1. KOMBIPAK
Ada 3 kategori

2. FDC (FIXED DRUG COMBINATION)
ada 2 kategori
7/10/2014 25
KOMBIPAK
KATEGORI I
Untuk penderita :
TB paru BTA (+), TB paru BTA (-) Ro (+) yang sakit berat
TB ekstra paru yang sakit berat
2HRZE/4H3R3

KATEGORI II
Untuk penderita:
Tb paru BTA (+) kambuh
BTA (+) gagal
BTA (+) pengobatan ulang karena lalai berobat
2RHZES/5R3H3E3

7/10/2014 26
KOMBIPAK
KATEGORI III
Untuk penderita :
TB paru BTA (-), Ro (+) yang sakit ringan
TB ekstra paru ringan
2HRZ/4H3R3

7/10/2014 27
FDC

Kategori I
Untuk penderita :
TB paru BTA (+) baru
TB paru BTA (-), Ro (+)
TB ekstra paru ringan
TB ekstra paru berat
Tablet 4FDC selama 2 bulan setiap hari
dilanjutkan dengan tablet 2FDC seminggu 3
kali selama 4 bulan
7/10/2014 28
FDC
Kategori II
Untuk penderita :
TB paru BTA (+) kambuh
TB paru BTA (+) gagal
TB paru BTA (+) setelah lalai berobat
Tablet 4FDC + STREPTOMISIN selama 2
bulan + tablet 4FDC selama 1 bulan
berikutnya + tablet 2FDC ditambah
ethambutol seminggu 3 kali selama 5 bulan

7/10/2014 29
FDC
4 FDC, tiap tablet berisi :
1. 75 mg INH
2. 150 mg Rifampicin
3. 400 mg pirazinamid
4. 275 mg ethambutol

2 FDC, tiap tablet berisi :
1. 150 mg INH
2. 150 mg Rifampicin

7/10/2014 30
C. OBAT ASMA
Terapi asma didasarkan pada pemahaman
tentang patogenesis penyakit
Pada penyakit asma terjadi :
Bronkokonsriksi
Hipersekresi sekret saluran napas
Reaksi inflamasi
(yang mendasari 2 kejadian di atas)

7/10/2014 31
Tujuan terapi asma
1. SHORT-TIME RELIEVERS
(Pereda jangka pendek)
* digunakan pada saat serangan
* obat yang digunakan adalah
BRONCHODILATOR:
a. simpatomimetik
adrenoseptor 2 (>>)
b. antimuskarinik

7/10/2014 32
2. LONG-TIME CONTROLLERS
(Pengontrol jangka panjang)
* digunakan untuk memperjauh waktu
serangan
* Obat yang digunakan adalah:
a. Kortikosteroid
b. Antagonis leukotrin
c. Penghambat degranulasi sel
mast

7/10/2014 33
SIMPATOMIMETIK
Aksi farmakologi :
Merelaksasi otot polos jalan napas (efek
utama)
Menghambat rilis beberapa substansi
penyebab bronkokonstriksi dari sel mast
Diduga menghambat kebocoran
mikrovaskuler dan me transport mukosiliar
mempengaruhi komposisi sekresi mukus
7/10/2014 34
Obat yang digunakan :
Epinephrin
Ephedrin
Isoproterenol
2 agonis selektif

7/10/2014 35
Epinephrin

Adrenoseptor non selektif
Sifat : mula kerja cepat, masa kerja
singkat (efek max tercapai dlm
15 , berakhir dlm 60-90)
Cara pemberian :
SC
mikroaerosol per inhalasi
Efek samping (akibat perangsangan 1):
Takikardi, aritmia, angina pektoris
7/10/2014 36
Ephedrin

Adrenoseptor non selektif
Sifat : masa kerja > panjang dari pada
epinephrin
Pemberian : per oral

7/10/2014 37
Isoproterenol

Adrenoseptor non selektif
Sifat : efek bronkodilatasi max tercapai
dalam 5 , masa kerja 60-90
Pemberian : per inhalasi (mikroaerosol)
7/10/2014 38
2 agonis selektif

