Vous êtes sur la page 1sur 23

Sirosis Hepatis

Oleh : Beny Herlingga


Pembimbing : dr. Sahid SP.pd

Definisi

Penyakit hati kronis yang di


cirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal
oleh lembar lembar jaringan
ikat dan nodul regenerasi
sel hati

Etologi
Di Amerika penyebab dari sirosis hepatis yang tersering
akibat alkoholik
Di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B
maupun C. hepatitis B (30-40%), virus hepatitis C (3040%), dan penyebab yang tidak diketahui (10-20%).

Patofisiologi
Alkohol

hepatitis virus

alkoholdehidrogenase
Asetaldehid
dan asetat

non spesifik
sel NK

Oksidasi lemak
& lipogenesis

respon imun spesifik


sell imfosit T & sel limfosit B
lisis sell

Steatosis hati
hepatosit rusak (neckrosis)

hepatosit hidup

lisosom & sitokin

regenerasi sell

aktivasi sel kupffer

hiperplasi sel

stimulasi sel stella hepatic


sekresi kolagen

nodul

Fibrotik
Sirosis hepatis

Hemokromatosis penyakit sebuah penyakit di mana besi


tidak dimetabolisme dan menumpuk di jaringan di
seluruh tubuh, terutama di hati.
Penyakit Wilson penimbunan tembaga dalam jaringan
hati
nonalkoholik steatohepatis
Kholestasis berkepanjangan
Gangguan autoimun,
Toksin dan obat-obatan,
Kriptogenik

Sirosis hepatis

Hipertensi porta

Gangguan faal hati

Gangguan faal hati


Metabolisme
protein ,karbohidrat

Hipoalbumin

metabolisme
steroid

Glikogenesis
Glikogenolisis
tek osmotik

Bilirubin indirect
Bilirubin direct
Ikterus

hipoglikemi

acites

estrogen

testosteron

genikomasti
atrofi testis
eritema palmaris
spider nevy

Hipertensi porta
V.lienalis
splenomegali
hipersplenisme

V. esophageal

v. Paraumbilikalis v mesentrika inf

varisces eshophagus

caput medusae

hemoroid interna

Hematemesis melena
leukosit
trombosit
HB

anemia
amoniak
fx detoksifikasi
Ensephalopati hepatikum

pansitopeni

Klasifikasi Sirosis Hepatis


Berdasarkan morfologi, Sherlock membagi
sirosis hepatis atas 3 jenis, yaitu :
Mikronodular nodul-nodul berukuran < 3 mm.
Makronodular nodul-nodul berukuran > 3
mm.
Campuran Yaitu gabungan dari mikronodular
dan makronodular.

Secara fungsional, sirosis hepatis terbagi atas :


1. Sirosis Hepatis Kompensata.
2. Sirosis Hepatis Dekompensata

Klasifikasi child pugh

Gambaran Klinik

Penurunan nafsu makan dan berat badan


Mual
Perasaaan perut kembung
Perasaan mudah lelah dan lemah, kelemahan otot.
(eritemapalmaris, spider nevi, ginekomastia, atrofi testis,
dan gangguan siklus haid)
Ikterus
Perdarahan saluran cerna bagian atas

Pemeriksaan Laboratorium
Darah Tepi
Kimia Darah

Serologi
Endoskopi
USG/CT scan
Laparoskopi
Biopsi hati

Anemia, leukopenia, trombositopenia


Bilirubin, transaminase alkaline
fosfatase, albumin-globulin
elektrolit (K, Na, dll) bila ada ascites
HBsAg dan anti HCV
saluran cerna atas Varises, gastropati

Dilakukan bila koagulas memungkinkan


dan diagnosis masih belum pasti

Penatalaksanaan
Hematemesis melena
Resusitasi cairan
Tranfusi Whole blood
Pemasangan NGT

Diagnosis
Terapi
Profilaksis

cairan kristaloid 2-4x cairan


keluar (hindari RL)
jika masih ada perdarahan
masif
kumbah lambung dengan air es
100 -150 ml observasi tiap 2jam
sampai perdarahan (-)

Hemostatika
asam lambung

Sterilisasi usus

Vasopresor

Vit k 10 40 mg
Asam traneksamat
antasida tiap 6- 8 jam
H2 bloker ranitidin 2x 1 amp
neomisin
4x 1g atau
kanamisin
4x500mg
laktulosa
30ml (20g)
b bloker

Acites
1. Terapi konservatif
Diet rendah garam
Retriksi cairan
Diuretik
spinorolakton 100mg 200mg/hari
2. Albumin
3. Pungsi

Enchephalopati hepatikum
Stadium

Manifestasi Klinis

Kesadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya


ingat, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.

Gangguan pola tidur

Letargi

Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia

Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.

Pasang sonde
Sterilisasi usus lavement
neomicyn
Laktulosa
Stop makanan yang mengandung nitrogen
Ex daging sapi, teri, sardin, kerang
Stop diuretik
evaluasi SE
Comafusin
AARC
tangkap gugus OH
Antibiotik profilaksis

Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)


Peradangan peritoneum akibat infeksi cairan acites.
Diagnose SBP
berdasarkan pemeriksaan pada cairan asites, dimana
ditemukan sel polimorfonuklear lebih dari 250 sel /
mm3 dengan kultur cairan asites yang positif.

Sindrom Hepatorenal
Hipertensi porta
Vasodilatasi splanik

Perfusi ginjal
SHR
rennin angiotension
system saraf simpatis

vasokonstriksi renal
retensi natrium

Kriteria diagnostik SHR berdasarkan


International Axcites Club
1. Penyakit hati akut atau kronik dengan gagal hati lanjut
dan hipertensi portal.
2. GFR rendah, keratin serum >1,5 mg/dl atau kreatinin
klirens 24 jam < 40ml/mnt.
3. Tidak ada syok,infeksi bakteri sedang berlangsung,
kehilangan cairan dan mendapat obat nefrotoksik.
4. Tidak ada perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian
diuretic (penurunan kreatinin serum menjadi < 1,5 mg/dl
atau peningkatan kreatinin klirens menjadi > 40 ml/mnt)
5. Proteinuria < 0,5 g/hari dan tidak dijumpai bstruktif
uropati atau penyakit parenkim ginjal secara
ultrasonografi.

Kriteria tambahan :
1. Volume urin < 500 ml / hari
2. Natrium urin < 10 meg/liter
3. Osmolalitas urin > osmolalitas plasma
4. Eritrosit urin < 50 /lpb
5. Natrium serum <130 meg / liter
Semua kriterua mayor harus dijumpai dalam menegakkan
diagnosa SHR, sedangkan criteria tambahan merupakan
pendukung untuk diagnosa SHR

Terimakasih

*Corect Me If Im Wrong

Vous aimerez peut-être aussi