Rinai Purnamasuri/NPM 1206317934 Definisi Pendapatan Pendapatan menurut akuntansi komersial Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal Pendapatan menurut akuntansi pemerintahan Penerimaan oleh bendahara umum negara / daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah
Klasifikasi Pendapatan Cash toward accrual Klasifikasi pendapatan menurut PP Tahun 2005 menurut tempat terjadinya : - Pemerintah Pusat - Pemerintah Daerah Klasifikasi Pendapatan (2) Pemerintah Pusat 1. Pendapatan Perpajakan : - Pajak Dalam Negeri : Pajak Penghasilan (migas dan non migas), Pajak Pertamban Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, BPHTB, Cukai. - Pajak Perdagangan Internasional : Bea Masuk dan Pajak / Pungutan Ekspor 2. Pendapatan Negara Bukan Pajak : bersumber dari luar perpajakan : Penerimaan SDA, bagian laba BUMN, dan PNPB lainnya.
3. Pendapatan hibah Klasifikasi Pendapatan (3) Pendapatan Pemda 1. Pendapatan Asli Daerah : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah
2. Pendapatan Transfer : Dana Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus)
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah : Hibah, dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan bencana, bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi, dana peneyesuaian, dan dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Pendapatan diakui ketika (basis akrual): 1.Diperoleh (earned) 2.Sudah direalisasikan / dapat direalisasikan (realized/realizable) Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan (2) Pendapatan diakui bila (basis kas) : - pendapatan tersebut diterima di rekening umum negara / daerah - penerimaan kas tersebut merupakan hak pemerintah yang tidak bisa dikembalikan
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan (3) Proses Pengembalian Pendapatan 1. Untuk tahun yang sama dengan tahun anggaran pengurang pendapatan 2. Untuk tahun sebelum tahun anggaran : - Berulang-ulang Pengurang pendapatan - Tidak berulang-ulang Belanja tidak berulang Pengakuan dan Pengukuran (4) PP 24 Tahun 2005 : Pendapatan diakui dengan asas bruto. Segala macam biaya yang langsung mengurangi jumlah yang diterima tidak menjadi pengurang dalam melakukan pencatatan. Biaya tersebut akan dicatat sebagai belanja di tahun anggaran yang sama. Jurnal Pendapatan Contoh 1 4 April 2007 Pemkot Harapan menetapkan bahwa Hotel C diharuskan membayar pajak reklame untuk tahun 2007 sebesar Rp 150 juta. Pemkot Harapan menerima pembayaran tanggal 3 Mei 2007. Akrual : Piutang pajak reklame 150,000,000 Pendapatan pajak reklame 150,000,000 (pengakuan piutang pada tanggal 4 April 2007)
Kas 150,000,000 Piutang pajak reklame 150,000,000 (penerimaan pajak reklame)
Jurnal Pendapatan (2) Kas Kas 150,000,000 Pendapatan Pajak Reklame 150,000,000
Contoh 2 20 Juni 2007, Dinas Pekerjaan Umum menerima dana sejumlah Rp 200 juta di rekening kas negara yang berasal dari kontraktor pembangunan layang. Dana ini merupakan dana jaminan pelakasanaan pembangunan jalan layang yang direncanakan dibangun pada tahun 2007 Akrual & kas No entry Jurnal Pendapatan (3) Contoh 3 18 Maret 2007, diterima sejumlah Rp 250 juta untuk pembayaran PPh Badan PT X. Pembayaran ini untuk pembayaran pajak perusahaan tahun 2006. Akrual Kas 250,000,000 Piutang pajak 250,000,000
Kas Kas 250,000,000 Pendapatan pajak 250,000,000
Jurnal Pendapatan (4) Contoh 4 30 April 2007, total tagihan yang belum dibayar oleh pasien rawat inap di RSUD sebesar Rp 150 juta. Pembayaran belum dilakukan karena pasien tersebut masih dirawat di RSUD. Akrual Piutang yang belum ditagihkan 150,000,000 Pendapatan 150,000,000
Kas No Entry Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan Beberapa hal yang perlu dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah : a. Kebijakan akuntansi yang dibuat untuk pendapatan b. Klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dan rincian lebih lanjut dari jenis pendapatan c. Perbandingan antara realaiisasi pendapatan dan anggaran pendapatan disertai penjelasan mengenai perbedaan yang ada. Belanja Pemerintah Definisi Belanja Akuntansi Komersial: arus keluar dari aset atau segala bentuk penggunaan aset yang terjadi selama periode tertentu yang berasal dari produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan operasional entitas Akuntansi Pemerintah: semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/ Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih ( Ekuitas Dana Lancar-CTA) dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah. PSAP 02 Paragraf 7 (8-CTA). Akuntansi Pemerintah: kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. UU 17 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14