Mekanisme kerja
menstimulasi adenylyl cyclase dan meningkatkan
cAMP pada otot polos
Sediaan :
albuterol, terbutalin, metaproterenol
Formoterol, salmoterol (long acting)
Farmakokinetik
Pemberian secara inhalasi meningkatkan efektifitas
dan mengurangi efek samping sistemik
Efek bronkodilatasi : 6 jam atau kuran (lama), 12 jan
atau lebih (long acting)



7/10/2014 39
2 agonis selektif
Kegunaan klinis
untuk terapi episode akut
2 agonis selektif long acting , untuk profilaksis
Cara pemberian
Oral : terbutalin, metaproterenol
Inhalasi : albuterol, terbutalin, metaproterenol
Formoterol, salmoterol (long acting)
SC : terbutalin
Toksisitas
Tremor, takikardia (dosis besar),

7/10/2014 40
ANTIMUSKARINIK
Sediaan
Ipratropium (prototipe) dan Tiotropium (long acting)
Mekanisme kerja
Menghambat reseptor muskarinik pada saluran napas
secara kompetitif
Kegunaan klinis
Sebagai Bronkodilator terutama untuk anak
COPD
Efektif untuk mencegah bronkokonstriksi yang
disebabkan oleh aktifitas vagal
Diberikan secara inhalasi (aerosol)
Toksisitas :
Efek samping sistemik, kecil
Dosis besar : efek toksik mirip atropin

7/10/2014 41
KORTIKOSTEROID

Prototipe dan farmakokinetik
Penting pada penatalaksanaan asma berat
Pada pemberian per oral, penggunaan jangka panjang
diberikan bila dengan antiasma yang lain gagal
toksisitas sistemik
Pemberian per inhalasi, relatif aman
Pemebrian secra IV (prednisolon dan hidrokortison) ,
untuk status asmatikus
Mekanisme kerja
Mengurangi sintesis asam arakidonat dan cox-2
Diperkirakan meningkatkan respon beta adrenoseptor
pada saluran napas

7/10/2014 42
KORTIKOSTEROID

Kegunaan klinis
Glukokortikoid inhalasi dipertimbangkan
untuk asma sedang yhang kurang responsif
terhadap beta agonis
Digunakan pada status asmatikus
Toksisitas
Toksisitas sistemik muncul setelah pengobatan
lebih dari 2 minggu
7/10/2014 43

ANTAGONIS LEUKOTRIN

Penghambat reseptor leukotrin :
Zafirlukas, montelukas
Mekanisme kerja : antagonis reseptor leukotrin LTD4
dan LTE4
Digunakan untuk mencegah serangan asma yang
diinduksi oleh olah raga dan aspirin
Tidak untuk serangan akut
Zileution
Mekanisme kerja : menghambat 5-lipoksigenase,
suatu enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi
leukotrin
Diberikan per oral
Digunakan untuk mencegah serangan asma yang
diinduksi oleh olah raga dan antigen, serta aspirin

.
7/10/2014 44

PENGHAMBAT DEGRANULASI
SEL MAST

Cromolin dan Nedocromil
Mekanisme kerja :
Mekanisme penghambatan degranulasi sel mast belum
jelas
Tidak memiliki efek bronkodilator, tetapi mencegah
bronkokonstriksi yang pada pasien elergi
Efek lokal
Efek sistemik sangat minimal karena absorpsi
(oral atau inhalasi) jelek
Toksisitas
Batuk dan iritasi bila dberikan per inhalasi
7/10/2014 45
METILXANTIN
Metilxantin yang penting :
teofilin, teobromin dan kafein
Teofilin digunakan pada terapi asma
Mekanisme kerja
Menghambat enzim fosfodiesterase, sehingga
menghambat degradasi cAMP kadar cAMP
meningkat
Juga menghambat reseptor adenosin pada SSP dan
jaringan lain
Toksisitas
Gangguan gastrointestinal, tremor dan insomnia
Dosis tinggi : mual dan muntah yang berat, hipotensi,
aritmia, konvulsi
7/10/2014 46
D. ANTITUSIF, EKSPEKTORAN
DAN MUKOLITIK
ANTITUSIF
Gol. Narkotik codein
Gol. Non narkotik dekstrometorfan (DMP)