Klasifikasi Belanja Ekonomi: Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Subsidi, hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-Lain/ Belanja Tak Terduga Organisasi: Belanja diklasifikasikan berdasarkan organisasi di lingkungan pengguna anggaran Contoh di Pemerintahan Pusat belanja K/L Contoh di Pemda belanja SekDa, belanja Sekretariat DPRD dll Fungsi: Klasifikasi berdasarkan fungsi utama dari organisasi pengguna anggaran Contoh: Belanja Pelayanan Umum Belanja Pertahanan Belanja Ketrtiban dan Keamanan Belanja Ekonomi Belanja Perlindungan Lingkungan Hidup Belanja Perumahan dan Pemukiman Belanja Kesehatan dll Pengakuan Belanja Akuntansi Komersial: BIAYA BEBAN MATCHING COST AGAINST REVENUE Akuntansi Pemerintah: AKRUAL: BELANJA LRA BEBAN LO CASH TOWARD ACCRUAL: BELANJA LRA Title PSAP 02 Paragraf 31: Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari RKUN/RKUD PSAP 02 Paragraf 32 : Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang memiliki fungsi perbendaharaan PSAP 02 Paragraf 33 : Dalam hal BLU, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai BLU. Pengakuan Belanja, cont.. Title Realisasi belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam dokumen anggaran (PSAP 02 Paragraf 44)
Pengakuan Belanja, cont.. pertanggungjawaban sekaligus pengendalian manajemen Title Belanja pemerintah dilaporkan sebesar nilai yang dibayarkan oleh pemerintah (sebesar pengeluaran dari RKUN/ RKUD) Belanja pemerintah diukur dalam mata uang rupiah. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dengan mata uang rupiah (PSAP 02 Paragraf 63) Paragraf 64 dalam hal tersedia dana dalam mata uang yang sama dengan mata uang yang digunakan dalam transaksi konversi dengan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal transaksi Paragraf 65 dalam hal mata uang asing untuk transaksi dibeli dengan mata uang rupiah konversi dengan kurs transaksi Paragraf 66 dalam hal mata uang asing dibeli dengan mata uang asing lainnya dikonversi dengan kurs transaksi kemudian transaksi dengan mata uang lainnya dikoversi dengan kurs tengah Bank Sentral pada tanggal transaksi
Pengukuran Belanja PSAP 01 Paragraf 99 Pengukuran pos pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah
Penyebab terjadinya koreksi belanja: Kesalahan klasifikasi belanja Kesalahan pencatatan nilai belanja Pengembalian belanja Koreksi atas kesalahan/pengembalian belanja dilakukan pada saat ditemukannya kesalahan/ diterimanya pengembalian belanja. Koreksi kesalahan PSAP 10 Koreksi Belanja PSAP 02 Paragraf 45 Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama Apabila pengembalian belanja diterima pada periode berikutnya maka dibukukan sebagai pendapatan (LRA) dalam pos Pendapatan Lain-Lain (LRA)
Koreksi Belanja, cont.. Untuk Akuntansi Berbasis AKRUAL:
Koreksi Belanja, summary Jenis Kesalahan Belanja Terjadi di Periode TA Sebelumnya Terjadi pada Periode TA yang Sama Kesalahan Klasifikasi Tidak dilakukan jurnal koreksi Tidak dapat dilakukan koreksi ke kode beban belanja yang sesuai (PSAP Parg. 44) Kesalahan Pencatatan Nilai Dilakukan koreksi ke Ekuitas Dana Lancar Dilakukan koreksi atas kekurangan/ kelebihan jumlah ke kode rekening yang terkait Pengembalian Belanja Dilakukan koreksi ke Ekuitas Dana Lancar Dicatat sebagai Pengurang Belanja pada tahun yang bersangkutan Untuk Akuntansi Berbasis Cash Toward Accrual:
Koreksi Belanja, summary Jenis Kesalahan Belanja Terjadi di Periode TA Sebelumnya Terjadi pada Periode TA yang Sama Kesalahan Klasifikasi Tidak dilakukan jurnal koreksi Dilakukan koreksi ke kode beban belanja yang sesuai Kesalahan Pencatatan Nilai Dilakukan koreksi ke Ekuitas Dana Lancar (SiLPA) Dilakukan koreksi atas kekurangan/ kelebihan jumlah ke kode rekening yang terkait Pengembalian Belanja Dicatat sebagai pendapatan lain lain Dicatat sebagai Pengurang Belanja pada tahun yang bersangkutan Belanja dalam LRA dilaporkan setelah pendapatan, dan dikelompokkan menjadi belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga contoh penyajian Belanja dalam LRA Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain: Pengeluaran belanja tahun berkenaan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran. Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah. Informasi lainnya yang diangggap perlu.
Penyajian dan Pengungkapan Ilustrasi Kasus Akuntansi Belanja Departemen Kesehatan pada tahun 2011 melakukan transaksi sebagai berikut: (dalam ribuan rupiah) No Tanggal Transaksi Uraian Transaksi Nilai Transaksi 1 6 April 2010 melakukan pembelian ATK untuk kegiatan kantor dari rekanan AB 50.000 2 12 April 2010 menerima tagihan dari rekanan AB atas pembelian ATK 3 15 April 2010 melakukan pembayaran atas tagihan rekanan AB melalui Bendahara Pengeluaran 50.000 4 20 April 2010 melakukan pembelian mobil ambulans pada rekanan ST (bayar LS pada tanggal yg sama) 250.000 5 1 Mei 2010 melakukan pembayaran gaji pegawai 500.000 Ilustrasi Kasus Akuntansi Belanja 1) Transaksi tanggal 6 April 2010 tidak ada jurnal yang dibuat baik dalam akuntansi berbasis AKRUAL maupun CTA 2) Transaksi tanggal 12 April 2010 AKRUAL: Beban ATK 50.000 Utang pada Rekanan AB 50.000 CTA: Tidak ada jurnal yang dibuat 3) Transaksi tanggal 15 April 2010 AKRUAL: Utang pada Rekanan AB 50.000 Kas 50.000 CTA: Belanja ATK 50.000 Kas 50.000 Ilustrasi Kasus Akuntansi Belanja 4) Transaksi tanggal 20 April 2010 AKRUAL: Aset Tetap Mobil Ambulans 250.000 Kas 250.000 CTA: Belanja Modal-Mobil Ambulans 250.000 Kas 250.000 Aset Tetap Mobil Ambulans 250.000 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 250.000 5) Transaksi tanggal 1 Mei 2010 AKRUAL: Beban Gaji Pegawai 500.000 Kas 500.000 CTA: Belanja Gaji Pegawai 500.000 Kas 500.000