DEKSTROMETROFAN (DMP)
Tidak bersifat adiktif dan analgetik
Mekanisme kerja : meningkatkan ambang rangsang
refleks batuk secara sentral
Efek samping sedasi dan konstipasi kurang
Dalam dosis terapi, tidak mempengaruhi aktifitas silia
bronkus
Efek obat bertahan selama 5-6 jam setelah pemberian

7/10/2014 47
Peringatan :
Menyebabkan pelepasan histamin
hati-hati pada penderita kelainan atopik
(alergi)
Hati-hati pada penderita kelainan hati, karena
metabolismenya luas di hati
Ibu menyusui

Dosis (dewasa) : 10-30 mg 3-4x/hari
Sediaan : tab 10 mg
sirup 10 dan 15 mg/5 ml


7/10/2014 48
NOSCAPIN
Derivat Benzilisokinolin (satu golongan
dengan papaverin)
Pada dosis terapi : tidak berefek pada SSP
kecuali sbg antitusifs.
Efek lain : penyebab pelepasan histamin
yang poten
bronkokonstriksi dan hipotensi
hati-hati pada penderita asma
atau alergi lainnya

7/10/2014 49
EKSPEKTORAN
Yaitu obat yang dapat merangsang pengeluaran
dahak di saluran napas (ekspektorasi)

Mekanisme Kerja :
Diduga menstimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara refleks melalui N. Vagus
merangsang sekresi kelenjar pada saluran
napas

menurunkan viskositas dan mempermudah
pengeluaran dahak
Macam ekspektoran :
amonium klorida
Gliseril guaikolat (GG)


7/10/2014 50
AMONIUM KLORIDA
Umumnya digunakan dalam bentuk kombinasi
dengan ekspektoran lain, mukolitik atau
antitusif
Dosis dewasa : 300 mg (5 ml) tiap 2-4 jam

GLISERIL GUAIKOLAT
Mekanisme kerja sebenarnya belum jelas
Bisa digunakan sendiri atau dalam bentuk
kombinasi seperti pada amonium klorida
7/10/2014 51
MUKOLITIK

Yaitu obat yang dapat mengencerkan sekret
saluran napas dengan jalan memecah benang-
benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum

Macam-macam sediaan
Bromheksin
Ambroksol
Asetilsistein
7/10/2014 52
BROMHEKSIN
Data tentang obat ini masih terbatas
Kegunaan klinis :
i. Sebagai mukolitik pada penyakit bronkitis atau
kelainan saluran napas yang lain
ii. Sebagai mukolitik pada pasien yang dirawat di ICU
(digunakan secara lokal)
ESO : mual dan peningkatan kadar serum
transaminase
Hati-hati pada pasien tukak lambung
Interaksi obat : meningkatkan kadar antibiotik
(amoksisilin, eritromisin, doksisiklin dan
cefuroksim) dalam jaringan paru
Pemakaian pada trimester I kehamilan dan pada ibu
menyusui sebaiknya dihindari
Dosis dewasa : 3 x 4-8 mg
Rasa obat pahit

7/10/2014 53
AMBROKSOL
Suatu metabolit bromheksin

ASETIL SISTEIN
Mekanisme kerja : melepaskan ikatan disulfida
mukoprotein secara langsung
Cara pemberian : semprotan (nebulization) dan
tetes hidung
Pemberian harus pada fasilitas yang memiliki
suction (penyedot sekret)
ESO : spasme bronkus (t.u pada penderita
asma) mual-muntah, stomatitis, pilek, hemoptisis

Vous aimerez peut-être aussi